Anda di halaman 1dari 27

KONSEP DAN FENOMENA

KUANTUM
Aqila Nazwa Putri
Jeanetta Esperenza U. A
Nama M. Bintang Jova
Kelompok
Rizky Amar
Zhafran Farrel
PETA KONSEP
Teori kuantum adalah teori fisika modern yang
menjelaskan segala sesuatu yang tidak dapat jelaskan
oleh teori fisika klasik.
Benda hitam merupakan istilah untuk suatu benda yang
memiliki emisivitas 1. Benda hitam adalah benda yang
akan menyerap semua energi yang datang dan akan
memancarkan energi dengan baik. Teori Fisika klasik yang
Radiasi Benda Hitam menganggap bahwa cahaya merupakan gelombang
ternyata tidak dapat menerangkan spektrum radiasi benda
hitam. Max Plank, beranggapan bahwa cahaya dapat
dianggap sebagai partikel. Teori ini diperkuat dengan
adanya fenomena efek fotolistrik dan efek Compton.
Sampai saat ini para ilmuwan masih beranggapan bahwa
cahaya mempunyai sifat dualisme yaitu sebagai
gelombang dan partikel.
Hubungan Antara Suhu Benda
dengan Warna Benda
Eksperimen tentang radiasi kalor benda pertama kali dilakukan oleh
Joseph Stefan dan Ludwig Boltzmann, diperoleh kesimpulan yang
dinyatakan dalam rumus :

dengan:
W = intensitas radiasi kalor yang dipancarkan benda tiap detiknya (watt)
e = emisivitas benda
σ = kontante Stefans–Boltzmann (5,670 x 10-8 Wm -2 K -4)
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu benda (K)

Persamaan diatas disebut dengan Hukum Stefan–Boltzmann. Emisivitas


adalah konstanta yang besarnya tergantung pada sifat permukaan benda
yang mempunyai nilai antara 0 hingga 1.
Di sini diartikan bahwa benda hitam adalah benda yang
akan menyerap semua energi yang datang dan akan
memancarkan energi dengan baik. Dalam hal ini benda
hitam sebenarnya hanya suatu model untuk
menggambarkan benda hitam sempurna yang
kenyataannya benda itu tidak ada. Benda yang
mempunyai sifat menyerap semua energi yang
mengenainya disebut benda hitam. Benda hitam jika
dipanaskan akan memancarkan energi radiasi. Energi
radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi
benda hitam.
Efek Compton ditemukan oleh Arthur Holy
Compton pada tahun 1923. Menurut teori
kuantum cahaya, foton berlaku sebagai
partikel, hanya foton tidak memiliki massa
diam. Jika pendapat ini benar, maka
berdasarkan peristiwa efekfotolistrik yang
dikemukakan oleh Einstein, Arthur Holy
Compton pada tahun 1923 telah mengamati
Efek Compton
gejala-gejala tumbukan antara foton yang
berasal dari sinar X dengan elektron. Compton
mengamati hamburan foton dari sinar X oleh
elektron dapat diterangkan dengan
menganggap bahwa foton seperti partikel
dengan energi Hf dan momentum Hf/c
cocok seperti yang diusulkan oleh Einstein.
Skema Percobaan Efek Compton

Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum


dan kekekalan energi Compton berhasil menunjukkan
bahwa perubahan panjang gelombang foton terhambur
dengan panjang gelombang semula, yang memenuhi
persamaan :

Dengan:
λ = panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
λ’ = panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h = konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
mo = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c = kecepatan cahaya (3 × 10^8 m/s)
θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat)
Besaran
sering disebut dengan panjang gelombang Compton
Jadi dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar
X menunjukkan bahwa foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga
memperkuat teori kuantum yang mengatakan bahwa cahaya mempunyai
dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai gelombang dan cahaya dapat
bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai dualime gelombang
Efek Folistrik yaitu terlepasnya elektron
dari permukaan logam karena logam
tersebut disinari cahaya. Untuk menguji
teori kuantum yang dikemukakan oleh
Max Planck, kemudian Albert Einstein
mengadakan suatu penelitian yang
Efek Fotolistrik bertujuan untuk menyelidiki bahwa cahaya
merupakan pancaran paket-paket energi
yang kemudian disebut foton yang
memiliki energi sebesar hf. Percobaan
yang dilakukan Einstein lebih dikenal
dengan sebutan efek fotolistrik.
PERCOBAAN FOTOLISTRIK

Skema alat untuk menyelidiki efek fotolistrik

Anda mungkin juga menyukai