Disusun oleh :
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung
konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan
fungsi normal sel. Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan
(homeostatis). Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan
volume, komposisi dan keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi
metabolik normal atau saat terjadi abnormaliasai seperti penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya
tetap setabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan
konsatnnya cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan
pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya
termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang
60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit).
Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan
kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh
yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih
gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang
lebih kurus orang dewasa yang aktif bergerak dan memiliki orientasi aik biasannya
dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang normal karena meanisme adaptif
tubuhnya karena sel lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler
(cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan
tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada
massa otot skeletal. 60 % berat badan tubuh adalah : a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari
berat badan b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan
intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat
badan.
B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian cairan dan elektrolit tubuh manusia
2. Menjeaskan komponen cairan dan elektrolit tubuh manusia
3. Menjelaskan fungsi cairan dan elektrolit tubuh manusia
4. Menjelaskan pergerakan dan pengeluaran cairan tubuh
5. Menjelaskan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia
6. Menjelaskan pengaturan elektrolit
7. Menjelaskan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cairan dan elektrolit?
2. Apa saja komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
3. Apa fungsi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
4. Bagaimana pergerakan cairan dan elektrolit tubuh manusia?
5. Bagaimana keseimbangan cairan dan elektrolit?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit?
7. Apa saja gangguan keseimbangan cairan dan elektolit ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
a. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
2. Dewasa :
Selain berperan dalam proses metabolisme air yang terdapat di dalam tubuh
juga akan memilki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan –
jaringan tubuh seperti mata, mulut, dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh,
pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut. Selin itu agar fungsi – fungsi tubuh dapat
berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur
panas untuk menjaga agar tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu ± 37ºC.
(Irawan, 2007).
d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga
elektrolit. Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium
atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl–). Ion yang bermuatan positif
disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion
Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS)
dan Cairan Ektraselular (CES)
a. Cairan Intraselular
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.
Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya sekitar 2/3
dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation terbanyak adalah
K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit
HCO3–, SO42-, Cl–
b. Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar 1/3
dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel berperan
dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan membersihkan hasil
metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas
pada persendian dan membran mukosa, penghancuran makanan dalam proses
pencernaan. Cairan ekstrasel terdiri dari:
1) Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan
limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh,
volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
2) Cairan intavaskuler
3) Cairan transelular
Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+,sedikit K+, Ca2+,
Mg2+ serta elektrolit anion terbanyak Cl– , HCO3–, protein pada plasma, sedikit HPO42-
SO42-.
Human Body:
1. Tissue (40%)
2. Fluid (60%)
Ekstraselular (20%)
Intraselular (40%) -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan Transeluler (1-
3%)
E. Elektrolit Tubuh
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan
tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti
karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah
menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–. Pecahan
elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik. Elektrolit
adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Satuan
pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu
milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium
Ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat,
dan fosfat.
Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit
akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh
pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan,
regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular.
Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan
ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
Komposisi dari elektrolit tubuh baik pada intraseluler maupun pada plasma adalah
sebagai berikut :
a. Osmosis
b. Difusi
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium
dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk mencegah
keadaan hiperosmolar di dalam sel.
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ±
2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari
makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan
mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur
keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan
volume cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan,
maka curah jantung menurung, menyebabakan terjadinya penurunan tekanan
darah.
2. Pengeluaran
2. Keringat
3. Feses
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain :
a. Umur
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
d. Stress
e. Kondisi Sakit
g. Pengobatan
h. Pembedahan
1. Ketidakseimbangan Cairan
Ketidakseimbangan cairan dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Gangguan keseimbangan isotonis, adalah terjadi ketika sejumlah cairan
dan elektrolit hilang secara bersamaan dalam jumlah yang seimbang
2) Gangguan keseimbangan osmolar, adalah terjadi ketika kehilangan
cairan yang menyebabkan perubahan konsentrasi dan osmolalitas
serum.
Deficit volume cairan terjadi saat tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonic). Kondisi tubuh seperti ini
juga bisa disebut hipovolemia. Gangguan ini dimulai saat tubuh kehhilangan
cairan intravaskuler dan diikuti perpindahal cairan interselular menuju
ntravaskuler dan menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler.
3. Deficit Cairan
Faktor risiko yang menyebabkan deficit cairan :
Kehilangan cairan berlebih seperti muntah, diare, pengisapan lambung.
Tanda klinis : kehilangan berat badan.
Ketidakcukupan asupan cairan seperti anoreksia, mual, muntah. Tanda
klinis : penurunan tekanan darah.
4. Dehidrasi
Dehidrasi adalah ketidakseimbangan hyperosmolar ketika kehilangan cairan
yang tidak diimbnagi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah cairan dalam
jumlah yang seimbang seperti minum, cairan yang hilang menyebabkan kadar
natrium meningkat, osmolalitas meningkat dan dehidrasi intraseluler
6. Edema
Edema adalah jumlah cairan natrium yang berlebihan meningkatkan
tekanan osmotic akibatnya cairan keluar dari sel yang menimbulkan
penumpukan cairan di interstitial.
Edema terjadi ketika :
Permeabilitas kailer meningkat
Peningkatan hidrostatik kapiler
Perpindahan cairan dari ruang interstitial terhambat
Edema dibagi menjadi 2 yaitu edema pitting dan on pitting. Edema
pitting terjadi ketika edema meninggalkan depresi saat penekanan area
bengkak disebabkan oleh gangguan natrium, sedangkan edema non pitting
yaitu disebabkan oleh retensi cairan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total jumlah
volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat badan pria dan
50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak
badan dan usia.
Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu
difusi, osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di antara dua
kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3
atau 40 % dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran cairan
terjadi melalui organ tubuh yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada
delapan faktor yaitu umur, iklim, diet, stress, kondisi sakit, tendakan medis,
pengobatan , dan pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kelebihan dan kekurangan cairan dan
elektrolit. Ketidakseimbangan cairan dibagi menjadi 2, yaitu Gangguan
keseimbangan isotonis dan gangguan keseimbangan osmolar.
B. Saran
Kebutuhan cairan tubuh tak hanya berasal dari konsumsi air putih saja,
melainkan juga dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun begitu,
akan jauh lebih baik bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih ketimbang jenis
minuman lainnya yang banyak mengandung gula, kalori, kafein dan zat-zat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mhasiswa Kebidanan. Jakarta:
TIM
Barbara, Kozier. 1995. Fundamental of Nursing Concept : Process and Practice. Edisi 5.
California : Addison Wsley.
Horne, Mimma M. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa. Jakarta : EGC.
Nugroho, Aryandhito Widhi. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jakarta : EGC.
Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.