Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Raza Pahlawan

XII IPS 3

TUGAS

1. Jelaskan tentang landasan politik luar negeri Indonesia, dan apa yang dimaksud dengan
politik luar negeri bebas aktif!

Jawab: Dalam menjalankan politik luar negerinya Indonesia tidak hanya tidak memihak
tetapi juga “aktif” dalam usahanya memelihara perdamaian dan meredakan pertentangan
yang ada di antara dua blok tersebut dengan cara “bebas” mengadakan persahabatan
dengan semua negara atas dasar saling menghargai.

2. Jelaskan dasar pemikiran lahirnya kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia!

Jawab: Pembukaan UUD alinea ke 4 yang berisi: “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” itu berarti Indonesia
yang tergabung dalam GNB dan tidak memihak blok manapun, berhak aktif dalam usaha
ketertiban dunia.

3. Jelaskan kaitan antara pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia dengan isi dari
Pembukaan UUD 1945!

Jawab: Alinea pertama dan keempat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah landasan
konstitusional politik luar negeri Indonesia.

4. “Konsep politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif merupakan gambaran dan usaha
Indonesia untuk membantu terwujudnya perdamaian dunia”. Kaitkan pernyataan tersebut
dengan kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia pada masa Demokrasi
Parlementer. Lakukan analisis!

Jawab: Prioritas utama politik luar negeri dan diplomasi Indonesia pasca kemerdekaan
hingga tahun 1950an lebih ditujukan untuk menentang segala macam bentuk penjajahan di
atas dunia, termasuk juga untuk memperoleh pengakuan internasional atas proses
dekolonisasi yang belum selesai di Indonesia, dan menciptakan perdamaian dan ketertiban
dunia melalui politik bebas aktifnya.

5. Jelaskan dinamika arah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin!

Jawab: Pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965), politik luar negeri


Indonesia bersifat high profile, yang diwarnai sikap anti-imperialisme dan kolonialisme yang
tegas dan cenderung bersifat konfrontatif. Pada era itu kepentingan nasional Indonesia
adalah pengakuan kedaulatan politik dan pembentukan identitas bangsa (national character
building). Kepentingan nasional itu diterjemahkan dalam suatu kebijakan luar negeri yang
bertujuan untuk mencari dukungan international terhadap eksistensi Indonesia sebagai
bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat, sekaligus menunjukan karakter atau
identitas bangsa Indonesia pada bangsa-bangsa lain di dunia internasional.

6. Jelaskan peran serta Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, sebagai bentuk
kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, pada masa Orde Baru!

Jawab: Pada masa awal Orde Baru terjadi perubahan pada pola hubungan luar negeri
Indonesia dalam segala bidang. Pada masa pemerintahan Soeharto, Indonesia lebih
memfokuskan pada pembangunan sektor ekonomi. Pembangunan ekonomi tidak dapat
dilaksanakan secara baik, tanpa adanya stabilitas politik keamanan dalam negeri maupun di
tingkat regional. Pemikiran inilah yang mendasari Presiden Soeharto mengambil beberapa
langkah kebijakan politik luar negeri (polugri), yaitu membangun hubungan yang baik
dengan pihak-pihak Barat dan “good neighbourhood policy” melalui Association South East
Asian Nation (ASEAN). Titik berat pembangunan jangka panjang Indonesia saat itu adalah
pembangunan ekonomi, untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang dan terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat, pada dasawarsa abad yang akan datang. Tujuan utama politik luar
negeri Soeharto pada awal penerapan New Order (tatanan baru) adalah untuk memobilisasi
sumber dana internasional demi membantu rehabilitasi ekonomi negara dan pembangunan,
serta untuk menjamin lingkungan regional yang aman yang memudahkan Indonesia untuk
berkonsentrasi pada agenda domestiknya.

7. Buatlah perbandingan dalam hal penerapan kebijakan politik luar negeri bebas aktif
Indonesia yang dilakukan pada masa Presiden B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati
Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono!

Jawab: Pada masa awal reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden B.J. Habibie,
pemerintah Habibie disibukkan dengan usaha memperbaiki citra Indonesia di kancah
internasional yang sempat terpuruk sebagai dampak krisis ekonomi di akhir era Orde Baru
dan kerusuhan pasca jajak pendapat di Timor-Timur. Lewat usaha kerasnya, Presiden
Habibie berhasil menarik simpati dari Dana Moneter Internasional/International Monetary
Funds
(IMF) dan Bank Dunia untuk mencairkan program bantuan untuk mengatasi krisis ekonomi.
Presiden Habibie juga menunjukkan cara berdemokrasi yang baik dengan memilih tidak mau
dicalonkan lagi menjadi presiden setelah pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR-RI.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, hubungan RI dengan negara-negara


Barat mengalami sedikit masalah setelah lepasnya Timor-Timur dari NKRI. Presiden Wahid
memiliki cita-cita mengembalikan citra Indonesia di mata internasional. Untuk itu beliau
banyak melakukan kunjungan kenegaraan ke luar negeri. Dalam setiap kunjungan luar negeri
yang ekstensif, selama masa pemerintahan yang singkat Presiden Wahid secara konstan
mengangkat isu-isu domestik dalam setiap pertemuannya dengan setiap kepala negara yang
dikunjunginya. Termasuk dalam hal ini, selain isu Timor-Timur, adalah soal integritas tertorial
Indonesia seperti kasus Aceh, Papua dan isu perbaikan ekonomi.

Setelah Presiden Abdurahman Wahid turun dari jabatannya, Megawati dilantik menjadi
Presiden perempuan pertama di Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001. Pada awal
pemerintahannya, suasana politik dan keamanan dalam negeri menjadi agak lebih kondusif.
Situasi ekonomi Indonesia mulai membaik ditandai dengan nilai tukar rupiah yang stabil.
Belajar dari pemerintahan sebelumnya, Presiden Megawati lebih memerhatikan dan
memertimbangkan peran DPR dalam penentuan kebijakan luar negeri dan diplomasi seperti
diamanatkan dalam UUD 1945. Presiden Megawati juga lebih memprioritaskan
kunjungannya mendatangi wilayah-wilayah konflik di tanah air seperti, Aceh, Maluku, Irian
Jaya, Kalimantan Selatan atau Timor Barat.

Selama era kepemimpinnya, SBY berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik banyak
investasi asing dengan menjalin berbagai kerja sama dengan banyak negara pada masa
pemerintahannya. Perubahan-perubahan global pun dijadikannya sebagai peluang. Politik
luar negeri Indonesia di masa pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi
lautan bergelombang’, bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat
dengan berbagai inisiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang
bermasalah. Indonesia berhubungan baik dengan negara manapun sejauh memberikan
manfaat bagi Indonesia.

8. Dalam konteks Perang Dingin pada masa kini sudah tidak ada lagi, masihkah diperlukan
kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif oleh Indonesia? Mengapa? Buat analisis!

Jawab: Masih perlu karena politik bebas aktif dapat dijalankan dengan atau tidak adanya
blok-blok yang membelah politik dunia. Dengan tetap mempertahankan sikap politik ini,
Indonesia tetaplah bebas membantu negara lain yang membutuhkan dan aktif dalam
mempertahankan kedamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai