PADA GANGGUAN
KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
I. Kontrak Pembelajaran
1. Standar Kompetensi
a. Pembelajaran teori
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori, konsep cairan dan elektrolit.
b. Pembelajaran aplikatif
Mampu menangani gangguan-gangguan pada keseimbangan cairan dan
elketrolit dalam proses keperawatan sebagai metode pemecahan masalah
dalam keperawatan
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat memahami tentang gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
3. Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan:
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Mampu melakukan menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
c. Mampu melakukan keterampilan menghitung tetesan infus.
d. Mampu melakukan keterampilan memasang infus.
e. Mampu melakukan keterampilan memasang transfusi darah.
Sumber Jumlah
Air minum 1.500 – 2.000 ml/hari
Air memiliki molekul yang kecil, sangat mudah berdifusi dan bersifat polar
(senyawa elektron) sehingga berkohesi satu dengan yang lainnya membentuk
benda cair. Fungsi vital air adalah pelarut yang sangat baik karena molekulnya
dapat bergabung dengan protein, hidrat arang, gula, dan zat yang terlarang lainnya.
Dalam homeostatis jumlah air tubuh selalu diupayakan konstan karena air tubuh
yang keluar akan sama dengan jumlah air yang masuk.
c. Distribusi cairan
Total cairan tubuh bervariasi menurut umur, berat badan (BB) dan jenis
kelamin. Jumlah cairan tergantung pada jumlah lemak tubuh, lemak tubuh tidak
berair, jadi semakin banyak lemak maka semakin kurang cairan. Air adalah
komponen tubuh yang paling utama. Air merupakan pelarut bagi semua zat
terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan. Air tubuh total
(Total Body Water/TBW) yaitu presentase dari berat air dibandingkan dengan berat
badan total, bervariasi menurut jenis kelamin, umur, dan kandungan lemak tubuh.
Pada orang dewasa 60% dari berat badan adalah air (air dan elektrolit).
Cairan tubuh terdapat dalam dua kompartemen cairan : cairan intraseluler
(cairan dalam sel) dan ruang ekstraseluler (cairan di luar sel). Kurang lebih dua
pertiga (2/3) dari cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intraseluler, dan
kebanyakan terdapat pada masa otot skelet. Pada orang dewasa cairan intraseluler
±25 liter dengan ukuran rata-rata atau ±40 % BB. Kompartemen ekstraseluler dibagi
menjadi ruang intravaskuler, interstisiel, dan transeluler. Cairan ekstraseluler di
dalam tubuh berjumlah sepertiga (1/3) dari TBW (Total Body Water) atau sekitar
20% BB. Ruang intravaskuler (cairan dalam pembuluh darah) mengandung plasma
(5%). Kurang lebih 3 liter dari rata-rata 6 liter cairan darah terdiri dari plasma, tiga
liter sisanya terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Ruang interstisiel
mengandung cairan yang mengelilingi sel dan berjumlah sekitar 8 liter pada orang
dewasa. Cairan ini terletak di antara sel sebanyak 15%. Limfe merupakan contoh
cairan interstisiel. Ruang transeluler merupakan bagian terkecil dari cairan
ekstraseluler yang mengandung ±1 liter cairan setiap waktu (1% sampai 2% BB).
Contoh dari cairan transeluler adalah cairan serebrospinal, pericardial, sinovial,
intraocular, dan pleural, keringat serta sekresi pencernaan.
Cairan ekstraseluler (CES) mengelilingi dan dapat masuk ke dalam sel,
membawa bahan-bahan yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel
dari saluran pencernaan dan paru-paru, kemudian mengangkat sampah bekas
metabolisme ke paru-paru, hepar, ginjal untuk dibuang. Sebagai contoh plasma
membawa oksigen dalam hemoglobin sel darah merah dari paru dan membawa
glukosa dari gastrointestinal ke kapiler. Oksigen dan glukosa berpindah melintasi
membran kapiler ke ruang interstisiel kemudian melintasi membran sel ke dalam
sel. Plasma juga akan membawa produk sampah seperti karbondioksida dari sel ke
paru dan sampah metabolik ke ginjal.
Cairan intestisiel merupakan bagian terbesar dari cairan ekstraseluler dan
berhubungan erat dengan plasma. Cairan ini dipisahkan dengan plasma oleh
selaput kapiler, yang dapat dilalui oleh semua bahan kecuali sel-sel dan molekul
Secara skematis Jenis dan jumlah cairan tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
- Untuk laki-laki dengan berat badan 70 Kg
Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan transeluler.
Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial, pleura,
intraokuler, dll.
3. Fungsi cairan
1) Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2) Mengeluarkan buangan-buangan sel
3) Mmbentu dalam metabolisme sel
4) Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5) Membantu memelihara suhu tubuh
6) Membantu pencernaan
7) Mempemudah eliminasi
a. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, sel darah putih, sel darah
merah)
Tabel 11.5 Jumlah Kehilangan Air Dan Elektrolit Per 100 Kcal Bahan Metabolik
Dalam Keadaan Normal Maupun Sakit
KEADAAN NORMAL KEADAAN SAKIT
CARA
H2O Na K H2O Na K
HILANG
(ml) (mEq) (mEq) (ml) (mEq) (mEq)
Evaporasi
1. Paru 15 0 0 10-60 0 0
2. Kulit 40 0,1 0,2 20-100 0,1-3,0 0,2-1,5
Tinja 5 0,1 0,2 0-50 0,1-4,0 0,2-3,0
Air Kemih 65 3 0,2 0-400 0-30,0 0-30,0
TOTAL 125 3,2 2,4
a. Difusi
Difusi didefinisikan sebagai kecenderungan alami dari suatu substansi untuk
bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Difusi terjadi melalui perpindahan tidak teratur
(random) dari ion dan molekul. Suatu contoh difusi adalah pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara kapiler dan alveoli. Proses difusi dapat dilihat pada gambar
berikut:
(a) Bila partikel tersebut cukup kecil untuk melewati pori-pori protein (misal
air dan urea), maka akan terjadi difusi sederhana
(b) Bila partikel tersebut larut dalam lemak (misal oksigen dan
karbondioksida), maka akan terjadi difusi sederhana
(c) Partikel tidak larut lemak seperti glukosa harus berdifusi ke dalam sel
melalui substansi pembawa, maka akan terjadi difusi dipermudah.
2) Faktor yang meningkatkan difusi:
(a) Peningkatan suhu
(b) Peningkatan konsentrasi partikel
(c) Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel
(d) Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
(e) Penurunan jarak lintas di mana massa partikel harus berdifusi
b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan pelarut murni, seperti air, melalui membran
semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solut rendah
ke larutan yang memiliki konsentrasi solut tinggi. Membran tersebut permeable
terhadap zat pelarut, tetapi tidak permeable terhadap solut (zat terlarut),
yang berupa materi partikel. Kecepatan osmosis tergantung pada
konsentrasi solut di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solut, dan
perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.
Konsentrasi larutan diukur dalam osmol, yang mencerminkan jumlah
substansi dalam larutan yang berbentuk molekul, ion atau keduanya. Dalam
osmosis ada tiga istilah penting, yaitu:
Tekanan osmotik : Tekanan dengan kekuatan untuk menarik air dan kekuatan ini
bergantung pada jumlah molekul di dalam larutan. Tekanan ini
diberikan melalui membran semipermiabel dan tekanan ini
tergantung kepada aktivitas solut yang dipisahkan oleh membran.
Apabila konsentrasi solut pada salah satu sisi membran semipermiabel lebih
besar, maka laju osmosis akan lebih cepat sehingga terjadi percepatan transfer zat
pelarut menembus membran semipermiabel. Hal ini akan terus berlanjut sampai
tercapai keseimbangan.
Osmolalitas merupakan pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan
tekanan osmotik dan dengan demikian akan mempengaruhi gerakan cairan.
Osmolalitas juga menggambarkan konsentrasi larutan, menunjukkan jumlah
partikel dalam satu liter larutan dan diukur dengan miliosmol per liter (mOsm/L).
Suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma disebut isotonik.
Pemberian larutan isotonik melalui IV akan mencegah perpindahan cairan dan
elektrolit dari kompartemen intrasel. Larutan hipotonik IV memiliki osmolalitas
lebih rendah daripada plasma, larutan ini akan mengakibatkan air berpindah ke
dalam sel. Larutan hipertonik memiliki osmolalitas lebih tinggi dari plasma,
sehingga membuat air keluar dari sel.
Perubahan osmolalitas ekstraseluler dapat mengakibatkan perubahan pada
volume cairan ekstraseluler dan intraseluler.
a. Penurunan osmolalitas CES ------gerakan air dari CES ke CIS
b. Peningkaan osmolalitas CES-----gerakan air dari CIS ke CES
Air akan terus bergerak sampai osmolalitas dari kedua kompartemen
mencapai ekuilbrium.
c. Transpor aktif
Transport aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi
untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel. Hal ini
memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari sel tersebut, selain itu
sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi tinggi.
d. Filtrasi
Filtrasi merupakan suatu proses pemindahan air dari substansi yang dapat
larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini
berlangsung aktif di bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik atau
gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan substansi terlarut lain
yang berada di antara cairan kapiler dan cairan interstisiel. Perpindahan terjadi dari
area dengan tekanan tinggi ke area dengan tekanan rendah.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu liquid di
dalam sebuah ruangan. Darah dan cairan arteri akan memasuki ruang kapiler jika
tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan interstisiel, sehingga cairan dan solut
berpindah dari kapiler menuju sel. Pada ujung bantalan vena kapiler, cairan dan
produk-produk sisa metabolisme berpindah dari sel menuju kapiler , karena
tekanan hidrostatiknya lebih kecil dari tekanan interstisiel.
8. Pengaturan cairan
Air penting untuk kehidupan, orang dapat hidup beberapa minggu tanpa
makanan, tetapi hanya dapat hidup beberapa tanpa air. Air mempertahankan
volume darah, mengatur suhu, mengantarkan elektrolit dan nutrien ke dan dari sel,
dan merupakan bagian dari banyak reaksi biologis. Secara kimiawi, air dan
elektrolit bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan air. Masukan air
diatur melalui sensasi haus, air dan elektrolit secara terus-menerus hilang dan
diganti. Keseimbangan air diatur terutama oleh ginjal yang berespon terhadap
konsentrasi solut yang terdapat dalam cairan tubuh yang telah disaring.
Pada kondisi normal, intake cairan mengimbangi kehilangan cairan. Kondisi
sakit keseimbangan cairan akan mengalami gangguan, sehingga akan terjadi tubuh
kekurangan cairan atau kelebihan cairan. Secara normal, kehilangan cairan terjadi
untuk mempertahankan fungsi tubuh. Kehilangan cairan itu bisa melalui udara
pernafasan, penguapan dari kulit, pengeluaran dari ginjal sebanyak 500 ml, dan
cairan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sampah metabolik. Total pengeluaran
perhari kira-kira 1300 ml perhari.
2) Hipervolemia
Hipervolemia merupakan penambahan volume CES. Kondisi ini bisa terjadi
bila tubuh menahan air dan natrium dalam proporsi yang sama, tanpa
disertai perubahan kadar elektrolit.
(a) Etiologi hipervolemia:
(1) Penyakit karena gangguan pada mekanisme
regulasi (gagal jantung, cushing syndrome, gagal ginjal, serosis hati)
(2) Intake natrium klorida yang berlebihan
(3) Pemberian infus yang mengandung natrium
dalam jumlah berlebihan
(4) Banyak makan makanan yang mengandung
natrium
(b) Gejala hipervolemia:
(1) Sesak nafas, ortopnea
(2) Edema perifer, kenaikan berat badan sementara (2%
hipervolemia ringan, 5% hipervolemia sedang dan 8% hipervolemia
berat)
(3) Nadi kuat, takikardia
(4) Asites, efusi pleura, bila sudah berat bisa menimbulkan edema
pulmo
(5) Kulit lembab
(6) Irama gallop
Kelebihan air dan natrium pada kompartemen ekstraseluler dapat
meningkatkan tekanan osmotik. Cairan akan ditarik keluar sel, sehingga
mengakibatkan edema (cairan yang berlebihan dalam ruang interstisial).
Edema terjadi sebagai akibat dari pertambahan volume cairan interstisial
dan diartikan sebagai bengkak yang dapat teraba dari ruang interstisial.
Edema bisa bersifat terlokalisasi (contoh tromboflebitis pada obstruksi vena)
4) Ketidakseimbangan osmolar
Dehidrasi (ketidakseimbangan hiperosmolar) terjadi bila ada kehilangan air
tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional, terutama natrium.
Faktor risiko terjadinya dehidrasi meliputi kondisi yang mengganggu
asupan oral (perubahan fungsi neurologis), lansia yang lemah (penurunan
fungsi tubuh, peningkatan lemak tubuh), penurunan sekresi ADH (pada
diabetes insipidus), Ketidakseimbangan hiperosmolar disebabkan oleh
setiap kondisi yang berhubungan dengan diuresis osmotik dan pemberian
larutan hipertonik melalui intravena. Ketidakseimbangan hipoosmolar
terjadi ketika asupan cairan berlebihan (polidipsi psikogenik) atau sekresi
ADH berlebihan
13. Nilai-Nilai Normal
ATAU
3) ANAK
Diketahui:
Cairan = 2.400 ml (cc)
Waktu = 12 jam
Faktor tetesan = 15 tetes
Pertanyaan:
Berapa Tetes per menit?
Jawab :
= 50 tetes/menit
Contoh soal 2
Seorang pasien datang ke RSUD dan membutuhkan 500 ml cairan RL. Berapa tetes
infus yang dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien mesti dicapai dalam waktu 100
menit? Pada label tertulis 20 tetes.
Diketahui:
Cairan = 500 ml (cc)
Waktu = 100 menit
Faktor tetes Terumo = 20 tetes
Pertanyaan:
Berapa Tetes per menit?
Jawab :
= 100 tetes/menit
RUMUS IWL
+ IWL Normal
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat
appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital
sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan,
saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc;
pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100
cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam.,
terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB
300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap
kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
= - 200 cc.
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL
gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWL Tn Y
= 900 + 200 (38,5 °C – 36,8 .°C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
IWL = 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
: 100 cc
Drainage
NGT : 200 cc
Urine : 1700 cc
IWL : 1700 cc
Total = 3240 cc
Muntah 100 cc
Urin 1000 cc
OUTPUT CAIRAN IWL 378 cc (30-3 tahun) x 14
kg
Total 1478 cc