Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM

MAKALAH FISIKA
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
 CHANTIKA SALSABILA (07)
 ERIKA UTAMI (09)
 IDRIS (14)
 IRMAWATI (16)
 LASTRI RAMADANI (17)
 NURLIA (24)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambr
Daftar Tabel
Pengantar
Bab 8 konsep dan Fenomena Kuantum
A. Radiasi Benda Hitam
1. Hukum Stefan-Boltzmann
2. Hukum Pergeseran Wien
3. Perumusan Rayleigh dan Jeans
4. Hipotesis Kuantum Planck
B. Teori Kuantum Cahaya
1. Konsep Foton
2. Efek Fotolistrik
3. Proses Pembentukan Sinar –X
4. Efek Compton
5. Sifat Gelombang Pada Partikel
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak
Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
A.Radiasi Benda Hitam
Radiasi kalor dan radiasi hitam yang dipancarkan oleh suatu benda berantung pada
suhunya. Makin tinggi suhu suatu benda, makin besar pula energi kalor yang
dipancarkannya. Contohnya yaitu radiasi kalor yang terjadi dari bola lampu pijar.
Pada saat kita mengamati secara sederhana dengan menggunakan lampu pijar 5 W
dan 40 W yang sedang menyala selama waktu tertentu, kita akan merasakan radiasi
kalor yang dihasilkan oleh lampu 40 W lebih panas dibandingkan lampu 5 W,
sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa lampu 40 W memiliki suhu yang lebih
tinggi daripada lampu 5 W.

1.Hukum Stefan-Boltzmann
Joseph Stefan dan Ludwig Boltzmann telah melakukan pengukuran laju energi kalor
radiasi yang dipancarkan oleh permukaan uatu benda. Hasil yang didapatkan
selanjutnya dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi :

                     “Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk


radiasi kalor per satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding
dengan empat suhu mutlak permukaan itu.”

Pernyataan di atas dapat dituliskan secara matematika sebagai berikut.

Q I = eσT 4
P = = eσAT 4
t
P=I·A
Atau,
Dengan : E=P·t

I  = Intensitas radiasi ( watt/m2 )


P = Daya radiasi (watt)
E = Energi radiasi (joule)
T = Suhu mutlak benda (K)
A = Luas penampang (m2)
t = Waktu radiasi (s)
σ = Konstanta Stefan-Boltzmann (5,67.10-8 Wm-2 K-4)
Melalui pengukuran langsung dapat diketahui bahwa radiasi dipengaruhi oleh sifat
warna benda. Besaran ini dinamakan koefisien emisivitas yang disimbolkan e. Benda
hitam sempurna memiliki e = 1, benda putih sempurna e = 0 dan benda-benda lain
memiliki rentang 0 sampai 1.
            Perlu diingat benda hitam sempurna merupakan suatu model idealisasi. Jadi,
sebenarnya tidak ada sebuah benda yang berperilaku sebagai benda hitam
sempurna. Berdasarkan definisi benda hitam sempurna kita dapat membuat model
benda hitam yang menyerap hampir seluruh radiasi yang mengenainya seperti pada
gambar di atas.

Contoh Soal

Tentukan energi radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda yang memiliki luas 400 cm2
yang suhunya 127oC, jika diketahui emisivitas benda itu 0,5!
Penyelesaian  
Diketahui :     
A = 400 cm2 = 4 . 10-2 m2
T = 127oC = 273 + 127 K = 400 K
e = 0,5 V = 5,67 x 10-8 W m-2K-4
Ditanyakan :   
P = ….?
Jawab :
P = eσAT 4
P = 0,5 × 5,67 . 10−8 × 4.10−2 × 400 4
P = 29,0304 W/m2

2.Hukum Pergeseran Wien


Jika sebuah benda hitam dipanaskan, maka benda itu suhunya akan naik dan
warnanya akan berubah dari merah tua bergeser ke arah sinar putih. Pergeseran
warna benda tersebut menunjukkan bahwa pancaran energi radiasi semakin tinggi
suhunya semakin besar frekuensi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
benda tersebut dan semakin lengkap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan.
Spektrum radiasi benda hitam (seperti gambar di bawah) merupakan gambaran dari
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda hitam.Pada pengukuran
itu Wilhelm Wien menemukan adanya pergeseran panjang gelombang maksimum
saat suhu benda hitam berubah. Kenaikan suhu benda hitam menyebabkan panjang
gelombang maksimum yang dipancarkan benda akan mengecil. Hubungan ini dapat
dituliskan seperti persamaan berikut.

λ max · T = C

Dengan:
λmax = panjang gelombang yang membawa energi maksimum
T = suhu benda (K)
C = konstanta Wien = 2,898×10-3 mK
Contoh Soal:

Sebuah benda hitam meradiasikan gelombang elektromagnetik dengan panjang


gelombang 8700 Å pada saat intensitas radiasinya maksimum. Berapakah suhu
permukaan benda yang memancarkan gelombang tersebut?
Penyelesaian
Diketahui :
λ max = 8700 Å = 8,7.10-7 m
c = 2,9.10-3 mK
Ditanya :
T = ….?
Jawab :
λ max · T = C
2' 9× 10−3
T= −7
8,7× 10
T = 3000 k atau 2727°C

3. Perumusan Rayleigh dan Jeans


Lord Rayleigh dan Sir James H Jeans menggunakan teori kinetik gas untuk
menjelaskan radiasi benda hitam. Menurut fisika klasik mengenai ekuipartisi energi,
1
energi rata-rata setiap derajat kebebasan pada suhu T adalah kT.
2
Persamaan matematis yang didapatkan oleh Rayleigh dan Jeans menunjukkan
bahwa untuk λ yang membesar, intensitas akan semakin kecil dan jika λ mendekati
tak hingga, intensitas akan mendekati nol. Hal ini tidak susuai dengan hasil empiris. (
hasil Rayleigh dan Jeans tidak sesuai untuk λ mendekati nol).

4. Hipotesis Kuantum Planck


Penjelasan mengenai radiasi benda hitam dan pergeseran Wien belum ter-
pecahkan hingga tahun 1890-an. Teori Maxwell tentang terjadinya gelombang
elektromagnetik yang menyatakan bahwa getaran muatan listrik dapat men-
ghasilkan gelombang elektromagnetik, ternyata belum mampu memprediksi dengan
tepat spektrum yang diradiasikan benda hitam.
Kebuntuan teori mengenai radiasi benda hitam akhirnya berhasil dipecahkan oleh
Max Planck. Planck mengemukakan teori baru dengan menganggap bahwa energi
radiasi yang dihasilkan oleh getaran molekul-molekul bermuatan listrik merupakan
kelipatan bilangan bulat positif dari hf, yaitu:

E = nhf

dengan:
n = 1, 2, 3...

h= konstanta Planck = 6,63 x 10−34 J.s, dan


f= frekuensi radiasi (Hz)

Jika tetapan Planck 6,6 x 10-34 Js, kecepatan cahaya 3 x 108 m/s dan panjang
gelombang cahaya 6000 Å maka energi foton itu adalah…
Dik:
h = 6,6 x 10-34 Js c = 3 x 108 m/s λ = 6000 Å = 6 x 10-7 m n=1
Penye : E = n . h . f
c
E=n.h.
h
8
3 × 10 m/ s
→ E = 1 . 6,6 x 10-34 Js . −7
6 ×10 m/s
→ E = 3,3 x 10-19 joule
B. Teori Kuantum Cahaya
1. Konsep Foton
Di dalam Fisika, foton merupakan partikel dasar dalam fenomena elektromagnetik.
Partikel dasar ini merupakan bentuk radiasi elektromagnetik, tidak bermuatan listrik.
Foton bergerak di dalam vakum dengan kecepatan cahaya e sehingga sifat
gelombang yang dimiliki sama dengan sifat cahaya. Selain mempunyai sifat sebagai
gelombang, foton juga memiliki sifat sebagai partikel, fenomena ini disebut sebagai
dualisme gelombang-partikel. Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di
seluruh ruang dan menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa
dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu
sama lain.
Max Planck, sekitar tahun 1900, melakukan pengamatan terhadap radiasi yang
dipancarkan oleh benda yang dipanaskan. Berdasarkan data pengamatan tersebut,
ia mengembangkan formulasi baru yang menjelaskan fenomena spektrum radiasi.
Hasilnya adalah Planck mensyaratkan bahwa energi ketika dipancarkan atau diserap,
haruslah dalam bentuk diskrit. Hukum dasar yang juga berhasil ditemukan Planck,
yaitu energi dari masing-masing foton sama dengan frekuensi radiasinya dikalikan
dengan sebuah konstanta Planck. Penemuan ini jelas menggemparkan karena
bertentangan dengan teori yang telah mapan pada waktu itu, yaitu teori gelombang
elektromagnetik. Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi
dengan cara memindahkan energi.
Besarnya energi sebuah foton memenuhi persamaan:
Keterangan:
E = energi foton (joule) hc
E = hf =
λ
f = frekuensi foton (Hz)
h = tetapan Planck (Q = 6,63 × 10−34 J.s)
λ=panjang gelombang foton (Å)
c= kecepatan perambatan foton (m . s−1)

Karena energi foton berbanding lurus dengan frekuensinya, foton energi rendah
memiliki frekuensi rendah, sementara foton energi tinggi memiliki frekuensi tinggi.
Foton yang tergolong energi rendah adalah gelombang radio atau gelombang mikro,
foton energi sedang adalah cahaya tampak, foton energi tinggi adalah sinar-X,
sementara energi yang lebih tinggi lagi adalah sinar gamma. Istilah foton pertama
kali diberikan oleh Gilbert Lewis tahun 1926. Selain sebagai pembawa energi, foton
juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton mematuhi hukum
mekanika kuantum, yang berarti besaran- besarannya tidak dapat diukur dengan
cermat. Konsep foton ini telah membawa kepada penemuan-penemuan
menakjubkan di dalam penemuan-penemuan dan teori fisika, seperti laser,
kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan interpretasi probabilitas untuk
mekanika kuantum.
Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917
oleh Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak
memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan
ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan
materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal.
Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan menggunakan
persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan cahaya. Namun dalam model ini objek
material yang mengemisi dan menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun model-
model semiklasik ini ikut menyumbang dalam pengembangan mekanika kuantum,
percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu
sendirilah yang terkuantisasi.

Contoh soal

Tentukan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang gelombang
6.600 Å jika kecepatan cahaya adalah 3 × 108 m/s dan tetapan Planck adalah
6,6 × 10−34 J.s.
Penyelesaian:
hc
E=
λ
−34 8
(6,6 ×10 )(3× 10 ) −19
E= 8
=3 × 10 J
(6,6 × 10 )
2. Efek Fotolistrik
Planck mengemukakan bahwa osilator hanya dapat menyerap dan memancarkan
energi gelombang dengan nilai yang terkuantisasi. Namun, Planck masih tetap
menganggap bahwa gelombang tetaplah suatu wujud yang kontinu . Ia belum
sampai pada pemikiran bahwa energi gelombang itu sendirilah yang terkuantisasi.
Konsep tersebut dikemukakan oleh Albert Einsten ketika menjelaskan efek
fotolistrik.
Efek fotolistrik adalah suatu gejala terlepasnya elktron-elktron dari permukaan pelat
logam yang disinari cahaya dengan frekuensi tertentu.

Energi kinetik yang dimiliki elektron dapat dicari dri potensial ambang (pada saat
arus sama dengan nol). Beda potensial ini bersifat menahan laju elekton. Seiiring
dengan kenaikan beda potensial yang diberikan dari sumber tegangan, penunjukan
jarum amperemeter akan mengecil. Jika suatu ketika jarum amperemeter
menunjukkan angka nol, artinya tidak ada elektron yang lepas dari permukaan
anode. Berarti, besarnya energi potensial yang diberikan oleh sumber tegangan
sama dengan energi kinetik yang dimiliki elektron. Nilai beda potensial pada saat itu
disebut potensial penghenti ( cut off potential = V 0 ). Dengan demikian, besarnya
potensial penghenti V 0 , bersesuaian dengan energi kinetik Ek elektron.

Ek = e v 0

Dengan besaran e adalah muatan elektron yang besarnya 1,61 × 10−19 C . Albert
Einstein menjelaskan hasil-hasil yang diperoleh pada eksperimen efek fotolistrik
pada 1905. Menurutnya, cahaya terdiri atas paket-paket yang yang disebut sebagai
foton. Foton adalah partikel dengan massa diam nol yang merupakan kuantum
radiasi elektromagnetik. Energi yang dimiliki oleh foton sama dengan kuanta yang
dikemukakan oleh Planck, yakni E=hf, dengan h adalah konstanta Planck.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan diri dari permukaan logam disebut
fungsi kerja (W). Untuk jenis logam yang berbeda , fungsi kerja akan berbeda pula
karena perbedaan energi ikat antara elektron dan ion dlm logam. Untuk jenis logam
tertentu dapat dituliskan dengan persamaan berikut;

W = hf 0
Deangan f 0 frekuensi ambang foton yang dapat menimbulkan efek fotolistrik. Jika
frekuensi foton lebih besar dari frekuensi ambang , kelebihan energi yang diterima
elektron itu akan menjadi energi kinetik elektron.

Ek = hf – W atau Ek = hf - hf 0

c c
Oleh karena f = dan f 0 = maka;
λ λ

hc
Ek = -
λ
hc
λ0

Contoh soal 1

Pada sebuah percobaan efek fotolistrik, arus mengalir pada suatu


amperemeter.Ketika porensial penghenti bernilai 2,5 V, amperemeter
menunjukkan angka nol.Tentukanlah energi kinetik elektron yang terlepas pada
efek fotolistrik tersebut.

Dik: V 0 = 2,5 V

Energi potensial pengganti ( Ek ) = e V 0 = (1,6×10−19 C )(2,5 V )

Ek =4,0 ×10−19 J

Jadi, energi kinetik elektronnya adalah 4,0 × 10−19 J


Contoh soal 2
frekuansi kerja sebuah logam adalah 5×1014 Hz, ketika diberi cahaya berfrekuensi 8× 1014
Hz. Maka besar energi kinetik elektron yang keluar dari logam tersebut adalah
penyelesaian:
Dik: h = 6,6.10−34
f = 8×1014
f 0 = 5 ×1014

Dit : Ek ?
Penye: Ek =¿h ( f- f 0)
Ek = 6,6.10−34 ( 8 – 5 ) 1014
Ek = 1,98 × 10−19

3.PROSES PEMBENTUKAN SINAR-X


Saat mengalami patah tulang ataupun penyakit berbahaya, manusia harus
melakukan rontgen untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita.
Saat melakukan rontgen, bagian tubuh yang sakit akan diradiasi oleh gelombang
elektromagnetik yang bernama sinar-X.
Sinar-X memiliki sifat dualisme cahaya sehingga dapat disebut juga sebagai paket
foton-foton dari awan elektron suatu atom. Sinar-X memiliki energi yang
memungkinkannya menembus bagian tubuh manusia kecuali tulang.
Proses pembentukan sinar-X merupakan aliran elektron yang menumbuk
permukaan logam dapat menghasilkan foton-foton sinar-X.Sinar-X didapatkan ketika
elektron-elektron bergerak dengan kecepatan tinggi yang diperoleh melalui beda
potensial tinggi menumbuk suatu permukaan logam. Pertama kali sinar-X
diperkenalkan oleh Wilhelm K.Rontgen (1845-1923) pada 1895 sehingga sinar-X
diberi nama sinar Rontgen.
Produksi Sinar-X dilakukan dalam suatu tabung yang berisikan mekanisme untuk
mempercepat elektron dan menabrakannya pada anoda. Dalam tabung terdapat
katoda yang memiliki banyak elektron di dalamnya. Saat filament dipanaskan,
katoda akan melepaskan awan elektron. Generator kemudian dinyalakan untuk
memberikan beda potensial tinggi antara katoda dan anoda. Beda potensial yang
tinggi menyebabkan loncatan elektron atau percepatan laju elektron. Elektron yang
telah dipercepat kemudian akan menumbuk anoda yang berupa tungsten,
mengalami perlambatan dan perubahan arah. Tumbukan tersebut mengubah energi
kinetik elektron dan mengubahnya menjadi panas juga sinar-X.

Jika elektron menumbuk radiasi sinar-X,akan berlaku persamaan-persamaan sebagai


berikut.
E(sinar-X)=Ek(elektron)
hc 1 2
= mv
λ min 2
Energi kinetik elektron ini berasal dari potensial elektron,karena elektron mendapat
beda potensial V,sehingga
Ek (elektron)=Ep (elektron)
1 2
mv atau eV
2
Jadi,panjang gelombang minimum sinar-X dapat dihasilkan dari suatu tabung sinar-X
yang memenuhi persamaan
hc
=eV atau
λ min
hc
aλmin=
eV

(8-9)
h adalah konstanta Planck,c kecepatan cahaya dalam ruang hampa,e muatan
elektron dan V beda potensial antara anode dan katode
Contoh Persamaan (8-9)
Tabung sinar-X beroperasi dengan potensial akselerasi 18 Kv.Besar energi maksimal sinar-X yang
dipancarkan tabung adalah...
Peyelesaian:
Dik:V= 18Kv  18 x 103
hc
Dit: E...? E=
λ
8
hc 3 x 10 m/s
Penye: e V = E=6.6 x 10-34 js .
λ −11
6,875 x 10 m
8
3 x 10 m/s
1.6 x 10-19 j . 18 x 103 v=6.6 x 10-34 js. E=2,88 x 10-15 j
λ
−34 8m/s
6.6 x 10 js. 3 x 10
λ=
1.6 x 10−19 J . 18 x 103 V
λ=6,875 x 10-11 m

MANFAAT SINAR-X
Daya tembus sinar-X membuatnya digunakan dalam pencitraan berbagai macam
benda yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata manusia. Contoh penggunaan
sinar-X adalah mengidentifikasi retakan pada struktur bangunan, mengidentifikasi
cacat pada suatu benda padat, pengecekan kualitas logam, identifikasi isi tas, paket,
dan benda lainnya di bandara ataupun dalam sektor keamanan. Serta keperluan
medis, seperti mengidentifikasi kanker, tumor, penyumbatan pembuluh darah,
patah tulang, kerusakan gigi, peradangan sendi, penciteraan organ dalam, dan
identifikasi barang asing dalam tubuh.
BAHAYA SINAR-X
Walupun kegunaan sinar-X sangatlah banyak, namun sinar-X tetaplah radiasi
elektromagnetik yang bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh.Contohnya
paparan sinar-X pada tubuh dapat menyebabkan kulit memerah, rambut rontok,
katarak pada mata, bahkan mengembangkan kanker dan tumor dalam jangka waktu
panjang.
4.EFEK COMPTON
Penelitian hamburan sinar-X yang dilakukan oleh ahli Fisika Amerika Serikat. Arthur
H. Compton (1892-1962) menghasilkan gejala baru, yakni perubahan panjang
gelombang sebelum dan sesudah sinar-X dihamburkan. Kemudian. Gejala ini dapat
dijelaskan oleh Compton dengan menganggap bahwa yang terjadi adalah tumbukan
antara kuantum cahaya dan elektron bebas.
Jika foton menumbuk elektron, sebagian energi foton akan diberikan kepada
elektron sehingga elektron akan memiliki energi kinetik. Sementara itu, energi foton
setelah tumbukan akan berkurang. Menurut teori klasik. pengurangan energi tidak
akan diikuti oleh perubahan frekuensi atau panjang gelombang.Berdasarkan teeori
kuantum,perubahan energi berarti perubahan frekuensi,yang juga berarti
perubahan panjang gelombang.
Untuk mengetahui perubahan energi atau panjang gelombang foton setelah
hamburan, digunakan analisis dengan hukum kekekalan momentum dan kekekalan
energi (total atau kinetik). Karena energi yang terlibat bernilai sangat tinggi serta
kemungkinan besar kecepatan elektron setelah tumbukan pun sangat besar,
persamaan dinamika yang digunakan adalah dinamika relativistik.
h
λ’ – λ= (1-cos ϴ )
MoC
(8-10)
λ adalah panjang gelombang foton sebelum tumbukan dan λ’ adalah panjang
gelombang foton setelah tumbuka.Adapun cos ϴ memiliki nilai antara 0 dan 1.Jadi,
(1-cos ϴ ) selalu bernilai positif.
Dengan demikian, λ’ – λ selalu bernilai positif.Hal ini berarti bahwa panjang
gelombang yang terhambur lebih besar daripada panjang gelombang sebelum
h
dihamburkan.Adapun merupa kan nilai yang konstan,yakni sebesar 2,43 x 10-12
MoC
m. Nilai ini seringkali disebut sebagai panjang gelombang compton.
Contoh Persamaan (8-10)
Sinar-X dengan panjang gelombang λ=0,20 nm dihamburkan oleh sebuah balok karbon.Sinar-X yang
dihamburkan diamati menyimpang 600 terhadap arahnya semula.Hitung panjang gelombang sinar-X yang
dihamburkan ini.
Penyelesain:
6,63 x 10−34
-9
Dik:λ =0,2 nm  0.2 x 10 m=2 x 10 -10
λ’= −31
¿ 0 -10
8 cos 60 ) + (2 x 10 )
9,1 x 10 x 3 x 10
ϴ =600 =(1,2 x 10 -12) + (2 x 10-10)
h =6,63 x 10-34 Js = 2,012 x 10-10 m
M0 =9,1 x 10-31 kg
C = 3 x 108 m/s
Dit:λ’?
h
Penye: λ’ – λ= (1-cos ϴ )
MoC
h
λ’ = (1-cos ϴ )+ λ
MoC

5. Sifat Gelombang pada Partikel


Bangsa Perancis Louis Victor Prince de Broglie (1892-1987) menyampaikan
hipotesisnya bahwa materi memiliki sifat gelombang disamping sifat pertikelnya.
Prinsip ini yang merupakan pangkal dari pengembangan mekanika kuantum dari
Erwin Schrodinger berkebangsaan Austria (1887-1961).

a. Sifat Gelombang Elektron


1). Gelombang de Broglie
de Broglie pada tahun 1924 menyarankan tentang alasan teoritis yaitu analogi dualitas
gelombang partikel photon. Jika panjang gelombang (λ) serta momentum electron (p)
besaran tersebut dihubungkan dalam persamaan sebagai

λ = h/p
λ merupakan panjang gelombang photon (panjang
gelombang de Broglie). Menurut de Broglie persamaan diatas berlaku untuk
semua benda tidak hanya electron saja. Apabila partikel massa m memiliki
kecepatan v atau momentum mv sehingga panjang gelombang de Broglie
menjadi
λ = h/mv

keterangan:
λ = Panjang gelombang partikel de Broglie (m)
h = tetapan Planck
m = massa diam partikel (kg)
v = laju partikel (m/s)
p = momentum (kg.m/s)

Contoh soal :

1. Panjang gelombang de Broglie sebuah atom hydrogen bermassa 1,7 x 10-27 kg,
jika sedang bergerak dengan kelajuan 300 m/s adalah… (tetapan planck = 6,6
x 10-34 Js)
Jawab:
Dik: m = 1,7 x 10-27 kg
v = 300 m/s
h = 6,6 x 10-34 Js
p = m.v
= 1,7 x 10-27x 300
= 5,1 x 10-25

Dit: λ…?
h
Penye: λ =
p
−34
6,6 x 10
= −25
5,1 x 10
66 −9
= x 10
52

2. Elektron bermassa 9,0 x 10-31 kilogram bergerak dengan kecepatan 2,2 x 107
ms-1 (Tetapan Planck = 6,6 x 10-34 Js) memiliki panjang gelombang de Broglie
sebesar…
Jawab:
Dik: h = 6,6 x 10-34 Js
m = 9,0 x 10-31 kg
v = 2,2 x 107 ms-1
Dit: λ…?
−34
6,6 x 10 Js
Penye: λ = −31 7 −1
9,0 x 10 kg . 2,2 x 10 m s
λ = 0,33 x 10-10 m
λ = 3,3 x 10-11 m

Hipotesis (de Broglie) menyatakan bahwa electron mempunyai sifat gelombang. de


Broglie menunjukkan bahwa orbit-orbit Bohr, atom H2, dapat diperoleh berdasarkan
keadaan keliling orbit. Keliling orbit electron merupakan kelipatan bulat panjang
gelombang. Orbit keliling electron berupa lingkaran sehingga terjadi hubungan

2πrn = nλ

Keterangan:

Π = phi (bernilai 22/7 atau 3,14)

r = jari-jari lingkaran

n = bilangan bulat positif (1,2,3,4,…)

λ = panjang gelombang
Contoh soal:

Jika n = 1

λ1 = 2Πr1 = 6,28a0

Jika n = 2
2λ2 = 2Πr2 = 12.56a0

2.)Teori ketidakpastian Heisenberg


Pada 1925, Werner Heisenberg membuat tulisan penting pertamanya tentang
mekanika kuantum. Ia mengajukan sebuah rumus fisika baru, rumus yang konsep
dasarnya berbeda dengan rumus yang dibuat Newton. Teori barunya ini dapat
diterapkan pada semua sistem fisika.
Teori mekanika kuantum Werner Heisenberg tidak berbeda jauh dengan teori
mekanika klasik di satu bagian, dan sangat berbeda jauh di bagian yang lain. Jika
sebuah sistem makroskopik dirumuskan secara matematis, teori mekanika kuantum
akan sama dengan teori mekanika klasik.
Namun jika sudah melibatkan sistem-sistem atomik, prediksi-prediksi mekanika
kuantum akan sangat berbeda dengan prediksi-prediksi mekanika klasik. Hal itu
membuktikan bahwa berbagai percobaan yang melibatkan mekanika kuantum akan
memiliki perhutangan yang tepat.
Werner Heisenberg kemudian berhasil merumuskan sebuah “prinsip ketidakpastian”
pada 1927 dari teori yang dibuatnya. Prinsip ini secara umum dianggap sebagai salah
satu prinsip paling mendasar dari ilmu pengetahuan modern. Prinsip ketidakpastian
memberikan batasan teoretis tertentu dalam membuat pengukuran-pengukuran ilmah.
Prinsip ketidakpastian menetapkan bahwa ilmu fisika hanya sanggup membuat
prediksi-prediksi statistik.
Misal, seorang ilmuwan dapat memprediksi satu dari ratusan atom radium dapat
memancarkan sinar gamma, tetapi ia tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah ada
atom radium yang benar-benar akan melakukan hal itu.

Karena ketidakpastian pengukuran posisi elektron sekurang-kurangnya sama


dengan panjang gelombang cahaya yang digunakan,yakni Δx ≥ λ ,
ketidakpastian momentum p dan ketidakpastian posisi saat pengukurang
kedua besran itu secara sama-sama akan diperoleh;
h
Δp≥ atau Δp Δx ≥ h
λ

Contoh soal:
Hasil ketelitian pengukuran posisi suatu elektron adalah 2×10−11m. Jika
diketahui konstanta plack 6,63×10−34 j.s, tentukanlah ketidakpastian hasil
pengukuran momentum elektron tersebut.
Dik:
Daftar Pustaka
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/30/161724969/sinar-x-pengertian-
proses-kecepatan-manfaat-dan-bahayanya?page=all

https://ipa.pelajaran.co.id/efek-compton/

https://warstek.com/radiasi-hitam/

Anda mungkin juga menyukai