Anda di halaman 1dari 15

KUIS

1. Perhatikan naskah drama berikut!


Mas Abu : Hasilnya? Pasukan musuh itu mampus semuanya, dan senjata-
senjatanya kami rampas semuanya. Ah ... kalau aku terkenang lagi
kepada pertempuran-pertempuran seperti itu, kadang-kadang aku ingin
kembali ke zaman perang revolusi itu. Sungguh mati Saudara-saudara,
bukan sombong.
Samsu : (Sambil Makan Kroket)
Ya, ya, aku bisa mengerti, sebab aku pun begitu juga.
Sumantri : (Sambil Mengudek Kopi Susunya)
Saudara di mana ketika itu?
Samsu : Saya? Saya ketika itu berada di lereng Gunung Galunggung. Saya pun
memimpin satu pasukan.

Inti penggalan naskah drama di atas adalah …


A. Seorang pejuang yang terkenang pada saat perang revolusi.
B. Seorang pejuang yang berhasil menghabisi lawanya saat perang revolusi.
C. Seorang pemimpin pasukan yang mempimpin perang pada saat perang revolusi.
D. Seorang pejuang yang meragukan kepemimpinan pejuang lainnya pada saat perang
revolusi.
E. Seorang pejuang yang memahami keberadaan pejuang lainnya pada saat perang revolusi.

2. Bacalah kutipan drama digunakan berikut!


Ibu : (Tidak menoleh benar) Malam lebaran Narto, dengarlah tabuh itu
Bersahut-sahutan. Pada malam lebaran seperti ini dia pergi, pergi
meninggalkan kita.
Gunarto: (Agak kesal) Ayah …?
Ibu : Keesokan harinya, hari lebaran, sesudah sembahyang aku memaafkan
dosanya.
Gunarto: Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang
yang tak pernah ingat kita.
Ibu : (memandang Gunarto) aku merasa ia masih ingat kita.

Masalah yang tergambar dalam penggalan drama di atas adalah…


A. Kekesalan Gunarto kepada ibunya
B. Kekesalan Gunarto kepada ayahnya
C. Kekecewaan Gunarto kepada ibunya
D. Kekecewaan ibu kepada Gunarto
E. Penantian ibu Gunarto terhadap suaminya
3. Bacalah kutipan drama digunakan berikut!
Ibu : (Tidak menoleh benar) Malam lebaran Narto, dengarlah tabuh itu
Bersahut-sahutan. Pada malam lebaran seperti ini dia pergi, pergi
meninggalkan kita.
Gunarto: (Agak kesal) Ayah …?
Ibu : Keesokan harinya, hari lebaran, sesudah sembahyang aku memaafkan
dosanya.
Gunarto: Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang
yang tak pernah ingat kita.
Ibu : (memandang Gunarto) aku merasa ia masih ingat kita.

Kutipan drama di atas mengandung pesan…


A. Maafkanlah orang yang telah menyakitimu sesegera mungkin.
B. Maafkanlah ayah yang telah meninggalkanmu.
C. Maafkanlah kesalahan orang tua yang telah menyakiti hatimu.
D. Maafkanlah suami yang pergi meninggalkan rumah.
E. Maafkanlah keluarga yang pergi tanpa pamit.

4. Cermati kutipan drama berikut!


Suanta: Permisi….!
Aden : Eh, Mang Suanta. Sehat, Mang? (menjabat tanganSuanta dan mengajaknnya
masuk rumah)
Suanta : Begini, Den. Saya ingin bekerja lagi di sini. (dengan suara pelan)
Aden : Gampang, Mang. Sebentar lagi saya pindah rumah. Amang ikut saja, ya?
Suanta : […..]
Aden : Ngomong-ngomong, mana ubi kesukaan saya, Mang?
Suanta : Iya, Den. Ini sudah saya bawakan satu karung.
Aden : Duh, ini kesukaan saya. Terima kasih, Mang. Bi Inaaahhh. (berteriak
memanggil pembantunya)

Kalimat tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah…


A. Terima kasih, Den. Ini imbalannya saya bawakan ubi.
B. Terima kasih, Den. Saya mau bekerja dengan Aden.
C. Terima kasih, Den. Inah kerja di sini, Den?
D. Terima kasih, Den. Uang ini sangat berarti bagi saya.
E. Terima kasih, Den. Barang bawaan ini untuk Ade.

5. Perhatikan kutipan drama berikut!


Hari : Bambang selaku panitia sangat luwes saat bicara di depan umum.
Halimah : Maksudnya?
Suli : Smooth! (sambil tertawa)
Hari : Halus dan licin? Bukan begitu maksudmu, Suli? (tertawa)
Halimah : Sudah! Sudah! (dengan muka masam)
Hari : [. . .]
Halimah : Besok kita harus bangun pagi. (pergi menuju kamar)
Suli : Ayolah, Kak! Kakak juga harus tidur jika tidak mau Kak Halimah marah. (tersenyum
sambil pergi meninggalkan Hari)
Kalimat tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah ....
A. Rembulan mulai mengintip, hari sudah larut malam.
B. Kita sudahi pertengkaran ini karena sudah larut.
C. Aku suka dengan Mas Bambang, apa salahnya.
D. Kalian jangan mengejeknya, aku tidak terima
E. Dia memiliki kemampuan yang luar biasa.

6. Bacalah penggalan teks drama berikut dengan saksama!

Santri 1 : Sunan, saya sama sekali tidak mengerti

Syeh Siti. Jenar : Apa yang tidak kau mengerti?

Santri 1 : Mengapa Tuhan menimpakan derita seperti ini? Sunan melihat begitu banyak
korban yang mati yang cedera, orang tua, orang dewasa, bayi, tak pilih bulu.

Syeh Siti. Jenar : Berbahagialah yang mati, karena mereka kembali ke hadirat Tuhan, busa
yang terombang-ambing di angin kembali pada samudera.

Santri 1 : Kasihan mereka yang hidup Sunan.

Syeh Siti. Jenar : Tak ada derita bagi mereka yang tawakal

Santri 1 : Sunan belum memahami maksud saya

Syeh Siti. Jenar : Maksudmu?

Santri 1 : Mengapa Tuhan meremukan kaki gadis kecil itu? Sunan melihat bagaimana kaki
gadis kecil yang baru berumur lima tahun itu remuk. Seandainya dia mati, keadaan akan
lebih baik. Malangnya dia hidup. Dan ia tidak akan paham apa yang dimaksud dengan
tawakal. Ia hanya akan dapat merasakan denyut kesakitan dan urat-urat dan otot-otot yang
putus. Tusukan pecahan tulang kaki yang remuk. Sunan tidak akan dapat mengatakan
padanya bahwa ketawakalan akan menghilangkan rasa sakit. Di samping itu, ia akan
mengutuk hidupnya di masa akil balig. Ia mungkin akan menjadi ejekan bagi dirinya. Cacat
itu akan merampas masa depan dan peluangnya untuk bahagia di kemudian hari.

Syeh Siti. Jenar : Jangan mencoba meramal nasib orang. Janganlah menduga-duga
kebahagiaan atau ketidak bahagiaan seseorang. Tuhan maha pemurah. Bahkan seseorang
dapat menemukan kebahagian selagi pedang diangkat tinggi-tinggi oleh seorang algojo di
atas lehernya yang telanjang.

Perwatakan Syeh Siti Jenar yang terdapat pada penggalan drama tersebut adalah ….
A. tidak perhatian
B. serba tahu
C. bijaksana
D. pemarah
E. tegas

7. Bacalah penggalan teks drama berikut dengan saksama!

Santri 1 : Sunan, saya sama sekali tidak mengerti

Syeh Siti. Jenar : Apa yang tidak kau mengerti?

Santri 1 : Mengapa Tuhan menimpakan derita seperti ini? Sunan melihat begitu banyak
korban yang mati yang cedera, orang tua, orang dewasa, bayi, tak pilih bulu.

Syeh Siti. Jenar : Berbahagialah yang mati, karena mereka kembali ke hadirat Tuhan, busa
yang terombang-ambing di angin kembali pada samudera.

Santri 1 : Kasihan mereka yang hidup Sunan.

Syeh Siti. Jenar : Tak ada derita bagi mereka yang tawakal

Santri 1 : Sunan belum memahami maksud saya


Syeh Siti. Jenar : Maksudmu?

Santri 1 : Mengapa Tuhan meremukan kaki gadis kecil itu? Sunan melihat bagaimana kaki
gadis kecil yang baru berumur lima tahun itu remuk. Seandainya dia mati, keadaan akan
lebih baik. Malangnya dia hidup. Dan ia tidak akan paham apa yang dimaksud dengan
tawakal. Ia hanya akan dapat merasakan denyut kesakitan dan urat-urat dan otot-otot yang
putus. Tusukan pecahan tulang kaki yang remuk. Sunan tidak akan dapat mengatakan
padanya bahwa ketawakalan akan menghilangkan rasa sakit. Di samping itu, ia akan
mengutuk hidupnya di masa akil balig. Ia mungkin akan menjadi ejekan bagi dirinya. Cacat
itu akan merampas masa depan dan peluangnya untuk bahagia di kemudian hari.

Syeh Siti. Jenar : Jangan mencoba meramal nasib orang. Janganlah menduga-duga
kebahagiaan atau ketidak bahagiaan seseorang. Tuhan maha pemurah. Bahkan seseorang
dapat menemukan kebahagian selagi pedang diangkat tinggi-tinggi oleh seorang algojo di
atas lehernya yang telanjang.

Konflik pada penggalan drama tersebut adalah …


A. Seorang santri yang bertanya kepada Syeh tentang keadilan tuhan.
B. Seorang Syekh yang tidak mau memahami keinginan santrinya.
C. Syekh melarang santrinya untuk meramal nasib orang lain.
D. Kesalahfahaman antara Syekh dengan santrinya.
E. Santri yang selalu bertanya kepada Syekh.

Bacalah penggalan teks drama berikut dengan saksama!

Ibu : Sudahlah.Apa faedahnya Jinakkan hasratmu ingin merusak.

Anak : Pandangan mata saya akan selalu tergangggu selama Candil masih ada.Bahkan juga
pandangan mata dalam angan-angan saya.

Ibu : Demikian dalam bencimu padanya.

Anak : Tujuh tahun lewat saya berharap ,segalanya memang telah berakhir.Tak ada lagi
dendam antara keluarga kita dengan keluarga Kunting.Nyatanya apakah yyang terjadi,Ibu?
Supriatmi dibuat malu.Tapal batas tanah kita digeser ke barat,dikurangi.

Ibu : Demi ketentraman,kurelakan semua itu.


Anak : Saya tidak dapat menerima! Ayah yang sudah di dalam tanah ,difitnah mempunyai
utang
dimana-manaJuga hutang kepadanya.Ratusan ribu rupiahkatanya. Tanah pekarangan yang
kita tempati ini telah pula dijual padanya.Begitu katanya .Mana buktinya?Ibu pernah melihat
buktinya? (merenung gusar) Seolah-olah sekarang kita hanya menumpang.Karena belas
kasihan Cindil.Betapa hina!

Ibu : Biarlah akibatnya dia yang menanggung.Allah maha mendengar dan maha mengetahui.

Anak : Ini keterlaluan ,Ibu.

Ibu : Jadi ,hasutan pamanmu,Tenyok akan kaupenuhi?

Anak : Pukul berapa Cindil biasa lewat sungai itu?Menjelang Isya?

Ibu : (memandang anak dengan curiga,takut,canggung untuk menjawab)

Anak : Ibu tidak mau mengatakan?

8. Karakter tokoh Ibu dalam penggalan drama tersebut adalah….


A. pasrah
B. penakut
C. pemarah
D. pemberani
E. tidak peduli

Bacalah penggalan teks drama berikut dengan saksama!

Ibu : Sudahlah.Apa faedahnya Jinakkan hasratmu ingin merusak.

Anak : Pandangan mata saya akan selalu tergangggu selama Candil masih ada.Bahkan juga
pandangan mata dalam angan-angan saya.

Ibu : Demikian dalam bencimu padanya.

Anak : Tujuh tahun lewat saya berharap ,segalanya memang telah berakhir.Tak ada lagi
dendam antara keluarga kita dengan keluarga Kunting.Nyatanya apakah yyang terjadi,Ibu?
Supriatmi dibuat malu.Tapal batas tanah kita digeser ke barat,dikurangi.
Ibu : Demi ketentraman,kurelakan semua itu.

Anak : Saya tidak dapat menerima! Ayah yang sudah di dalam tanah ,difitnah mempunyai
utang
dimana-manaJuga hutang kepadanya.Ratusan ribu rupiahkatanya. Tanah pekarangan yang
kita tempati ini telah pula dijual padanya.Begitu katanya .Mana buktinya?Ibu pernah melihat
buktinya? (merenung gusar) Seolah-olah sekarang kita hanya menumpang.Karena belas
kasihan Cindil.Betapa hina!

Ibu : Biarlah akibatnya dia yang menanggung.Allah maha mendengar dan maha mengetahui.

Anak : Ini keterlaluan ,Ibu.

Ibu : Jadi ,hasutan pamanmu,Tenyok akan kaupenuhi?

Anak : Pukul berapa Cindil biasa lewat sungai itu?Menjelang Isya?

Ibu : (memandang anak dengan curiga,takut,canggung untuk menjawab)

Anak : Ibu tidak mau mengatakan?

9. Latar yang menonjol pada penggalan drama tersebut adalah….


A. tokoh
B. ruang
C. waktu
D. tempat
E. suasana
10. Perhatikan kutipan drama berikut!

Adik : (melangkah masuk ruang tamu)


Kakak : Kuliahmu sudah selesai? Kok jam segini sudah sampai di rumah?
Adik : Iya, Kak. (mengangguk dan duduk mendekati kakaknya)
Kakak : Bagaimana kuliahmu hari ini, Dik?
Adik : Bosan! (dengan mukan masam).
Kakak : {….}
Adik : Ya. Kakak sudah tahu. Siapa lagi dosen yang tidak aku sukai. (masih masam)
Kakak : Jangan seperti itu, Dik! Kamu tetap harus mengukuti kuliah Pak Rahim.
Kalimat tanya tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah ….
A. Pasti karena Pak Rahim?
B. Apa yang membuatmu kesal?
C. Kamu suka dengan Pak Rahim?
D. Siapa lagi kalau bukan dia?
E. Dia mengampu mata kuliah apa”
11. Perhatikan dialog berikut!
Bapak : “Siapa yang datang, Bu?” (setelah temannya pergi)
Ibu : “Teman kerja Ibu, tadi ada pembagian honor.”
Bapak : “Tadi kan sudah ketemu di kantor?”
Ibu : “Minta penjelasan tenatang pembagian honor.”
Bapak : “Kok ke Ibu, Ibu kan bukan bendahara?”
Ibu : “Dia kan selalu tidak terima dengan pembagian yang ada. Padahal, ngga ikut kerja.”
Bapak : “Wow, dia memang mata duitan.”
Ibu : “Ya, begitulah, ia selalu menilai pekerjaan dengan duit.”

Berdasarkan cuplikan di atas watak tokoh bapak adalah….

A. ingin tahu
B. curiga
C. pemarah
D. iri
E. terbuka

12. Perhatikan dialog berikut!


Anak : “Mak, sepertinya malam mini akan hujan, Mak!
Mak : “Memangnya kenapa?”
Anak : “Kita tidur di mana, Mak?
Mak : “Di mana? Kamu bertanya tidur di mana? Bukankah selama ini tempat tak pernah jadi
masalah kita?
Anak : “Iya, Mak, tapi tempat ini akan basah oleh hujan , Mak!
Mak : “Akan! Baru akan , kamu sudah ribut begitu!

Perilaku yang sesuai saat dialog ke-4 adalah….


A. Mak menatap anak dengan tersenyum dan memberikan belaian kepada anak.
B. Mak menatap anak dengan tatapan marah dan keheranan.
C. Mak tertawa terbahak-bahak.
D. Mak melotot dan memukul anak.
E. Mak senang menjawab pertanyaan anak.

13. Cermati penggalan teks drama beriktut!


Amin : “Selamat pagi!”
Aman : “Selamat pagi!”
Amin : (terus ke mejanya dan menyiapkan diri untuk bekerja. Keduanya bergerak hendak
bekerja, tiba-tiba)
Amin : “Saudara Aman! Makna kedua nona-nona ini? Apa tidak masuk?
Aman : “Mereka minta permisi sebentar ke Pasar Baru, Tuan.”
Amin : “Apakah mereka pamit? Mengapa tidak dalam waktu mengaso saja pergi?”
Aman : “Saya sudah bilang, Tuan, tapi nona-nona itu tidak peduli.”

Tema dari kutipan drama di atas adalah….

A. tata tertib
B. kenakalan karyawan
C. kedisiplinan
D. ketidakjujuran
E. kebodohan

14. Cermati dialog berikut!


Husna : “Sakit apa, Mba?”
Astuti : “Sakit perut, sudah beberapa hari.”
Husna : “ Mba selalu ke dokter ini? Apa setiap hari juga banyak pasiennya?”(sambil melihat
beberapa pasien yang menunggu).
Astuti : “Setahu saya bagitu, setiap hari dokter ini dikunjungi banyak pasien. Padahal dokter
lain juga ada.”
Husna : “Dokternya punya kelebihan?”
Astuti : ….
Husna : “O, pantaslah kalau begitu.”
Astuti : “Banyak orang yang sembuh setelah ditangani dokter ini.”

Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang dialog tersebut adalah….

A. “Dokternya ramah dan sopan.”


B. “Dokternya ganteng.”
C. “Sudah berlangganan dari dulu.”
D. “Dia dokter yang bertangan dingin.”
E. “Tempatnya enak, tidak terlalu jauh.”

15. Cermati dialog berikut!

Iko : (berkata pelan) “Oka, aku harap kamu tidak mengatakan semua ini kepada siapa pun,
bahkan kepada ayahku.”
Oka : (sambil memeluk Iko) “Tapi ayahmu harus tahu semua ini.”
Iko : (memohon) “Please Oka, berjanjilah kepadaku kali ini saja. Jangan katakan pada
ayahku!”
Oka : (wajah semakin cemas) “Kondisi sakitmu semakin parah, Ko. Kasihan ayahmu, pasti
sedih bila tidak diberi tahu.”
Iko : ……

Kalimat tepat Iko untuk melengkapi dialog tersebut adalah….


A. (marajh) “Kamu ini kok kers kepala ya, tega kamu mempermainkan orang tuamu.”
B. (suara pelan) “Terserah kamulah, itu urusan kamu. Kalau kamu tidak mau, aku juga tidak
akan peduli.”
C. (menangis) “Ayah sudah biasa melihat keadaan aku seperti ini, beliau tidak perlu
diberitahu lagi.”
D. (berurai air mata) “Aku tidak sanggup melihat ayah bersedih, beliau sangat
menyayangiku.”
E. (menggerutu) “Kamu kok repot-repot amat sih ingin memberi tahu segalanya kepada
ayahku.”

16. Perhatikan dialog berikut!


Ningsih : “Aku masih ragu untuk mengambil keputusan antara kerja atau
kuliah.”
Dinda : “Menurut aku pilihlah keduanya.”
Ningsih : “Bagaimana mungkin! Uang untuk kuliah tak ada>”
Dinda : “Jaustru itulah! Kamu bekerja dan gajimu kaupakai untuk membayar kuliah.”
Ningsih : “O, iya ya. Tapi, kapan bekerja dan kapan kuliahnya?”
Dinda : “Pandailah mengatur waktu! Ambillah kuliah di luar jam kera. Jadi
kedua
pilihan kamu dapat terpenuhi.”
Ningsih : “Terima kasih, ya!”
Dinda : “Semoga sukses.”
Rangkuman tepat berdasarkan isi dialog tersebut adalah….
A. Bekerja dan kuliah sangat menyita waktu, bahkan menghabiskan waktu.
B. Jika pandai mengatur waktu, bekerja dan kuliah dapat dilakukan bersama-sama.
C. Bekerja dan kuliah merupakan dua kegiatan yang sama pentingnya.
D. Saran orang lain sangat penting untuk memecahkan masalah.
E. Saran atau pendapat teman yang baik dan menguntungkan perlu dijalani.
17. Cermatilah penggalan drama berikut!
Panggung menggambarkan sebuah kamar reot. Di dalamnya terdapat sebuah dipan dan dua
buah kursi yang sudah rusak pula.
Suasana kemiskinanlah yang tampil di situ.
Istri : (mengharap) Banyakkah hasil yang kau terima hari ini?
Suami : Bah, kosong sama sekali, seperempat rupiah pun tak dapat, dan kau bagaimana?
Istri : Ada seorang wanita muda memberi makan kepada kita.
Suami : Terima kasih, moga-moga Tuhan memberkahinya. Apa yang diberikannya?
Istri : Sepotong roti.
Suami : Kalau begitu, masih adakah simpanan untuk esok pagi?
Istri : Masih, tetapi hanya untuknya.
Suami : Tak ada yang lain. Ah, maksudku selain dari roti itu.
Istri : Ada. Sepotong nasihat, supaya jangan membawa anak itu keluar karena udara lembab.

Masalah yang diungkapkan dalam kutipan naskah drama tersebut adalah …


A. Harapan seorang pengemis terhadap masa depannya.
B. Penghasilan sepasang pengemis yang tidak memadai.
C. Pekerjaan yang dilakukan setiap hari oleh manusia.
D. Pertanyaan seorang suami kepada istri dan anaknya.
E. Suami istri saling menasihati dan menyayangi.

18. Cermatilah penggalan drama berikut!


(1) Inay : “Bagaimana kopinya Lawing? Enak mana dibandingkan kepunyaan Bulan?”
(tersenyum).
(2) Lawing : “Ya … sedap …. Maklum yang membuat sudah berpengalaman.”
(3) Inay : “Sekarang kamu pandai benar merasai dan menikmati kopi. Wajahmu hari ini lain,
Lawing?’
(4) Lawing : ”Masak? Engkau juga. Wajahmu keruh.”
(5) Inay : “Ah, bisa saja kamu. Kamu senang ya, keinginan kamu kini akan terpenuhi.”
(sinis)
(6) Lawing : “Tidak juga! Kalau kamu Inay, mengapa wajahmu begitu?”
(7) Inay : “Karena aku mau menunjukkan betapa sakit hatiku padamu karena aku telah susah
payah membantumu. Ternyata yang aku lakukan … aku tak berarti apa pun bagimu.
(8) Lawing : “Maaf aku tak menyadari hal itu.

Peribahasa yang tepat untuk melengkapi dialog nomor (7) yang rumpang tersbut adalah …
A. bagai hujan jatuh ke pasir
B. bagai air beriak tanda tak dalam
C. bagai nila setitik rusak susu sebelanga
D. bagai cepat kaki ringan tangan
E. bagai menangguk di air keruh
Bacalah penggalan naskah drama berikut !
Ronald : Sori, Ron, mengganggu.
Roni : ( menoleh). Nggak apa-apa, aku tidak merasa terganggu kok.
Ronald : Belajar apaan sih, Ron? (berjalan mendekati Roni).Kayak besok mau
kiamat saja.
Roni :( memandang wajah Ronald). Apa saja yang bisa aku pelajari, kupelajari.
Aku lebih senang memanfaatkan waktuku
untuk belajar apa saja. Sayang bila waktu yang amat berharga terbuang
percuma.
Ronald : Nyindir nih? ( suaranya meninggi menahan amarah)
Roni : Siapa yang nyindir, aku mengatakan hal yang aku lakukan. Bila kamu
tersinggung ya, terserah.
Rendy : ( segera turun dari meja guru, mendekati Ronald dan Roni). Hei, stop.
Stop. Berhenti. Apa-apaan kalian ini?
Ronald : Itu Ren, Roni sengaja nyindir aku, mentang-mentang ia kutu buku.
Rendy : Sudahlah, Nal. Kau juga tak usah cari gara-garalah. (mendudukkan
Ronald dan Roni). Aku pikir Roni tak bermaksud
seperti yang kau kira.

19. Tokoh tritagonis dalam penggalan drama di atas adalah ….


A. Ronald D. Ronald dan Roni
B. Roni E. Ronald dan Rendy
C. Rendy
20. Bacalah penggalan naskah drama berikut !
Ronald : Sori, Ron, mengganggu.
Roni : ( menoleh). Nggak apa-apa, aku tidak merasa terganggu kok.
Ronald : Belajar apaan sih, Ron? (berjalan mendekati Roni).Kayak besok mau
kiamat saja.
Roni :( memandang wajah Ronald). Apa saja yang bisa aku pelajari, kupelajari.
Aku lebih senang memanfaatkan waktuku untuk belajar apa saja. Sayang
bila waktu yang amat berharga terbuang percuma.
Ronald : Nyindir nih? ( suaranya meninggi menahan amarah)
Roni : Siapa yang nyindir, aku mengatakan hal yang aku lakukan. Bila kamu
tersinggung ya, terserah.
Rendy : ( segera turun dari meja guru, mendekati Ronald dan Roni). Hei, stop. Stop.
Berhenti. Apa-apaan kalian ini?
Ronal : Itu Ren, Roni sengaja nyindir aku, mentang-mentang ia kutu buku.
Rendy : Sudahlah, Nal. Kau juga tak usah cari gara-garalah. (mendudukkan Ronald
dan Roni). Aku pikir Roni tak bermaksud seperti yang kaukira.

Watak tokoh Ronald dalam penggalan drama di atas adalah ….


A. Setia kawan, baik hati
B. sok tahu, pengecut
C. mudah tersinggung, sok tahu
D. pemarah, pemaaf
E. mudah tersinggung, pemarah

21. Perhatikan kutipan drama berikut!

Letnan : Ada apa?


Kopral : Lapor, anak buah kita secara mendadak disergap dan dilucuti.
Letnan : Mayor?
Kopral : Bukan ….
Letnan : Lantas siapa?
Kopral : Kapten Kompi! “Garuda Hitam”.
Letnan : Celaka, kita terjebak siasat khianat. Tapi, bukankah sudah kusiasati dengan
menyembunyikan kepada kedua regu perintis kita.
Kopral : Iya.
Lentan : Aku akan siasati segera.

Dikutip dari: B. Santoso, Kumpulan Drama Domba-Domba Revolusi, Yogyakarta, Hikayat,


2006

Nilai kehiduapan yang menonjol dalam kutipan drama tersebut adalah ….


A. kedisiplinan
B. bertanggungjawab
C. tolong-menolong
D. kesopanan
E. keramahan

22. Perhatikan kutipan drama berikut!

Ratna: Aku pikir tidak ada salahnya kita memberi sumbangan kepada para korban banjir.
Meli: Kita bisa iuran seikhlasnya. Kemudian, uangnya kita transfer.
Wayan: Bagaimana kalau kita mengumpulkan pakaian saja?
Johan: Kalau menyumbang apa saja, bagaimana?
Ratna: Bagaimana maksudmu?
Johan: Bentuk sumbangan tidak usah ditentukan. Sumbangan bisa berupa uang, pakaian,
sepatu, buku, dan masih banyak lagi.
Meli: Ide bagus, Johan.
Wayan: Baiklah. Berapa pun bantuan yang terkumpul akan kita salurkan segera.

Nilai apa yang terdapat dalam kutipan drama tersebut


A. Nilai moral
B. Nilai sosial
C. Nilai relegius
D. Nilai budaya
E. Nilai kepahlawanan

23. Perhatikan kutipan drama berikut!


Seorang pria datang ke rumah sakit dengan kedua telinganya yang terkena luka bakar.
Dokter : Kenapa teling Anda?
Pasein : Begini, Dok, tadi saya sedang menyetrika pakaian saya. Nah, waktu saya saya
sedang menyetrika, tiba-tiba telepon bordering, karena reflek, setrika itu saya tempelkan ke
telinga kanan saya, Dok.
Dokter : Ooo…saya paham keluhan Saudara, terus telinga yang satunya lagi kenapa?
Pasein : lah itu Dok, si bego itu telepon lagi!
Dokter : …………

Bagian “Seorang pria datang ke rumah sakit dengan kedua telinganya yang terkena luka
bakar” merupakan unsur anekdot….
A. abstraksi C. reaksi
B. orientasi D. koda
C. krisis
24. Perhatikan kutipan drama berikut!
Ratna: Aku pikir tidak ada salahnya kita memberi sumbangan kepada para
korban banjir.
Meli: Kita bisa iuran seikhlasnya. Kemudian, uangnya kita transfer.
Wayan: Bagaimana kalau kita mengumpulkan pakaian saja?
Johan: Kalau menyumbang apa saja, bagaimana?
Ratna: […]
Johan: Bentuk sumbangan tidak usah ditentukan. Sumbangan bisa berupa uang,
pakaian, sepatu, buku, dan masih banyak lagi.
Meli: Ide bagus, Johan.
Wayan: Baiklah. Berapa pun bantuan yang terkumpul akan kita salurkan segera.

Kalimat tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah . . . .


A. Bagaimana maksudmu?
B. Tolong, jelaskan maksudmu, Joh!
C. Tidak usah berbelit-belit, Joh!
D. Sumbangan apa yang kamu salurkan?
E. Lantas, siapa koordinatornya?
25. Perhatikan kutipan drama berikut!
Hari : Bambang selaku panitia sangat luwes saat bicara di depan umum.
Halimah : Maksudnya?
Suli : Smooth! (sambil tertawa)
Hari : Halus dan licin? Bukan begitu maksudmu, Suli? (tertawa)
Halimah : Sudah! Sudah! (dengan muka masam)
Hari : [. . .]
Halimah : Besok kita harus bangun pagi. (pergi menuju kamar)
Suli : Ayolah, Kak! Kakak juga harus tidur jika tidak mau Kak Halimah marah. (tersenyum
sambil pergi meninggalkan Hari)

Kalimat tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah ....


A. Hari sudah larut malam.
B. Kita sudahi pertengkaran ini.
C. Aku suka dengan Mas Bambang.
D. Kalian jangan mengejeknya.
E. Dia memiliki kemampuan.

Anda mungkin juga menyukai