Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan 1

Radiasi Benda Hitam


1. Hukum Stefan-Blotzmann
Sebuah benda hitam adalah sistem ideal yang dapat menyerap seluruh radiasi
yang datang. Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda hitam disebut
radiasi benda hitam.
Josef Stefan(1835-1873) seorang ahli fisika Austria, dapat menunjukkan
gejala radiasi benda hitam melalui eksperimen. Hubungannya adalah daya total per
satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh benda hitam sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlaknya.
Melalui pengukuran langsung juga diketahui bahwa radiasi dipengaruhi oleh
sifat warna benda. Besaran ini dinamakan koefisien emisivitas, disimbolkan e. Benda
hitam sempurna memiliki e = 1, benda putih sempurna e = 0 dan benda-benda lain
memiliki rentang 0 - 1. Penemuan Stefan diperkuat oleh Boltzmann, kemudian
dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann. Dan konstanta pembanding universal
dinamakan konstanta
Stefan-Boltzmann. Persamaannya dapat dituliskan seperti di bawah.
=

= .

dengan :

= .

I = intensitas radiasi ( watt/m2)


P = daya radiasi (watt)
E = energi radiasi (joule)
T = suhu mutlak benda(K)
A = luas penampang (m2)
t = waktu radiasi (s)
= konstanta Stefan-Boltzmann (5,67.10-8Wm-2K-4)

2. Pergeseran Wien
Pada pengukuran intensitas radiasi benda hitam (I) pada berbagai nilai panjang
gelombang () dapat digambarkan
grafik

seperti

Perubahan

pada

intensitas

di

samping..

diukur

pada

benda hitam yang memiliki suhu tetap

T, tetapi berbeda-beda. Intensitas tersebut terlihat meningkat seiring dengan


peningkatan hingga mencapai nilai maksimum. Kemudian intensitas menurun
kembali seiring penambahan . Panjang gelombang energi radiasi pada saat
intensitasnya maksimum dinamakan m: panjang gelombang maksimum.
Pada pengukuran itu Wilhelm Wien menemukan adanya pergeseran panjang
gelombang maksimum saat suhu benda hitam berubah. Kenaikan suhu benda hitam
menyebabkan panjang gelombang maksimum yang dipancarkan benda akan
mengecil. Hubungan ini dapat dituliskan seperti persamaan berikut.

dengan :

m= panjang gelombang intensitas radiasi maksimum (m)


T = suhu mutlak benda (K)
c= tetapan Wien (2,90.10-3mK)

Teori Kuantum Planck


Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar pada saat
Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja
pada tahun 1900. Planck mulai mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul
pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat
simpulan sebagai berikut.
Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara
diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan
kuanta (sekarang dikenal sebagai foton). Energi setiap foton sebanding dengan
frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan:

dengan :

= .

E = energi foton (joule)


f= frekuensi foton (Hz)
h = tetapan Planck (h = 6,6.10-34Js)

Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton


maka energinya memenuhi hubungan berikut.
E = nh f

Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adalah kecepatan


cahaya : c = .f. Besarnya c = 3. 108m/s.
Pandangan Planck inilah yang dapat merombak pandangan fisika klasik dan
mulai saat itu diakui sebagai batas munculnya teori modern dan dikenal dengan teori
kuantum Planck.
Pertemuan 2
Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik dijelaskan oleh Einstein sebagai berikut. Pada sebuah tabung hampa
yang dilengkapi dengan dua buah elektrode, yaitu anode dan katode, kemudian
dihubungkan dengan sumber tegangan searah (DC). Meskipun dengan tegangan yang
digunakan adalah kecil, tetap terdapat aliran arus pada rangkaian. Jika tegangan antara
elektrode dalam tabung diperbesar, maka arus yang mengalir pada rangkaian akan
meningkat. Akan tetapi peningkatan arus tersebut tidak berlangsung terus. Sampai pada
tegangan tertentu, arus akan bernilai konstan yang disebut dengan arus jenuh. Jika tabung
tersebut dikenai cahaya, maka arus akan bertambah, karena cahaya memiliki energi yang
mampu menumbuk dan mengeluarkan elektron dari katode sehingga elektron mengalir
menuju ke anode menjadi arus listrik. Jika intensitas cahayanya dilipatduakan maka arus
konstan pun akan tambah menjadi dua kali. Jika sumber tegangan dibalik maka arus yang
tadinya konstan akan berangsur-angsur menurun seiring dengan kenaikan tegangan,
sampai pada akhirnya tidak mengalir. Tidak adanya arus listrik tersebut terjadi pada
frekuensi tertentu (f0) yang disebut frekuensi ambang.
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa cahaya berperan membantu melepaskan
elektron dari permukaan logam. Energi kinetik maksimum elektron yang lepas tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang mengenai logam, tetapi bergantung pada
frekuensi cahaya yang mengenainya.
Robert A. Millikan melakukan percobaan dengan mengubah-ubah frekuensi cahaya
yang digunakan. Dari percobaannya, diperoleh gerak di samping. Dari percobaan itu
dapat disimpulkan bahwa fotoelektron hanya bergantung pada frekuensi foton yang
mengenainya dan pada setiap bahan frekuensi ambangnya (f0) akan berbedabeda.
Albert Einstein menerangkan tentang fotoelektron dengan menggunakan hipotesis
dari Max Planck, yaitu cahaya merupakan paket-paket energi (foton) yang besarnya E=
hf . Setiap elektron foto hanya mampu menangkap satu foton. Energi foton digunakan

untuk melepaskan elektron dari permukaan logam, dan sisa energinya digunakan untuk
bergerak atau sebagai energi kinetik. Dari hipotesis itu dapat dirumuskan:
E= W0+ Ek
dengan:
E: energi foton
W0: energi ambang elektron
Ek: energi kinetik elektron
Penjelasan dari Einstein memperkuat hipotesis Planck bahwa cahaya merambat
dalam bentuk paket-paket energi yang disebut dengan foton. Cahaya bersifat sebagai
partikel dan sebagai gelombang karena cahaya juga melakukan peristiwa interferensi,
difraksi, dan polarisasi. Selain itu, cahaya juga termasuk salah satu gelombang
elektromagnetik.
-Aplikasi Efek fotolistrik diantaranya:
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung energi
cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui efek
fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada
permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya. Gejala efek fotolistrik dapat
diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya
dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada
frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga
elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.
-Mesin fotocopy merupakan mesin yang sangat berguna yang berfungsi untuk
menduplikat sebuah dokumen atau ilustrasi. Aspek-aspek yang bekerja dalam mesin
fotocopy sehingga mesin ini mampu menduplikat sebuah dokumen adalah panas, cahaya,
bahan kimia, dan juga muatan listrik statis. Penemunya adalah Chester F. Carison. Ia
telah berhasil menciptakan sebuah penemuan baru tentang cara penduplikasian naskah
dengan memanfaatkan sebuah energi listrik yang diberi nama sebagai xerography yang
memiliki makna tulisan kering.
Mesin fotokopi yang diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh Xerox menjadi peralatan
yang terkenal dan banyak digunakan di dunia bisnis dan instansi-instansi pemerintahan.
Sebagai pengganti kertas karbon, mimeograph, dan mesin-mesin reproduksi lainnya,

fotokopi menggunakan polarisasi elektrik dari material yang sensitif cahaya untuk
menghasilkan salinan secara akurat dan ekonomis terhadap dokumen-dokumen kertas.
Berikut ini adalah prinsip dasar cara kerja mesin fotokopi:

1. Lampu ekspose menghasilkan cahaya terang yang berfungsi untuk menyinari


dokumen yang diletakkan pada permukaan kaca dengan posisi yang terbalik
menuju bagian bawah kaca. Gambar pada dokumen akan dipantulkan lewat lensa
dengan sensor CCD. Setelah itu, lensa akan langsung mengarahkan gambar tadi
ke bagian tabung drum (silinder fotosensitif) yang merupakan silinder yang
terbuat dari bahan alumunium yang juga dilapisi dengan selenium pilihan yang
begitu sensitif terhadap cahaya.
2. Gambar yang terlihat lebih terang di permukaan silinder fotosensitif akan
menjadikan elektron-elektron muncul lalu menetralkan ion-ion positif. Setelah
itu, ion-ion positif tersebut dihasilkan oleh corona wire (kawat pijar) yang terletak
di atas kawat 1 (drum), sehingga di permukaan yang lebih terang tidak akan
ditemukan elektron yang memiliki muatan. Sedangkan, perubahan muatan tidak
akan terjadi pada cahaya yang cenderung lebih gelap.
3. Toner yang bermuatan negatif yang terletak di developer akan ditarik oleh ionion positif yang berada pada permukaan drum.
4. Tegangan tinggi yang berada pada DC yang dikirim pada kawat pijar akan
mengakibatkan silinder fotosensitif bermuatan positif, kemudian kawat pijar

menjadi berjumlah dua buah. Yang pertama terdapat di bagian atas drum (kawat
1), sedangkan yang kedua terdapat di bagian bawah drum (kawat 2).
5. Pada saat kertas belum mencapai silinder fotosensitif, kertas diubah menjadi
bermuatan positif oleh kawat 2. Sehingga, kertas yang tertempel toner pada
permukaannya, tertarik dengan kuat pada kertas.
6. Selanjutnya kertas akan dilewatkan melalui dua buah rol panas yang saling
bertekanan. Panas dari kedua rol tersebut akan melelehkan toner yang kemudian
akan menempel erat pada kertas. Peristiwa ini akan menghasilkan salinan gambar
yang sama persis dengan aslinya.
7. Setelah itu, drum akan terus berputar hingga melewati cleaning blade. Pada
akhirnya, drum akan kembali memiliki muatan positif sehingga siap untuk
kembali di sinari berulang-ulang.
Pertemuan 3
Sinar-X
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang
radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, Tetapi dengan panjang gelombang yang sangat
pendek. Sinar X bersifat heterogen, panjang gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat.
Perbedaan antara sinar X dengan sinar elektromagnetik lainnya juga terletak pada panjang
gelombang, dimana panjang gelombang sinar X sangat pendek, yaitu hanya 1/10.000
panjang gelombang cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombang yang pendek itu,
maka sinar X dapat menembus benda-benda.
A. Sifat-sifat sinar X
1. Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat
mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak.
2. Daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat menembus
tubuh manusia,kayu, beberapa lapis logam tebal.
3. Dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada film
fotografi (radiograf).
4. Sinar-x merupakan gelombang elektromagnetik dengan energi E = hf.
5. Orde panjang gelombang sinar-x adalah 0,5-2,5. (sedangkan orede panjang
gelombanguntuk cahaya tampak = 6000 ). Jadi letak sinar-x dalam diagram

spektrum gelombang elektromagnet adalah antara sinar ultra violet dan sinar
gama.
6. Satuan panjang gelombang sinar-x sering dinyatakan dalam dua jenis satuan
yaitu angstroom () dan satuan sinar-x (X Unit = XU). 1 kXU = 1000 XU =
1,00202 .
7. Persamaan gelombang untuk medan listrik sinar-x yang terpolarisasi bidang
adalah = A sin 2 (x/-ft) = A sin (kx-t). Intensitas sinar-x adalah dE/dt
(rata-rata aliran energi persatuan waktu) per satu satuan luas yang tegak lurus

arah rambat. Nilai rata-rata intensitas sinar-x ini adalah berbanding lurus
dengan A2. Satuan intensitas adalah
B. Proses Terbentuknya Sinar X

Proses terbentuknya sinar X


Dalam urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
1. dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron akan
dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan kealat pemusat (focusing
cup)
2. Filamen dibuat relatif negative terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial
tinggi.
3. Awan-awan katoda (filament) dipanaskan (lebih dari 20.000c) sampai menyala
dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
4. Karena panas, electron-elektron dari katode (filament) terlepas.
5. Sewaktu electron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk
panas (>99%) dan sinar X (<1%).
6. Pelindung (perisai) timah akan memecah keluarnya sinar X dari tabung. Sehingga
sinar X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan electron ditiadakan oleh
radiator oendingin.
Proses terbentuknya sinar X dengan penjelasan lain.

Gambar 2 Skema tabung sinar-X (Hoxster:1982)


Keterangan gambar:
1. Katoda

4. Keping wolfarm

7. Anoda

2. Filamen

5. Ruang hampa

8. Diapragma

3. Bidangfokus

6. Selubung

9. Berkas sinar guna

Prinsip kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut, beda
potensial yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber yang
bertegangan tinggi. Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung berisi suatu
perlengkapan yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu bahan penghenti
atau sasaran dan ruang hampa.
Elektron bebas terjadi karena emisi dari filamen yang dipanaskan. Dengan
sistem fokus, elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju anoda. Gerakan
elektron ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda dan anoda
diberi beda potensial yang cukup besar.
Gerakan elektron yang berkecepatan tinggi dihentikan oleh suatu bahan yang
ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara elektron dengan anoda ini menghasilkan
sinar-X, pada tumbukan antara elektron dengan sasaran akan ada energi yang hilang.
Energi ini akan diserap oleh sasaran dan berubah menjadi panas sehingga bahan
sasaran akan mudah memuai. Untuk menghindarinya bahan sasaran dipilih yang
berbentuk padat. Bahan yang biasa digunakan sebagai anoda adalah platina, wolfram,
atau tungsten.
Untuk menghasilkan energi sinar-X yang lebih besar, tegangan yang diberikan
ditingkatkan sehingga menghasilkan elektron dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X juga lebih besar.
C. Pengelompokan Sinar x
Sinar-X dari proses kejadiannya, dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Sinar-X Brehmsstrahlung

Gambar 3.Proses pembentukan sinar X bremsstarhlung.


Electron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000 Kvolt) yang
mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami pelemahan yg sangat
darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-x, sinar-x yg terjadi dinamakan
sinar-x brehmsstrahlung or braking radiation. Pada waktu muatan (electron)
yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mengalami percepatan), karena adanya beda
potensial, muatan (electron) akan memancarkan radiasi elektromagnetik dan ketika
energy electron cukup tinggi maka radiasi elektromagnetik tersebut dalam range
sinar-x.Sinar-x jenis ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction)

2. Sinar-x karakteristik

Gambar 4. Proses pembentukan sinar X karakteristik.


Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat
mengenai electron dari atom target

(anoda) sehingga menyebabkan electron

tereksitasi dari atom, kemudian electron lain yang berada pada sub kulit yang lebih
tinggi akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh electron tadi, dengan
memancarkan sinar-x yang memiliki energy sebanding dengan level energy electron.
Karena sinar-X karakteristik memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter,
maka jenis ini banyak diaplikasikan untuk XRD (X-RAy Diffraction) dalam
menentukan struktur material.
D. Aplikasi sinar x
Cara kerja mesin Rontgen

Bagian utama dari mesin sinar-X adalah sepasang elektrode, yaitu katode dan
anode, yang ditempatkan dalam sebuah tabung kaca yang divakumkan. Katode terbuat
dari sebuah filamen yang dipanaskan, seperti yang biasa ditemukan pada lampu pijar
model lama. Arus listrik pada mesin pemancar sinar-X dilewatkan melalui filamen ini
sehingga filamen tersebut menjadi panas. Akibatnya, elektron-elektron terpancar dari
permukaan filamen tersebut. Anode yang bermuatan positif, dibuat dari bahan
tungsten berbentuk lingkaran datar, menarik elektron-elektron tersebut membentuk
berkas elektron dari katode ke anode dalam tabung.
Antara katode dan anode diberi beda potensial yang sangat besar, sehingga
berkas elektron mengalir dalam tabung dengan energi yang sangat tinggi. Ketika
elektron berenergi tinggi ini menumbuk atom tungsten di anode, sebuah elektron yang
berada pada orbit yang relatif rendah dari atom tungsten tersebut akan terlempar
meninggalkan tempatnya. Elektron lain yang berada di orbit yang lebih tinggi akan
segera jatuh mengisi tempat kosong di orbital yang lebih rendah yang telah
ditinggalkan elektron. Karena elektron jatuh dari orbital yang lebih tinggi ke orbital
yang lebih rendah, maka dalam proses ini akan dilepaskan foton. pada peristiwa ini,
elektron yang jatuh tersebut berasal dari tingkat energi yang jauh lebih tinggi,
sehingga foton yang dihasilkan juga merupakan foton dengan energi yang cukup
tinggi, yaitu foton-foton sinar-X.

Sumber gambar: HowStuffWorks


Elektron yang bebas juga dapat menghasilkan foton tanpa menumbuk sebuah
atom. Hal ini terjadi karena sebuah inti atom yang menarik elektron yang bergerak
bebas akan menyebabkan elektron yang bergerak tersebut akan mengalami
perlambatan. Perlambatan atau pengurangan kecepatan tersebut terjadi dengan cara
yang cukup cepat. Perubahan kecepatan ini akan menyebabkan dilepaskannya energi
dalam bentuk foton sinar-X.

Sumber gambar: HowStuffWorks


Peristiwa tumbukan yang sangat kuat dalam proses pembentukan sinar-X akan
menimbulkan panas. Untuk menghindari terjadinya pelelehan pada anode akibat

panas ini, pada mesin pemancar sinar-X terdapat sebuah motor yang memutar anode.
Dengan demikian, berkas elektron tidak selalu menumbuk bagian anode yang sama.
Selain itu dalam mesin juga terdapat minyak pendingin yang berfungsi menyerap
panas.
Di sekeliling alat penghasil sinar-X ini, dipasangi sebuah penghalang tebal
dari bahan timbal. Ini untuk menjaga agar sinar-X tidak keluar memancar ke segala
arah. Untuk menyalurkan berkas sinar-X yang dihasilkan, dibuat sebuah lubang kecil
di bagian lapisan penghalang tersebut. Sebelum sinar-X ini mengenai tubuh pasien
yang akan difoto, sinar-X ini akan melewati sejumlah penyaring (filter) sesuai dengan
kebutuhan.
Sebuah kamera di sisi lain pasien akan merekam pola sinar-X yang melewati
tubuh pasien. Kamera sinar-X ini menggunakan teknologi film yang sama dengan
kamera film biasa (bukan kamera digital). Bedanya adalah reaksi kimia pada film foto
disebabkan oleh sinar-X bukan sinar cahaya tampak seperti pada kamera film biasa.
Umumnya dokter menggunakan secara langsung hasil foto Rontgen tersebut
dalam bentuk film negatif. Anda pernah melihat film negatif dan cara kerjanya
bukan? Kita biasa menyebut film negatif tersebut dengan istilah klise foto. Pada film
negatif ini, bagian yang terkena banyak cahaya akan tampak lebih hitam dibandingkan
dengan bagian yang lebih sedikit dikenai cahaya. Benda-benda yang keras, seperti
tulang, akan tampak putih pada film sedangkan benda-benda yang lebih lunak,
misalnya kulit, akan tampak hitam atau abu-abu.
Pertemuan 4
Efek Compton
Telah Anda ketahui bahwa cahaya atau gelombang elektromagnetik yang menembus
kaca, panjang gelombang dan frekuensinya setelah keluar dari kaca tidak mengalami
perubahan. Dengan kata lain, gelombang itu tidak mengalami perubahan energi.
Pernyataan ini kontradiktif dengan apa yang dialami oleh Compton. Pada 1923, Compton
melakukan percobaan dengan menjatuhkan sinar-X yang berasal dari bahan radioaktif
pada lempengan tipis. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa setelah keluar dari
lempengan gelombang elektromagnetik mengalami hamburan. Terbukti panjang

gelombang bertambah panjang. Hal itu dirasa aneh, karena teori klasik yang ada pada
saat itu tidak dapat menjelaskan peristiwa tersebut. Untuk menjelaskan masalah itu,
Compton menganggap foton (gelombang elektromagnetik) sebagai materi.
Karena dianggap sebagai materi, foton mempunyai momentum sehingga tumbukan
antara foton sebagai materi dan elektron dalam lempengan berlaku hukum kekekalan
momentum.
Peristiwa itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dengan persamaan kesetaraan energi-massa dari Einstein,


diperoleh:
=
=

. = .

Mengingat energi foton Planck E = hf maka momentum foton dapat ditentukan:


=

Dengan:

P = momentum foton (Ns)


h = tetapan Planck (Js)
f = frekuensi gelombang elektromagnetik(Hz)
c = laju cahaya (m/s)
= panjang gelombang foton (m)
Karena gelombang foton setelah tumbukan bertambah panjang, berarti energi
foton berkurang E= hf-hf`, dalam hal ini f>f` dan < `.
Melalui penurunan rumus , diperoleh:
< ` =
dengan:

(1

`= panjang gelombang foton setelah tumbukan


= panjang gelombang foton sebelum tumbukan
h = tetapan Planck (6,63 X 10-34 Js)
m = massa elektron (9,1 X 10-31 Kg)
c = laju cahaya ( 3 x 108 m/s)

= sudut penyimpangan foton terhadap arah semula.


Mengingat

merupakan konstanta dan dapat ditulis sebagai c (c =

panjang gelombang Compton untuk elektron), maka,


=

=(

( ,

)(

c = 2,43. 10-12 m = 2,43 pm = 2,43 . 10-2 A


dengan demikian, persamaan dapat dituliskan:
`- = c (1-cos)
Apabila sudut = 0, panjang gelombang foton terhambur akan minimum
(paling pendek).
`- = c (1-cos) = c (1-1)
min =
Jika panjang gelombang foton yang terhambur minimum, maka energi
kinetik elektron yang terpental (tertumbuk foton) juga minimum.elektron yang tertumbuk
foton akan diam.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
E=E` + EKe
Eke = h (f-f`)
Eke = hc ( `)
Karena ` = maka Eke = 0 (elektron tetap diam). Untuk sudut = 180, panjang
gelombang foton yang terhambur maksimum (paling panjang).
`- = c (1-cos 180) = c (1-(-1)) = c. 2
maks = + 2c
Jika panjang gelombang foton yang terhambur maksimum, maka elektron terpental
maksimum. Artinya, energi kinetik elektron maksimum.
E=E` + EKe
Eke = h (f-f`)
Eke = hc ( `)
Dari percobaan tersebut, Compton berkesimpulan bahwa gelombang elektromagnetik
(termasuk di dalamnya cahaya) mempunyai sifat kembar, yaitu sebagai gelombang dan
sebagai materi atau partikel. Pada peristiwa interferensi, difraksi, dan polarisasi lebih

tepat apabila cahaya dipandang sebagai gelombang, sedangkan pada peristiwa efek
fotolistrik dan efek Compton lebih tepat apabila cahaya dipandang sebagai partikel.
Dengan menggunakan persamaan compton, panjang gelombang sinar x dapat dihitung
seperti contoh di bawah ini.
Pada percobaan Compton severkas sinar x dengan panjang gelombang 0,6 nm
menumbuk sasaran elektron dalam atom karbon, apabila sinar x dihamburkan
membentuk sudut 90 terhadap arah semula. Hitunglah panjang gelombang sinar x yang
terhambur.
Diketahui.
= 0,6 nm = 6. 10-10 m
= 90, cos 90= 0
h = 6,62. 10-34 Js
m0 = 9,1. 10-31 Kg
c = 3. 108 m/s
Ditanyakan.
` = ...............?
Penyelesaian
`-=
`-=

(1

`-6. 10-10 m =
`-6. 10-10 m =

).
, .
, .

).

`-6. 10-10 m = 0,24. 10


` = 0,024. 10
` = 6,024. 10

m +6. 10-10 m
m

(1

(1 0)

90).

Anda mungkin juga menyukai