NIM : 2121201029
TEORI API
Definisi Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga)
unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan
panas dan cahaya.
SEGITIGA API
Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran, yaitu; panas,
bahan bakar, dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran
belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.. Untuk berlangsungnya suatu
pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain
reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi
kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara
kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau
peristiwa pembakaran.
PEMBAKARAN
Secara umum didefinisikan sebagai proses/reaksi oksidasi yang sangat cepat antara
bahan bakar (fuel) dan oksidator dengan menimbulkan nyala dan panas. Bahan bakar
merupakan segala substansi yang melepaskan panas ketika dioksidasi dan secara
umum mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),
dan sulfur (S). Sementara oksidator adalah segala substansi yang mengandung
oksigen (misalnya udara) yang akan bereaksi dengan bahan bakar.
Fenomena-fenomena yang terjadi pada pembakaran antara lain interaksi proses-
proses kimia dan fisika, pelepasan panas yang berasal dari energi ikatan-ikatan kimia,
proses perpindahan panas, proses perpindahan massa, dan Gerakan fluida. Sehingga
kajian pembakaran membutuhkan saling keterkaitan antara ilmu dasar dan turunannya
yakni Termodinamika, Mekanika Fluida, Perpindahan Kalor dan Massa, Material,
Statistika dan Probabilitas
PENYALAAN
Dalam proses pembakaran tidak terlepas dari tahap awal yaitu penyalaan dimana
keadaan transisi dari tidak reaktif menjadi reaktif karena dorongan eksternal yang
memicu reaksi termokimia diikuti dengan transisi yang cepat sehingga pembakaran
dapat berlangsung. Penyalaan terjadi bila panas yang dihasilkan oleh pembakaran
lebih besar dari panas yang hilang ke lingkungan. Dalam proses penyalaan ini dapat
dipicu oleh energi thermal yang merupakan transfer energi termal ke reaktan oleh
konduksi, konveksi, radiasi atau kombinasi dari ketiga macam proses tersebut.
TUJUAN PEMBAKARAN
Tujuan dari pembakaran yang sempurna adalah melepaskan seluruh panas yang
terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan “Tiga T” yaitu :
T-Temperatur
Temperatur yang digunakan dalam pembakaran yang baik harus cukup tinggi
sehingga dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia
T-Turbulensi
Turbulensi yang tinggi menyebabkan terjadinya pencampuran yang baik antara bahan
bakar dan pengoksidasi
T-Time (Waktu)
Waktu yang cukup agar input panas dapat terserap oleh reaktan sehingga berlangsung
proses termokimia
APLIKASI
1. Pada perangkat pemanas
2. Pada bahan peledak
3. Pada mesin pembakaran internal
4. Pada propulsi roket
5. Pada reaksi kimia
SIFAT-SIFAT RADIASI
Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka
sebagian dari radiasi itu dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi), dan
sebagian lagi diteruskan (transmisi), seperti digambarkan pada gambar disamping.
Fraksi yang dipantulkan dinamakan reflektivitas ρ, fraksi yang diserap absorpsivitas
α, dan fraksi yang diteruskan transmisivitas T. maka Ρ + α + T = 1
Ada dua fenomena yang dapat diamati bila radiasi menimpa suatu permukaan. Jika
sudut jatuhnya sama dengan sudut refleksi, maka dikatakan refleksi itu specular. Di
lain pihak, apabila berkas yang jatuh itu tersebar secara merata ke segala arah sesudah
refleksi, maka refleksi itu disebut baur (diffuse). Refleksi specular memberikan
bayangan cermin dari sumber kepada pengamat.Tetapi tidak ada permukaan
sebenarnya hanya specular atau baur. Sebuah cermin biasa tentu bersifat specular
untuk cahaya tampak tetapi belum bersifat specular untuk keseluruhan rentang
panjang gelombang radiasi termal. Biasanya, permukaan yang kasar lebih
menunjukkan sifat baur daripada permukaan yang diumpankan mengkilap. Demikian
pula, permukaan yang diumpan lebih specular daripada permukaan kasar. Pengaruh
kekasaran permukaan terhadap sifat-sifat radiasi termal bahan merupakan masalah
yang meminta perhatian serius dan masih menjadi bahan penelitian. Daya emisi E
suatu benda ialah energy yang dipancarkan benda itu satu per satuan waktu.
Misalkan ada dua buah permukaan hitam A1 dan A. Kita ingin mendapatkan suatu
persamaan umum untuk pertukaran energy antara kedua permukaan itu apabila
keduanya mempunyai suhu yang berlainan. Masalahnya menjadi bagaimana
menetukan jumlah energy yang meninggalkan permukaan yang satu dan mencapai
permukaan yang lain.
Contoh soal :
Dua plat hitam sejajar ukuran 0,5 x 1,0 m terpisah pada jarak 0,5 m. salah satu plat
dipelihara pada suhu 10000C dan yang satu lagi 5000C. berapa pertukaran kalor radiasi
antara kedua plat itu?
Y 0,5 X 1,0
= =1,0 = =2,0
D 0,5 D 0,5
RADIASI GAS
Pertukaran radiasi antara gas dengan suatu permukaan perpindahan kalor jauh
lebih kompleks dari pada situasi yang diuraikan pada bagian terdahulu. Berbeda
dengan kebanyakan benda padat, gas dalam banyak hal transparen terhadap radiasi.
Jika gas menyerap atau memancarkan radiasi, hal ini biasanya hanya terjadi pada pita
panjang gelombang yang sempit. Beberapa gas seperti N2, O2 dan gas-gas lain dengan
struktur simetri non-polar, biasanya transparen terhadap radiasi pada suhu rendah,
sedangkan CO2, H2O dan berbagai gas hidrokarbon memberikan radiasi yang cukup
berarti.
qrad = hrA1( T1 – T2 )
dimana : T1,T2 : suhu masing masing benda yang bertukaran kalor radiasi.
Perpindahan kalor total adalah jumlah perpindahan kalor konveksi dan radiasi,
q = ( hc + hr ) A1 ( Tw – T x )
Secara umum untuk 2 benda dengan jarak tertentu, benda yang satu akan meradiasi
benda yang lainnya, begitu pula ke arah lainnya. Seperti pada dua buah permukaa
hitam a1 dan a2
Nama Lain Untuk Faktor Bentuk Radiasi Adalah Faktor Pandangan (View Factor)
Faktor Sudut (Angle Factor) Dan Faktor Konfigurasi (Configuration Factor.
Karena benda hitam maka semua radiasi yang mengenai permukaan akan diserap,
sehingga permukaan energi bersih yaitu:
Sehingga tidak terjadi apa” oleh karena itu disebut persamaan responsitas atau timbal
balik
Energi yang keluar dari permukaan 1, dan sampai pd permukaan 2 yaitu:
Karena benda hitam maka semua radiasi yang mengenai permukaan akan diserap,
sehingga permukaan energi bersih yaitu:
Sehingga tidak terjadi apa” oleh karena itu disebut persamaan responsitas atau timbal
balik
SEHINGGA UNTUK MENENTUKAN NILAI F12 UNTUK BENTUK:
CONTOH SOAL :