S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS COMBUSTIO KARENA TRAUMA ELEKTRIK
DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT dr. R. SOETRASNO REMBANG
TANGGL 23 JANUARI 2018
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pekerja Lepas
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Gunung Sari Rembang
Tanggal Masuk : 17 Januari 2018
Tanggal Pengkajian : 23 Januari 2018
No. Register : 394059
Diagnosa Medis : Trauma Elektrik
2) Latihan
Sebelum sakit
pasien mengatakan sebelum sakit bisa melakukan semua aktivitas secara mandiri.
Saat sakit
Pasien mengatakan setiap mau beraktivitas memerlukan bantuan orang lain karena dan belum
bisa melakukan semua dengan mandiri karena badannya terasa kaku dan lemah.
e. Pola kognitif dan Persepsi
pasien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik meskipun pasien tampak kesakitan
saat berbicara. Kesadaran pasien tampai baik. Pasien mengatakan nyeri karena luka yang ada di
kepala, dada, dan tangan sebelah kiri yang disebabkan oleh tersetrum listrik.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
pasien mengatakan merasa bahwa dirinya yang sekarang ada keterbatasan dalam melakukan
aktivitas, namun pasien tampak semangat dalam proses penyembuhan. Pasien tampak gelisah
karena keadaan fisiknya yang banyak perubahan karena luka yang ada diwajah, tangan dan dada.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan pola tidur sebelum sakit terpenuhi sekitar 6-8 jam per hari
Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit , pola tidurnya terganggu karena sering terbangun disebabkan
oleh keadaan tubuhnya yang terdapat luka bakar akibat tersetrum listrik, sehingga ketika gerak
sedikit ada rasa nyeri. Pasien mengatakan waktu tidur saat sakit tidak menentu. Pasien tampak
segar dan tampak seperti orang yang kebutuhan tidurnya terpenuhi.
h. Pola Peran-Hubungan
pasien mengatakan perannya sebagai ayah sekaligus pencari nafkah terganggu karena harus
dirawat di rumah sakit.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
-
Saat sakit :
-
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan jika mempunyai masalah segera mungkin untuk menyelesaikannya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan melaksanakan ibadah sebagaimana yang diajarkan dalam agama islam.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Gelisah
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal : 5 Psikomotor: 4 Mata : 6 skor : 15
Nyeri : skala 2
P : Px mengatakan nyeri disebabkan karena luka akibat kesetrum
Q : Px mengatakan Nyeri terasa panas
S : Px mengatakan Skala nyeri 2
T : Px mengatakan nyeri setiap waktu
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 88 , Suhu: 36,5oC , TD : 120/80 RR : 24
BB : 60 Kg TB : 160 cm IMT : 23,43 (Normal)
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Kepala : terdapat combustio di kepala 9% (metode rool nines) sehingga rambutnya dicukur.
Mata : bentuk simetris, dan tidak memakai kaca mata
Hidung : bentuk simetris, terdapat combustio di seluruh hidung
Telinga : bentuk simetris antara telinga kanan dan telinga kiri, terdapat combustio di telinga
kanan dan kiri
Mulut : bibir tidak ada sianosis, gigi dan gusi baik
Leher : bentuk simetris, terdapat luka combustio diseluruh leher dan berwarna putih karena
mulai tumbuh jaringan baru
Pasien tampak meringis kesakitan saat dibersihkan lukanya bagian wajah dan lehernya
b. Dada :
terdapat luka bakar didada bagian atas sebelah kiri. Luas area 2% (metode rool nines).
Paru
Tidak ada kelainan di paru dari pemeriksaan sebelumnya dan suara paru-paru vesikuler.
Jantung
Bentuk dada simetris, Suara jantung lup dup (reguler) normal.
c. Payudara dan ketiak :
warna kulit sama dengan warna kulit lain, bentuknya simetris namun dada bagian kiri terdapat
combustio dan luka sudah mulai tumbuh jaringan baru berwarna merah.
d. abdomen :
Bentuk abdomen simetris dan tidak ada lesi. Tidak ada nyeri tekan, suara timpani.
e. Genetalia :
-
f. Integumen :
kulit yang terkena luka (kepala, leher, dada dan ektremitas atas bagian kiri) combustio berwarna
merah muda karena sudah mulai tumbuh jaringan baru. Terdapat edema di bagian kaki yang
dipasang infus. Warna kulit yang lain sawo matang dan turgornya sedang.
g. Ekstremitas :
Atas
Kekuatan otot pada Tn. S dibagian ekstremitas atas yang kanan normal, namun yang bagian
kiri tidak normal, terdapat luka bakar 9% (metode rool nines) susah melakukan gerakan karena
ada persendian yang kaku.
Bawah
Kekuatan otot pada ekstremitas bawah lemah. Terdapat edema di bagian kaki kanan yang
dipasang infus. Pasien mengatakan ketika dibuat jalan, kaki terasa kram.
h. Neurologis :
Status mental da emosi :
Status mental dan emosi Px stabil, pasien tampak tenang dan sudah tidak gelisah.
Pengkajian saraf kranial :
Tidak ada kelainan.
Pemeriksaan refleks :
Tidak ada kelainan.
i. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Cek Laboratorium :
- Leukosit : 21,4
- Eritrosit : 6,02
- Hemoglobin : 17,5
- Hematokrit : 51,5
- Trombosit : 399
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi
3. Hasil konsultasi
Tidak ada konsultasi
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak ada pemeriksaan penunjang diagnostic yang lain.
5. Terapi Medis
-Telah di lakukan debridement sebelumnya
- merawat luka dengan NaCl 0,9% dan burnazin salep
- infus dengan RL
DATA FOKUS
DS :
- Pasien mengatakan terdapat luka bakar disebabkan oleh tersetrum listrik.
- Pasien mengatakan ada hambatan dalam melakukan aktivitas dan memerlukan bantuan
alat atau orang lain.
- Pasien mengatakan tangannya kaku dan kakinya kram ketika dibuat jalan.
- Pasien mengatakan nyeri terasa panas karena luka yang dialaminya.
DO :
- Terdapat luka bakar (Combustio) di kepala, leher, dada sebelah kiri dan extremitas atas
bagian kiri. Total area yang terkena luka bakar 20% (metode rool nines)
- GCS => Eye : 4 Verbal: 5 Motorik: 6
- Kekuatan otot tangan sebelah kiri tampak lemah karena saat di gerakkan tampak
kesakitan. Pasien tampak menahan sakit saat jalan
- Tanda-tanda Vital : Nadi = 88 , Suhu: 36,5OC , TD : 120/80 RR : 24
- BB : 60 Kg TB : 160 cm IMT : 23,43 (Normal)
- Kaki pasien tampak bengkak pada bagian yang dipasang infus
ANALISA DATA
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan agen cedera kimiawi (luka bakar karena
tersetrum listrik) ditandai dengan DS : pasien mengatakan ada luka bakar disebabkan oleh tersetrus
listrik. DO: terdapat luka bakar di kepala, leher, dada bagian kii dan tangan bagian kiri. luas area
luka menurut rool nines sebesar 20%. Sebelum dirawat di ruang rawat inap terdapat riwayat telah
dilakukan debridement.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (Luka bakar karena tersetrum listrik) ditandai
dengan DS : Pasien mengatakan sala nyeri 2. => P: Px mengatakan nyeri karena luka tersetrum
listrik. Q : Px mengatakan nyeri terasa panas. R :Px Mengatakan nyeri di bagian kepala, leher, dada
dan tangan sebelah kiri S : Px mengatakan nyeri skala 2. T : Px mengatakan nyeri terasa terus
menerus. DO : -pasien tampak meringis kesakitan saat dibersihkan lukanya dan menggerakkan
tanggannya.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi ditandai dengan DS : pasien mengatakan
ketika menggerakkan tangan terasa kaku. Pasien mengatakan saat jalan ada rasa kram sehingga tidak
bisa jalan normal. Paien mengatakan memerlukan bantuan dalam melakukan aktivitas (toileting,
berpakaian, dll). DO: pasien ketika berjalan tampak lemas dan ketika menggerakkan tangan sebelah
kiri pasien tampak kesakitan.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)
selama 3x24 jam diharapkan -observasi adanya petunjuk -untuk mengetahui tingkat
(Luka bakar karena tersetrum listrik) ditandai
nyeri dapat teratasi dengan nonverbal mengenai derajat nyeri
dengan DS : Pasien mengatakan sala nyeri 2. => kriteria hasil : ketidaknyamanan terutama
Pemulihan luka bakar (1107) pada mereka yang tidak dapat
P: Px mengatakan nyeri karena luka tersetrum
-granulasi jaringan dari 4 berkomunikasi secara efektif
listrik. Q : Px mengatakan nyeri terasa panas. R (besar) ke 3 (sedang) -lakukan pengkajian nyeri -untuk mengetahui
-keseimbangan cairan stabil komprehensif yang meliputi penyebab, kualitas, lokasi,
:Px Mengatakan nyeri di bagian kepala, leher,
-pergerakan sendi pada lokasi, karakteristik, skala dan waktu terjadinya
dada dan tangan sebelah kiri S : Px mengatakan ekstremitas dari 2 (terbatas) ke onset/durasi, frekuensi, nyeri
1 ( tidak ada ) kualitas, intensitas atau
nyeri skala 2. T : Px mengatakan nyeri terasa terus
-nyeri dari tingkat 3 (sedang) beratnya nyeri dan faktor
menerus. DO : -pasien tampak meringis kesakitan ke 5 (tidak ada) pencetus
-presentase luka bakar yang -gunakan metode penilaian -untuk mengetahui
saat dibersihkan lukanya dan menggerakkan
sembuh dari 4 (besar) ke 3 yang sesuai dengan tahapan penilaian skala nyeri
tanggannya. (sedang) perkembangan yang sesuai dengan usia pasien
memungkinkan uantuk
memonitor perubahan nyeri
dan akan dapat membantu
mengidentifikasi faktor
pencetus aktual dan potensial
(misalnya, catatan
perkembangan, catatan harian)
-berikan individu penurun -untuk meredakan rasa
nyeri yang optimal dengan nyeri
peresepan analgesik -agar pasien bisa secara
-ajarkan prinsip-prinsip mandiri mengontrol rasa
manajemen nyeri nyerinya
-beri tahu dokter jika tindakan -untuk memberikan
tidak berhasil atau jika tindakan lebih lanjut jika
keluhan pasien saat ini tindakan sebelumnya tidak
berubah signifikan dari berhasil.
pengalaman nyeri sebelumnya
3 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan mekanika tubuh
selama 3x24 jam diharapkan (0140)
kaku sendi ditandai dengan DS : pasien
hambatan mobilitas fisik dapat -kaji komitmen pasien untuk -untuk mengetahui
mengatakan ketika menggerakkan tangan terasa teratasi dengan kriteria hasil ; belajar menggunakan postur komitmen pasien dalam
Pergerakan (0208) (tubuh) yang benar kesembuhan
kaku. Pasien mengatakan saat jalan ada rasa kram
-cara berjalan dari 3 (cukup -kaji kesadaran pasien tentang -untuk mengetahui kondisi
sehingga tidak bisa jalan normal. Paien terganggu) menjadi 4 (sedikit abnormalitas abnormalitas pasien
terganggu) muskuloskeletalnya dan efek
mengatakan memerlukan bantuan dalam
-gerakan otot dari 3 (cukup yang mungkin timbul pada
melakukan aktivitas (toileting, berpakaian, dll). terganggu) menjadi 4 (sedikit jaringan otot dan postur
terganggu) -bantu pasien melakukan -untuk membantu
DO: pasien ketika berjalan tampak lemas dan
-gerakan sendi dari 3 (cukup fleksi dan ekstensi pada organ melemaskan sendi-sendi
ketika menggerakkan tangan sebelah kiri pasien terganggu) menjadi 4 (sedikit tubuh yang terganggu yang kaku
terganggu) -edukasi pasien mengenai -untuk membantu pasien
tampak kesakitan.
bagaimana menggunakan agar tidak terjadi luka saat
postur (tubuh) dan mekanika beraktifitas
tubuh untuk mencegah injuri
saat melakukan berbagai
aktivitas
-kolaborasi dengan fisioterapis -untuk mempercepat
dalam mengembangkan kesembuhan pasien dalam
peningkatan mekanika tubuh, mengatasi hambatan
sesuai indikasi mobilitas fisik
IMPLEMENTASI
N RESPON TTD
NO DX HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI
O
1 I DS : -
Memonitor keadaan umum dan TTV DO= Px tampak gelisah
Selasa/ 23 09.00
Nadi = 88 , Suhu: 36,5OC , TD : 120/80
Januari 2018
RR : 24
2 DS : Px mengatakan lukanya terasa panas dan
I
nyeri dengan skala 2
Selasa/ 23 Memonitor karakteristik luka termasuk
09.15 DO : tangan pasien yang luka tampak kaku ketika
Januari 2018 drainase, warna, ukuran dan bau
digerakkan. Luka pasien tampak mulai tumbuh
jaringan baru
3 melakukan pengkajian nyeri DS : Px mengatakan luka terasa panas dibagian
komprehensif yang meliputi lokasi, wajah, leher, dada dan tangan
4 gunakan metode penilaian yang sesuai DS : Px mengatakan nyeri mempunyai skala dari
dengan tahapan perkembangan yang 10
8 DS: -
Selasa/ 23 Memberikan balutan luka pada tangan kiri
I 10.05 DO : Px terpasang balutan luka ditangan kiri
Januari 2018 dengan kasa lembab
9 DS : -
Selasa/ 23 Mengoleskan salep ke seluruh bagian luka
I 10.15 DO : Pasien sudah terolesi salep burnazin
Januari 2018 yang sesuai dengan kulit (burnazin)
EVALUASI
oleh tersetrus listrik. DO: terdapat luka bakar merah, dan di piggir-pinggir luka sudah mula
mengering berwarna hitam.
di kepala, leher, dada bagian kii dan tangan
A : Tujuan tercapai sebagian
bagian kiri. luas area luka menurut rool nines
P : melanjutkan perawatan luka di rumah dengan
sebesar 20%. Sebelum dirawat di ruang rawat
resep dokter=> rawat luka dengna NaCl 0,9% dan
inap terdapat riwayat telah dilakukan
burnazin salep
debridement.
-resep obat yang harus diminum :
-Cetadroxil
- Asam mefenamat
- Vitamin e
-burneu zalf
Kontrol di poli bedah setiap 1 minggu sekali
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Kamis/ 25 Januari S : Pasien mengatakan nyeri sudah tidak ada
2018/ 11.00
fisik (Luka bakar karena tersetrum listrik) P: Nyeri di area luka
ditandai dengan DS : Pasien mengatakan sala Q : Px mengatakan nyeri sudah tidak ada
nyeri 2. => P: Px mengatakan nyeri karena R : kepala, leher, dada dan tangan kiri
S : Skala 0
luka tersetrum listrik. Q : Px mengatakan
T : H+6 setelah debridement
nyeri terasa panas. R :Px Mengatakan nyeri di
O: pasien tampak sudah membaik dan tidak
bagian kepala, leher, dada dan tangan sebelah
kesakitan ketika disuruh menggerakkan tangannya
kiri S : Px mengatakan nyeri skala 2. T : Px
yang terdapat luka
mengatakan nyeri terasa terus menerus. DO :
A : nyeri teratasi
-pasien tampak meringis kesakitan saat
P: -
dibersihkan lukanya dan menggerakkan
tanggannya.
3 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Kamis/ 25 Januari S : Px mengatakan sudah bisa jalan dengan baik
2018/ 11.00
kaku sendi ditandai dengan DS : pasien namun masih ada kram sedikit, dan tangannya
terasa kaku. Pasien mengatakan saat jalan ada O : Pasien tampak lebih membaik dan bisa jalan
tanpa dibantu kursi roda
rasa kram sehingga tidak bisa jalan normal.
A : tujuan tercapai sebagian
Paien mengatakan memerlukan bantuan dalam
P : menginstruksikan tetap latihan jalan di rumah.
melakukan aktivitas (toileting, berpakaian,
-mengedukasi mengenai aktivitas yang boleh
dll). DO: pasien ketika berjalan tampak lemas
dilakukan
dan ketika menggerakkan tangan sebelah kiri
- diit tinggi kalori dan tinggi protein
pasien tampak kesakitan.