PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam fisika modern radiasi benda hitam, efek fotolistrik dan hamburan Compton
merupakan salah satu pokok bahasan yang mempunyai kedudukan istimewa karena
interpretasi mekanisme terjadinya peristiwa ini telah mengantarkan fisika pada tahapan
baru yang melahirkan fisika kuantum. Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari
suatu permukaan (biasanya logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik
(seperti cahaya tampak dan radiasi ultra ungu) yang berada di atas frekuensi ambang
tergantung pada jenis permukaan.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts
sampailebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik
menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron
dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. Hamburan
Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah penyinaran terhadap
suatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang melemahkan energi
suatu sinar ionisasi.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa itu radiasi Benda Hitam?
2. Apa itu efek fotolistrik?
3. Apa itu efek compton?
4. Apa itu sinae X ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, pembahasan materi dari makalah ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui radiasi Benda Hitam.
2. Mengetahui efek fotolistrik.
3. Mengetahui efek compton.
4. Mengetahui sinae X.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Radiasi thermal adalah radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda sebagai akibat dari
suhunya. Benda baru bisa terlihat sebagai akibat dari radiasi thermal jika memiliki suhu
1000 K, dimana pada suhu ini benda mulai berpijar merah (contoh: kumparan pemanas
kompor listrik) ; pada suhu lebih dari 2000 K benda akan berpijar kuning atau keputih-
putihan (contoh: lamen lampu pijar). Demikian seterusnya, jika suhu ditingkatkan lebih
lanjut maka akan menimbulkan pijar warna yang berbeda pula.Pada akhir 1800an para
ahli fisika melakukan pengukuran berbagai frekuensi intensitas cahaya yang dihasilkan
oleh radiasi benda hitam pada kondisi temperatur tetap (5000 K). Dan dari percobaan
tersebut diperoleh data yang jauh berbeda dari benda hitam yang seharusnya (ideal). Pada
kurva ideal ditunjukkan bahwa, ketika temperatur dinaikkan rapatan energi semakin
bertambah pada daerah VIS (cahaya tampak) dan puncak semakin bergeser ke arah
panjang gelombang yang lebih kecil, hal ini berarti bahwa radiasi benda hitam bersifat
kontinyu. Sedangkan pada hasil percobaan terlihat, kurva radiasi yang ada tidak
menunjukkan adanya pergeseran panjang gelombang ke arah daerah VIS.
Benda hitam merupakan benda yang sangat ideal. Emisivitas (daya pancar) yang
dimiliki benda hitam sebesar (e) = 1,0. Untuk tingkatan laboratorium (percobaan), benda
hitam digambarkan 2 sebagai suatu rongga (lubang ) kecil hitam. Dimana prinsip
kerjannya yaitu ketika suatu berkas cahaya memsuki rongga tersebut, berkas cahaya akan
dipantulkun berkali-kali tanpa pernah keluar dari rongga tersebut. Untuk setiap
pemantulan yang terjadi, berkas cahaya tersebut akan diserap oleh dinding-dinding
berwarna hitam jika suhunya lebih lebih rendah dari sekitarnya, sebaliknya berkas cahaya
akan dipancarkan jika suhunya lebih tinggi dibandingkan sekitarnya. Emisivitas yang
2
dimiliki 0,99 karena jika emisivitasnya lebih rendah dari nilai tersebut, tidak lagi dapat
disebut sebagai benda hitam, melainkan benda abu-abu.
Apabila kita telusuri lebih lanjut, panas matahari sampai ke bumi merupakan
penjalaran gelombang elektromagnetik. Seperti penjelasan sebelumnya perpindahan kalor
seperti ini disebut radiasi, yang dapat berlangsung dalam ruang hampa. Radiasi yang
dipancarkan oleh sebuah benda sebagai akibat suhunya disebut radiasi panas (thermal
radiation). Setiap benda secara kontinu memancarkan radiasi panas dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Nilai emisivitasnya: e = 1. Penyerap radiasi yang baik juga
merupakan pemancar radiasi yang baik pula. Radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam
sempurna disebut radiasi benda hitam.
Benda hitam adalah benda dimana radiasi yang jatuh akan diserap
seluruhnya,pengertian benda hitam sempurna dapat dianalogikan dengan suatu lubang
kecil pada sebuah dinding berongga : Seberkas sinar masuk pada lubang sebuah dinding
berongga sinar ini dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga dan setiap kali
dipantulkan intensitasnya berkurang karena sebagian sinar diserap oleh dinding sampai
suatu saat energinya menjadi kecil hampir mendekati nol. Jadi dapat dikatakan sinar yang
mengenai lubang tidak keluar lagi itulah sebabnya lubang itu dinamakan benda
hitam.Sebaliknya pada waktu benda berongga tersebut dipanaskan misalnya pada suhu T
maka melalui lubang akan dipancarkan radiasi .
Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi umumnya benda terlihat karena
benda itu memantulkan cahaya yang datang padanya, dan bukan karena ia memancarkan
radiasi panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya melebihi 1000
K. Pada suhu ini benda mulai berpijar merah seperti kumparan pemanas sebuah kompor
listrik. Pada suhu diatas 2000 K benda berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti besi
berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar. Begita suhu benda terus
ditingkatkan, intensitas relatif dari spektrum cahaya yang dipancarkanya berubah.
1. Hukum Stefan-Boltzmann
Istilah benda hitam diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchoff pada tahun 1862
ketika mengamati adanya cahaya yang terpancar dari benda yang berwarna hitam.
Menurut fisika klasik, walaupun secara teori benda hitam menyerap semua
radiasi, namun juga harus memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang
mungkin karena hanya dari sinilah energi benda tersebut dapat diukur. Dari hukum II
Termodinamika. Kirchoff menunjukkan besar radiasi benda hitam sebagai radiasi
termal dari benda yang tidak bersuhu nol kelvin akan memancarkan energi dalam
bentuk elektromagnet, ia mengatakan bahwa emisivitas pada suatu benda sama
dengan absorbsivitasnya. Absorbsivitas permukaan adalah perbandingan antara
cahaya diserap dan cahaya yang datang dari permukaan itu. Radiasi termal adalah
3
radiasi elektromagnet yang dipancarkan sebuah benda sebagai akibat suhu benda itu
sendiri.
Walaupun suhu benda sama, benda akan tetap memancarkan gelombang
elektromagnetik dengan berbagai macam gelombang. Total radiasi meningkat secara
tajam dari pada peningkatan suhu benda. Secara matematis besar radiasi yang
memancar dari sebuah benda sebanding dengan pangkat empat dari suhunya.
Pernyataan ini dapat kita jelaskan dengan Hukum Stefan-Boltzman yang berguna
untuk menghitung total radiasi benda secara umum.
Secara matematis Hukum Stefan-Boltzmann ditulis dengan persamaan
I = e σ T4
Dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada
semua frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-Boltzman
yang bernilai 5,67 x 10-8 W/m2K4. Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam,
akan memenuhi hukum yang sama, hanya ditambahkan koefisien emisivitas yang
lebih kecil dari pada 1, sehingga :
I total = e.σ.T 4
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis
sebagai:
dengan:
4
yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda yang
digambarkan pada grafik berikut.
3. Teori Planck
Pada tahun 1900 Max Planck mengumumkan bahwa dengan membuat suatu
modifikasi khusus dalam perhitungan klasik, dia dapat menjabarkan fungsi I(λT)
yang sesuai dengan hasil eksperimen.
Planck mencari teori itu seperti itu dalam sebuah model proses atom suara
terperinci yang terjadi pada dinding – dinding rongga. Dia menganggap bahwa atom-
atom yang membentuk dinding-dinding tersebut berperilaku seperti osilator-osilator
elektromagnetik yang kecil dan masing – masing mempunyai suatu frekuensi
karateristik osilasi tertentu. Osilator – osilator tersebut memancarkan energi
5
elektromagnetik ke dalam rongga dan menyerap energi elektromagnetik dari rongga
tersebut. Proses ini berlangsung hingga radiasi rongga tersebut berada dalam
kesetimbangan.
Planck sampai pada dua kesimpulan untuk membuat dua anggapan radikal (pada
waktu itu) mengenai osilator – osilator atom.
E = n.h.v
∆𝐸 = ∆𝑛ℎ𝑣 = ℎ𝑣
Diradiasikan oleh osilator tersebut. Selama sebuah osilator tetap berada dalam
salah satu keadaan terkuantisasi (lazim dinamakan keadaan stasioner), maka
osilator tersebut tidak memancarkan dan juga menyerap energi.
Untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik sering dikenal dengan
sel surya. Sel surya sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek ini akan
muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan benda tersebut.
6
Cahaya tersebut medorong electron keluar dari benda tersebut yang jumlahnya dapat
diukur dengan meteran listrik. Konsep sederhana ini tidak ditemukan kemudian
dimanfaatkan begitu saja, namun terdapat serangkaian proses yang diwarnai dengan
perdebatan para ilmuan hingga ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili pemikiran
para ilmuan tersebut, yakni cahaya dapat berperilaku sebagai gelombang dapat pula
sebagai partikel. Kedua sifat dari cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya.
Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke -
19, ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sulit diterangkan dengan sifat
gelombang cahaya. Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu keping itu mula
– mula positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya, pula bahwa suatu
keeping yang netral akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Maka cahaya
matahari mendesak keluar muatan listrik negatif dari permukaan keping logam yang
netral. Gejala ini disebut sebagai efek fotolisis.
7
bidang sains tersebut atas jasanya di bidang fisika teori terutama untuk penemuan
hukum efek fotolistrik.
Gagasan ini diperluas oleh Einstein lima tahun setelah itu. Dalam makalah ilmiah
tentang efek fotolistrik, menurut Einstein, cahaya terdiri dari partikel – partikel yang
kemudian disebut sebagai foton. Ketika cahaya ditembakkan ke suatu permukaan
logam, foton – fotonnya akan menumbuk elektron- elektron pada permukaan logam
tersebut sehingga electron itu dapat lepas. Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan
logam itu dalam fisika disebut sebagai efek fotolistrik. Maka disimpulkan bahwa
cahaya merupakan salah satu wujud gelombang elektromagnetik.
Apabila cahaya datang pada permukaan logam katoda K yang bersih, electron akan
dipancarkan. Jika elektron menumbuk anoda A, terdapat arus dalam rangkaian
luarnya. Jumlah elektron yang dipancarkan yang dapat mencapai elektroda dapat
ditingkatkan atau diturunkan dengan membuat anoda postitif atau negatif terhadap
katodanya. Apabila V positif, elektron ditarik ke anoda. Apabila V negatif, elektron
ditolak dari anoda. Hanya elektron dengan energi kinetik ½mv² yang lebih besar dari
eV yang dapat mencapai anoda. Ketika tegangan terus diperbesar maka pembacaan
8
arus pada galvanometer akan menurun ke nol. Tegangan ini dinamakan sebagai
Potensial V0 disebut potensial penghenti. Hal ini disebabkan karena elektron yang
berenergi tinggi tidak dapat melewati potensial penghenti sehingga potensial ini
dihubungkan dengan energi kinetik maksimum, sehingga:
Ekmaks = e.V0
Jika percobaan dilanjutkan dengan frekuensi cahaya yang sama tetapi intensitas
cahayanya diperbesar, ternyata potensial henti (V0) tetap sama dan kuat arusnya
semakin besar. Dilanjutkan dengan percobaan lagi, dengan frekuensi cahaya berubah
tetapi intensitas cahaya tetap, ternyata potensila hentinya (V0) berubah dan kuat
arusnya tetap sama. Secara mikrokopis kedua percobaan tersebut menunjukkan hal –
hal berikut.
1) Jumlah elektron yang keluar bergantung pada intensitas cahaya dan tidak
bergantung pada frekuensi cahaya.
2) Energi kinetik fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya dan tidak
bergantung pada intensitas cahaya.
Kesimpulan yang berkaitan dengan efek fotolistrik ternyata tidak dapat dijelaskan
melalui teori gelombang cahaya (klasik), karena hal – hal berikut.
9
maka elektron akan lepas dari permukaan logam. Akibatnya energi kinetik maksimum
dari elekton akan lepas dari permukaan logam. Akibatnya energi kinetik maksimum
dari elektron dapat ditentukan dengan persamaan:
Ekmaks = hf – W
dengan:
hf = energi foton
Ketika foton hanya mampu melepaskan elektron, berarti Ekmaks = 0. Maka ditemukan
bahwa energi ambang yaitu:
W = hf0
dengan:
Persamannya menjadi,
Ek = h(f – f0)
dengan:
Maka dari persamaan ini, bisa terlihat hubungan antara frekuensi dengan energi
fotoelektron.
10
Percobaan yang lebih teliti dilakukan oleh Milikan pada tahun 1923 dengan
menggunakan sel fotolistrik. Keping katoda dalam tabung ruang hampa dihubungkan
dengan sumber tegangan searah. Kemudian, pada katode dikenai cahaya berfrekuensi
tinggi. Maka akan tampak adanya arus listrik yang mengalir dari katoda menuju
anoda. Setelah katoda disinari berkas cahaya, galvanometer ternyata menyimpang.
Hal ini menunjukkan bahwa ada arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
Bagian tulisan dokumen yang terkena pantulan cahaya akan bermuatan positif
sedangkan bagian yang tidak mendapat pantulan cahaya akan tetap bermuatan
negative. Kemudian, toner atau serbuk hitam yang bermuatan negative
(developing), akan tertarik oleh ion poisitif. Lembaran kertas yang masuk melalui
roller, akan mendapat transfer berupa tulisan atau gambar, yang dibentuk dari
toner. Toner akan menyatu dengan lembaran kertas akibat suhu paans dan tekanan
tinggi pada roller.
2) Sel Surya
11
untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai
ke bumi. Walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari
matahari juga bisa dimaksimalkan eneergi panasnya melalui sistem solar thermal.
3) Sensor Cahaya
12
Artinya, resistansi dari LDR bergantung pada banyaksedikitnya cahaya yang
mengenai permukaan sensor.
4) Suara Dubbing
C. EFEK COMPTON
13
1. Penemuan Efek Compton
Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X yang
memiliki panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis berilium sebagai
sasarannya. Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang
terhambur dipasang detektor. Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan
sebagian energinya yang kemudian terhambur dengan sudut hamburan sebesar θ
terhadap arah semula. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata sinar X yang terhambur
memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari panjang gelombang sinar X
semula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap oleh elektron. Jika energi
foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur menjadi (hf –
hf’) dalam hal ini f > f’, sedangkan panjang gelombang yang terhambur menjadi
tambah besar yaitu λ > λ’.
Keterangan :
14
θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)
hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar X menunjukkan bahwa
foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori kuantum yang
mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai
gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai
dualime gelombang cahaya.
b. Spektroskopi gamma
Sinar gamma merupakan sinar yang tidak dapat terlihat oleh kasat mata yang
dihasilkan oleh bahan radioaktif. Oleh karena itu perlu ada detektor untuk
mengetahui keberadaanya. Detektor untuk menangkap sinar gamma yaitu NaI
(TI). Efek yang terjadi ketika sinar gamma mengenai detektor ini adalah efek efek
fotolistrik, efek compton dan bentukan pasanganEfek fotolistrik terjadi pada sinar
gamma yang mengenai elektron di kulik K pada sebuah atom, sehingga terjadi
transisi elektron yang diisi dengan elektron dari kulit lain.
15
Efek compton terjadi ketika sinar gamma mengenai elektron terluar yang daya
ikatnya kecil sehingga terjadi hamburan pada elektron bebasan
Efek bentukan pasangan terjadi pada sinar gamma yang melaju di dekat inti
atom dengan bantuan sinar gamma yang cukuppassangan yang terbentuk
adalah positron dan elektron.
Dan dari ketiga efek tersebut menghasilkan sintilasi (pancaran cahaya). Pancaran
cahaya ini akan diteruskan ke fotokatoda dengan menguraikan nya menjadi
elektron-elektron. Namun elektron ini masih lemah. Daya pre-amplifier dan tinggi
pulsa dengan amplifier perlu diperkuat kembali. Elektron yang sudah diperkuat di
masukan ke PMT sehingga memiliki kluaran ganda dari tegangan bertingkat dan
banyak katoda. Spektroskopi gamma perlu diperhatikan resolusi tenaganya.
Semakin kecil semakin bagus data yang didapat, semakin besar malah semakin
tidak valid.
D. SINAR X
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan
frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam
diagnosis gambar medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi
ion dan dapat berbahaya.
Sinar-x ini banyak digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan
tulang atau organ dalam tubuh manusia. Meskipun besar menfaatya, penggunaan sinar-x
harus memperhatikan prosedur keadaan pasien. Karana daya tembusnya cukup besar,
jaringan tubuh manusia dapat rusak terkena paparan sinar-x terlalu lama. Oleh karana itu,
pemancaran sinar-x pada pasien diusahakan sesingkat mungkin.
1. Sinar X mempunyai daya tembus sangat besar, sehingga dapat digunakan dalam
proses radiografi.
16
Pemanfaatan Sinar X
a. Bidang Kesehatan
Sinar X bermanfaat untuk menggambarkan struktur tubuh manusia bagian dalam,
tanpa dilakukan oembedahan atau operasi.
b. Bidang Industri
Sinar X dapat digunakan untuk membantu melacak kerusakan logam dari mesin-
mesin industri dan memperbaiki kerusakan pada mesin-mesin industri.
c. Bidang Keamana
Sinar X digunakan untuk membantu melihat ada tidaknya barang-barang bawaan
calon penumpang yang berbahaya.
d. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sinar X digunakan untuk mempelajari struktur yang terdapat pada sebuah senyawa
atau benda .
e. Bidang Pertanian
Sinar X digunakan untuk menciptakan bibit unggul yang berkualitas dan juga
digunakan untuk pelapukan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang akan menyerap seluruh radiasi yang
jatuh ke dirinya (tidak ada yang dipantulkan). Radiasi benda hitam berasal dari ketika
benda berongga dipanaskan dan kemudian menyerap dan memantulkan radiasi. Radiasi
ini berlangsung terus – menerus hingga mencapai keseimbangan termal, radiasi ini
disebut radiasi benda hitam.
Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi disebut efek fotolistrik, diamati
pertama kali oleh Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-
elektron.
Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah
penyinaran terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang
melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu
materi sebagian dari pada energinya akan diberikan kepada materi tersebut, sedangkan
sinar itu sendiri akan di sebarkan.
Foton adalah partikel elemen terdalam fenomena elektromagnetik. Sebagai
gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena
gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang
terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikaasikdotcom.wordpress.com/2012/03/16/efek-fotolistrik
http://id.scribd.com/doc/124621696/hamburan-kompton
https://www.academia.edu/6282968/Fisika_Kuantum_kelompok_4
19