Anda di halaman 1dari 21

KONSEP CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Dosen : Riza Amri S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:

1. Febriana Nur Safitri


2. Oktavia Viska Silviana
3. Siti Nur Hidayah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, segenap upaya, usaha dan kerja penulis
tidak akan membuahkan hasil tanpa kehendak dan kuasa-Nya. Segala halangan
dan rintangan tidak akan mampu dilampaui tanpa jalan terang yang ditunjukkan
dan digariskan-Nya. Atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang membahas tentang konsep cairan dan elektrolit.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada dosen yang telah membantu dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberi
dukungan sehingga lebih semangat dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin diberikan kepada teman-teman. Karena
itu diharapkan semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
semua.
Semoga makalah yang telah dibuat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik.

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................................
i
Kata Pengantar ............................................................................................................
ii
Daftar Isi ......................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................
1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keseimbangan Cariran dan Elektrolit.......................................................................
2.2 Keseimbangan Asam basa........................................................................................
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit...................
2.4 Proses Keperawatan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit..........................

BAB III PENUTUP


5.1 Kesimpulan ............................................................................................................
5.2 Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang


mengandung konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk
mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup memerlukan
lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme regulator
penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan  asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal
atau saat terjadi abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
          Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan
komposisinya tetap stabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem
pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan
dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler.
          Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di
sekelilingnya termasuk dalam  memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan
dan minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya
terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah
cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
          Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan
tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria
secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan
wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung
sedikit air.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari keseimbangan cairan dan elektrolit?


2. Bagaimana keseimbangan asam basa dalam tubuh?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari keseimbangan cairan dan elektrolit


2. Mengetahui keseimbangan asam basa dalam tubuh
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mengetahui asuhan keperawatan pada ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara asupan dan keluaran
cairan. Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh, 60%
dari berat badan orang dewasa terdiri atas cairan. Proporsi cairan rendah pada
wanita, orang obesitas, dan orang tua, tetapi tinggi pada anak-anak
(Davidhizar et al., 2004). Rangkaian mekanisme dalam respon gangguan
asupan dan keluaran cairan mengontrol dan mengatur jumlah total cairan
tubuh. Ketidakseimbangan cairan dievaluasi berdasarkan pada penurunan
atau peningkatan jumlah natrium yang berikatan dengan cairan. Dewasa
muda yang sehat, aktif, dan terorientasi dengan baik biasanya mampu
mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa karena
mekanisme fisiologi tubuh yang adaptif. (Potter, Patricia A dan Anne G.
Perry, 2010:88)
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan
di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

a)  Distribusi Cairan Tubuh

Didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.

1. Cairan Ekstrasel
tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaaskular. Cairan
interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel
tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat
tubuh merupakan cairan tubuh interstisial.
          Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang
mengandung air tidak berwarna, dan darah mengandung suspensi
leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
2. Cairan Intrasel
adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau
solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk
metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh.
Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan
cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi
tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan
intrasel daripada dalam cairan ekstasel.
          Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan
sebagai berikut :
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu
sendiri.
 Dewasa 60%
 Anak-ank 60 – 77%
 Infant 77%
 Embrio 97%
 Manula 40 – 50 %
Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan
sudah mengalami kehilangan jaringan tubuh.
 Intracellular volume = total body water – extracellular volume
 Interstitial fluid volume = extracellular fluid volume – plasma
volume
 Total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)
Fungsi Cairan Tubuh
 memberi bentuk pada tubuh
 berperan dalam pengaturan suhu tubuh
 berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
 sebagai bantalan
 sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
 media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
 untuk performa kerja fisik
b) Komposisi Cairan Tubuh
Saat cairan berpindah dari komportemen tubuh cairan terdiri atas subtansi
yang terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sebagai elektrolit
(Christensen dan Kockrow,2003). Elektrolit merupakan merupakan elemen
atau campuran yang ketika dilarutkan atau dicampur dengan air atau cairan
pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan listrik. Elektrolit
yang bermuatan positif disebut kation (misalnya natrium(Na +), Kalium
(K+), Kalsium (Ca2+). Elektrolit yang bermuatan negatif disebut anion
(misalnya Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), Sulfat (SO4-). Jumlah volume
cairan dan elektrolit harus dipertahankan dengan jumlah yang sesuai dalam
tubuh.
c) Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanismepergerakancairantubuhmelaluienam proses, yaitu:
a. Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel dan sehingga
kedua kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik
juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik
menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari
molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh:
 Ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul
besar).
 Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah).
 Temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan
difusi).
b. Osmosis
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang
berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan
berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif. Proses
osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh :
 Pergerakan air
 Semipermeabilitas membran.
c. Transfor aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki
gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi
yang lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP untuk
melintasi membran sel.
d. Tekanan hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding
pembuluh darah. Tekanan hidrostatik berada diantara arteri dan vena
(kapiler) sehingga larutan ber[indah dari kapiler ke intertisial. Tekanan
hidrostatik ditentukan oleh :
 kekuatan pompa jantung
 kecepatan aliran darah
 tekanan darah arteri
 tekanan darah vena

e. filtrasi
          Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler
yang lebih tinggi dari ruang intertisial. Perpindahan cairan melewati
membran permeabel dari tempat yang tinggi tekanan hidrostatiknya ke
tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.

f. Tekanan osmotik koloid


Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak
bisa berdifusi) dalam plasma. Tekanan osmotik koloid menyebabkan
perpindahan cairan antara intravaskuler dan intertisial melewati lapisan
semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x lebih
besar dari cairan intertisial, cairan masuk ke capiler atau kompartemen
pembuluh darah bila pompa jantung efektif

d) Pengaturan Cairan tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan
antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa
adalah ± 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan
atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan
cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus
dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus.
Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh di mana asupan
cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurung,
menyebabakan terjadinya penurunan tekanan darah.

 2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi
asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300
cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal
(berupa urine), sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini
juga dihubugkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan
air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan
sering dilakukakan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran
pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan
sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya
pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran
cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit untuk diukur.
Pada kasus seperti ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari
500 cc per hari, diperlukan adanya perhatian khusus. Setiap 1 derajat
celcius akan berpengaruh pada output cairan.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan
pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan
jumlah dan kecepatan pernapasan, deman, keringat, dan diare dapat
menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah
secara terus menerus.   
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1.Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui
vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakanproses
pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring
pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap
kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah
urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor
atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali ke
ginjal dan memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran
urine.

2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh
suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam
laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan
memengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk
padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan
yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses
jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi
lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feese adalah 100
ml/hari.
e) Pengaturan Elektrolit
1. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+
mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi
otot.  ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau
minuman masuk ke dalam cairan ekstrasel  melalui proses difusi.
Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran
pencarnaan, dan kulit. Pengaturan konsentrasi  ion di lakukan oleh
ginjal. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai
excitability neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk
pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseimbanagan
asambasa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen
(H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti daging, buah-
buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan melalui ginjal,
keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi kalium
dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

3. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh,
berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam
cairan ekstra sel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon
paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+
tulang. Kalsuim diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di
keluaran melalui ginjal, sedikit melalui keringat serta di simpan dalam
tulang. Jumlah normal kalsium 8,5 – 10,5 mg/dl.
4.  Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat
penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular
excibility.  Sumber magnesium didapat dari makanan seperti sayuran
hijau, daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Klorida (Cl ˉ )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah, regulasi asam basa,
berperan dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam
sel darah merah. Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di
ginjal dan pengaturan klorida oleh hormin aldosteron. Normalnya
sekitar 95-105 mEq/lt.
6.  Bikarbonat (HCO3ˉ )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan ekstra sel dan intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi
keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme
karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.

2.2 Keseimbangan asam basa


a. Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H + ke
zat lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton).
Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat
menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah asam
hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion- ion
hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3)
berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).
Asam kuat adalah  asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL.
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk
mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan
H+. Contohnya H2CO3.
b. Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat
bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat
(H2CO3). Demikian juga (HPO4) adalah suatu basa karena dia dapat
menerima satu ion hidrogen untuk membentuk (H2PO4). Protein- protein
dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino
yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-
ion  hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah merah dan protein
dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling
penting.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H +.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang
khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ).
Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3- berikatan dengan H+
secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa dalam
cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa
normal adalah asam dan basa lemah.
c. Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion
hydrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang
dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada
tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa
lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang
sangat rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat
banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen dipertahankan pada kadar
rendah pH 7,4.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35
hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam
dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem
organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2)
dan ginjal berperan dalam pelepasan asam. 2.
d. Regulasi keseimbangan asam-basa
metabolisme tubuh memproduksi asam yang secara terus menerus
disangga oleh sistem tubuh. Sistem penyangga ini menetralkan kadar asam
dan basa meliputi sistem paru dan ginjal. Penyangga merupakan substansi
atau kelompok substansi yang mengabsorbsi dan melepaskan ion hidrogen
(H+) untuk memperbaiki keseimbangan asam basa. pH arteri dapat
mengukur kadar ion hidrogen secara tidak langsung (konsentrasi ion H +).
Contohnya, semakin besar konsentrasi ion hidrogen, maka semakin asam
sifat suatu larutan dan semakin rendah nilai pH, sedangkan semakin
rendah konsentrasi ion hidrogen maka semakin basa sifat suatu larutan dan
semakin tinggi nilai pH. Nilai pH juga menggambarkan keseimbangan
antara karbondioksida yang diregulasi oleh paru, dan biokarbonat, ion
yang bersifat basa yang diregulasi oleh ginjal (Heitz dan Horne, 2005).
Keseimbangan asam basa terjadi saat tubuh memproduksi asam atau
basa yang nilainya sama dengan jumlah asam atau basa yang diekskresikan
oleh tubuh. Keseimbangan ini menghasilkan konsentrasi ion hidrogen
yang stabil dalam cairan tubuh yang diekspresikan melalui nilai pH. Nilai
pH 7 adalah nilai yang normal. Nilai pH dibawah 7 berarti bersifat asam
dan nilai pH diatas 7 bersifat basa. nilai norma pH pada arteri adalah 7.35-
7,45. Terdapat tiga jenis regulasi asam basa didalam tubuh yaitu regulasi
kimia (sistem penyangga asam basa karbonat), regulasi biologis (absorbsi
dan pelepasan ion hidrogen oleh sel), dan sistem penyangga fisiologis
(paru dan ginjal).

2.3 Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit


Beberapa yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit pada
tubuh.
a. Usia
Bayi dan anak yang sedang tumbuh mengalami pergantian cairan
yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa karena laju metabolisme
mereka yang lebih tinggi meningkatkan pengeluaran cairan. Bayi lebih
banyak mengeluarkan cairan melalui ginjal karena ginjal yang belum
matur kurang mampu menahan air dibandingkan ginjal individu dewasa.
Selain itu, pernapasan bayi yang lebih cepat dan area permukaan tubuh
yang secara proporsional lebih luas dibandingkan individu dewasa akan
meningkatkan pengeluaran cairan yang tidak disadari. Pergantian cairan
yang lebih cepat ditambah dengan pengeluaran cairan karena penyakit
dapat menyebabkan lebih cepat terjadinya ketidakseimbangan cairan yang
kritis pada anak-anak daripada individu dewasa.
Pada lansia, proses penuaan normal dapat mempengaruhi
keseimbangan cairan. Misalnya, respon haus sering menjadi tumpul dan
nefron (unit fungsional ginjal), menjadi kurang mampu menahan air.
Perubahan normal karena penuaan ini meningkatkan risiko dehidrasi. Bila
digabungkan dengan kemungkinan peningkatan penyakit jantung,
gangguan fungsi ginjal, dan berbagai macam regimen obat, risiko
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada lansia menjadi signifikan.
b. Jenis Kelamin dan Ukuran Tubuh
Total air tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ukuran tubuh.
Orang dengan presentasi lemak tubuh lebih tinggi mempunyai cairan
tubuh yang sedikit karena sel lemak menganduk sedikit air dan jaringan
tidak berlemak mengandung banyak air. Wanita secara proporsional
mempunyai lemak tubuh yang lebih banyak dan air yang ada didalam
tubuh lebih sedikit dibanding pria. Air terhitung sekitar 60% dari berat
badan seorang pria, tetapi hanya 50% dari berat badan wanita dewasa.pada
orang yang obesitas, perhitungan tersebut makin berkurang sekitar 30-40%
dari berat badan orang tersebut.
c. Suhu Lingkungan
Orang yang sakit dan orang yang melakukan aktivitas berat berisiko
mengalami ketidak seimbangan cairan dan elektrolit bia suhu lingkungan
tinggi. Cairan yang keluar melalui keringat meningkat pada lingkungan
yang panas karena usaha tubuh untuk menghilangkan panas. Pengeluaran
cairan ini bahkan terjadi lebih banyak pada orang yang belum bisa
menyesuaikan diri dengan iklim lingkungan.
d. Gaya Hidup
Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan adalah diet dan
stres. Asupan cairan dan elektrolit dipengaruhi oleh diet. Orang yang
mengalami anoreksia nervosa atau bulimia berisiko mengalami
ketidakseimban cairan dan elektrolit berat karena asupan yang tidak
adekuat atau penggunaan metode pengeluaran makanan dari tubuh
(misalnya muntah yang diinduksi, penggunaan diuretik dan laksatif).
Orang yang mengalami malnutrisi serius memiliki tingkat serum albumin
yang berkurang dan dapat timbul edema karena penurunan tekanan
osmotik koloid (kekuatan tarikan oleh koloid yang membantu
mempertahankan kandungan air didalam darah).
Stres mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit seseorang.
Stres dapat meningkatkan metabolisme selular, konsentrasi glukosa darah
dan glikolisis otot. Mekanisme ini dapat mengakibatkan retensi sodium
dan air. Selain itu stres juga dapat meningkatkan produksi hormon anti
diuretik, yang membantu produksi urin menurun. Seluruh respon tubuh
terhadap stres akan meningkatkan volume darah.

2.4 Asuhan keperawatan pada ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


1. Pengkajian
a. Identitas :
Nama, Umur. Jenis kelamin, Alamat
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Dahulu
 Apakah klien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
penyakit yang dideritanya sekarang seperti : klien menderita kanker
sehingga harus mengkonsumsi obat-obatan anti kanker.
 Apakah ada riwayat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
sebelumnya.
- Riwayat Kesehatan Sekarang
 Kelelahan, kelemahan
 Nyeri kram abdomen
 Anoreksia, mual, muntah, rasa haus.
 Diare / Konstipasi
 Kesemutan pada ekstremitas
 Ansietas, gelisah
 Sakit kepala
 Kulit kemerahan / demam
-Riwayat Kesehatan Keluarga
 Apakah ada anggota keluarga klien yang menderita gangguan yang
sama dengan klien.

c. Pemeriksaan fisik

 Kehilangan berat badan


o Kehilangan sebesar 2-5% : Deficit volume cairan ringan
o Kehilangan sebesar 5-8% : Deficit volume cairan sedang
o Kehilangan sebesar 8-15% : Deficit volume cairan berat
o Kehilangan sebesar >15% : Kematian
o Penambahan sebesar 2% : Kelebihan volume cairan ringan
o Penambahan sebesar 5-8% : Kelebihan cairan sedang –
berat
 Mata
 Deficit volume cairan

Inspeksi

o Mata cekung, konjungtiva anemis, air mata berkurang

 Tenggorokan Dan Mulut


Inspeksi
o Mukosa mulut kering, bibir pecah-pecah dan kering, ai liur
berkurang

 Sistem Kardivaskuler
Inspeksi
o Pengisian Vena Lambat (Kaki, sakrum, punggung)

Palpasi

o Denyut nadi menurun

Auskultasi

o Tekanan darah rendah

 Sistem Gastrointestinal
Inspeksi
o Abdomen cekung

Auskultasi
o Bunyi meggera kuat karena hiperperistaltis disetai diaere
 Sistem perkemihan
o Oliguri atau anuria
o Meningkatnya berat jenis urine
 Sistem Kulit
o Suhu tubuh berkurang

Inspeksi

o Kering, memerah

Palpasi

o Turgor kulit tidak elastis


 Mata
 Kelebihan cairan

Riwayat

Pandangan kabur

Inspeksi

o Edema periorbital, papil edema

 Sistem Kardivaskuler
Inspeksi
o Distensi vena leher

Palpasi

o Edema dibagian ( kaki, sakrum, punggung)

Auskultasi

o Bunyi jantung ketiga(kecuali pada anak-anak)


o Hipertensi
 Sistem respirasi

Inspeksi

o Laju pernapasan berkurang


o Dispnea

Auskultasi
o Krekles
 Sistem perkemihn
Inspeksi
o Diuresis

2. Diagnosa

- Risiko ketidakseimbangan elektrolit b/d kekurangan volume cairan


d/d Kehilangan berat badan, konjungtiva anemis, mata cekung,
mukosa mulut kering, bibir pecah-pecah, denyut nadi menurun,
abdomen cekung, kulit teraba kering, turgor kulit tidak elastis

- Risiko ketidakseimbangan elektrolit b/d kelebihan volume cairan d/d


ps mengatakan pandangan kabur, edema periorbital, terdapat edema
di kaki, bunyi jantung keiga, hipertensi, dispnea, terdengar suara
pernapasan krekles

- Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif d/d diare,


penurunan berat badan, penurunan tekanan nadi, penurunan tekanan
darah, kulit kering

1.https://www.academia.edu/22337964/
MAKALAH_KESEIMBANGANCAIRAN_DAN_ELEKTROLIT_DALAM_TU
BUH_MANUSIA. Devi ari sendy

3.Heitz UE, Horne MM.Mosby’s pocket guide series: Fluid, electrolyte, and acid-
base balance. Edisi 5. St. Louis:2005.Mosby
2.https://www.academia.edu/12624800/
BAB_I_KESEIMBANGAN_ASAM_DAN_BASA. dahlia handayani
4. buku

Anda mungkin juga menyukai