Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas berkat, rahmat,
petunjuk, kasih dan karunia-Nya, penyusun diberikan kelancaran dalam
membuat makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang berisikan ilmu
pengetahuan Perpindahan Panas Radiasi. Maksud dan tujuan penyusun dalam
menyusun makalah ini adalah untuk membahas materi yang berkaitan dengan
“radiasi”.
Penyusun menyadari sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan,
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penyusun telah berusaha
menyusun makalah ini sebaik mungkin baik dari segi isi, bentuk, teknik
penyajian, bahasa, dan lain-lain. Penyusun sangat berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak lain.

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Radiasi
2.2 Mekanisme Fisis
2.3 Sifat-Sifat Radiasi
2.4 Faktor Bentuk Radiasi
2.5 Pertukaran Kalor Antara Benda-Tak-Hitam
2.6 Radiasi Gas
2.7 Koefisien Perpindahan Kalor Radiasi
2.8 Sifat-Sifat Radiasi Lingkungan
2.9 Radiasi surya
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpindahan kalor secara radiasi disebut juga dengan sinaran termal
(thermalradiation). Radiasi termal ialah radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan oleh suatu benda karena suhunya. Disini akan diuraikan
tentang sifat dan keadaan radiasi termal, ciri-cirinya, dan sifat-sifat yang
dapat digunakan untuk menjelaskan bahan-bahan sejauh yangmenyangkut
radiasi termal. Kemudian akan ditinjau perpindahan radiasi melalui
ruang.Dan akan dianalisis masalah menyeluruh yang menyangkut
perpindahan kalor melaluiradiasi, termasuk pengaruh sifat-sifat bahan dan
susunan geometri benda terhadap energytotal yang dapat dipertukarkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perpindahan panas secara radiasi ?


2. Apa saja rumus yang berlaku pada perpindahan panas secara radiasi ?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi perpindahan panas secara radiasi


2. Mahasiswa dapat mengetahui rumus-rumus yang berlaku pada
perpindahan panas secara radiasi

1.4 Manfaat

1. Pembaca dapat mengetahui definisi perpindahan panas secara radiasi


2. Pembaca dapat mengetahui rumus-rumus yang berlaku pada perpindahan
panas secara radiasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Radiasi

Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk


gelombang elektromagnetik. Radiasi mendeskripsikan setiap proses dimana
energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap
oleh benda lain. Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda
memancarkan energi panas dalam bentuk Radiasi infra merah dari radiator
rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal
seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar
bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas
dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi
elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal
adalah distribusi probabilitas tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda
hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi Planck. Hukum Wien memberikan
frekuensi paling mungkin dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-
Boltzmann memberikan intensitas panas. Perpindahan kalor dengan cara radiasi
sedikit berbeda dibandingkan dengan perpindahan  kalor secara konduksi
dan perpindahan kalor secara konveksi. Perpindahan kalor dengan cara
konduksi dan konveksi terjadi ketika benda-benda yang memiliki perbedaan
suhu saling bersentuhan. Sebaliknya, perpindahan kalor secara radiasi bisa
terjadi tanpa adanya sentuhan.

Contoh perpindahan kalor secara radiasi adalah hangatnya tubuh anda


ketika berada di dekat tungku api dan perpindahan kalor dari matahari menuju
bumi. Matahari memiliki suhu lebih tinggi ( sekitar 6000 Kelvin ), sedangkan
bumi memiliki suhu yang lebih rendah. Adanya perbedaan suhu antara matahari
dan bumi menyebabkan kalor berpindah dari matahari ( suhu lebih tinggi )
menuju bumi ( suhu lebih rendah). Seandainya perpindahan kalor dari matahari
menuju bumi memerlukan perantara alias medium, sebagaimana perpindahan
kalor secara konduksi dan konveksi, maka kalor tidak mungkin tiba di bumi,
kalor harus melewati ruang hampa (atau hampir hampa).

Contoh lain perpindahan kalor secara radiasi adalah panas yang dirasakan


ketika kita berada di dekat nyala api. Panas yang kita rasakan bukan disebabkan
oleh udara yang kepanasan akibat adanya nyala api. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, udara yang panas akan memuai sehingga massa jenisnya
berkurang. Akibatnya udara yang massa jenisnya berkurang bergerak vertikal ke
atas, tidak bergerak horisontal ke arah kita. Tubuh kita terasa hangat atau panas
ketika berada di dekat nyala api karena kalor berpindah dengancara radiasi dari
nyala api (suhu lebih tinggi) menuju tubuh kita (suhu lebih rendah).

2.2 Mekanisme Fisis

Radiasi termal merambat dengan kecepatan cahaya 3x1010 cm/s.


Kecepatan ini sama dengan hasil perkalian panjang gelombang dengan
frekuensi radiasi :

c=λv

dimana : c = kecepatan cahaya

λ = panjang gelombang

  v = frekuensi

Perambatan radiasi termal berlangsung dalam bentuk kuantum-kuantum


yang diskrit atau farik (discrete), setiap kuantum mengandung energy sebesar :

E=hv

Dimana h ialah konstanta Planck yang nilainya h = 6,625 x 10-34 Js


Gambaran fisis yang amat kasar tentang perambatan radiasi diperoleh
dengan menganggap setiap kuantum sebagai suatu partikel yang mempunyai
energy, massa, dan momentum, seperti hal nya molekul gas. Jadi radiasi dapat
digambarkan sebagai gas foton yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
lain. Energi total Radiasi yang dipancarkan dapat dihitung dengan hukum
Stefan-Boltzmann :

Eb = σ T4

Dalam analisis termodinamika, densitas energy dihubungkan dengan


radiasi energy dari permukaan per satuan waktu per satuan luas. Jadi permukaan
bagian dalam yang dipanaskan dari suatu ruang tertutup menghasilkan densitas-
energi radiasi-termal tertentu dalam ruang itu. Hukum Stefan-Boltzmann
menjelaskan tentang radiasi benda hitam. Disebut radiasi benda hitam karena
bahan yang mematuhi hukum ini tampaknya hitam di mata, benda itu tampak
hitam karena tidak memantulkan sesuatu radiasi. Jadi benda hitam ialah juga
benda yang menyerap seluruh radiasi yang menyimpannya. E b disebut daya
emisi benda hitam.

2.3 Sifat-Sifat Radiasi

Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian dari


radiasi itu dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi), dan sebagian lagi
diteruskan (transmisi). Fraksi yang dipantulkan dinamakan reflektivitas ρ, fraksi
yang diserap absorpsivitas α, dan fraksi yang diteruskan transmisivitas T. maka
Ρ + α + T= 1

Ada dua fenomena yang dapat diamati bila radiasi menimpa suatu
permukaan. Jika sudut jatuhnya sama dengan sudut refleksi, maka dikatakan
refleksi itu specular. Di lain pihak, apabila berkas yang jatuh itu tersebar
secara merata ke segala arah sesudah refleksi, maka refleksi itu disebut baur
(diffuse). Refleksi specular memberikan bayangan cermin dari sumber kepada
pengamat. Tetapi tidak ada permukaan sebenarnya hanya specular atau baur.
Sebuah cermin biasa tentu bersifat specular untuk cahaya tampak tetapi belum
bersifat specular untuk keseluruhan rentang panjang gelombang radiasi termal.
Biasanya, permukaan yang kasar lebih menunjukkan sifat baur dari ada
permukaan yang diumpankan mengkilap. Demikian pula, permukaan yang
diumpan lebih specular dari pada permukaan kasar. Pengaruh
kekasaran permukaan terhadap sifat-sifat radiasi termal bahan merupakan
masalah yang meminta perhatian serius dan masih menjadi bahan penelitian.
Daya emisi E suatu benda ialah energy yang dipancarkan benda itu satu
per satuan waktu.

2.4 Faktor Bentuk Radiasi

Misalkan ada dua buah permukaan hitam A2 dan A. Kita ingin


mendapatkan suatu persamaan umum untuk pertukaran energy antara kedua
permukaan itu apabila keduanya mempunyai suhu yang berlainan. Masalahnya
menjadi bagaimana menetukan jumlah energy yang meninggalkan permukaan
yang satu dan mencapai permukaan yang lain.

Untuk menyelesaikan soal ini kita definisikan factor bentuk radiasi sebagai
berikut:

F12= Fraksi energy yang meninggalkan permukaan 1 yang mencapai permukaan


2

F21= fraksi energy yang meninggalkan permukaan 2 yang mecapai permukaan 1

Fm-n = fraksi energy yang meninggalkan permukaan m yang mencapai


permukaan n
Nama lain untuk factor bentuk radiasi ialah factor pandangan, factor sudut, dan
factor konfigurasi. Energy yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai
dipermukaan 2 ialah

Eb1A1F12

Dan energy yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai di permukaan 1 ialah

Eb2A2F21

Oleh karena semua permukaan itu hitam, seluruh radiasi yang menimpanya
akan diserap dan pertukaran energy netto ialah

Eb1A1F12 - Eb2A2F21= Q1-2

Jika kedua permukaan itu mempunyai suhu yang sama, maka tidak terjadi
pertukaran kalor, artinya Q1-2

Eb1 = Eb2

Sehingga A1F12 = A2F21

Q1-2 = A1F12(Eb1 - Eb2) = Q1-2

2.5 Pertukaran Kalor Antara Benda-Tak-Hitam

Perhitungan perpindahan kalor radiasi antara permukaan hitam cukup


mudah karena semua energy radiasi yang menimpa permukaan itu diserap.
Masalah pokoknya ialah menentukan factor-bentuk geometri tetapi apabila
factor itu telah ditentukan, perhitungan pertukaran kalornya menjadi sangat
sederhana. Bila benda itu ialah benda-tak-hitam (non black bodies), maka
situasinya menjadi lebih pelik karena tidak seluruhnya energi yang jatuh
dipermukaan itu akan diserap, sebagian akan dipantulkan kembali keluar sistem
itu sama sekali. Masalahnya bisa menjadi rumit sekali karena energy radiasi itu
mungkin dipantulkan bolak balik berkali kali di antara permukaan
permukaan perpindahan kalor itu.

2.6 Radiasi Gas

Pertukaran radiasi antara gas dengan suatu permukaan perpindahan kalor


jauh lebih kompleks dari pada situasi yang diuraikan pada bagian terdahulu.
Berbeda dengan kebanyakan benda padat, gas dalam banyak hal transparen
terhadap radiasi. Jika gas menyerap atau memancarkan radiasi, hal ini biasanya
hanya terjadi pada pita panjang gelombang yang sempit. Beberapa gas seperti
N2, O2 dan gas-gas lain dengan struktursimetri non-polar, biasanya transparen
terhadap radiasi pada suhu rendah, sedangkan CO 2, H2O dan berbagai gas
hidrokarbon memberikan radiasi yang cukup berarti. Absorpsi radiasi dalam
lapisan-lapisan gas dapat di uraikan secara analiysis seperti matik intensitas I λ
menimpa lapisan gas yang tebalnya dx. Berkurangnya intensitas sebagai akiba
tabsorpsi pada lapisan itu diandaikan sebanding dengan tebal lapisan
danintensitas radiasi pada titik itu. Jadi, dI=aλIλdx

Dimana konstata proposionalitas (tetapan kesebandingan) aλ disebut


koefisien absorpsi monokromatik.

2.7 Koefisien Perpindahan Kalor Radiasi

Mengembangkan perpindahan kalor konveksi akan lebih mudah jika kita


mendefinisikan koefisien perpindahan kalor dengan

qkonv = hkonv A(T1 –  T2)

karena perpindahan kalor radisai sangat berhubungan dengan soal konveksi,


maka biasanya perpindahan kalor total dengan konveksi dan radiasi menjadi
tujuan analisis dan kedua proses itu diletakkan diatas dasar yang sama yaitu
mendefinisikan koefisien perpindahan kalor radiasi hr sebagai
qrad = hrA1( T1  – T2)

dimana : T1, T2 : suhu masing masing benda yang bertukaran kalor radiasi.


Perpindahan kalor total adalah jumlah perpindahan kalor konveksi dan radiasi,

q = ( hc + hr ) A1 ( Tw  – Tx)

jika dianggap permukaan perpindahan radiasi kedua merupakan suatu ruang


kurung yang suhunya sama dengan suhu fluida. Umpamanya perpindahan kalor
konveksi bebas dan radiasi dari sebuah pipa panas yang terletak dalam suatu
ruang dapat dihitung dengan rumus tersebut. Dalam banyak hal, koefisien
perpindahaan kalor konveksi tidak terlalu bergantung pada suhu.

2.8 Sifat-Sifat Radiasi Lingkungan

Perpindahan kalor radiasi disuatu lingkungan ditentukan oleh sifat-sifat


adsorpsi, tebaran atau hamburan (sacattering), dan refleksi atmosfer dan
permukaan-permukaan alamiah. Ada dua jenis fenomena hamburan yang terjadi
pada atmosfer. Hamburan molekul terjadi karena adanya interaksi antara radiasi
dengan masing-masing molekul, contohnya warna biru pada langit. Hamburan
partikel terjadi karena interaksi antara radiasi dengan berbagai jenis partikel
yang mengambang di udara. Hamburan maksimum terjadi bila panjang
gelombang sama dengan ukuran partikel, dan hamburan ini berkurang dengan
bertambah panjangnya panjang gelombang. Fenomena refleksi dalam atmosfer
terjadi bila panjang gelombang lebih kecil dari ukuran partikel, dan daerah ini
hampir tidak bergantung pada panjang gelombang. Istilah albedo digunakan
untuk menyatakan sifat-sifat refleksi permukaan dan difenisikan sebagai. A =
albedo = energi yang dipantulkan/energi yang menimpa Atmosfer menyerap
radiasi dengan agak selektif dalam pita panjang gelombang yang sempit.
Absorpsi radiasi surya berlangsung pada pita panjang gelombang yang
samasekali berlainan dari absorpsi radiasi dari bumi karena adanya perbedaan
spectrum kedua jenis radiasi. Oleh karena itu atmosfer befungsi hamper sebagai
rumah kaca, menangkap radiasi surya yang datang, dan menyediakan energi
untuk kehangatan manusia di bumi.

2.9 Radiasi surya

Radiasi surya merupakan radiasi termal yang mempunyai panjang


gelombang yang khusus. Intensitasnya dipengaruhi oleh:

 Kondisi atmosfer
 Saat dalam tahun
 Sudut timpa matahari di permukaan bumi.
Pada batas luar atmosfer iradiasi surya total adalah 1395W/m2 saat
bumi berada pada jarak rata-ratanya dari matahari. Angka ini disebut
konstanta surya. Energi surya akan terabsobsi oleh CO2 uap air dan partikel
lain yang berada di udara. Energi surya akan maksimum sampai ke
permukaan bumi apabila terdapat bidang pandang yang lebih luas terhadap
fluks surya yang datang dan berkas sinar surya menempuh jarak yang lebih
pendek di atmosfer sehingga lebih sedikit yang terabsorbsi. Radiasi surya
yang sampai ke permukaan bumi tidak termasuk sebagai radiasi dari benda
kelau ideal seperti saat masih berada di luar atmosfer. Untuk menentukan
suhu benda-hitam ekuivalen untuk radiasi surya dapat digunakan panjang
gelomang dimana terdapat spektrum yang maksimum (kira–  kira 5μm)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perpindahan kalor secara radiasi disebut juga dengan sinaran termal


(thermal radiation). Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi mendeskripsikan setiap
proses dimana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya
diserap oleh benda lain. Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda
memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Adanya
perbedaan suhu antara matahari dan bumi menyebabkan kalor berpindah
dari matahari (suhu lebih tinggi) menuju bumi (suhu lebihrendah).

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Radiasi dalam


makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada
khususnya juga para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Radiasi.http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi (diakses pada 28 Maret


2015)

Anonim. Perpindahan Kalor Secara Radiasi.http://gurumuda.net/perpindahan


kalor secara-radiasi.html (diakses pada 28 Maret 2015)

Holman, J P. 1995. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga


MAKALAH
PERPINDAHAN KALOR II

PERPINDAHAN PANAS RADIASI

Di susun oleh :

ALIMIN 18205008

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019

Anda mungkin juga menyukai