Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN DASAR CAIRAN PADA MANUSIA

Oleh:

NIKE NOFFALIA

2130282078

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021
1. KONSEP DASAR

A.DEFINISI

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari
fisiologi homeostasis.Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi
keseluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalamsel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma),cairan interstitial dan cairan transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis
dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

B. JENIS-JENIS

1. Air

Air adalah senyawa utama dan merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia.
Persentase cairan tubuh
tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan
pertumbuhan seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan menurun.
Distribusi Cairan Laki-Laki Dewasa Perempuan Dewasa Bayi

Total air tubuh (%) 60 50 75

Intraseluler 40 30 40

Ekstraseluler 20 20 35

-Plasma 5 5 5

-Intersisial 15 15 30

Tabel 1. Distribusi Cairan Tubuh

Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen,
yaitu intraselular dan ekstraselular.
a. Cairan intraselular
Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular.
b. Cairan ekstraselular
Jumlah relatif cairan ekstraselular menurun seiring dengan bertambahnya usia, yaitu
sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa.
Cairan ekstraselular terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular.
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang terkandung
di antara rongga tubuh (transseluler) seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial,
intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Sementara, cairan intravaskular merupakan cairan
yang terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma darah5.
2. Solute (Terlarut)
Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat (Terlarut) Elektrolit dan Non Elektrolit :
a. Elektrolit
Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion

negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan
kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+).
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-),
sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-). Kandungan
elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga n11ilai elektrolit
plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler3,5.
b. Non Elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa, urea, kreatinin, dan
bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
Jenis-jenis cairan infus :
1.Cairan hipotonik
Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami dehidrasi
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.
2. Cairan Isotonic
Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien yang
mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus terus
menurun). Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.
3.Cairan hipertonik
Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan
dararh menstabilkan, meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkaak).
an tubuh:
Fungsi dari cairan tubuh :
1.Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2.Mengeluarkan buangan-buangan sel

3.Membentuk dalam metabolism sel

4.Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5.Membantu memelihara suhu tubuh

6.Membantu pencernaan

7.Mempermudah eliminasi

8.Mengangkut zat-zat seperti (hormone, enzim, SDP, SDM.

C. MANFAAT
1. Terhindar dari Penyakit Batu Ginjal

Batu ginjal terbentuk akibat tingginya kadar kalsium dan oksalat di dalam ginjal.
Dengan mencukupi kebutuhan cairan setiap hari, kadar zat tersebut dalam ginjal bisa ditekan
sekecil-kecilnya, sehingga penyakit batu ginjal tak akan terjadi di kemudian hari.

2. Mencegah Infeksi Saluran Kemih

Tidak tercukupinya kebutuhan cairan tubuh setiap hari meningkatkan risiko terjadinya
infeksi saluran kemih. Penyakit ini memberikan keluhan berupa BAK yang terasa tidak tuntas
atau terputus-putus, terasa nyeri saat BAK, dan nyeri perut bagian bawah.

3. Menjaga Kesehatan Kulit

Manfaat cairan dalam tubuh lainnya adalah dapat membuat kulit sehat. Kulit sehat
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kecukupan cairan. Cairan akan
membantu menjaga kelembapan kulit dan mencegah penuaan kulit secara dini.

4. Meningkatkan Fungsi Otak

Kebutuhan cairan tubuh yang terpenuhi setiap hari berhubungan erat dengan
kemampuan kognitif yang lebih baik. Jadi, jika Anda tak mampu memenuhi hal tersebut,
daya ingat, perhatian, dan fungsi visuospasial akan mengalami gangguan.Jangan biarkan
tubuh Anda kekurangan pasokan cairan. Salah satu yang bisa dijadikan patokan dalam hal ini
adalah warna urine yang keluar. Jika Anda kekurangan cairan, urine akan berwarna kuning
pekat, sedangkan urine berwarna putih jernih atau kuning muda menandakan kebutuhan
cairan tubuh Anda terpenuhi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Usia

Pada usia bayi, pemenuhan kebutuhan cairan lebih tinggi dibandingkan pada masa
anak, remaja, ataupun dewasa. namun pada masa ini juga sangat rentan kehilangan cairan
elektrolit yang besar, hal ini karena bayi akan kehilangan cairan lebih besar per berat badan
tubuhnya.Pada masa anak-anak, juga rentan sekali mengalami kekurangan cairan dan
elektrolit, hal ini dikarenakan pada masa ini masih mudah terserang penyakit, seperti penyakit
demam, yang dapat menimbulkan dehidrasi.Pada masa remaja, penurunaan cairan elektrolit
lebih banyak terjadi pada perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor hormonal, yang
berkaitan dengan proses menstruasi. Sedangkan pada masa lansia, penurunan elektrolit,
biasanya dipengaruhi oleh fungsi ginjal yang sudah mulai menurun. Yang mengakibatkan
sistem perkemihan terganggu.

2. Ukuran Tubuh

Orang yang gemuk, terutama orang yang mengalami obesitas, memiliki cairan dan
elektrolit yang lebih sedikit. Hal ini karena tubuh mereka dipenuhi oleh lemak, dan kita tahu
bahwa lemak tidak mengandung air. Selain itu, wanita juga akan lebih sedikit memiliki air,
dibandigkan pria. Para wanita memiliki cadangan lemak yang cukup banyak, terutama pada
payudara, serta pada paha.

3. Suhu Lingkungan

Seperti yang sudah saya katakan pada paragraf kedua diatas, bahwa ketika seseorang
berada di lingkungan yang panas, seperti gurun pasir, maka akan mengakibatkan penurunan
cairan dan elektrolit. Pada suhu panas, air akan menguap, dan tubuh akan kehilangan zat
natrium (Na) dan Clorida (Cl), yang merupakan salah satu unsur penting dalam
keseimbangan cairan tubuh.

4. Gaya Hidup Seseorang

Gaya hidup tiap orang juga dapat mempengaruhi jumlah total cairan tubuh. orang yang
melakukan diit cairan, garam, magnesium, kalium, kalsium, protein, lemak, dan karbohidrat.
Dapat mempertahankan kesimbangan cairan dan elektrolit tubuh. jika seseorang makan
secara asal-asalan, misalnya hanya mengkonsumsi makanan ringan saja, maka tentu akan
kekurangan cairan dan elektrolit tubuh.Pekerjaan atau kegiatan yang selalu membuat stress,
juga dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. kondisi stress dapat
membuat tubuh menskresikan hormon aldosteron dan glukokortikoid. Sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya retensi urin (BAK tertahan).Orang yang berolahraga seperti atlit,
akan memicu metabolisme tubuh menjadi lebih aktif, sehingga akan mengeluarkan cairan dan
elektroli yang berlebih. Inilah akibatnya kenapa para atlit mudah haus, dan juga
membutuhkan cairan yang lebih dibanding orang lain.

E. GANGGUAN ATAU MASALAH YANG TERJADI

1.      Hipovolume atau Dehidrasi


Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penrunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dengan
mengosongkan cairan vascular.
Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial., tubuh akan mengeluarkan cairan
keluar sel. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu sebagai
berikut :
a.       Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang
seimbang.
b.      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada
elektrolitnya.
c.       Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya
daripada air.
Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel
berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah intrasel ke
permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu
yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan
terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume
cairan) berdarkan derajatnya adalah sebagai berikut.
a.       Dehidrasi berat
1)      Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 liter.
2)      Serum natrium 159-166 mEq/l.
3)      Hipotensi.
4)      Turgor kulit buruk.
5)      Oliguria, nadi, dan pernapasan meningkat.
6)      Kehilangan cairan mencapai >10% BB.
b.      Dehidrasi sedang
1)      Kehilangan cairan 2-4 L / antara 5-10% BB
2)      Serum natrium 152-158 mEq/l
3)      Mata cekung
c.       Dehidrasi ringan
1)      Kehilangan cairan mencapai 5% BB
2)      Pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 L
2.      Hipervolume atau Overdehidrasi
Terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume
(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan
interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antar jaringan.
Keadaan hipervolume dapat menyebabkan pitting edema, merupakan edema yang berada di
daerah perifer atau akan mencekung setelah di tekan di daerah yang bengkak. Hal ini
disebabkan karena perpimdahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam
jaringan yang edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting
edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan
trauma yang menyebabkan pengumpulan membekunya cairan ke permukaan jaringan.
Kelebihan cairan vascular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan ke
permukaan interstisial, sehingga menyebabkan edeme anasarka (edema yang terdapat di
seluruh tubuh). Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah cairan
hingga ke membarn paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema paru
adalah penumpukan sputum, dyspnea, batuk, dan suara ronki. Keadaan edema ini disebabkan
oleh gagal jantung yang mengakibatkan peningkatan penekanan pada kapiler darah paru-paru
dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru.

3.      Ketidakseimbangan Volume


a.       Kekurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF). Kekurangan volume cairan
ekstraseluler atau hipovolemia didefiniikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonic,yang
disetai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume
isotonic seringkali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan
air murni yang relatif mengakibatkan hypernatremia. Cairan isotonik adalah cairab yang
konsentrasi/kepekatannya melebihi cairan tubuh, contohnya cairan yang konsentrasi zat
terlarut//kepekatannya melebihi cairran tubuh,contohnya cairan 5% dalam NaCL ,normal,
Dekstrosa 5% dalam RL, Dekstrosa 5% dalam NaCL 0,45%. Cairan hipotonik adalah cairan
yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya kurang dari cairan tubuh,contohnya larutan
Glukosa 2,5%,NaCL 0,45 % NaCL 0,33%.
b.      Kelebihan Volume ECF. Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila
natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira sama-sama. Dengan
terkumpulnya cairan isotonic yang berlebihan pada ECF (hypervolemia) maka cairan akan
berpindah ke kompartemen cairan interstisial sehingga menyebabkan edema. Edema adalahh
penumpukan caira interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisasi atau generalisata.

4.      Ketidakseimbangan Osmolaritas dan Perubahan Komposisional


Ketidakseimbangan osmolaritas melibatkan zat kadar terlarut dalam cairan-cairan
tubuh. Oleh karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotic dalam
ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolaris (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu
rendahnya kadar natrium didalam plasma dan hypernatremia yaitu tingginya kadar natrium
didalam plasma.

2. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
E. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan . implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana
perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap pasien.

F. EVALUASI

Evaluasi adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan ,
untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dan proses
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai