Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya
dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas
seseorang. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85%
berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75
%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan
terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa
50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.
Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi
pada perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, dan diare, dapat
menyebabkan gangguan fisiologis yang berat. Seluruh cairan tubuh
didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen
ekstraselular. Lebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan
intravaskular dan intersisial.
Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa pasien dalam
kegawatan yang kalau tidak dikelola dengan cepat dan tepat dapat
menimbulkan kematian. Usaha pemulihan kembali volume serta
komposisi cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang normal disebut
resusitasi cairan dan elektrolit. Penyebab utama gangguan cairan dan
elektrolit adalah diare, muntah-muntah, peritonitis, ileus obstruktif, puasa,
terbakar, atau karena perdarahan yang banyak. Tiap penyakit memiliki
gangguan tersendiri sehingga sasaran terapinya juga berbeda. Agar terapi
cairan tepat pada sasaran, diperlukan selain pengetahuan tentang
patofisiologi penyakit, juga fisiologi dari cairan tubuh kita.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

sangat penting dalam proses hemostasis baik untuk meningkatkan


kesehatan maupun dalam proses penyembuhan penyakit. Keseimbangan
cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Dalam keadaan normal kita membutuhkan 8 gelas per hari. Untuk
wanita hamil kebutuhan ini jadi meningkat karena wanita hamil cenderung
mudah berkeringat dan buang air. Pada wanita hamil kebutuhan air akan
meningkat sampai 10-12 gelas per hari. Dalam hal ini air berguna untuk
memenuhi kebutuhan cairan bagi janin. Misalnya, cairan ketuban dan
cairan dalam darah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi cairan tubuh
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang
memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu
memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan
untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.
1.

Prosentase cairan tubuh


Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
a. Umur
Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.
b.

Kondisi lemak tubuh


Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak
tubuh.

c. Jenis Kelamin
Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding
pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak
dibandingkan dengan pria.

Jumlah normal air pada tubuh manusia :


a. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan
b. Dewasa :
Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 - 55% Berat Badan
Pria dewasa (20-40 tahun): 55 - 60% Berat Badan
Usia lanjut : 45-50% Berat Badan
2. Fungsi Cairan
a.
Pelarut universal
1)
Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
2)
Berperan dalam reaksi kimia.
Contoh: Glukosa larut dalam darah dan masuk ke sel
3)
Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi
lain
b.
Pengaturan suhu tubuh
1)
Mampu menyerap panas dalam jumlah besar
2)
Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas
Contoh: Otot-otot selama excercise
c.
Pelicin
1)
Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)
d.
Reaksi-reaksi kimia
1)
Pemecahan karbohidrat
2)
Membentuk protein
e.
Pelindung
1)
Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic
3. Komposisi Cairan Tubuh
Cairan tubuh berisikan:
a.
Oksigen yang berasal dari paru-paru
b.
Nutrien yang berasal dari saluran pencernaan
c.
Produk metabolisme seperti karbondiokasida
d.
Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut
juga elektrolit. Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion
Natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl-). Ion yang
bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif
disebut anion.
Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS)
dan Cairan Ektraselular (CES)
4

a.

Cairan Intraselular
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.

Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya sekitar
2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation
terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-,
protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Clb.
Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar
1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel
berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan
membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh,
regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa,
penghancuran makanan dalam proses pencernaan.
Cairan ekstrasel terdiri dari:
1)
Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan
limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap
ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru
lahir dibandingkan orang dewasa.
2)
Cairan intravaskuler
Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga saat ini
belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur jumlah darah seseorang, tetapi
jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan jenis kelamin dan usia,
komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya terdiri dari
komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
3)
Cairan transelular
Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus seperti
cairan serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata, intaokuler dan
sekresi lambung, jumlahnya sekitar 1%-3%.
Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na +, sedikit K+,
Ca2+, Mg2+ serta elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma,
sedikit HPO42-SO42-.

Human Bod:
1.

Tissue (40%)

2.

Fluid (60%)

Ekstraseluler (20%)
Intraselular (40%)

-> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan Traseluler

(1-3%)

4. Tekanan Cairan
Perbedaan lokasi antara di interstisial dan pada ruang vaskuler menimbulkan
tekanan cairan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau osmotik
koloid.3,6

Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan karena volume cairan

dalam pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh.


Tekanan onkotik merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma
protein.

Perbedaan tekanan kedua tersebut mengakibatkan pergerakan cairan.


Misalnya terjadinya filtrasi pada ujung arteri, tekanan hidrostatik lebih besar
dari tekanan onkotik sehingga cairan dalam vaskuler akan keluar menuju
interstisial. Sedangkan pada ujung vena pada kapiler, tekanan onkotik lebih
besar sehingga cairan dapat masuk dari ruang interstisial ke vaskuler. Pada
keadaan tertentu, dimana serum protein rendah, tekanan onkotik menjadi
rendah atau kurang maka cairan akan di absorpsi ke ruang vaskuler.

5. Keseimbangan Cairan
a.
Intake cairan dan output cairan3
Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan
sama dengan cairan yang dikeluarkan.
1) Intake cairan
Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada orang dewasa
minum antara 1300-1500 ml perhari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh sekitar
2600ml, sehingga kekuarangan 1100-1300 ml. kekurangan cairan tersebut
diperoleh dari pencernaan makanan sayur-sayuran mengandung 90% air, buahbuahan 85% dan daging 60% air. Kekurangan cairan dapt diperoleh dari
makanan dan oksidasi selama proses pencernaan makan
Intake cairan meliputi:
Minum
Pencernaan makanan
Oksidasi metabolik
Jumlah

:
:
:
:

1300 ml
1000 ml
300 ml
2600 ml

Kebutuhan Intake cairan berdasarkan umur dan berat badan:


No
1
2
3
4
5
6
7

Umur
3 hari
1 tahun
2 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun

BB(KG)
3
9,5
11,8
20
28,7
45
54

2)
Output Cairan
Kehilangan cairan dapat melalui 4 (empat) rute yaitu:
a)
Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi

Kebutuhan Cairan
250-300
1150-1300
1350-1500
1800-2000
2000-2500
2200-2700
2200-2700

melalui

tractus

urinariusmerupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi


normaloutput urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per
jam.Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi
dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi
urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.

b)
Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.besarnya
tergantung dari aktivitas, jumlahnya 0-500 ml
c)
Insensible water loss (IWL)
IWL merupakan pengeluaran cairan yang sulit diukur, pengeluaran ini melalui
kulit dan paru-paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1000-1300ml. keadaan
demam dan aktivitas meningkatkan metabolisme dan produksi panas, sehingga
meningkatkan produksi cairan pada kulit dan pernapasan.
d) Feses
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)

Pengeluaran cairan meliputi:


Ginjal
Melalui keringat
Insensible water loss (IWL):

Kulit
Paru-paru
Feses
Jumlah

:
:

1500 ml
0-500 ml

600-900 ml

:
:
:

400 ml
100 ml
2600-2900 ml

b.
Pengaturan Keseimbangan Cairan
Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh
diantaranya:
1)
Rasa Haus
Pusat rasa haus berada pada hypotalamus dan diaktifkan oleh peningkatan
osmolaritas cairan ekstarsel. Dapat juga disebabkan karena hipotensi, poliuri atau
penurun volume cairan. Rasa haus merupakan manifestasi klinik dari
ketidakseimbangan cairan, sehingga merangsang individu untuk minum.

2)
Pengaruh Hormonal
Ada 2 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu Antidiuretik
Hormon (ADH) dan Aldosteron.
a) Hormon ADH
ADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior.
ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas,
menurunnya volume CES, latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma.
Meningkatkan ADH berpengaruh pada peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus
ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal merupakan reaksi cepat jika terjadi
deficit cairan. Faktor yang menghambat produksi ADH adalah hipoosmolaritas,
meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO 2 dan pemberian
antidiuretik.
b)
Hormon aldosteron
Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan
reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron
distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya
akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh
peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial
dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior.
Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan
darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot
arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi
aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar
melaui ginjal.
3)
Sistem Limpatik
Plasma protein an cairan dari jaringan tidak secara langsung direaksorpsi kedalam
pembuluh darah. Sistem limpatik berperan penting dalam kelebihan cairan dan
protein sebelum masuk dalam darah.
4)
Ginjal
Ginjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES di
glomerulus, sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal.
5)
Persarafan
Mekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan dan
sodium. Ketika terjadi peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor

merespon pada dinding atrium kiri untuk distensi atrial dengan meningkatkan
stroke volume dan memicu respons simpatetik pada ginjal untuk pelepasan
aldosteron oleh korteks adrenal.

6. Konsentrasi Cairan Tubuh


a.

Osmolaritas

Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter


larutan,diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel
terlarut per kilogram air. Dengan demikian osmlaritas menciptakan tekanan
osmotik sehingga mempengaruhi pergerakan cairan. Jika terjadi penurunan
osmolaritas CES maka terjadi pergerakan air dari CES ke CIS,sebaliknya jika
terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan dari CIS ke CES.
Partikel yang berperan dalam osmolaritas adalah sodium atau natrium,urea,dan
glukosa.
b.

Tonisitas

Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dari


kompartemen ke kompartemen yang lain. Ada beberapa istilah yang tekait dengan
tonisitas yaitu :
1)

Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama efektifnya

dengan cairan tubuh.


2)
Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih
besar dari cairan tubuh.
3)
Larutan hipotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektiflebih
kecil dari cairan tubuh,mengandung lebih sedikit natrium dan klorida daripada di
plasma.
7. Pertukaran Cairan Tubuh
Pertukaran cairan tubuh terjadi karena danya pergerakan cairan antara
kompartemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan.

10

Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses difusi,osmosis,dan filtrasi dan


transport aktif.
a.
Difusi
Gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak dari area dengan
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Proses difusi terjadi ketika
partikel melewati lapisan yang tipis. Kecepatan difusi ditentukan oleh ukuran
molekul,konsentrasi larutan dan suhu larutan. Semakin besar molekul
kecepatannya

berkurang. Meningkatnya temperature akan meningkatkan

pergerakan molekul dan mempercepat difusi.


b.
Osmosis
Gerakan air yang melewati membran semipermeabel dari

area

yang

berkonsentrasi rendah ke area dengan berkonsentrasi tinggi. Pergerakan cairan


dalam proses osmosis tidak terlepas adanya tekanan osmotik dan tekanan onkotik.
Proses osmotic tidak terlepas dari adanya osmolaritas cairan dan tonisitas.
c.
Filtrasi
Gerakan cairan dari area yang mepunyai tekanan hidrostatik tinggi ke area yang
bertekanan hidrostatik rendah
d. Transport Aktif
Perpindahan partikel terlarut melalui membran sel dari konsentrasi rendah ke
daerah dengan konsentrasi tinggi dengan menggunakan energi. Proses ini sangat
penting dalam keseimbangan cairan intrasel dan ekstrasel terutama dalam
perbedaan kadar sodium dan potassium. Untuk mempertahankan porposi ion
tersebut diperlukan mekanisme pompa sodium-potasium,dimana potassium akan
masuk dalam sel dan sodium keluar sel.
8. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan3
a.
Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh
dengan mengosongkan cairan vaskular. Sebagai kompensasi akibat penurunan
cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Ada tiga macam
kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:
1)
Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya
yang seimbang.
2)
Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak
daripada elektrolitnya.
11

3)

Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya

daripada air.
Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel
berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan
daerah entrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi
kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen,
serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan terjadinya perpindahan cairan
intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan
derajatnya:
Dehidrasi berat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L


Serum natrium 159-166 mEq/Lt
Hipotensi
Turgor kulit buruk
Oliguria
Nadi dan pernapasan meningkat
Kehilangan cairan mencapai > 10%BB
Dehidrasi sedang
a Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10%BB
b
Serum natrium 152-158mEq/Lt
c Mata cekung
Dehidrasi ringan
a. Kehilangan cairan mencapai 5%BB
b. Pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 L

b.

Hipervolume atau overhidrasi


Terdapat dua menifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu

hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada


interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis
dan hanya terdapat di antar jaringan. Keadaan hiperolume dapat menyebabkan
pitting edema, merupakan edema yang berada di daerah perifer atau akan
mencekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak. Hal ini disebabkan karena
perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang
edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting
edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena

12

infeksi dan trauma yang menyebabkan engumpulan membekunya cairan ke


permukaan jaringan. Kelebihan cairan vaskular dapat meningkatkan hidrostatik
cairan dan akan menekan cairan kepermukaan interstisial, sehingga menyebabkan
edema anasarka (edema yang terdapat di seluruh tubuh).
Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah
cairan hingga ke membran kapiler paru-paru, sehingga menyebabkan edema paruparu dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema pru-paru adalah
penumpukan sputum, dispnea, batuk dan suara ronkhi. Keadaan edema ini
disebabkan oleh gagal jantungyang mengakibatkan peningkatan penekanan pada
kapiler darah paru-paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru.
Air
Dalam keadaan normal kita membutuhkan 8 gelas per hari. Untuk wanita
hamil kebutuhan ini jadi meningkat karena wanita hamil cenderung mudah
berkeringat dan buang air. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat
sampai 10-12 gelas per hari. Dalam hal ini air berguna untuk memenuhi
kebutuhan cairan bagi janin. Misalnya, cairan ketuban dan cairan dalam darah.
Cairan
Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban.
Minum setidaknya 6 hingga 8 gelas setiap harinya. Mengurangi asupan cairan
tidak akan mengurangi bengkak yang di alami. Akan tetapi dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal.

2.2 Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit


Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh
cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme

13

(seperti karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan
dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na + dan Cl-.
Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik.
Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada
cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq).
Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.

Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,

kalsium, dan magnesium


ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat,
dan fosfat.

a.

Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit

akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh


pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan,
regulasi

asam

basa,

memfasilitasi

reaksi

enzim

dan

transmisi

reaksi

neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi


cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
1)
Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat
berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion
natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian
masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium
melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi
ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka
ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat.
Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan
merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal
135-148 mEq/Lt
2)
Keseimbangan kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98%
berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat

14

diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah


normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
3)
Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan
dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh
dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit
melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium
dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon
paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan
sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi
peningkatan kadar

kalsium maka hormon

kalsitonin dilepaskan untuk

menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.


4)
Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam
metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung.
Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan.
Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh
vitamin D dan hormon paratiroid.
5)
Keseimbangan Fosfor (PO4-)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel,
tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai
fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak
dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar
kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan
daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan
konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar
kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian
sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.
6)
Keseimbangan Klorida (Cl-)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam
basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel
darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan

15

klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang
dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7)
Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan
fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi
oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan
suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.
b.

Pengaturan dan Fungsi Elektrolit

Elektrolit

Pengaturan
Reabsorpsi dan sekresi

Fungsi
Pengaturan dan distribusi volume cairan

ginjal
ekstrasel
Aldosteron,meningkatka
Mempertahankan volume darah

Menghantarkan impuls saraf dan kontraksi


n reabsorpsi natrium di
otot
duktus kolekting nefron

Sekresi dan konservasi

Mempertahankan osmolaritas dan cairan

Sodium

oleh ginjal
Aldosteron

intrasel

Transmisi saraf dan impuls elektrik


Pengaturan transmisi impuls jantung

meningkatkan pengeluaran

Pemindahan dalam dan kontraksi otot


Potassium

Pengaturan asam basa


luar sel

Kontraksi tulang dan otot polos


Insulin
membantu
memindahkan ke dalam sel
dan luar sel,jaringan yang
rusak
Distribusi antara tulang

dan cairan ekstrasel

Hormon paratiroid

Kalsium
meningkatkan
serum

,kalsitonin
menurunkan

Magnesium

kadar serum
Dipertahankan

dan

dikeluarkan oleh ginjal

Meningkan adsorpsi

oleh vitamin D dan hormon

Pembentukan tulang dan gigi


Transmisi impuls saraf
Pengaturan kontraksi otot
Mempertahankan pace maker jantung
Pembekuan darah
Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase
Metabolisme intrasel
Pmpa sodium-potasium
Relaksasi kontraksi otot
Transmisi impuls saraf
Pengaturan fungsi jantung

16

dan

Klorida

paratiroid
Pengeluran

dan

reabsorpsi bersama sodium


dalam ginjal
meningkatkan

dan volume vaskuler

Keseimbangan asam-basa
Aldosteron
adsorpsi

klorida dengan sodium


Eksresi dan reabsorpsi

oleh ginjal

Paratiroid
hormon

menurunkan kadar serum

dengan
meningkatkan

Pospat

sekresi ginjal

Eksresi dan reabsorpsi

Bikarbonat

Produksi HCl
Pengaturan keseimbangan cairan ekstrasel

oleh ginjal

Pembentukan

Pembentukan tulang dan gigi


Metabolism karbohidrat,lemak,dan protein
Metabolisme seluler produksi ATP dan DNA
Fungsi otot,saraf,dan sel darah merah
Pengaturan asam-basa
Pengaturan kadar kalsium
Buffer utama dalam keseimbangan asam-basa

oleh

ginjal

Jenis Cairan Elektrolit


Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan

hipertonik.

Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.


Contohnya:
a.
b.
c.

Cairan Ringers, terdiri atas: Na+, K+, Cl-, dan Ca2+


Cairan Ringers Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, dan HCO3Cairan Buffers, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, dan HCO3Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektolit3
a.
Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam
plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang
dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare.
b.
Hipernatremia

17

Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam


plasma tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria,
turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah
kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam
plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi,
diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
c.
Hipokalemia
Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam
darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada
pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan
lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntahmuntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan
(aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5
mEq/L.
d.

Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam

darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis
metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai
dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan,
jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka
rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
e.
Hipokalsemia
Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
yang ditandai de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar
kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar
mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau
kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
f.
Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam
darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar
gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri

18

pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium
dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g.
Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi,
hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari
1,3 mEq/L.
h. Hipermagnesia
Hipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium
lebih dari 2,5 mEq/L.

Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh antara lain :
a.
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.
Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya

19

sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
d.
Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
e.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya :

Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui

IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan

intake

cairan

karena

kehilangan

kemampuan

untuk

memenuhinya secara mandiri.


f.

Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.


g.
Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.
Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.

TERAPI CAIRAN INTRAVENA


Pembagian Cairan Infus Berdasarkan Komposisi
1. Cairan Kristaloid.
Mengandung zat dengan BM rendah ( < 8.000 dalton ).
Dengan atau tanpa glukosa.
Tekanan onkotik rendah cepat terdistribusi ke seluruh ruang
ekstraselular.
20

Efek volume interstitial lebih baik daripada koloid.


Lebih sering menyebabkan sembab perifer dibandingkan cairan koloid.
Potensial menyebabkan sembab paru sama dengan cairan koloid.
Mudah didapat, mudah dalam penyimpanan, murah, tidak toksik,
reaction free.

Contoh : Ringer Laktat, NaCl 0,9%, Dextrose 5%, dll.

a. RINGER LAKTAT
Cairan paling fisiologis jiga volume besar diperlukan.
Laktat yang terdapat dalam cairan ini akan dikonversi oleh hati

menjai bikarbonat -> berguna untuk asidosis ringan.


Laktat dalam RL tidak akan memperburuk keadaan asidosis laktat

dan tidak mempengaruhi pengukuran kadar laktat dalam plasma.


Baik dalam keadaan deficit cairan ekstra seluler, kehilangan
melalui saluran cerna, kehilangan pada intra operatif, cairan pilihan

RL
Plasma

pada kasus trauma.


Tidaktermasuk kalori.

Na+
(mEq/L)
131
145

K+
(mEq/L)
5
4

Ca++
(mEq/L)
4
3

Cl(mEq/L)
111
105

Bikarbonat
(mEq/L)
29
24

Osmolaritas
(mEq/L)
276
29010

b. RINGER
Komposisi mirip RL, dengan perbedaan :
Kandungan natrium dan klorida lebih tinggi.
Tidak mengandung laktat yang dapat dikonversi menjadi

bikarbonat.
Baik untuk dehidrasi dengan hipokloremia, muntah-muntah, dll.

c. NaCl 0,9 % (NORMAL SALINE)


Kandungan natrium dan klorida yang tinggi baik untuk koreksi
awal

deficit

cairan

ekstra

seluler

dengan

hiponatremia,

hipokloremia, dan alkalosis metabolic.


Ciran pilihan untuk hipochloremic metabolic acidosis dan trauma
kepala.
21

Dipakai sebelum dan sesudah tranfusi darah.


Pada pemberian pada volume besar dapat menyebabkan dilutional

hyperchloremic acidosis karena kandungan Cl-.


d. DEXTROSA / GLUKOSA 5% (D5)
Cairan pengganti pada kekurangan air murni
Cairan umatan pada pasien dengan pembatasan asupan natrium,

hipernatremia, hiperkalemia.
Untuk suplai kalori dan mencegah ketoasidosis : glukosa 10 %.

(tidak dengan glukosa 5 %)


Toleransi tubuh terhadap glukosa : o,5-0,65 gram/kg/BB/jam , jika
kecepatan pemberian infuse melebihi kemampuan metabolism
dapat menyebabkan dieresis osmotic.

2. KOLOID
Mengandung zat dengan BM tinggi > 8000 dalton..
Tekanan onkotik tinggi , sebagian besar menetap di intravascular.
Lebih jarang mengakibatkan sembab perifer,dibandingkan

kristaloid.
Potensial menyebabkan sembab paru, sama dengan kristaloid.
Koloid biasanya dilarutkan dalam cairan isotonic., dapat

menyebabkan hypocloemia metabolic asidosis.


Contoh :
Albumin, pproduk darah, fraksi protein plasma.
Koloid sintetik ( dextran, HES, larutan gelatin).

BAB III
KESIMPULAN
Cairan dan elektrolit pada masa kehamilan sangat penting dipertahankan,
karena pada awal kehamilan sering mengalami mual dan muntah serta diare yang
22

berakibat pada kekurangan cairan dan elektrolit. Perasaan mual dan muntah pada
awal kehamilan disebabkan karena peningkatan hormon human Chorionic
Gonadotropin ( hCG). Selama kehamilan sekitar 500-900 mEq sodium
dipertahankan untuk kebutuhan fetus. Untuk mencegah pengeluaran sodium yang
berlebihan, ginjal meningkatkan reabsorpsi tubular.
Pada ibu hamil sering disertai penimbunan cairan pada ekstremitas bawah
karena terhambatnya aliran darah sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus rate
menurun,hal ini menyebabkan edema.
Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah
sekitar 6-8 gelas (1500-2000 ml).

23

Anda mungkin juga menyukai