Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TEORI KUANTUM DAN MODEL ATOM

Oleh :

Nama : Kurnia Mega Lestari

NIM : 06101381722047

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar dimulainya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika klasik tidak bisa
menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis dan bergerak dengan kecepatan
yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda
dengan sebelumnya dalam menjelaskan gejala fisika tersebut. Teori atom mengalami
perkembangan mulai dari teori atom John Dalton, Joseph John Thomson, Ernest Rutherford,
dan Niels Henrik David Bohr. Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan
konsep susunan atom dan reaksi kimia antaratom. Kelemahan model atom yang
dikemukakan Rutherford disempurnakan olehNiels Henrik David Bohr. Bohr
mengemukakan gagasannya tentang penggunaan tingkat energi elektron pada struktur atom.
Model ini kemudian dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr. Tingkat energy elektron
digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh atom yang
mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya.

1.2 Tujuan Makalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Teori Kuantum (Hipotesis Max Planck)


2. Mengetahui Efek fotolistrik (Konsep, Perumusan Matematis, dan Aplikasi dalam
kehidupan sekarang)
3. Mengetahui Efek Compton (Konsep, Perumusan Matematis, dan Aplikasi dalam
kehidupan sekarang)
4. Mengetahui Sinar X (Konsep dan Aplikasi dalam kehidupan sekarang)
5. Mengetahui Gelombang De Broglie
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kuantum
Pada akhir abad ke 19 terdapat beberapa eksperimen yang tidak dapat dijelaskan oleh
ilmuwan fisika klasik (fisikawan yang merujuk sepenuhnya pada mekanika newton dan teori
gelombang electromagnet Maxwell) yaitu: radiasi benda hitam, efek fotolistrik, efek compton,
dan garis terang pada spectrum optic. Peristiwa-peristiwa tersebut semuanya melibatkan interaksi
antara radiasi dengan materi. Pengukuran berulang-ulang pada eksperimen tersebut oleh
fisikawan dengan ketelitian tinggi, tetap tidak dapat dijelaskan oleh teori fisika klasik.

Radiasi Benda Hitam

Teori kuantum diawali oleh fenomena radiasi benda hitam. Istilah “benda hitam” pertama
kali diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchhoff pada tahun 1862. Dalam Fisika, benda hitam
(atau blackbody) adalah sebutan untuk benda yang mampu menyerap kalor radiasi (radiasi
termal) dengan baik. Radiasi termal yang diserap akan dipancarkan kembali oleh benda hitam
dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik, sama seperti gelombang radio ataupun
gelombang cahaya. Untuk zat padat dan cair, radiasi gelombangnya berupa spektrum kontinu,
dan untuk gas berupa spektrum garis. Meskipun demikian, sebenarnya secara teori dalam Fisika
klasik, benda hitam memancarkan setiap panjang gelombang energi yang mungkin agar supaya
energi dari benda tersebut dapat diukur. Temperatur benda hitam itu sendiri berpengaruh
terhadap jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang dipancarkannya. Benda hitam bersuhu di
bawah 700 Kelvin dapat memancarkan hampir semua energi termal dalam bentuk gelombang
inframerah, sehingga sangat sedikit panjang gelombang cahaya tampak. Jadi, semakin tinggi
suhu benda hitam, semakin banyak energi yang dapat dipancarkan dengan pancaran radiasi
dimulai dari panjang gelombang merah, jingga, kuning hingga putih.

Meskipun namanya benda hitam, objek tersebut tidak harus selalu berwarna hitam.
Sebuah benda hitam dapat mempunyai cahayanya sendiri sehingga warnanya bisa lebih terang,
walaupun benda itu menyerap semua cahaya yang datang padanya. Sedangkan temperatur dari
benda hitam itu sendiri berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang
dipancarkannya.

Dalam percobaan Fisika sederhana, benda atau objek yang paling mirip radiasi benda
hitam adalah radiasi dari sebuah lubang kecil pada sebuah rongga. Dengan mengabaikan bahan
pembuat dinding dan panjang gelombang radiasi yang masuk, maka selama panjang gelombang
datang lebih kecil dibandingkan dengan diameter lubang, cahaya yang masuk ke lubang itu akan
dipantulkan oleh dinding rongga berulang kali serta semua energinya diserap, yang selanjutnya
akan dipancarkan kembali sebagai radiasi gelombang elektromagnetik melalui lubang itu juga.
Lubang pada rongga inilah yang merupakan contoh dari sebuah benda hitam. Temperatur dari
benda itu akan terus naik apabila laju penyerapan energinya lebih besar dari laju pancarannya,
sehingga pada akhirnya benda hitam itu mencapai temperatur kesetimbangan. Keadaan ini
dinamakam dengan setimbang termal (setimbang termodinamik).

Pergeseran Wien Radiasi Benda Hitam


Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan memancarkan radiasi kalor. Pada
suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena intensitasnya rendah. Pada
suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita
rasakan panasnya jika kita mendekat ke benda tersebut.
Pada suhu yang lebih tinggi (dalm orde 1000 K ) benda mulai berpijar merah, seperti besi
dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda pijar kuning atau keputih-putihhan, seperti besi
berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar.

Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relative dari spectrum cahaya yang
dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-warna spectrum yang diamati,
yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda seperti pada gambar :

Grafik Pergeseran Wien


Gambar diatas menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu
benda hitam terhadap panjang gelombang (grafik I – l ) pada berbagai suhu. Total energi kalor
radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di bawag grafik. Tampak bahwa total
energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan meningkatnya suhu ( menurut hokum Stefan-
Bolztman). Energi kalor sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak.

Radiasi kalor muncul sebanding suatau spectra kontinu, bukan spectra diskret seperti
garis-garis terang yang dilihat dalam spectra nyala api. Atau garis-garis gelap yang dapat dilihat
dalam cahaya matahari (garis Fraunhofer) (Spektra adalah bentuk tunggal spectrum) Sebagai
gantinya, semua panjang gelombang hadir dalam distribusi energi kalor yang luas ini. Jika suhu
bendahitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas maksimum (lm) bergeser ke nilai
panjang gelombang yang lebih pendek.

Pengukuran spectra benda hitam menunjukkan bahwa panjang gelombang untuk


intensitas maksimum (lm) berkurang dengan meningkatnya suhu, seperti pada persamaan berikut:

λm = panjang gelombang dengan intensitas maksimum (m)


T = suhu mutlak benda hitam (K)

C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K

Teori Rayleigh-Jeans Radiasi Benda Hitam

Benda hitam (black body) dalam bahasa fisika adalah obyek yang menyerap seluruh
radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya dan tidak adaradiasi yang dapat keluar atau
dipantulkannya. Istilah benda hitam ini, pertamakali diperkenalkan oleh fisikawan Belanda, yang
bernama Gustav RobertKirchhoff pada tahun 1862. Istilah benda hitam (black body) tidaklah
harusmerupakan benda yang benar-benar hitam. Hal ini disebabkan karena bendatersebut juga
memancarkan cahaya/gelombang yang warna cahayanya tergantungpada suhu/temperatur benda
tersebut. Semakin tinggi suhu benda tersebut, radiasiyang dipancarkannya akan mendekati
radiasi cahaya tampak, mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, dan seterusnya.
Dari hasil percobaan tentang benda hitam,didapat kurva seperti berikut.

Gambar 1. Kurva Radiasi Benda Hitam


Pada kurva di atas tampak suatu kurva dari garis hitam yang merupakan tafsiran
Rayleigh-Jeans terhadap suatu radiasi elektromagnetik oleh suatu bendahitam. Rayleigh-Jeans
menerapkan hukum hukum fisika klasik dalam menganalisis pancaran/radiasi oleh suatu benda
hitam, yang menganggap bahwa pancaran atau serapan tersebut merupakan suatu spektrum yang
kontinu. Hasilanalisis tersebut menghasilkan suatu kurva dengan garis hitam pada gambar 1.Jika
ditinjau kurva Rayleigh-Jeans tersebut, tampak bahwa semakin pendek panjang gelombang,
maka intensitas radiasi juga akan semakin besar. Hal ini disebut dengan bencana ultraviolet
(Ultraviolet catastrophe).

Teori Max Planck


Max Planck menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik hanya dapat merambat dalam
bentuk paket-paket energy atau kuanta yang dinamakan foton. Gagasan Planck ini kemudian
berkembang menjadi teori baru dalam fisika yang disebut Teori Kuantum.
Pada tahun 1900, Planck memulai pekerjaannya dengan membuat suatu anggapan baru
tentang sifat dasar dari getaran molekul-molekul. Dalam dinding-dinding rongga benda hitam
(pada saat itu elektron belum ditemukan). Anggapan baru ini sangat radikal dan bertentangan
dengan fisika klasik, yaitu sebagai berikut:
1. Radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul tidaklah kontinu tetapi dalam
paket-paket energi diskret, yang disebut kuantum (sekarang disebut foton). Besar energi yang
berkaitan dengan tiap foton adalah
𝐸 =ℎ𝑣
sehingga untuk n buah foton maka energinya dinyatakan oleh:
𝐸𝑛 = 𝑛 ℎ 𝑣
Dengan n = 1, 2, 3, ... (bilangan asli), v adalah frekuensi getaran molekul-molekul. Energi dari
molekul-molekul dikatakan terkuantisasi dan energi yang diperkenankan disebut tingkat
energi. Ini berarti bahwa tingkat energi bisa hv, 2hv, 3hv, ... sedang h disebut tetapan Planck,
dengan h = 6,6 × 10-34 J s (dalam 2 angka penting)
2. Molekul-molekul memancarkan atau menyerap energi dalam satuandiskret dari energi
cahaya, disebut kuantum (sekarang disebut foton). Molekul-molekul melakukan itu dengan
“melompat” dari satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya. Jika bilangan kuantum
n berubah dengan satu satuan, persamaan menunjukkan bahwa jumlah energi yang
dipancarkan atau diserap oleh molekul-molekul sama dengan hv.
Jadi, beda energi antara dua tingkat energi yang berdekatan adalah hv. Molekul akan
memancarkan atau menyerap energi hanya ketika molekul mengubah tingkat energinya. Jika
molekul tetap tinggal dalam satutingkat energi tertentu, maka tidak ada energi yang diserap
atau dipancarkan molekul. Berdasarkan teori kuantum di atas, Planck dapat menyatakan
hukum radiasi Wien dan hukum radiasi Rayleigh-Jeans, dan menyatakan hukum radiasi benda
hitamnya yang akan berlaku untuk semua panjang gelombang.
Energi rata-rata per osilator dengan frekuensi v adalah
𝜀𝑛
∑𝑛=0 𝜀𝑛 exp( )
𝑘𝐵 𝑇
𝑢(𝑣) = 𝜀
∑𝑛=0 exp( 𝑛 )
𝑘𝐵 𝑇
8𝜋𝑣 2 ℎ𝑣
𝐸(𝑣) = 3 ℎ𝑣/𝑘
𝑐 𝑒 𝐵𝑇 − 1

dengan h = 6,6 × 10-34 J s adalah tetapan Planck, c = 3,0 × 108 m/s adalah cepat rambat
cahaya, kB = 1,38 × 10-23 J/K adalah tetapan Boltzman, dan T adalah suhu mutlak benda
hitam

EFEK FOTOLISTRIK
Pada pertengahan abad ke sepuluh seorang ilmuwan Mesir di Iskandaria yang bernama Al
Hasan (965-1038) mengemukakan pendapat bahwa mata dapat melihat benda-benda di sekeliling
karena adanya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda-benda yang bersangkutan
masuk ke dalam mata. Teori ini akhirnya dapat diterima oleh orang banyak sampai sekarang ini.
Beberapa teori-teori yang mendukung pendapat Al Hasan diantaranya adalah
a. Teori Emisi atau Teori Partikel
b. Teori Gelombang
c. Teori Elektromagnetik
d. Teori Kuantum

Nah pada teori kuantum inilah efek fotolistrik di cetuskan. Teori kuantum pertama kali
dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang bernama Max
Karl Ernst Ludwig Planck (1858 – 1947). Dalam percobaannya Planck mengamati sifat-sifat
termodinamika radiasi benda-benda hitam hingga ia berkesimpulan bahwa energi cahaya
terkumpul dalam paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Dan pada tahun 1901 Planck
mempublikasikan teori kuantum cahaya yang menyatakan bahwa cahaya terdiri dari peket-paket
energi yang disebut kuanta atau foton. Akan tetapi dalam teori ini paket-paket energi atau
partikel penyusun cahaya yang dimaksud berbeda dengan partikel yang dikemukakan oleh
Newton . Karena foton tidak bermassa sedangkan partikel pada teori Newton memiliki massa.
Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan Albert
Einstein pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala fotolistrik dengan menggunakan
teori Planck. Fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari suatu logam yang disinari
dengan panjang gelombang tertentu. Akibatnya percobaan Einstein justru bertentangan dengan
pernyataan Huygens dengan teori gelombangnya.Pada efek fotolistrik, besarnya kecepatan
elektron yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada besarnya intensitas cahaya
yang digunakan untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan menurut teori gelombang
seharusnya energi kinetik elektron bergantung pada intensitas cahaya.
Kemudian dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa cahaya
mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat sebagai gelombang untuk
menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di lain pihak cahaya dapat berupa materi
tak bermassa yang berisikan paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton sehingga dapat
menjelaskan peristiwa efek fotolistrik.
Efek fotolistrik adalah suatu proses dimana suatu cahaya dengan frekuensi cukup tinggi
mengenai permukaan sebuah logam, sehingga dari permukaan logam itu terpancar elektron.
Gambar ini memberi ilustrasi jenis alat yang dipakai dalam eksperimen efek fotolistrik.

Tabung yang divakumkan berisi dua elektroda yang dihubungkan dengan rangkaian
eksternal, dengan keping logam yang permukaannya mengalami iradiasi dipakai sebagai anoda.
Sebagian dari elektron yang muncul dari permukaan yang mengalami iradiasi mempunyai energi
yang cukup untuk mencapai katoda. Ketika potensial perintang V ditambah, lebih sedikit
elektron yang mencapai katoda dan arusnya menurun. Ketika V sama atau melebihi suatu harga
Vo yang besarnya dalam orde beberapa volt, tidak ada elektron yang mencapai katoda dan arus
terhenti. Terdapatnya efek fotolistrik menunjukkan bahwa gelombang cahaya membawa energi,
dan sebagian energi yang diserap oleh logam dapat terkonsentrasi pada elektron tertentu pada
dan muncul sebagai energi kinetik.
Perumusan Matematis
Menurut hukum Kekekalan energy:
ℎ𝑓 = 𝑊 + (𝐸𝑘 + 𝐸𝑑)
dimana W= energy ambang/fungsi kerja logam
Ek=energy kinetic electron setelah lepas dari permukaan logam
Ed=energy electron menuju permukaan logam setelah lepas dari ikatan atom
hf=energy cahaya yang datang (foton)
Jika electron berada jauh dari permukaan, ada kemungkinan energy cahaya datang hanya
digunakan untuk melepaskan electron dari ikatan atom (W) dan hanya untuk menggerakkan
electron menuju permukaan logam(Ed), sehingga ketika electron sampai permukaan sudah
kehabisan energy dan tidak dapat lepas dari permukaan logam, sehingga energy kinetiknya nol
(Ek=0) atau kecepatan electron lepas dari permukaan logam nol(v=0), sehingga
ℎ𝑓 = 𝑊 + 𝐸𝑑………………………………………………………..(2.19)
Jika electron berada dipermukaan logam, maka tidak diperlukan energy electron untuk
menuju ke permukaan (Ed=0), sehingga energy cahaya datang hanya digunakan untuk
melepaskan electron dari ikatan atom (W) dan hanya untuk menggerakkan electron lepas dari
permukaan logam (Ek), karena W tetap maka energy kinetic electron lepas dari permukaan
logam akan maksimum (Ek max) dan kecepatan electron lepas dari permukaan logam juga akan
maksimum (v max). Sehingga Einstein merumuskan persamaan untuk efek fotolistrik yaitu
ℎ𝑓 = 𝑊 + 𝐸𝑘𝑚𝑎𝑥 …………………………………………………….(2.10)
Jadi kecepatan electron-elektron yang dilontarkan dari permukaan logam, pada proses
fotolistrik dapat bernilai 0 s/d vmax atau energy kinetic electron dapat bernilai 0 s/d Ek max. Ekmax
electron yang terpental dari logam tidak bergantung pada intensitas cahaya yang datang tetapi
berbanding lurus dengan frekuensi cahaya datang. Jika logam yang disinari cahaya diberi voltase
1
positif maka 2 𝑚𝑣 2 𝑚𝑎𝑥 = 𝑒𝑉𝑠 (𝑉𝑠 = 𝑠𝑡𝑜𝑝𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑛𝑡𝑖 ) sehingga ℎ𝑓 = 𝑊 + 𝑒𝑉𝑠

ℎ𝑓 = ℎ𝑓0 + 𝑒𝑉𝑠 ………………………………………………………(2.21)


dimana 𝑓0 =frekuensi ambang cahaya datang untuk melepaskan electron dari ikatan atom.

Aplikasi Efek Fotolistrik dalam kehidupan sekarang:


1. Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda
(photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spektrum radiasi
elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan ia
sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini, kelompok
peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang akhirnya
dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik eksternal juga dapat
dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang bernama photoelectron
spectroscopy atau PES.

2. Sel Surya (Solar Cell)


Sel surya yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi matahari menjadi energy
listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya
tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang disertai
dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan
menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

Sebuah sel surya adalah sebuah alat yang mengubah energi sinar matahari langsung
menjadi listrik oleh efek fotovoltaik. Kadang-kadang istilah sel surya digunakan untuk
perangkat dirancang secara khusus untuk menangkap energi dari sinar matahari, sedangkan
istilah sel fotovoltaik digunakan ketika sumber cahaya berada unspecified. Sidang sel
digunakan untuk membuat panel surya, modul surya, atau fotovoltaik array. Fotovoltaik
adalah bidang teknologi dan penelitian yang berkaitan dengan penerapan sel surya dalam
menghasilkan listrik untuk penggunaan praktis. Energi yang dihasilkan dengan cara ini adalah
contoh dari energi matahari.
Prinsip kerja sel surya. Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang
bermuatan positif dan “hole” yang bermuatan negatif. Elektron dan “hole” mengalir
membentuk arus listrik.
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung energi
cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui efek fotolistrik.
Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada permukaan sebuah
logam ketika disinari seberkas cahaya. Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan melalui teori
kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya dipandang sebagai sebuah paket
energi (foton) yang besar energinya bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi
foton akan diserap oleh elektron sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus
dan tegangan listrik.
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah
wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu
menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang
riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga
listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator
genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di
atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah
pengaturan net metering.

3. CCD (Charge Couple Device)


Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan kamera
CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera digital dengan resolusi
hingga 12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang dipakai diseluruh
supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam mengubah citra yang
dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya dapat diproses oleh komputer.

Pada tahun 1969 S. Willard Boyle dan George E. Smith pertama yang berhasil
menemukan teknologi pencitraan menggunakan sensor digital, sebuah CCD (Charge-Coupled
Device). Teknologi CCD memanfaatkan efek fotolistrik, seperti berteori oleh Albert Einstein
dan untuk itu ia dianugerahi tahun 1921 Hadiah Nobel. Dengan efek ini, cahaya diubah
menjadi sinyal-sinyal listrik. Tantangan saat merancang sebuah sensor gambar adalah untuk
mengumpulkan dan membaca sinyal-sinyal dalam sejumlah besar gambar titik, piksel, dalam
waktu singkat.
CCD adalah kamera digital mata elektronik. Itu merevolusi fotografi, sebagai cahaya
sekarang bisa ditangkap secara elektronik, bukan film. Bentuk digital memfasilitasi
pengolahan dan distribusi gambar-gambar ini. Teknologi CCD juga digunakan di banyak
aplikasi medis, misalnya pencitraan bagian dalam tubuh manusia, baik untuk diagnostik dan
untuk bedah mikro.

Prinsip kerja dari CCD yaitu ketika sebuah foton membentur atom, ini dapat mengangkat
sebuah elektron ke tingkat energy yang lebih tinggi, atau dalam beberapa kasus, melepaskan
elektron dari atom. Ketika cahaya menimpa permukaan CCD, ini membebaskan beberapa
elektron untuk bergerak dan berkumpul di kondensator. Elektron tersebut digeser sepanjang
CCD oleh pulsa-pulsa elektronik dan dihitung oleh sebuah sirkuit yang mengambil elektron
dari setiap piksel kedalam sebuah kondensator lalu mengukur dan menguatkan tegangan yang
membentanginya, lalu mengosongkan kondensator. Ini memberikan sebuah citraan hitam-
putih yang efektif dengan mengukur seberapa banyak cahaya yang jatuh disetiap piksel.

4. Soundtrack Filem

Tempat gelap pada soundtrack suatu film bioskop bervariasi serta intensitas cahaya
mencapai sel foto dan karenanya arus mengalir ke pengeras suara (speaker).Soundtrack
ditempatkan pada sepanjang sisi film dalam wujud suatu pola cahaya yang berhubung dengan
mata dan garis gelap.Cahaya dari proyektor diarahkan melalui soundtrack ke arah suatu
phototube variasi dalam menirukan bunyi asli dalam speaker.

5. Alarm bahaya
• Ultraviolet ditembakan melewati dan dari sumber permukaan yang sensitif terhadap cahaya
• Arus yang diperbesar dan digunakan untuk memberi energi ke elektromagnet yang menarik
tangkai metal
• Penghalang memotong berkas cahaya elektromagnet dan mematikannya dan alarm tersebut
mati (tidak nyala)

Efek Compton
Efek Compton adalah pemindahan energi dari cahaya dan radiasi elektromagnetik
lainnya, seperti sinar-x dan sinar gamma, untuk partikel subatom stasioner seperti elektron. Ini
pengaruh teramati memberikan kepercayaan kepada teori bahwa cahaya terdiri dari partikel yang
disebut foton. Energi yang ditransfer adalah terukur dan interaksi sesuai dengan hukum
kekekalan energi. Artinya, energi gabungan dari foton dan elektron sebelum tumbukan adalah
sama dengan energi gabungan dari dua partikel setelah tumbukan. Hasil sekunder dan terkait,
dari tumbukan foton dan elektron dikenal sebagai hamburan Compton, yang diamati sebagai
perubahan arah dari foton setelah tumbukan serta perubahan dalam panjang gelombang mereka.

Pada awal abad ke-20, fisikawan mencatat, Max Planck, berteori bahwa energi
elektromagnetik, seperti cahaya tampak dan radiasi lainnya, terdiri dari paket individu energi
yang disebut foton. Paket ini lebih lanjut seharusnya tanpa massa, namun memiliki sifat individu
dan, di kali, untuk berperilaku seperti dan berbagi sifat tertentu dengan partikel subatomik
lainnya dengan massa yang dapat diamati. Serangkaian percobaan dan perhitungan menghasilkan
penerimaan teori ini, dan ketika efek Compton – hamburan elektron karena penyerapan mereka
energi dari foton – diamati dan direkam oleh fisikawan Arthur Holly Compton pada tahun 1923,
teori Planck semakin diperkuat.
Karya Compton pada fenomena yang dikenal sebagai efek Compton kemudian
membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam fisika. Compton mengamati bahwa foton
bisa memberi energi untuk partikel subatomik seperti elektron, menyebabkan mereka untuk
menyebar, atau menjauh dari posisi asli mereka. Dalam kondisi tertentu, hal ini dapat
menyebabkan elektron untuk dipisahkan dari molekul induknya, pengion mereka, atau mengubah
muatan listrik bersih dari netral ke positif dengan menghilangkan elektron bermuatan negatif.
Dia lebih jauh mengamati bahwa setelah tumbukan, foton dipamerkan peningkatan
panjang gelombang, akibat langsung dari hilangannya energi untuk elektron dan terkait dengan
sudut defleksi dalam perubahan arah, yang dikenal sebagai hamburan Compton. Hubungan ini
didefinisikan oleh persamaan dikenal sebagai rumus Compton. Sebuah analogi yang umum
digunakan untuk membantu menjelaskan efek Compton adalah yang mencolok dari sekelompok
bola bilyar stasioner oleh tongkat bola bergerak. Tongkat bola menanamkan beberapa jika energi
untuk bola lainnya, yang menghamburkan bola bergerak tongkat ke arah lain pada kecepatan
berkurang. Sementara cahaya memiliki kecepatan konstan, berkurangnya kecepatan bola analog
dengan keadaan energi yang lebih rendah dari foton setelah bertabrakan dengan elektron, yang
ditunjukkan oleh panjang gelombang lebih panjang bukannya mengurangi kecepatan.
Perumusan matematis
Selisih panjang gelombang foton terhambur dengan foton datang :

∆𝜆 = (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑚0 𝑐
Hubungan antara sudut 𝜑 (arah electron recoil) dengan sudut 𝜃 (arah hamburan foton) yaitu :
cot(𝜃/2)
tan 𝜑 =

(1 + )
𝜆𝑚0 𝑐

Aplikasi dalam kehidupan yang sekarang


Teleskop compton nuklir (nct) adalah γ ditanggung balon-ray-lembut (0,215mev)
teleskop dirancang untukm engetahui sumber astrofisika dari garis emisi nuklir dan pola isasi γ-
ray. Nct menggunakan sebuah array dari 12 detekto rpencitraan 3-d germanium
(geds).sebuahprototipe 2-ged tentang dijadwalkan nct akanditerbangkan di musim semi 2004.
Program nct dirancang untuk mengembangkan dan menguji teknologi dan teknik analisis penting
untuk compton advanced hubble, selama belajar radiasi γ-ray dengan resolusi spektral yang
sangat tinggi, resolusi sudut moderat, dan sensitivitas yang tinggi. Nct memiliki sebuah novel,
desain ultra-kompak dioptimalkan untuk mempelajari garis emisi nuklir dalam kisaran 0,5-2
kritis mev,dan polarisasi dalam kisaran 0,2-0,5 mev. Penerbangan prototipe kritis akan menguji
instrumen teknologi novel, teknik analisis, dan prosedur penolakan latar belakang kami telah
dikembangkan untuk teleskop beresolusi tinggi compton.

Sinar-X
Sinar –X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 10-8 -10-12 m
dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dapat menembus benda-benda lunak seperti daging
dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar x
sering di gunakan diberbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy,
metarulugi,dan biologi.
Sinar x di temukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923).Ilmuwan
Jerman pada November 1895.Pada waktu itu,Rontgen sedang mempelajari pancaran electron dari
tabung katode.Lempeng logam yang letaknya di dekat tbung katode memencarkan sinar
flueresens selama electron di alirkan.Oleh sebab itu,Rontgen menyimpulkan bahwa sinar tersebut
di sebabkan oleh radiasi dari suatu atom karena tidak di kenal dalm ilmu,maka Rontgen
memberikan nama dengan sebutan SINAR X.
Aplikasi dalam kehidupan yang sekarang
Adapun Manfaat Sinar X, yaitu :
*dalam ilmu kedokteran,sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,gigi serta organ
tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien.Biasanya,masyarakat
awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat,sinar x
mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara
berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya,misalnya kanker. Oleh sebab
itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara
berlebihan.
*Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk diagnosis maupun terapi. Termasuk dalam radiodiagnosis ini
adalah pemeriksaan dengan computed tomography scanner (CT-scan), fluoroskopi, foto toraks
sinar-X konvensional, dan radiografi anak.
*Selain untuk keperluan radiodiagnosis, radiasi pengion jenis foton (sinar-g dan sinar-X) dalam
perkembangan berikutnya juga dimanfaatkan untuk terapi. Kedua jenis radiasi tersebut
mempunyai daya tembus yang tinggi terhadap organ tubuh. Perkembangan teknologi akselerator
memungkinkan aplikasi sinar-X untuk radioterapi kanker dengan hasil yang cukup memuaskan.

Gelombang De Broglie
Pada tahun 1924, Louis de Broglie, seorang ahli fisika dari prancis mengemukakan
hipotesis tentang gelombang materi. Gagasan ini adalh timbale balik daripada gagasab partikel
cahaya yang dikemukakan Max Planck. Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang
melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi
mempunyai sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas
tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi
sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta
yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat
menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel
berbentuk suara.
Gelombang Materi
Hipotesis tentang gelombang materi berasal dari gagasan foton Einstein. Kemudian
diterapkan Louis de Broglie pada 1922, sebelum Compton membuktikannya, untuk menurunkan
Hukum Wien (1896). Ini menyatakan bahwa "bagian tenaga elektromagnet yang paling banyak
dipancarkan benda (hitam) panas adalah yang frekuensinya sekitar 100 milyar kali suhu mutlak
(273 + suhu Celsius) benda itu". Pekerjaan ini ternyata memberi dampak yang berkesan bagi de
Broglie.
Pada musim panas 1923, de Broglie menyatakan, "secara tiba-tiba muncul gagasan untuk
memperluas perilaku rangkap (dual) cahaya mencangkup pula alam partikel". Ia kemudian
memberanikan diri dengan mengemukakan bahwa "partikel, seperti elektron juga berperilaku
sebagai gelombang". Gagasannya ini ia tuangkan dalam tiga makalah ringkas yang diterbitkan
pada 1924; salah satunya dalam jurnal vak fisika Perancis, Comptes Rendus.
Penyajiannya secara terinci dan lebih luas kemudian menjadi bahan tesis doktoralnya
yang ia pertahankan pada November 1924 di Sorbonne, Paris. Tesis ini berangkat dari dua
persamaan yang telah dirumuskan Einstein untuk foton, E=hf dan p=h/. Dalam kedua persamaan
ini, perilaku yang "berkaitan" dengan partikel (energi E dan momentum p) muncul di ruas kiri,
sedangkan ruas kanan dengan gelombang (frekuensi f dan panjang gelombang , baca: lambda).
Besaran h adalah tetapan alam yang ditemukan Planck, tetapan Planck.
Secara tegas, de Broglie mengatakan bahwa hubungan di atas juga berlaku untuk partikel.
Ini merupakan maklumat teori yang melahirkan gelombang partikel atau de Broglie. Untuk
partikel, seperti elektron, momentum p adalah hasilkali massa (sebanding dengan berat) dan
lajunya. Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan massa dan laju
partikel. Sebagai contoh, elektron dengan laju 100 cm per detik, panjang gelombangnya sekitar
0,7 mm.
Perumusan Matematis:
Fungsi gelombang
Andaikan suatu partikel mempunyai momentum linear p, maka gelombang yang dihubungkan
dengan momentum linear itu akan mempunyai gelombang λ =h/p ini berarti gelombangnya harus
berupa suatu gelombang datar yang mempunyai bentuk;
Ψ(x,t) = Ae x p [1 (kx - ωt)]
A adalah amplitude
k = 2π/λ
P = h/λ
𝑘ℎ
Maka P = 2𝜋 = k ħ

Dimana ħ = h/2π

Kecepatan Gelombang de Broglie


Bila kita memberi lambaing kecepatan gelombang De broglie w, kita boleh menetapkan rumus :
w = /λ
panjang gelombang merupakan panjang gelombang De broglie λ = h/m, untuk mendapatkan
frekuensinya kita menyamakan persamaan kuantum E = hv dengan rumus realitifistik untuk
energi total E = mc2 untuk mendapatkan;
hν = mc2
v = mc2 /h
Sehinga persamaan De broglie menjadi :
w = ν = mc2/h x h/mv = c2/v
Keterangan :
Ψ = fungsi gelombang
P= momentum
Λ = panjang gelombang
A = amplitudo
h = tetapan Planck

Kecepatan fase dan kecepatan group


Y1= A cos (wt – kx)
Y2= A cos [(w + dw)t - (k + dk)x]
Dengan mengingat :
cosα+cosβ=2cos1/2(α+β) . cos1/2(α-β)
Kita dapatkan y = y1 + y2s
y = 2A cos (wt – kx) cos (dw2 t - dk2 x)
Persamaan tersebut menyatakan gelombang yang berfrekuensi sudut ω dan bilangan gelombang
k yang termodulasi dengan frekuensi sudut ½ d dan bilangan gelombang ½ dk efek modulasi ini
menimbulkan menghasilkan group gelombang yang berbaris seperti pada gambar, kecepatan fasa
w besarnya :
w= ω/k
sedangkan kecepatan group gelombangnya:
u= w /dk
Jika kecepatan fasa wsama untuk setiap panjang gelombang maka kecepatan group dan
kecepatan fasanya sama.
Frekuensi sudut dan bilangan gelombang dari gelombang De broglie yang berpautan dengan
sebuah benda dengan massa diam m0 yang bergerak dengan kecepatan v ialah:
w = 2 = 2mc2/ h
=2πm0 c2h1-v 2c2
dan k = 2π/λ = 2πmv/h = 2πm0 vh1-v 2c2
keduanya ω dan k merupakan fungsi dari kecepatan v, kecepatan fasa seperti yang kita dapatkan:
w =ω/k = c2/v
kecepatan group u dari gelombang de Broglie yang berkaitan dengan benda itu ialah:
u= dw/dk = dw/dvdk/dv
sekarang
dw/dv = 2πm0 vh(1-v2/c2)32
dan
dk/dv = 2πm0 h(1-v2/c2)32
maka kecepatan grupnya menjadi:
u=v
Melalui hipotesa De broglie, kita juga dapat menentukan kebolehjadian menemukan partikel
pada suatu titik. Dengan hubungan ketidakpastian :
∆x.∆p ≈ ħ2
∆x.∆k = 2π ; k = 2πλ =2πph dan ∆k = 2πh∆p
Maka:
∆x.∆p. 2πh = 2π∆x.∆p = h
Persamaan ini merupakan salahsatu bentuk prinsip ketidakpastian Heisenberg untuk menyatakan
kebolehjadian menemukan partikel di suatu titik pada gelombang.

B. Model Atom
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805),
kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr
(1914). Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai
susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan
dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam
atom disebut model atom.
1. Teori Atom Dalton

John Dalton (1766-1844) ialah seorang guru SMU di Manchester, Inggris. Ia terkenal karena
teorinya yang membangkitkan kembali istilah "atom". Dalam buku karangannya yang berjudul
New System of Chemical Philosophy ia berhasil merumuskan hal tentang atom sekitar tahun
1803.
Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom
yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap-tiap unsur terdiri atas
atom-atom dengan sifat dan massa identik, dan senyawa
terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam
komposisi yang tetap. Temuannya didasarkan pada
sebuah eksperimen. John Dalton menggambarkan atom
seperti bola pejal.
Berikut 5 Teori Atom Dalton:
1. Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat dibagi
kembali (disebut atom). Dalam reaksi kimia, mereka tidak dapat diciptakan, dihancurkan atau
diubah menjadi jenis unsur yang lain.

2.Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu memiliki sifat-sifat
yang serupa;seperti massa dan ukuran.

3. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.

4. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur yang digabungkan

5. Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-perbandingan


yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa.

Kelebihan Teori Atom Dalton

1. Memungkinkan kita untuk menjelaskan hukum kombinasi kimia.

2. Dalton adalah orang pertama yang mengakui perbedaan yang bisa diterapkan antara
partikel dari suatu unsur (atom) dan dari senyawa (molekul).

Kelemahan Teori Atom Dalton

1. Ketidak terpisahan atom terbukti salah, karena, atom dapat dibagi lagi menjadi proton,
neutron dan elektron.Namun atom adalah partikel terkecil, yang sangat berpengaruh dalam
reaksi kimia.

2. Menurut Dalton, atom-atom dari unsur yang sama adalah sama dalam segala hal.
Pernyataan ini salah karena atom dari beberapa unsur berbeda dalam hal massa dan
kepadatan. Atom seperti dari unsur yang sama memiliki massa yang berbeda disebut isotop.
Misalnya, klorin memiliki dua isotop yang memiliki nomor massa 35 dan 37 satuan massa
atom (sma).
3. Dalton juga mengatakan atom elemen yang berbeda berbeda dalam segala hal. Hal ini
telah terbukti salah dalam kasus-kasus tertentu seperti atom argon dan atom kalsium, yang
memiliki massa atom yang sama yaitu 40. Atom unsur berbeda yang memiliki massa atom
yang sama disebut isobar.

4. Menurut Dalton atom unsur yang berbeda bergabung dalam rasio nomor sederhana
keseluruhan untuk membentuk senyawa. Hal ini tidak terlihat pada senyawa organik
kompleks seperti gula C12H22O11.

5. Teori ini gagal untuk menjelaskan keberadaan alotrop. Perbedaan sifat arang, grafit,
berlian tidak dapat dijelaskan karena ketiganya terdiri dari atom yang sama yaitu karbon.

Meskipun teorinya memiliki banyak kekurangan namun ia tetap dianggap sebagai bapak
pencetus teori atom modern, terlebih lagi karena teorinya tersebut mampu menerangkan Hukum
kekekalan massa Lavoisier dan Hukum perbandingan tetap Proust.

2. Teori Atom J.J. Thomson


Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson,
eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil
eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif
dalam atom yang disebut elektron. Suatu bola pejal yang
permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang
bermuatan positif sehingga atom bersifat netral.

Teori Atom Thomson adalah salah satu teori yang mencoba mendeskripsikan bentuk
atom yaitu seperti bentuk roti kismis. Diibaratkan sebagai roti kismis karena saat itu Thomson
beranggapan bahwa atom bermuatan positif dengan adanya elektron bermuatan negatif di
sekelilingnya.
Pada gambar di atas, bagian berwarna oranye bermuatan positif, sedangkan berwarna
hijau adalah elektron yang bermuatan negatif. Sampai akhir abad ke-19, konsep mengenai bentuk
atom masih berupa bola pejal layaknya bola biliar. Sedangkan pada tahun 1987 Joseph John
Thomson secara total merubah konsep atom dengan adanya penemuan elektron yang dikenal
dengan teori atom Thomson.

Teori Thomson memiliki kelebihan yaitu mampu membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur
namun teori ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut. Selain roti kismis, teori atom Thomson dapat diumpamakan sebagai semangka. Daging
buah yang berwarna merah melambangkan ruang yang bermuatan positif, sedangkan biji yang
tersebar di dalamnya adalah elekton yang bermuatan negatif.
Penemuan Elektron
Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda. Pada saat
itu, Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati tabung vakum, ada semacam aliran
berkilau yang terbentuk. Thomson menemukan bahwa aliran berkilau tersebut dibelokkan ke
arah plat kutub positif. Teori atom Thomson membuktikan bahwa aliran tersebut terbentuk dari
partikel kecil dari atom dan partikel terebut bermuatan negatif. Thomson menamai penemuan
tersebut sebagai elektron.

3. Model Atom Rutherford


Pada tahun 1909 Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan
petunjuk dari Ernest Rutherford melakukan eksperimen di
Laboratorium Fisika Universitas Manchester untuk
membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan oleh
Thomson
Eksperimen ini melibatkan penambakan partikel alfa (inti atom helium atau ion helium
dengan muatan positip) yang diemisikan oleh unsur Radium pada lempengan logam emas tipis
dan kemudian mendeteksi partikel alfa yang telah melewati lempengan logam emas tersebut
dengan menggunakan layar yang dilapisi seng sulfida (ZnS) sebagai dtetektor.

Rutherford berpendapat bahwa apabila struktur atom


yang dikemukakan oleh Thomson adalah benar
maka sebagian besar berkas partikel alfa akan
melewati lempengan logam emas dan sebagian kecil
sekali yang akan didefleksi.

Akan tetapi hasil eksperimen Rutherford sangat mengejutkan,


sebagian besar berkas partikel alfa melewati lempengan logam
emas, terdapat banyak berkas partikel alfa yang didefleksi
dengan sudut yang besar (lebih dari 900), bahkan terdapat
berkas partikel alfa yang direfleksi kembali kearah sumber tanpa
pernah menyentuh layer detector (perhatikan gambar).

Setelah merunut pola-pola partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng logam emas,
maka Rutherford mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar
ruang dalam atom adalah “ruang kosong”, dan terdapat massa
yang terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan positif
dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran
keseluruhan bagian atom, dan elektron mengelilingi inti atom
tersebut seperti planet-planet kita mengelilingi matahari.
Rutherford menyimpulkan struktur atom tersebut berlandaskan eksperimennya sebagai
berikut:
1. Sebagian besar berkas partikel alfa yang dapat melewati lempengan logam emas
menunjukan bahwa partikel alfa ini melewati ruang kosong yang ada di dalam atom sehingga
dengan mudah partikel alfa ini melewati ruang kosong tersebut tanpa hambatan yang berarti.

2. Berkas partikel alfa yang didefleksi menunjukan bahwa partikel alfa tersebut berada pada
posisi yang dekat dengan inti atom yang bermuatan positif. Muatan positif dengan muatan
positif akan saling tolak menolak, hal inilah yang menyebabkan partikel alfa dibelokan
dengan sudut yang besar.

3. Berkas partikel alfa yang di refleksi kembali (dipantulkan kembali) menunjukan


bahwa partikel alfa tersebut bertumbukkan dengan inti atom yang bermuatan positif. Inti atom
emas mempunyai massa dan muatan positif yang lebih besar
ini sebanding dengan massa dan muatan partikel alfa, hal inilah yang membuat partikel alfa di
pantulkan kembali.

Kelebihan Atom Rutherford


1. Bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan disekelilingnya terdapat
elektron yang mengelilinya.

2. Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas

3. Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditemukan

4. Sudah dapat menerangkan / menentukan bentuk lintasan elektron yang mengelilingi inti
atom

5. Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti

6. Elektron dapat bergerak dalam lintasan apapun, dari lintasan yang tak terhingga
jumlahnya

Kekurangan Atom Rutherford


1. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara
rotasinya terhadap ini atom.
2. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
3. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).
4. Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengelilingi inti ini disertai pemancaran energi
sehingga lama-kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

4. Teori Atom Bohr


Model atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti berukuran sangat kecil dan
bermuatan positif dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif yang mempunyai orbit. Inilah
gambar teori model atom Bohr. Penjelasan teori atom Bohr dapat dibaca pada sub bunyi postulat
teori atom Bohr di bawah.

Niels Bohr mengajukan teori atom Bohr ini pada tahun


1915. Karena model atom Bohr merupakan modifikasi
(pengembangan) dari model atom Rutherford, beberapa
ahli kimia menyebutnya dengan teori atom Rutherford-
Bohr.
Model atom Bohr berbentuk seperti tata surya, dengan
elektron yang berada di lintasan peredaran (orbit)
mengelilingi inti bermuatan positif yang ukurannya
sangat kecil. Gaya gravitasi pada tata surya secara
matematis dapat diilustrasikan sebagai gaya Coulomb
antara nukleus (inti) yang bermuatan positif dengan
elektron bermuatan negatif.
Bunyi Postulat Teori Atom Bohr
Teori atom Bohr kiranya dapat dijelaskan seperti berikut:
1. Elektron mengitari inti atom dalam orbit-orbit tertentu yang berbentuk lingkaran. Orbit-
orbit ini sering disebut sebagai kulit-kulit elektron yang dinyatakan dengan notasi K, L, M, N
... dst yang secara berututan sesuai dengan n = 1, 2, 3, 4 ... dst.
2. Elektron dalam tiap orbit mempunyai energi tertentu yang makin tinggi dengan makin
besarnya lingkaran orbit atau makin besarnya harga n. Energi ini bersifat terkuantisasi dan
harga-harga yang diijinkan dinyatakan oleh harga momentum sudut elektron yang
terkuantisasi sebesar n (h/2π) dengan n = 1, 2, 3, 4 ... dst.

3. Selama dalam orbitnya, elektron tidak memancarkan energi dan dikatakan dalam keadaan
stasioner. Keberadaan elektron dalam orbit stasioner ini dipertahankan oleh gaya tarik
elektrostatik elektron oleh inti atom yang diseimbangkan oleh gaya sentrifugal dari gerak
elektron.

4. Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit lain yang mempunyai energi lebih tinggi
bila elektron tersebut menyerap energi yang besarnya sesuai dengan perbedaan energi antara
kedua orbit yang bersangkutan, dan sebaliknya bila elektron berpindah ke orbit yang
mempunyai energi lebih rendah akan memancarkan energi radiasi yang teramati sebagai
spektrum garis yang besarnya sesuai dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang
bersangkutan.

5. Atom dalam molekul dikatakan dalam keadaan tingkat dasar (ground state) apabila
elektron-elektronnya menempati orbit-orbit sedemikian sehingga memberikan energi total
terendah. Dan apabila elektron-elektron menempati orbit-orbit yang memberikan energi lebih
tinggi daripada energi tingkat dasarnya dikatakan atom dalam tingkat tereksitasi (excited
state). Atom dalam keadaan dasar lebih stabil daripada dalam keadaan tereksitasi.

Kelebihan model atom Bohr


1. Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya electron dan atom
membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat
elektron.
2. Teori atom Bohr dapat menjelaskan tetapan Rydberg untuk garis spektra emisi hydrogen

Kelemahan Teori Atom Bohr


Walaupun dinilai sudah revolusioner, tetapi masih ditemukan kelemahan teori atom Bohr yaitu:
1.Melanggar asas ketidakpastian Heisenberg karena elektron mempunyai jari-jari dan lintasan
yang telah diketahui.

2. Model atom Bohr mempunyai nilai momentum sudut lintasan ground state yang salah.

3.Lemahnya penjelasan tentang prediksi spektra atom yang lebih besar.

4.Tidak dapat memprediksi intensitas relatif garis spektra.

5.Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan struktur garis spektra yang baik.

6.Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.

Model Hidrogen Bohr


Contoh paling sederhana dari model atom hidrogen Bohr (Z = 1) atau sebuah ion mirip
hidrogen (Z > 1), yang mempunyai elektron bermuatan negatif mengelilingi inti bermuatan
positif. Energi elektromagnetik akan diserap atau dilepaskan ketika sebuah elektron berpindah
dari lintasan satu ke lintasan lain. Jari-jari dari lintasan bertambah sebagai n2, dimana n adalah
bilangan kuantum utama. Transisi dari 3 ke 2 menghasilkan garis pertama dalam deret Balmer.
Untuk hidrogen (Z = 1) akan menghasilkan foton dengan panjang gelombang 656 nm (cahaya
merah).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Planck menyatakan bahwa kunci utama pembahasan radiasi benda hitam adalah bahwa energi
dpancarkan atau diserap dalam bentuk paket (kuata). Jadi, energi bersifat disktri (tidak kontinu).
Energi (E) foton dirumuskan dengan:

E = hf

Dengan h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s) dan f = frekuensi foton

Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap
sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi
sejumlah di mana h adalah konstanta Planck, v adalah laju cahaya, dan λ adalah panjang
gelombangnya.
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika
dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahayatampak dan radiasi ultraungu)
yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.
Foton yang menumbuk electron akan kehilangan sebagian energinya. Setelah menumbuk
electron, foton datang dengan energi E =hf akan terhambur dengan energihf’ dengan f’ < f.
frekuensinya berkurang sama artinya dengan bertambah panjang gelombangnya. Foton datang
dengan panjang gelombang l, sedangkan foton terhambur memiliki panjang gelombang l’
dengan l’ > l.
Dengan
l = panjang gelombang partikel menurut de Broglie
m = massa pertikel
u = laju partikel
Hasil penemuan kedua ilmuan ini dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang menyatakan
bahwa:
Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam sebanding dengan luas
permukaannya serta pangkat empat suhu mutlaknya
P =AesT4
Dengan
e = emisivitas
s = konstanta Stefan-Boltzmann = 5.67 x 10-8 W/m2.K4
Wien merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spectrum (lm) berbanding terbalik
dengn suhu mutlak benda, semuai persamaan:
lm T = C
dengan C adalah tetapan pergeseran Wien sebesar 2,90 x 10-3 m.K

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pembahasan hanya tentang teori Planck, teori
foton, efek fotolistrik, efek Compton, hipotesis de Broglie, hukum Stefan-Boltzmann dan
pergeseran Wien secara ris besarnya saja. Untuk lebih memperluas wawasan pembaca bisa
merujuk pada sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang isi makalah ini secra lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai