Oleh :
(49)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah gangguan
keseimbangan cairan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ns. I Wayan
Sukawana,S.Kep.,M.Pd pada mata kuliah Patofisiologi. Saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak I Wayan Sukawana, selaku dosen mata kuliah Patofisiologi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya mengucapkan
terimakasih kepada Bapak I Wayan Sukawana yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menyampaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami apa itu fisiologi cairan tubuh manusia
2. Untuk mengerti proses edema dan juga jenis kasusnya
3. Untuk memahami gangguan elektrolit apa saja yang dapat terjadi disertai
penyebab, gejala, dan tandanya
4. Untuk memahami gangguan pengaturan asam-basa apa saja yang dapat
terjadi di tubuh serta mekanisme dan jenis-jenisnya.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan serta
pengetahuan baik bagi pembaca maupun penulis dimana dengan adanya makalah
ini dapat menjadi bahan acuan untuk dapat memahami materi mengenai fisiologi
cairan tubuh manusia, proses edema, gangguan elektrolit dan gangguan pengaturan
asam-basa tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari
cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah
umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh
yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara
proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan wanita.
Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air. Cairan
tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu:
1. Ruang intra seluler (cairan dalam sel), kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada
dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa
otot skeletal. Secara spesifik, cairan intrasel mengandung sejumlah besar
ion kalium dan fosfat ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah
sedang, dan mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida dan hampir
tidak ada kalsium. Sel juga mengandung sejumlah besar protein, hampir
empat kali jumlah protein dalam plasma.
2. Ruang ekstra seluler (cairan luar sel), kurang lebih 1/3 cairan tubuh berada
dalam kompartemen cairan ekstra sel. Cairan ekstra sel mengandung
sejumlah besar ion natrium dan klorida, serta ion bikarbonat dalam jumlah
yang cukup besar, namun cairan ekstra sel memiliki kandungan ion kalium,
magnesium, fosfat, dan asam organik dalam jumlah yang sedikit. Cairan
ekstra sel juga mengandung karbon dioksida yang diangkut dari sel ke paru
untuk diekskresi, ditambah berbagai produk sampah sel lainnya yang
diangkut ke ginjal untuk diekskresi.
2. Osmosis
3. Transpor Aktif
Pada kondisi normal, kadar natrium dalam darah adalah 135–145 mEq/liter
(miliequivalen per liter). Seseorang dengan kadar natrium kurang dari 135
mEq/liter dianggap mengalami hiponatremia. Penurunan kadar natrium ini dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain:
1. Perubahan hormon
4. Obat-obatan tertentu
5. Kondisi kesehatan
Gagal jantung, penyakit ginjal, dan sirosis, dapat menyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh dan melarutkan natrium, sehingga kadar
natrium dalam darah menjadi rendah.
6. NAPZA
Edema paru terjadi bila cairan yang difiltrasi oleh dinding mikrovaskuler
lebih banyak daripada yang bisa dikeluarkan yang berakibat alveoli penuh terisi
cairan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Yang berperan
disini yaitu perbedaan tekanan hidorstatikdan oktonik dalam lumen kapiler dan
intertisial, serta permeabilitas sel endotel terhadap air, larutan, dan molekul besar
seperti protein plasma. Adanya ketidakseimbangan dari satu atau lebih dari faktor -
faktor diatas akan menimbulkan terjadinya edema paru.
2.2.6 Proses Edema Pada Kasus Tekanan Darah Kapiler Tinggi
Secara anatomis, kapiler paru dan gas alveoli dipisahkan oleh membrane
kapiler-alveoli yang terdiri dari 3 lapisan yang berbeda, yaitu endotel kapiler,
jaringan interstitial, epitel alveoli.
EPA kardiak disebabkan oleh bocornya cairan dari kapiler paru yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Ketika tekanan
hidrostatik kapiler paru melebih tekanan jaringan interstitial paru, cairan akan
berpindah ke dalam alveoli dan interstitial paru.
1. Natrium
2. Kalium
Elektrolit yang satu ini berfungsi untuk mengatur irama dan pompa
jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik
saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga kesehatan
tulang dan keseimbangan elektrolit. Dalam darah, jumlah kalium normal
berada di kisaran 3,5-5 milimol/liter (mmol/L). Kekurangan kalium
(hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek samping
obat diuretik. Sementara itu, kelebihan kalium (hiperkalemia) biasanya
disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya
jumlah hormon kortisol dalam tubuh, misalnya karena penyakit Addison.
3. Klorida
4. Kalsium
5. Magnesium
6. Fosfat
7. Bikarbonat
1. Fosfat
berlebihan
2. Klorida
respiratorik)
3. Natrium
Menderita diare
Mengalami muntah-muntah
4. Kalsium
berlebihan
5. Kalium
6. Magnesium
Seseorang berisiko mengalami hipermagnesemia jika memiliki
faktor seperti berikut:
1) Fosfat
berikut ini:
seperti:
3) Natrium
Menderita malnutrisi
4) Kalsium
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi
kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Kondisi ini
Menderita pankreatitis
5) Kalium
Mengalami dehidrasi
6) Magnesium
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami hipomagnesemia:
Menderita malnutrisi
berlebihan
hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan
oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular
umumnya
berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat
konsentrasi
ion H+ atau ion OHyang sangat rendah. Keseimbangan asam basa adalah
Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat
banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam
menunjang kinerja sistem buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan
absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat,
ammonia). Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui
ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan
pH
sistem:
a. Sistem Buffer
Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan
oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.
dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri
(PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi. Tentu saja, tekanan
respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas efek yang dihasilkan oleh
harus mengeluarkan anion asam non volatile dan mengganti HCO3-. Ginjal
hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini
ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus
dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di
basolateral tubulus.3 Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas
1. Asidosis Respiratorik
pCO2 dan penurunnya pH plasma secara cepat. Keadaan ini biasanya bukan karena
penyakit saluran cerna, tetapi bisa terjadi jika ada penyakit penyerta seperti
obstruksi
2. Asidosis Metabolik
hilangnya basa dari cairan tubuh. Asidosis akan memacu respon kompensasi berupa
Adaptasi ini, hiperpnea ( nafas dalam dan tak teratur ), biasanya tidak diikuti dengan
pH menjadi kembali normal, dan terjadi sangat cepat dalam beberapa menit.
4. Alkalosis Metabolik
Alkalosis adalah keadaan sebagai akibat dari meningkatnya basa atau hilangnya
asam. Keadaan ini akan mengakibatkan hipoksia, perubahan sistim syaraf pusat,
iritabel otot2 dan bisa melanjut ke kejang dan aritmia. Gejala klinis yang sering
terjadi adalah letargi, bingung, iritabel dan kejang. Kadang beberapa pasien
menderita nafas tersengal sebagai usaha mengurangi CO2. Pada penyakit saluran
cerna alkalosis metabolik biasanya terjadi karena kehilangan khlorida dan asam
yaitu pada kasus muntah dan aspirasi nasogastrik dimana pada anak berhubungan
dengan keadaan hipokalemia. Pada pasien demikian kadar khlorida urin dibawah
20 mEq/L
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/NURFRIYATNA_UTAMI_143110180_3A%281%29.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/4631b9b8c3f8152608a46
238e4a719dc.pdf
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/13947/1/0808d85bbffd7846e8103a10877033aa.p
df
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/13947/1/0808d85bbffd7846e8103a10877033aa.p
df
https://idoc.pub/documents/makalah-elektrolit-analyzer-vnd159710rnx