Anda di halaman 1dari 41

Definisi Radiasi

Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk


gelombang elektromagnetik. Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana
energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh
benda lain. Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda
memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi
infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh
radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola
lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan
partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik.
Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi
probabilitas tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang
diberikan oleh hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling
mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmann
memberikan intensitas panas. Perpindahan kalor dengan cara radiasi sedikit
berbeda dibandingkan dengan perpindahan kalor secara konduksi dan
perpindahan kalor secara konveksi. Perpindahan kalor dengan cara konduksi dan
konveksi terjadi ketika benda-benda yang memiliki perbedaan suhu saling
bersentuhan. Sebaliknya, perpindahan kalor secara radiasi bisa terjadi tanpa
adanya sentuhan.

Contoh perpindahan kalor secara radiasi adalah hangatnya tubuh anda


ketika berada di dekat tungku api dan perpindahan kalor dari matahari menuju
bumi. Matahari memiliki suhu lebih tinggi (sekitar 6000 Kelvin), sedangkan bumi
memiliki suhu yang lebih rendah. Adanya perbedaan suhu antara matahari dan
bumi menyebabkan kalor berpindah dari matahari (suhu lebih tinggi) menuju bumi
(suhu lebih rendah). Seandainya perpindahan kalor dari matahari menuju bumi
memerlukan perantara alias medium, sebagaimana perpindahan kalor secara
konduksi dan konveksi, maka kalor tidak mungkin tiba di bumi, kalor harus
melewati ruang hampa (atau hampir hampa). Contoh lain perpindahan kalor
secara radiasi adalah panas yang dirasakan ketika kita berada di dekat nyala api.
Panas yang kita rasakan bukan disebabkan oleh udara yang kepanasan akibat
adanya nyala api. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, udara yang panas
akan
memuai sehingga massa jenisnya berkurang. Akibatnya udara yang massa
jenisnya berkurang bergerak vertikal ke atas, tidak bergerak horisontal ke arah
kita. Tubuh kita terasa hangat atau panas ketika berada di dekat nyala api karena
kalor berpindah dengan cara radiasi dari nyala api (suhu lebih tinggi) menuju
tubuh kita (suhu lebih rendah).

Mekanisme Fisis

Radiasi termal merambat dengan kecepatan cahaya 3x10 10 cm/s.


Kecepatan ini sama dengan hasil perkalian panjang gelombang dengan frekuensi
radiasi :

c=λv

dimana : c = kecepatan cahaya

λ = panjang gelombang

v = frekuensi

Perambatan radiasi termal berlangsung dalam bentuk kuantum-kuantum


yang diskrit atau farik (discrete), setiap kuantum mengandung energy sebesar :

E=hv

Dimana h ialah konstanta Planck yang nilainya h = 6,625 x 10-34 Js

Gambar. Spektrum Electromagnetik


Gambaran fisis yang amat kasar tentang perambatan radiasi diperoleh
dengan menganggap setiap kuantum sebagai suatu partikel yang mempunyai
energy, massa, dan momentum, seperti halnya molekul gas. Jadi radiasi dapat
digambarkan sebagai gas foton yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
lain. Energi total Radiasi yang dipancarkan dapat dihitung dengan hukum Stefan-
Boltzmann :

Eb = σ T4

Dalam analisis termodinamika, densitas energy dihubungkan dengan


radiasi energy dari permukaan per satuan waktu per satuan luas. Jadi permukaan
bagian dalam yang dipanaskan dari suatu ruang tertutup menghasilkan densitas-
energi radiasi-termal tertentu dalam ruang itu. Hukum Stefan-Boltzmann
menjelaskan tentang radiasi benda hitam. Disebut radiasi benda hitam karena
bahan yang mematuhi hukum ini tampaknya hitam di mata, benda itu tampak
hitam karena tidak memantulkan sesuatu radiasi. Jadi benda hitam ialah juga
benda yang menyerap seluruh radiasi yang menyimpannya. Eb disebut daya
emisi benda hitam.

Sifat-Sifat Radiasi

Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian


dari radiasi itu dipantulkan (refleksi),
sebagian diserap (absorpsi), dan sebagian
lagi diteruskan (transmisi), seperti
digambarkan pada gambar disamping.
Fraksi yang dipantulkan dinamakan
reflektivitas ρ, fraksi yang diserap
absorpsivitas α, dan fraksi yang diteruskan
transmisivitas T. maka Ρ + α + T = 1

Ada dua fenomena yang dapat diamati bila radiasi menimpa suatu
permukaan. Jika sudut jatuhnya sama dengan sudut refleksi, maka dikatakan
refleksi itu specular. Di lain pihak, apabila berkas yang jatuh itu tersebar secara
merata ke segala arah sesudah refleksi, maka refleksi itu disebut baur (diffuse).
Refleksi specular memberikan bayangan cermin dari sumber kepada
pengamat.Tetapi tidak ada permukaan sebenarnya hanya specular atau baur.
Sebuah cermin biasa tentu bersifat specular untuk cahaya tampak tetapi belum
bersifat specular untuk keseluruhan rentang panjang gelombang radiasi termal.
Biasanya, permukaan yang kasar lebih menunjukkan sifat baur daripada
permukaan yang diumpankan mengkilap. Demikian pula, permukaan yang
diumpan lebih specular daripada permukaan kasar. Pengaruh kekasaran
permukaan terhadap sifat-sifat radiasi termal bahan merupakan masalah yang
meminta perhatian serius dan masih menjadi bahan penelitian. Daya emisi E
suatu benda ialah energy yang dipancarkan benda itu satu per satuan waktu.

Gambar (a) specular (∅1 - ∅2) dan (b) refleksi baur

Benda kelabu
Benda kelabu ialah benda yang mempunyai emisivitas monokromatik yang
tidak bergantung pada panjang gelombang.

Emisivitas monokromatik didefinisikan sebangai perbandingan antara daya


emisi-monokromatik dengan daya emisi monokromatik benda hitam pada panjang
gelombang dan suhu yang sama.

Sehingga

Di mana 𝐸𝑏𝜆 ialah daya emisi benda hitam per satuan panjang gelombang.
Jika terdapat kondisi benda kelabu, artinya 𝜖𝜆 = konstan, maka persamaan (8-9)
menjadi sederhanaEmisivitas berbagai benda mungkin berbeda sekali menurut
panjang-gelombang, suhu, dan kondisi permukaan. Beberapa contoh nilai
emisivitastotal berbagai permukaan diberikan pada lampiran A. suatu tinjauan
yang sangat lengkap tentang sifat-sifat radiasi diberikan dalam rujukan 14.
Hubungan fungsi untuk 𝐸𝑏𝜆 diturunkan oleh planck dengan menggunakan
konsep kuantum untuk energy elektromagnetik. Penurunan itu sekarang biasanya
dilakukan dengan metode termodinamik statistic, dan 𝐸𝑏𝜆 ternyata berhubungan
dengan densitas energy pada persamaan

atau

di mana 𝜆 = panjang gelombang , 𝜇𝑚


T = suhu , K
C₁ = 3,743 x 108 W. 𝜇𝑚4/ m² [1,187 x 108 Btu . 𝜇𝑚4/ h . ft²]
C₂ = 1,4387 x 104 𝜇𝑚 . K [2,5896 x 104 𝜇𝑚 . °R]
Grafik 𝐸𝑏𝜆 sebagai fungsi suhu dan panjang gelombang diberikan pada
Gambar 8-5a. perhatikan bahwa puncak kurva pada suhu tinggi tergeser ke arah
panjang gelombang yang lebih pendek.
𝜆 𝑚𝑎𝑘𝑠T = 289,6 𝜇𝑚 . K [5215,6 𝜇𝑚 . °R]

(a) Panjang gelombang 𝜆,𝜇𝑚


(a) Panjang gelombang 𝜆,𝜇𝑚

Daya emisi benda hitam sebagai fungsi panjang gelombang dan suhu; (b)
perbandingan antara daya emisi benda hitam ideal dan benda kelabu dengan
daya emisi permukaan nyata.
Gambar (8-5b) menunjukkan spectrum radiasi relative dan benda hitam
pada 3000°F dan benda kelabu ideal yang sebanding dengan emisivitas 0,6.
Juga diberikan di situ kurva yang menunjukkan tingkah laku kira-kira untuk
permukaan yang nyata, yang mungkin sangat berbeda dari benda hitam ideal
maupun benda benda kelabu ideal . Oleh karena pita panjang gelombang yang
dapat dilihat oleh mata terletak antara 0,3 dan 0,7 𝜇𝑚, maka hanya sebagian kecil
saja spectrum energi-radiasi pada suhu rendah yang dapat diindera mata. Ketika
benda dipanaskan, intensitas maksimum digeser kea rah panjang gelombang
pendek, dan tanda pertama yang memperlihatkan adanya kenaikan suhu benda
ialah warna merah cerah, kemudian kuning cerah, dan akhirnya putih. Bend
itupun kelihatan jauh lebih terang pada suhu yang lebih tinggi, karena lebih
banyak bagian radiasinya yang masuk daerah tampak.
Sering kita ingin mengetahui jumlah radiasi yang dipancarkan oleh benda
hitam pada suatu rentang panjang gelombang tertentu. Fraksi total energy radiasi
yang dipancarkan antara 0 dan 𝜆 diberikan oleh
Persamaan dapat ditulis kembali dengan membagi kedua ruas persamaan
dengan 𝑇5, sehingga

variable tunggal 𝜆𝑇. Hasilnya telah disusun dalam suatu daftar oleh
Dunkle. Grafik perbandingan dalam persamaan disajikan dalam gambar dan
daftarnya pada daftar 8-1. Jika kita ingin mendapatkan energy radiasi yang
dipancarkan antara panajang gelombang 𝜆₁ dan 𝜆₂, maka

Perlu dicatat bahwa lubang seperti pada gambar bersifat hampir seperti
benda-hitam

Gambar Fraksi radiasi benda-hitam dalam interval panjang gelombang


Gambar. Daftar Fungsi-fungsi Radiasi
Contoh soal :

Sebuah plat kaca ukuran 30cm bujur sangkar digunakan untuk melihat radiasi
dari dalam tanur. Transmisivitas kaca adalah 0,5 dan 0,2 sampai 3,5 um.
Emisivitas dapat dianggap 0,3sampai 3,5 um. Andaikan tanur itu suatu benda
hitam pada 20000C, hitunglah energy yang diserap kaca itu dan energy yang
ditransmisi.

Penyelesaian :
T = 20000C = 2273 K
λ1T = (0,2) (2273) = 456,6 μm . K
λ2T = (3,5) (2273) = 7955,5 μm . K
A = (0,3) = 0,09 m2
𝐸𝑏 𝜆 𝐸𝑏 𝜆
𝑇 𝑇
σT4 = (5,669 x 10-8)(2273)4= 1513,3 kQ/m2
total radiasi datang
0,2μm< λ < 3,5 μm = (1,5133 x 106) (0,85443-0) (0,3)2
= 116,4 kW [ 3,97 x 105Btu/h]
Transmisi radiasi total = (0,5)*116,5) = 58,2 kW

Absorpsi radiasi = (0,3) (116,4) = 34,92 kW untuk 0 < λ < 3,5 μm


(0,9) ( 1- 0,85443 ) ( 0,09 ) = 18,84 kW untuk 3,5 μm< λ <oo
Total absorpsi radiasi = 34,92 + 17,84 = 52,76 kW

Faktor Bentuk Radiasi

Misalkan ada dua buah permukaan hitam A1 dan A. Kita ingin mendapatkan
suatu persamaan umum untuk pertukaran energy antara kedua permukaan itu
apabila keduanya mempunyai suhu yang berlainan. Masalahnya menjadi
bagaimana menetukan jumlah energy yang meninggalkan permukaan yang satu
dan mencapai permukaan yang lain. untuk menyelesaikan soal ini kita definisikan
factor bentuk radiasi sebagai berikut:
F1-2 = fraksi energy yang meninggalkan permukaan 1 yang mencapai
permukaan 2
F2-1 = fraksi energy yang meninggalkan permukaan 2 yang mecapai
permukaan 1
Fm-n = fraksi energy yang meninggalkan permukaan m yang mencapai
permukaan n

Nama lain untuk factor bentuk radiasi ialah factor pandangan , factor sudut, dan
factor konfigurasi . energy yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai di
permukaan 2 ialah
Eb1A1F12
Dan energy yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai di permukaan 1 ialah
Eb2A2F21
Oleh karena semua permukaan itu hitam, seluruh radiasi yang menimpanya akan
diserap dan pertukaran energy netto ialah
Eb1A1F12 - Eb2A2F21 = Q1-2

Gambar Unsur bidang yang digunakan untuk menurunkan factor factor radiasi

Jadi untuk mendapatkan energy yang di pancarkan unsur luas dA1 ke suatu arah
tertentu sehingga dA1 pada arah yang ditunjuk oleh Ø1 ialah
IbdA1 cos Ø1
Dimana Ib adalah intensitas benda hitam . radiasi yang sampai ke unsur luas dAn
pada jarak r dan A1
Gambar Pandangan elevasi luas yang di tunjukkan 8-8

Gambar System kordinat bola yang digunakan untuk menurunkan factor radiasi
Perhatikan radiasi dari bidang kecil dA1 ke piring rata A2. Sebagai unsur luas dA2
di pilih cincin lingkaran dengan jari jari x, jadi

Maka dapat kita buat persamaan Dn integrasi untuk luas A2


Perhitungan factor bentuk ini dapat dengan geometri. Seperti rujukan 3.5,24.
Rujukan 38 memberikan hubungan analitis factor bentuk

Gambar Faktor bentuk radiasi untuk radiasi anatar dua siku empat sejajar

Gambar Bentuk radiasi untuk radiasi anatara dua piring sejajar


Jika kedua permukaan itu mempunyai suhu yang sama, maka tidak terjadi
pertukaran kalor, artina Q1-2
Eb1 = Eb2
Sehingga A1F12= A2F21
Q1-2 = A1F12 (Eb1- Eb2) = Q1-2

Contoh soal :
Dua plat hitam sejajar ukuran 0,5 x 1,0 m terpisah pada jarak 0,5 m. salah satu
plat dipelihara pada suhu 10000C dan yang satu lagi 5000C. berapa pertukaran
kalor radiasi antara kedua plat itu?

Sehingga F12 = 0,285. Perpindahan kalor dihitung dari


Q = A1F12(Eb1- Eb2) = σA1F12(T14 – T24)
= (5,669 X 10-8) (0,5)(0,285)(12734- 7734)
= 18,33 kW (62.540Btu/h)

TINGKAH LAKU PERMUKAAN NYATA


Permukaan-nyata, umpamanya, tidak sempurna, sempurna radiasi yang
dipancarkan tidak sama di semua Arah. Karakteristik pancaran-permukaan
beberapa Gameplay 8-17. Kurva-kurva itu menunjukkan perbedaan tingkah-laku
yang menciri antara konduktor (penghantar) listrik dan yang bukan konduktor.
Konduktor memancarkan lebih banyak energi ke Arah yang memiliki sudut azimut
besar. Tingkah-laku ini dapat dengan mudah diterangkan dengan teori dasar
gelombang elektromagnetik,
Gambar. Faktor factor radiasi untuk radiasi antara dua titik siku empat tegak lurus
dengan sisi yang lain bersamaan.
Gambar. Factor factor radiasi untuk dua silinder konsentrik dengan panjang
berhingga (a ) silinder luar itu sendiri (b) silinder luar ke siloinder dalam.

Sebagai akibat dari tingkah laku dasar konduktor dan non konduktor kita dapat
memperkirakan penampilan bola yang di panaskan suhu pijar. Bola yang terbuat
dari bahan tak menghanatar akan menunjukan sifat yang belawanan dan akan
tampak terang pada pusat dan gelap pada tepinya.

Gambar. Factor factor bentuk radiasi antara dua piring konsentrik sejajar.
Reflektans dan absortans radiasi termal dari permukaan yang nyata merupakan
fungsi lingkungan di samping fungsi permukaan itu. Distrubusi intensitas radiasi
dengan panjang gelombang mungkin merupakan fungsi yang kompleks dari suhi
dan karakteristik permukaan dari semua .
Oleh

Oleh karena itu, untuk benda kelabu a = konstan, dan Persamaan (8-23) akan
membe rikan hasil absorptivitas total konstan dan tidak bergantung pada
distribusi panjang- gelombang radiasi yang menimpa. Selanjutnya, oleh karena
emisivitas dan absorptivitas untuk benda-benda kelabu konstan untuk panjang
gelombang, maka kedua parame ter itu pun tidak kompatibel dari suhu. Hanya
sayang, permukaan-permukaan yang tidak biasa "kelabu", dan kita akan
memasukkan beberapa kesalah- jika semu anya itu kita milikikan tingkah-laku
benda kelabu.
HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI FAKTOR BENTUK
Beberapa persamaan yang menghubungkan faktor – faktor bentuk dapat
diperoleh dengan memperhatikan sistemyang digambarkan pada gambar 8-19.
Umpamakan kita ingin mengetahui faktor bentuk untuk radiasi dari bidang 𝐴3 ke
bidang gabungan 𝐴1,2. Faktor bentuk ini mesti dibuat sangat sederhana seperti
F3−1,2 =F3−1 +F3−2
Artinya, faktor – bentuk total ialah jumlah dari faktor – faktor bentuk yang
membentuknya. Persamaan dapat pula kita tulis
A3F3−1,2 =A3F3−1 +A3F3−2
Dan dengan menggunakan hubungan resiprositas
A3F3−1,2 = A1,2F1,2−3
A3F3−1 = A1F1−3
A3F3−2 = A2F2−3
Dan persamaan itu dapat ditulis kembali sebagai
A1, 2F1, 2−3 =A1F1−3 +A2F2−3
yang menyatakan secara sederhana bahwa radiasi total yang mencapai
permukaan 3 ialah jumlah dari radiasi dari permukaan pada gambar 8-20 dengan
menggunakan faktor bentuk yang diketahui, untuk siku – empat tegak lurus
dengan sisi bersama

F3 – 1,2 = F3 – 1 + F3 – 2
A3F3 – 1,2 = A3F3 – 1 + A3F3 – 2
A1,2F1,2 – 3 = A1F1 – 3 + A2F2 – 3

Gambar Hubungan antara faktor-bentuk.


Gambar
Sesuai dengan persamaan , kita tulis
F1−2,3 =F1−2 +F1−3
Baik 𝐹1−2,3 maupun 𝐹1−2 dapat ditentukan dari gambar, sehingga 𝐹1−3 dapat
dengan mudah dihitung dari dimensi – dimensi yang diketahui. Sekarang
perhatikan situasi yang lebih rumit seperti pada gambar. Kita ingin mendapatkan
persamaan untuk 𝐹1−4 yang menggunakan faktor bentuk yang sudah diketahui
untuk siku empat tegak – lurus dengan sisi bersama. Sesuai dengan persamaan
kita tulis
A1,2F1,2−3,4 =A1F1−3,4 +A2F2−3,4
Baik 𝐹1,2−3,4 maupun 𝐹2−3,4 dapat kita peroleh dari gambar 8-14 dan 𝐹1−3,4
dapat dituliskan:
A1F1−3,4 =A1F1−3 +A1F1−4
A1,2F1,2−3 =A1F1−3 +A2F2−3
A1F1−3 kita selesaikan dari , dan hasilnya disisipkan kedalam , dan persamaan
A1F1−3,4 dihasilkannya dimasukkan ke dalam, kita dapatkan
A1,2F1,2−3,4 =A1,2F1,2−3 −A2F2−3 +A1F1−4 +A2F2−3,4
Perhatikan bahwa semua faktor bentuk, kecuali 𝐹1−4 dapat di tentukan dari
gambar 8-14. jadi,
F1−4 = 1𝐴1 (A1,2F1,2−3,4 +A2F2−3 −A1,2F1,2−3 −A2F2−3,4)
Dalam pembahasan di atas, pengandaian kita ialah bahwa benda – benda itu
tidak bisa memandang dirinya sendiri. Artinya
F11 =F22 =F33 =0 ・ ・ ・
Agar betul – betul bersifat umum, kita harus memasukkan juga kemungkinan
permukaan lengkung cekung, yang dapat memandang dirinya sendiri. Persamaan
umum menjadi
Σ𝐹𝑖𝑗=1,0𝑛𝑗=1
Dimana 𝐹𝑖𝑗 ialah fraksi energy total yang meninggalkan permukaan i yang sampai
pada permukaan j. jadi, untuk lingkung tiga – permukaan dapat kita tuliskan :
F11 +F12 +F13 =1.0

Gambar susunan umum siku-empat tegak-lurus


Dan 𝐹11 menunjukkan fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 dan
menimpa dirinya sendiri. Dalam menganalisis pertukaran radiasi anttara
permukaan – permukaan lengkung, kita harus lebih hati – hati.
Hamilton dan Morgan [5] menyajikan persamaan – persamaan umum untuk siku
empat sejajar atau tegak lurus satu sama lain, dengan menggunakan faktor
bentuk yang bisa didapatkan dari gambar 8-12 dan 8-14. Dua situasi yang
menarik perhatian ialah seperti ditunjukkan pada gambar 8-12 dan gambar 8-23.
Untuk siku empat tegak lurus dalam gambar 8-2, dapat dibuktikan bahwa
hubungan resiprositas di bawah ini berlaku
A1F13: =A3F31’=A3’F3’1 =A1’F1’3 [8-30]
Dengan menggunakan hubungan resiprositas di atas, faktor bentuk radiasi 𝐹13
dapat dinyatakan oleh

Dimana suku suku K di definisikan sebagai


𝐾𝑚−𝑛 = 𝐴𝑚𝐹𝑚−𝑛
𝐾(𝑚)² = 𝐴𝑚𝐹𝑚−𝑚´
Generalisasi susunan siku empat sejajar terlihat pada Gambar Hubungan
resiprositas yang berlaku pada situasi ini diberikan dalam rujukan 5 sebagai
𝐴1𝐹19´ = 𝐴3𝐹37´ = 𝐴9𝐹91´ = 𝐴7𝐹73´

Gambar 8-23 susunan umum siku empat sejajar


Dengan memanfaatkan hubungan ini, dapatlah kita turunkan faktor bentuk 𝐹19,
sebagai

Nomenklatur untuk suku – suku K sama dengan yang diberikan pada persamaan
tersebut

Pertukaran Kalor Antara Benda-Tak-Hitam

Perhitungan perpindahan kalor radiasi antara permukaan permukaan hitam


cukup mudah karena semua energi radiasi yang menimpa permukaan itu diserap.
Masalah pokoknya ialah menentukan faktor-bentuk geometri tetapi apabila faktor
itu telah ditentukan, perhitungan pertukaran kalornya menjadi sangat sederhana.
Bila benda itu ialah benda-tak-hitam (nonblackbodies), maka situasinya menjadi
lebih pelik karena tidak seluruhnya energi yang jatuh dipermukaan itu akan
diserap, sebagian akan dipantulkan kembali keluar sistem itu sama sekali.
Masalahnya bisa menjadi rumit sekali karena energi radiasi itu mungkin
dipantulkan bolak balik berkali kali di antara permukaan permukaan perpindahan
kalor itu.

Contoh soal :

Dua buah siku-empat 50x50cm dipasan tegak lurus satu sama lain dengan
sebuah sisi sekutu. Salah satu permukaan mempunyai suhu T1 = 1000K, є1 = 0,6
sedangkan permukaan yang satu lagi diisolasi dan berada dalam keseimbangan
radiasi dengan ruang sekelilingnya yang berada pada suhu 300 K. tentukan suhu
permukaan dan kalor yang dilepas permukaan yang 1000K

Penyelesaian :

Jaringan radiasi dimana permukaan 3 ialah ruang kamar dan permukaan 2


ialah permukaan yang diisolasi. Ingat bahwa J3 = Eb3 karena ruang itu besar dan
(1– є3)є3A3 mendekati nol. Karena permukaan 2 diisolasi, perpindahan kalornya
nol dan J2 = Eb2. J2 “terapung” dalam jaringan itu dan ditentukan dari neraca
energi menyeluruh. Faktor bentuk ialah

F12 = 0,2 = F21

Oleh karena F11 = 0 dan F22 = 0, kita dapatkan

F12 + F13 = 1,0 dan F13 = 1 – 0,2 = 0,8 = F23

A1 = A2 = (0,5)2 = 0,25 m2

Tahanan :

=( )(
= 2,667
)

= =( )(
= 5,0
)

=( )(
= 20,0
)

Juga kita dapatkan

Eb1 = (5,669 x 10–8) (1000)4 = 5,669 x 104 W/m2

J3 = Eb1 = (5,669 x 10– 8) (300)4 = 459,2 W/m2

Dari rangkaian didapat


q= = 8,229 kW ( 28.086 Btu/h)

perpindahan kalor ini dapat pula dituliskan :

q=( )

dan dengan menyisipkan nilai nilainya kita dapatkan

J1 = 34.745 W/m2

Nilai J2 ditentukan dengan membagi tahanan antara J1 dan J3 sehingga

Dan J2 = 7316 = Eb2 = ơT24

Akhirnya kita dapat suhu T2 = ( )¼ = 599,4 K (619 oF)

Bidang Sejajar Tak-Berhingga

Bila kita perhatikan dua buah bidang sejajar tak-berhingga, A1 dan A2 sama;
dan factor bentuk radiasi adalah satu, karena semua radiasi yang meninggalkan
bidang yang satu akan mencapai bidang yang lain. Jaringannya sama seperti
pada gambar dibawah ini :

Dan perpindahan kalor per satuan luas dapat diperoleh dari persamaan :

Dengan membuat A1=A2dan F12=1,0, Jadi :


Contoh Soal

Sebuah hamisfer (setengah bola) berdiameter 30 cm seperti pada gambar


mempunyai suhu tetap 500oC dan diisolasi pada permukaan
belakangnya.Emisivitasnya adalah 0,4. Bukannya bertukar energy dengan ruang
besar yang mempunyai suhu 30oC.Hitunglah pertukaran radiasi netto.

Sekarang, kita perhatikan bahwa semua radiasi yang meninggalkan permukaan 1


yang akan sampai ke permukaan 2 akan mengenai pula permukaan 3; artinya F12
= F13. Kita ingat bahwa A1F13 = A3F31

Tetapi, F13 = 1,0 , sehingga

Jadi 1/A1F12 = 1/(0,1414)(0,5) = 14,14

Dan kita dapat menghitung perpindahan-kalor :


Radiasi Gas

Pertukaran radiasi antara gas dengan suatu permukaan perpindahan kalor


jauh lebih kompleks dari pada situasi yang diuraikan pada bagian terdahulu.
Berbeda dengan kebanyakan benda padat, gas dalam banyak hal transparen
terhadap radiasi. Jika gas menyerap atau memancarkan radiasi, hal ini biasanya
hanya terjadi pada pita panjang gelombang yang sempit. Beberapa gas seperti
N2, O2 dan gas-gas lain dengan struktur simetri non-polar, biasanya transparen
terhadap radiasi pada suhu rendah, sedangkan CO2, H2O dan berbagai gas
hidrokarbon memberikan radiasi yang cukup berarti.
Absorpsi radiasi dalam lapisan-lapisan gas dapat di uraikan secara
analiysis seperti 9
matik intensitas I𝜆 menimpa lapisan gas yang tebalnya dx. Berkurangnya
intensitas
sebagai akibatabsorpsi pada lapisan itu diandaikan sebanding dengan tebal
lapisan dan intensitas radiasi pada titikdIλitu.
= aλIλ dx
Jadi,
Di mana konstata proposionalitas (tetapan kesebandingan) aλ disebut

koefisien absorpsi monokromatik. Integrasi persamaan ini menghasilkan ∫

Atau =

Persamaan ini disebut hukum Beer dan memberikan rumus lapuk eksponensial
yang biasa dijumpai dalam berbagai analisis radiasi yang berhubungan dengan
absorpsi. Transmisivitas monokromatik dinyatakan sebagai λ=

Jika gas itu bersifat non refleksi, maka λ+ λ= 1 Dan λ= 1–

Koefisien Perpindahan Kalor Radiasi

Mengembangkan perpindahan kalor konveksi akan lebih mudah jika kita


mendefinisikan koefisien perpindahan kalor dengan

qkonv = hkonvA(T1 – T2)

karena perpindahan kalor radisai sangat berhubungan dengan soal


konveksi,maka biasanya perpindahan kalor total dengan konveksi dan radiasi
menjadi tujuan analisis dan kedua proses itu diletakkan diatas dasar yang sama
yaitu mendefinisikan koefisien perpindahan kalor radiasi hr sebagai

qrad = hrA1( T1 – T2 )

dimana : T1,T2 : suhu masing masing benda yang bertukaran kalor radiasi.

Perpindahan kalor total adalah jumlah perpindahan kalor konveksi dan radiasi,

q = ( hc + hr ) A1 ( Tw – T x )

jika dianggap permukaan perpindahan radiasi kedua merupakan suatu ruang


kurung yang suhunya sama dengan suhu fluida. Umpamanya perpindahan kalor
konveksi bebas dan radiasi dari sebuah pipa panas yang terletak dalam suatu
ruang dapat dihitung dengan rumus tersebut. Dalam banyak hal, koefisien
perpindahaan kalor konveksi tidak terlalu bergantung pada suhu. Namun
koefisien prpindahaan kalor radiasi nilai hr nya dapat dihitung dari :

( )
= hr (T1 –T2)
( )( )

( )( )
hr =
( )( )

Sifat-Sifat Radiasi Lingkungan

Perpindahan kalor radiasi disuatu lingkungan ditentukan oleh sifat-sifat


adsorpsi, tebaran atau hamburan (sacattering), dan refleksi atmosfer dan
permukaan-permukaan alamiah. Ada dua jenis fenomena hamburan yang terjadi
pada atmosfer. Hamburan molekul terjadi karena adanya interaksi antara radiasi
dengan masing-masing molekul, contohnya warna biru pada langit. Hamburan
partikel terjadi karena interaksi antara radiasi dengan berbagai jenis partikel yang
mengambang di udara. Hamburan maksimum terjadi bila panjang gelombang
sama dengan ukuran partikel, dan hamburan ini berkurang dengan bertambah
panjangnya panjang gelombang.
Fenomena refleksi dalam atmosfer terjadi bila panjang gelombang lebih
kecil dari ukuran partikel, dan daerah ini hampir tidak bergantung pada panjang
gelombang. Istilah albedo digunakan untuk menyatakan sifat-sifat refleksi
permukaan dan difenisikan sebagai. A=albedo= energi yang dipantulkan/energi
yang menimpa

11

Atmosfer menyerap radiasi dengan agak selektif dalam pita panjang


gelombang yang sempit. Absorpsi radiasi surya berlangsung pada pita panjang
gelombang yang sama sekali berlainan dari absorpsi radiasi dari bumi karena
adanya perbedaan spektrum kedua jenis radiasi. Oleh karena itu atmosfer
befungsi hampir sebagai rumah kaca, menangkap radiasi surya yang datang, dan
menyediakan energi untuk kehangatan manusia di bumi.

Radiasi surya

Radiasi surya merupakan radiasi termal yang mempunyai panjang


gelomang yang khusus. Intensitasnya dipengaruhi oleh:
 Kondisi atmosfer
 Saat dalam tahun
 Sudut timpa matahari di permukaan umi.

Pada batas luar atmosfer iradiasi surya total adalah 1395W/m2 saat bumi
erada pada jarak rata-ratanya dari matahari. Angka ini diseut konstanta surya.
Energi surya akan terabsobsi oleh CO2 uap air dan partikel lain yang berada
di udara. Energi surya akan maksimum sampai ke permukaan bumi apaila
terdapat bidang pandang yang leih luas terhadap fluks surya yang datang dan
berkas sinar surya menempuh jarak yang lebih pendek di atmosfer sehingga
leih sedikit yang terabsorbsi.

Radiasi surya yang sampai ke permukaan bumi tidak termasuk seagai


radiasi dari enda kelau ideal seperti saat masih erada di luar atmosfer. Untuk
menentukan suhu benda-hitam ekuivalen untuk radiasi surya dapat digunakan
panjang gelomang dimana terdapat spektrum yang maksimum ( kira – kira
5μm ) dan hukum pergeseran wien sehingga didapat.

Jadi suhu ekivalen untuk radiasi termal adalah 5800K


PERTUKARAN KALOR ANTARA BENDA TAK HITAM

Perhitungan perpindahan kalor radiasi antara permukaan-permukaan hitam


cukup mudah karena semua energi radiasi yang menimpa permukaan itu diserap.
Masalah pokoknya adalah menentukan faktor bentuk geometri, tetapi apabila faktor
itu telah di tentukan, perhitungan pertukaran kalornya menjadi sangat sederhana.
Bila benda itu ialah bendat tak hitam (non black bodies), maka situasinya menjadi
lebih pelik, karena tidak seluruhnya energi yang jatuh dipermukaan itu akan diserap
sebagian akan dipantulkan kembali ke permukaan perpindahan kalor lainnya dan
sebagian di pantulkan ke luar sistem itu. Masalahnya bisa menjadi rumit sekali
karena energi radiasi itu mungkin di pantulkan berkali- kali diantara permukaan-
permukaan perpindahan kalor itu.

Sekarang kita akan andaikan bahwa semua permukaan yang akan kita persoalkan
dalam analisis kita bersifat baur dan mempunyai suhu seragam dan bahwa sifat-sifat
refleksi serta emisinya konstan di seluruh permukaan. Kita definisikan 2 istilah baru:

G = Iradiasi (Irradiation)

yaitu total radiasi yang menimpa suatu permukaan per satuan waktu per satuan luas.

J = Radiositas (Radiocity)

yaitu total radiasi yang meninggalkan suatu permukaan per satuan waktu per satuan
luas.

Disamping pengandaian diatas, akan kita andaikan pula bahwa iradiasi dan
radiositas seragam pada permukaan itu. Pengandaian ini tidak seluruhnya benar baik
untuk permukaan baur kelabu ideal sekalipun, tetapi persoalan akan menjadi pelik
apabila tidak kita gunakan batasan analitis ini. Sparrow dan Cess (10) telah
membahas soal-soal tersebut. Radiositas ialah jumlah energi yang di pancarkan
(emisi) dan energi yang di pantulkan (refleksi) apabila tidak ada energi yang di
teruskan (transmisi), atau:

Dimana € ialah emisivitas dan Eb emisi benda hitam. Oleh karena itu transmisivitas
kita andaikan nol, maka refleksivitas dapat kita nyatakan sebagai:

Sehingga,
Gambar 8-24

(a) Keseimbangan energi permukaan untuk bahan buram, (b) Unsur yang
menggambarkan “ tahanan permukaan” dalam metode jaringan radiasi.

Energi netto yang meninggalkan permukaan itu ialah selisih antara radiositas dan
iradiasi:

Kita nyatakan G dan J dari persamaan (8-37):

Atau:

Sekarang kita berikan suatu interpretasi yang berguna untuk persamaan (8-38). Jika
denominator (penyebut) pada ruas kanan dianggap sebagai tahanan sebagai
tahanan permukaan terhadap perpindahan kalor radiasi, dan numerator (pembilang)
sebagai beda potensial dan aliran kalor sebagai “arus”, maka jaringan unsur itu dapat
di gambarkan seperti pada gambar (8-24) untuk menggambarkan situasi fisis yang
ada. Hal ini merupakan langkah pertama dalam metode analisis jaringan yang
dikemukakan oleh Oppenheim (20).

Sekarang kita tinjau pertukaran energi radiasi antara dua permukaan A1 dan A2. Dari
seluruh radiasi yang meninggalkan permukaan 1, jumlah yang mencapai permukaan
2 ialah:

Dan dari seluruh energi yang meninggalkan permukaan 2, yang sampai di


permukaan 1 ialah:
Gambar 8-25

(a) Pertukaran energi spasial antara dua permukaan, (b) Unsur yang
menggambarkan “ tahanan ruang” dalam metode jaringan radiasi.

Pertukaran netto diantara dua permukaan ialah:

Tetapi

Sehingga

Atau

Dengan demikian kita dapat menyusun unsur jaringan yang menggambarkan


persamaan (8-39) seperti yang terlihat pada gambar 8-25b. Kedua unsur jaringan di
tunjukkan pada gambar 8-24 dan 8-25, menggambarkan dari pokok-pokok dari
metode jaringan radiasi. Untuk menyusun jaringan soal perpindahan kalor radiasi
tertentu kita hanya perlu menghubungkan tahanan permukaan setiap permukaan dan
tahanan ruang antara potensial radiositas. Dalam hal ini perpindahan kalor netto
ialah beda potensial menyeluruh dibagi dengan jumlah semua tahanan:
Suatu soal tiga benda ditunjukkan pada gambar 8-27. Dalam hal ini masing-masing
benda itu bertukaran kalor dengan dua permukaan lain. Pertukaran kalor antara
benda 1 dan benda 2 ialah:

Dan antara benda 1 dan benda 3:

Untuk menentukan perpindahan kalor dalam soal seperti ini, kita harus menghitung
nilai-nilai radiositas. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan metode analisis standar
yang digunakan dalam teori rangkaian arus searah. Metode yang paling mudah ialah
menerapkan hukum Kirchhoff pada rangkaian tersebut, yang menyatakan bahwa
jumlah semua arus yang memasuki suatu node adalah nol. Contoh 8-6 merupakan
ilustrasi penggunaan metode ini untuk soal 3 benda.

Gambar 8-26:

Jaringan radiasi untuk 2 permukaan yang saling melihat dan tidak melihat
permukaan lain.

Gambar 8-27:
Jaringan radiasi untuk 3 permukaan yang saling melihat satu sama lain dan tidak
melihat suatu permukaan lain.

Permukaan yang terisolasi dan permukaan dengan area yang luas.

Seperti yang telah kita lihat, (Eb − J) menunjukkan potensi perbedaan aliran panas
melalui ketahanan permukaan (1 − €) / €A. Jika permukaan sempurna terisolasi, atau
memancarkan kembali semua energi, memiliki aliran panas nol dan potensi
perbedaan di permukaan perlawanan adalah nol, menghasilkan J = Eb. Namun,
permukaan terisolasi tidak memiliki nol resistansi permukaan. Akibatnya, J node
dalam jaringan mengambang, yaitu, tidak menarik arus apapun. Di sisi lain,
permukaan dengan area yang sangat besar (A → ∞) memiliki resistansi permukaan
mendekati nol, yang membuatnya berperilaku seperti blackbody dengan € = 1,0. Itu,
juga, akan memiliki J = Eb karena resistansi permukaan nol. Dengan demikian, dua
kasus ini terisolasi permukaan dan permukaan dengan area yang luas keduanya
memiliki J = Eb. Suatu soal yang dapat dengan mudah di selesaikan dengan metode
jaringan ialah soal permukaan rata yang saling bertukaran kalor, tetapi berhubungan
dengan permukaan ketiga yang tidak menukar kalor, artinya permukaan ketiga ini
diisolasi sempurna. Namun permukaan ketiga ini mempengaruhi proses perpindahan
kalor, karena ia menyerap dan meradiasi kembali energi kedua permukaan yang
saling bertukar kalor. Jaringan sistem ini ditunjukkan pada gambar 8-28. Perhatikan
bahwa node J3 tidak dihubungkan dengan tahanan permukaan radiasi karena
permukaan 3 tidak bertukar energi. Perhatikan pula bahwa untuk nilai tahanan ruang
tertulis:

Karena permukaan 3 menutup kedua permukaan lain sepenuhnya. Jaringan pada


8-28 merupakan jaringan seri-paralel yang sederhana dan dapat diselesaikan
perpindahan kalor sebagai:

Dimana hubungan reprositas

Gambar 8-28:
Jaringan radiasi untuk 2 permukaan yang menutupi permukaan ketiga yang tidak
konduksi, tetapi melakukan radiasi kembali.

Contoh 8.6: “Plat panas dalam ruang”

Dua buah plat sejajar dengan ukuran 0,5 x 1,0 m berjarak 0,5 m satu sama lain. Plat
yang satu dipelihara pada suhu 1000 0C dan yang satu lagi pada suhu 500 0C.
Emisivitas plat itu masing-masing 0,2 dan 0,5. Kedua plat tersebut terletak pada
sebuah ruang yang sangat besar, yang dinding-dindingnya dipelihara pada suhu 27
0
C. Kedua plat tersebut saling bertukaran kalor satu sama lain dengan ruang itu,
tetapi hanya permukaan plat yang saling berhadapan yang perlu diperhatikan dalam
analisis ini. Tentukan perpindahan netto ke setiap plat dan keruang.

Contoh gambar 8.6

(a) Skematik, (b) Jaringan

Penyelesaian:

Soal ini merupakan soal tiga benda, dua plat dan sebuah ruang, sehingga jaringan
radiasi ialah seperti pada gambar 8-27. Dari data soal ini:

Oleh karena luas ruang A3 sangat besar maka tahanan (1 - €3) / €3 A3 dapat
dianggap nol, dan kita dapat Eb2 = J3. Faktor bentuk diberikan pada contoh 8-2:

Tahanan-tahanan dalam jaringan itu kita hitung:


Dengan menganggap (1 - €3) / €3 A3 nol, maka kita mendapat jaringan seperti pada
gambar. Untuk menghitung aliran kalor pada masing-masing permukaan, kita harus
menentukan radiositas J1 dan J2. Jaringan ini kita selesaikan dengan membuat
jumlah arus kalor yang memasuki node J1 dan J2 nol:

Sekarang,

Dengan menyisipkan nilai nilai Eb1, Eb2, dan Eb3 kedalam persamaan (a) dan (b) kita
dapat dua persamaan dengan dua faktor yang tidak diketahui yaitu J1 dan J2 yang
dapat diselesaikan secara serentak dan memberikan:

Kalor total yang dilepas dari plat 1 ialah:

Dan kalor total yang dilepas dari plat 2 ialah:

Kalor total yang diterima ruang:


Dari sudut neraca menyeluruh, kita mesti mendapat:

Karena energi netto yang dilepaskan kedua plat, pastilah diserap oleh ruang itu.

8-7. Bidang Sejajar Tak Berhingga

Bila kita perhatikan dua buah bidang sejajar tak berhingga, A1 dan A2 sama dan
faktor bentuk radiasi adalah satu karena semua radiasi yang meninggalkan bidang
yang satu akan mencapai bidang yang lain, jaringannya sama dengan gambar 8-26,
dan perpindahan kalor per satuan luas dapat diperoleh dari persamaan (8-40)
dengan membuat A1 = A2 dan F12 = 1,0 jadi:

Bila dua silinder panjang konsentrik seperti pada gambar 8-29 saling bertukar kalor,
kita dapat memperlakukan lagi persamaan (8-40), persamaan ini kita tulis kembali
dengan mengingat bahwa F12 = 1,0:

Perbandingan luas A1 / A2 dapat diganti dengan perbandingan diameter d1 / d2, bila


kita mempersoalkan benda-benda berbentuk silinder.

Objek Cembung di Tempat Yang Besar

Persamaan (8-43) sangat penting bila diterapkan pada kasus limit benda cembung
(convec) yang ditutupi oleh seluruh permukaan cekung (concave) yang luas. Dalam
hal ini A1 / A2 = 0, dan didapat hubungan sederhana berikut:

Figure 8-29:

Pertukaran radiasi antara dua permukaan silinder


Figure 8-30

Radiasi perpindahan panas antara sederhana dua body, permukaan abu-abu. Dalam
semua kasus F12 = 1.0.

Dan didapat hubungan sederhana berikut:

Persamaan ini dapat diterapkan dengan mudah untuk menghitung rugi energi radiasi
dari benda panas dalam ruang yang besar.

Emisivitas Jelas Pada Kavitasi

Pertimbangkan kavitasi yang ditunjukkan pada gambar 8-31 memiliki area


permukaan cekung internal Ai dan emisivitas €i memancarkan keluar melalui
pembukaan dengan daerah Ao. Rongga pertukaran energi bercahaya dengan
sekitarnya di TS memiliki area yang besar dibandingkan dengan daerah pembukaan.
Kami ingin menentukan hubungan untuk emisivitas jelas pembukaan dalam hal
variabel di atas.

Gambar 8-31
Emisivitas jelas pada kavitasi

Jika seseorang mempertimbangkan permukaan imajiner Ao meliputi pembukaan dan


pertukaran panas dengan Ai kita punya:

Dan dari resiprositas,

Namun Fi0 = Fis, sehingga:

Pertukaran netto pemanasan permukaan Ai dengan tempat besar seperti yang


diberikan oleh,

Dan pertukaran energi netto pemanasan pada permukaan imajiner Ao memiliki


emissisvitas jelas €a dengan lingkungan yang besar diberikan oleh persamaan
(8-43A) sebagai,

Untuk Ao pada suhu yang sama di permukaan kavitasi Ai. Substitusi (8-44) dalam
(8-45) dan menyamakan (8-45) dan (8-46), setelah manipulasi aljabar,

Kita dapat mengamati perilaku berikut ini untuk membatasi kasus:

Atau tidak ada kavitasi semuanya.

Gambar 8-32
Emisivitas pada kavitasi

Contoh soal 8-8

Sebuah hemisfer (setengah bola) berdiameter 30 cm seperti pada gambar


mempunyai suhu tetap 500 0C dan diisolasi pada permukaan belakangnya.
Emisivitasnya adalah 0,4. Buka nya pertukaran energi radiasi dengan ruang besar
yang mempunyai suhu 30 0C. Hitunglah pertukaran radiasi netto.

Contoh gambar 8-8

Penyelesaian

Benda ini dikelilingi seluruhnya oleh lingkungan besar dan permukaan bola itu tidak
cembung artinya dapat melihat dirinya sendiri dan karena itu kita tidak boleh
menggunakan persamaan (8-43a). Pada gambar kita gunakan permukaan dalam
bola itu sebagai permukaan 1 dan lingkungannya sebagai permukaan 2, kita ciptakan
pula permukaan khayal 3 yang menutup bukaan itu. Kita sesungguhnya mempunyai
soal dengan dua permukaan (1 dan 2) sehingga kita dapat menggunakan persamaan
(8-40) untuk menghitung perpindahan kalor, jadi:
Sehingga,

Sekarang kita perhatikan bahwa semua radiasi yang meninggalkan permukaan 1


yang akan sampai ke permukaan 2 akan mengenai pula permukaan 3, artinya f12 =
f13. Kita ingat bahwa:

Tetapi F31 = 1,0 sehingga,

Jadi 1 / A1 F12 = 1/ (0,1414) (0,5) = 14.14. Kita dapat menghitung perpindahan kalor
dengan menyisipkan besaran – besaran dalam persamaan (8-40):

Anda mungkin juga menyukai