PERTEMUAN KEDUA
3.9.1 LKPD 2
B. Teknik-teknik dalam Pengembangan bioteknologi
Tujuan Kegiatan :
• Mengetahui Teknik-teknik yang digunakan dalam bioteknologi konvensional
• Mengetahui Teknik-teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern
Produksi :
Tahap Produksi Proses yang dilakukan
Pengolahan Bahan Bahan utama pembuatan tapai adalah singkkong atau beras ketan. Singkong
dikupas, dipotong, dicuci bersih, dan dikukus hingga matang. Setelah matang
singkong kemudian ditiriskan dan didinginkan terlebih dahulu.
Penyamaian Setelah dingin singkong akan diberi ragi. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan
Mikroorganisme campuran beberapa mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, bakteri
pediococcus, acetobacter dan lainnya. Setelah diberi ragi, singkong kemudian
dimasukan kedalam wadah dan ditutup rapat untuk melakukan proses fermentasi.
Pengembangbiakan Terjadi pemecahan pati yaitu polisakarida dipecah menjadi monosakarida (glukosa),
Mikroorganisme kemudian glukosa yang terbentuk akan diubah menjadi alcohol oleh Saccharomyces
cerevisiae. Alcohol yang terbentuk akan diubah menjadi asam organic oleh bakteri
pediococcus dan acetobacter yang terdapat pada ragi melalui proses oksidasi
alcohol, asam organic tersebut kemudan akan bereaksi lagi dengan alcohol dan
menghasilkan ester yang memberikan citarasa pada tapai.
Pemanfaatan Hasil Tapai yang sudah matang kemudian dapat diperjual belikan sehingga tapai juga
dapat memiliki nilai ekonomis. Selain rasanya yang enak tapai juga bermanfaat
untuk memperlancar system pencernaan, mengontrol tekanan darah, mencegah
anemia, dan menguatkan tulang.
(Nilai : 20)
2. Bagaimanakah sifat bagian asal yang digunakan untuk menghasilkan tanaman baru
tersebut? Mengapa?
Jawaban :
Sifat bagian asal yang digunakan untuk menghasilkan tanaman baru adalah sel yang masih muda
yang masih bersifat meristematis dan mengalami proses diferensiasi. Karena hanya bagian
tersebutlah yang akan tumbuh menjadi kalus dan menghasilkan tanaman baru.
3. Proses pembentukan tanaman baru tersebut dapat terjadi karena adanya sifat totipotensi. Jelaskan
pengertian totipotensi.
Jawaban :
Totipotensi dalam biologi sel menunjukkan kemampuan suatu sel untuk dapat memperbanyak diri
dalam keseluruhan (total) kemungkinan perkembangan yang dimungkinkan.
2. Proses pemotongan dengan enzim retriksi sehingga DNA hasil potongan dapat disambung dengan
DNA lain menggunakan enzim ligase tampak pada gambar berikut.
Enzim retriksi dapat memotong rantai DNA pada daerah dengan urutan basa nitrogen yang spesifik.
Daerah tersebut dinamakan situs retriksi. Salah satu enzim retriksi disebut EcoRI. EcoRI akan
memotong ikatan G-A apabila ditemukan urutan GAATTC. Hasil pemotongan akan berbentuk
ujung lengket (sticky end). Sekarang, teknologi DNA rekombinan tidak hanya digunakan untuk
merekayasa bakteri (sel prokariotik), tetapi juga dilakukan pada organisme eukariotik, seperti
tumbuhan dan hewan.
Bahan Diskusi :
a. Jelaskan pengertian klon dan pengklonaan Jawaban :
Klon merupakan suatu populasi sel atau organisme yang terbentuk dari pembelahan yang
berulang dari satu sel atau jugaa organisme. Klon sendiri memiliki arti menggandakan atau juga
memperbanyak. Istilah dari klon muncul dengan artian memperbanyak DNA pada bakteri.
Sedangkan, pengeklonan yang sering juga disebut dengan istilah kloning (bahasa Inggris:
cloning) dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama yang
identik secara genetik.
c. Jelaskan bagaimana mekansime enzim retriksi dan ligase bekerja dalam pembentukan
rekombinasi DNA Jawaban :
Enzim restriksi dsapat diibaratkan sebagai gunting, bekerja untuk memotong fragmen DNA pada
situs spesifik. Sedangkan enzim ligase adalah enzim yang berperan dalam proses ligasi
(penyambungan antara satu fragmen DNA dengan fragmen DNA lainnya).
d. Jelaskan bagaimana mekanisme rekayasa yang dilakukan pada proses pembentukan insulin.
Jawaban :
Proses pembentukn insulin adalah dengan menggunakan teknologi plasmid pada bakteri E. Coli.
Plasmid pada bakteri E. Coli akan melewati proses rekombinan dengan DNA yang di isolasi dari
sel pankreas agar bisa menjadi insulin.
e. Cobalah bayangkan sebuah produk (bakteri, hewan, atau tumbuhan) yang ingin Anda buat
dengan rekombinasi DNA. Jelaskan Langkah-langkah yang harus Anda lakukan untuk
mewujudkan sifat organisme tersebut.
Jawaban :
Teknik rekombinasi DNA pada mikroba laut, gen yang digunakan adalah cloning protease
Bacillus stearothermophilus langkahnya yaitu :
1. Isolasi DNA kromosom.
2. Isolasi DNA plasmid.
3. Pemotongan DNA dengan enzim resrikasi.
4. Ligase (transplantasi) DNA kromosom dan DNA plasmid.
5. Memasukkan DNA rekombinan ke sel hidup.
(Nilai 20)
C. Pengklonan Organisme
Pada tumbuhan, sifat totipotensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk mengubah sel dewasa menjadi
sel embryonal lagi yang dapat tumbuh membentuk individu lengkap. Teknologi yang dikembangkan
dinamakan kultur jaringan.
1. Sel-sel hewan tidak emmiliki sifat totipotensi seperti pada sel tumbuhan. Untuk mengklon sel hewan
tunggal menjadi organisme baru, digunakan cara yang berbeda. Beberapa cara pengklonaan
organisme pada sel hewan dilakukan sebagai berikut.
Kloning Embrio
Bahan Diskusi :
a. Jelaskan proses cloning embrio pada sapi.
Jawaban :
Sperma dari sapi jantan terbaik akan diinseminasi ke rahim sapi betina terbaik dan menghasilkan sel
embrio. Kemudia sel embryonal tersebut akan di evakuasi dan sel tersebut akan aktif membelah.
Setelah itu, sel-sel yang identik tersebut akan di tanam ke rahim sapi betina resepien. Masingmasing
sapi betina resepien ini akan menghasilkan keturunan yang sama karna hasil cloning.
b. Mengapa digunakan sperma dan telur dari sapi terbaik untuk cloning embrio?
Jawaban :
Karena Sperma dan Ovum terbaik akan menghasilkan individu dengan kualitas yang baik pula.
c. Jelaskan pengertian sel yang bersifat embryonal. Sel embryonal apakah yang digunakan?
Jawaban :
Sel embrional merupakan sel-sel yang mampu membelah dengan cara mitosis secara terus menerus
(bersifat embrional,. sel embrional juga disebut dengan sel meristem. Dalam cloning diatas sel yang
digunakaan adalah sel sperma dan sel ovum.
d. Apakah keuntangan reproduksi dengan Teknik cloning embrio pada sapi dibandingkan dengan
Teknik konvensional?
Jawaban :
Individu yang dihasilkan dengan teknik cloning dapat diatur sifat genetisnya, sehingga dapat
menghasilkan individu yang diinginkan. Sedangkan, jika menggunkan Teknik konvensional,
individu yang dihasilkan tidak dapat diprediksi. Kemungkinan untuk mendapatkan individu
yang diinginkan sangat kecil. (Nilai 10)
2. Salah satu Teknik dalam bioteknologi modern adalah cloning dengan transfer inti. Dalam Bahasa
sehari-hari, Teknik ini disebut cloning. Salah satu contoh hasil penerapan Teknik cloning adalah
pembentukan domba Dolly. Teknik pembentukan domba Dolly tampak pada gambar berikut.
Kloning Transfer Inti
Bahan Diskusi :
a. Jelaskan bagaimana Teknik cloning dengan transfer inti dilakukan.
Jawaban :
Inti sel somatik akan dihapus dan dimasukkkan ke dalam telur yang tidak dibuahi yang memiliki
inti yang telah dihapus. Telur dengan intinya tersebut akan tetap dijaga hingga menjadi embrio.
Embrio ini kemudian akan ditempatkan di dalam ibu pengganti dan berkembang di dalam ibu
pengganti
b. Jelaskan persamaan dan perbedaan teknik cloning embrio dan teknik cloning dengan transfer
inti.
Jawaban :
Persamaan : sama-sama bertujuan untuk menciptakan salinan fisik dari suatu makhluk hidup
yang memiliki jenis yang sama dan identic secara genetic.
Perbedaan : Teknik cloning embrio menggunakaan dua sel kelamin (sperma dan sel telur),
sedangkan teknik transfer inti menggunakaan sel somatic dan sel telur. Pada cloning embrio,
zigot dibentuk melalui proses vertilisasi in vitro, sedangkan pada cloning transfer inti, zigot
dibentuk melalui transplantasi inti ke dalam sel ovum. Individu hasil cloning embrio memiliki
sifat sama dengan induk yang menyumbangkan sel kelamin, sedangkan individu hasil cloning
transfer inti memiliki sifat sama dengan induk yang menyumbangkan sel somatic.
c. Teknik cloning dengan transfer inti memungkinkan dihasilkan keturunan yang sama persis
dengan induknya. Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan alasannya.
Jawaban :
Teknik cloning dengan transfer inti akan menghasilkan keturunan yang sama persis dengan
induk pendonornya, karena DNA yang menentukan sifat keturunan berada di inti sel yang telah
didonorkan.
d. Jika Teknik ini diterapkan pada manusia, apa permasalahan yang akan timbul?
Jawaban :
Dari sudut pandang sosiologis, kloning manusia dikhawatirkan akan mengancam pranata sosial
yang telah dibangun oleh umat manusia sejak keberadaannya dimuka bumi juga berimbas
negatif terhadap interaksi sosial yang selama ini diyakini sebagai basis kerukunan dan
kedamaian antar sesama manusia.
e. Pada kedua proses cloning, digunakan sel-sel yang bersifat embryonal. Apakah yang terjadi pada
sel embryonal apabila ditumbuhkan pada kondisi yang sesuai?
Jawaban :
Sel embryonal jika ditumbuhkan pada kondisi yang sesuai akan terus membelah dan
berkembang dengan baik.
f. Jelaskan perbedaan jaringan embryonal yang digunakan pada kedua proses cloning tersebut.
Jawaban :
Jaringan embryonal yang digunakan pada cloning embrio adalah hasil dari dua sel kelamin
(sperma dan sel telur), sedangkan jaringan embryonal padaa cloning dengan transfer inti berasal
dari sel somatic dan sel telur yang telah dikombinasikan.
g. Sel-sel embryonal tersebut disebut juga sel punca (stem cell). Jelaskan pengertian sel punca.
Jawaban :
Sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi
untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh seperti sel otot, sel
darah merah, dan sel otak.
(Nilai 20)
2. Mengapa Agrobacterium tumefaciens dapat dijadikan vector untuk transfer gen pada tumbuhan?
Jawaban :
Karena Agrobacterium tumefaciens memiliki plasmid yang disebut dengan plasmid Ti, plasmid ini
memiliki T-DNA (transfer DNA) yang secara alami dapat diintegrasikan ke dalam sel tanaman dan
menyebabkan tumor. Namun melalui rekombinasi DNA yaitu dalam produksi tanaman transgenic,
dengan adanya penyisipan gen target pada T-DNA tetap di transfer ke tanaman tapi tidak
menyebabkan tumor.
4. Apakah kelebihan tumbuhan hasil transfer gen tersebut dibandingkan tumbuhan lainnya? Jawaban :
Kelebihan dari tanaman trasgenik yaitu tumbuhan hasil transfer gen ini akan memiliki gen toksin.
Hal ini akan membuat tumbuhan tahan terhadap hama seperti ulat dan larva serangga. Sedangkan,
Tumbuhan yang tidak melakukan transfer gen toksin tidak akan memiliki kekebalan terhadap hama.
Keuntungan lainnya adalah hasil yang melimpah, kandungan gizi yang dapat ditingkatkan, dan buah
akan menjadi lebih awet dan tidak cepat busuk. (Nilai 10)
E. Teknologi Hibridoma
Teknik hybridoma adalah fusi (penggabungan) kandungan genetic dua sel yang akan menghasilkan sel
bastar. Sifat sel bastar adalah merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh dua sel yang telah digabungkan.
Salah satu penerapan Teknik hybridoma adalah pembuatan antibody monoclonal.
1. Secara alamiah, saat tubuh terserang bibit penyakit (antigen), tubuh akan segera membentuk suatu
zat yang dapat menghancurkan antigen yaitu antibody yang dihasilkan oleh system kekebalan tubuh.
2. Secara konvensional antibody dapat dibuat di luar tubuh manusia, misalnya dengan menggunakan
tikus seperti skema berikut.
Bahan Diskusi
a. Bagaimanakah antibody diproduksi secara konvensional?
Jawaban :
Antibodi konvensional dibentuk dari sel limfosit B dalam tubuh. Antibodi konvensional dapat
dibuat secara alamiah dalam tubuh manusia, maupun dibuat diluar tubuh manusia. Seperti pada
skema diatas, sel limpa mencit membentuk antibody yang nantinya akan diekstrak dan dapat di
injeksi ke tubuh manusia.
Bahan Diskusi :
a. Bagaimanakah antibody diproduksi dengan menggunakan Teknik hibridoma?
Jawaban :
Salah satu antibody yang diproduksi dengan teknik hibridoma adalah antibody monoclonal,
pembentukan antibody monoclonal biasanya menggunakan mencit sebagai media. Langkah
pertama adalah menginjeksikan antigen ke tubuh mencit agar terbentuk antibody, sel B-limfosit
mencit akan merespon antigen sehingga terbentuk antibody. Kemudian sel B-limfosit yang
sudah mengandung antibodi dipisahkan dari organ limpa mencit, sel B-limfosit selanjutnya
difusikan dengan sel kanker immortal sehingga menghasilkan sel hibridoma, fusi sel hibridoma
ini dilakukan dengan membuat membran sel menjadi lebih permeabel sehingga kedua sel bisa
menyatu. Sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel sehingga dihasilkan banyak sel yang
memiliki anti bodi tertentu sehingga dikenal dengan antibodi monoklonal yang bias disimpan
lama dalam keadaan dibekukan.