Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan.
Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Total jumlah volume cairan tubuh
( total body water-TWB) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat
badan wanita. 9 Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan
usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita
lebih banyak dari pada pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria.
Usia juga berpengaruh pada TWB dimana makin tua usia makin sedikit kandungan
airnya.
2. Anatomi
Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain
adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau
jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-
sel jaringan seprti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi
kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1
kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total
jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan
kehilangan 2,5 liter cairan perharinya. Sekitar 1.5 liter cairan tubuh keluar melalui
urine, 500ml melalui keluarnya keringat, 400ml keluar dalam bentuk uap air melalui
proses respirasi ( pernasafan ) dan 100ml keluar bersama feses (tinja). Sehingga
berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas ( 1 gelas = 240 ml) biasanya
dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan perhariannya. Secara
prposional, wanita mengandung lebih banyak lemak dan sedikit otot dibandingkan
dengan laki-laki, sehingga kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan dengan berat
badannya. Karena memang pada dasarnya lemak itu bebas air, maka makin sedikit.
Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada
pendarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperatif maupun
perioperatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang berat. Jika gangguan
tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum tindakan anestesi dan bedah, maka
resiko penderita menjadi lebih besar.
a. Sistem yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam
mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal
yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur
keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan
garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh
kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-
rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
glomelurus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring (Filtrat
glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuh renalis yang sel-selnya
menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang di produksi
ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosterone dengan rata-rata 1ml
/kg /bb /jam.
2. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktifitas kelenjer keringat. Rangsangan kelenjer keringat dapat
dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur lingkungan yang meningkat dan
demam, disebut juga Isensible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
3. Paru-paru
Organ paru-paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang 13 hilang sebagai respon
terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau
demam.
4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan
dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.
Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-200
ml/hari. Perhitungsn IWL secara keseluruhan adalahn 10-15 cc/kg BB/24 jam,
dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat Celcius.
b. Pengaturan keseimbangan cairan.
1. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH dibentukdi hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari
hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan
osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan
reabsorpsi air pada duktus koligentes,dengan demikian dapat menghemat air
2. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjer adrenal yang bekerja pada tubulus
tubulus ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium. Pelepasan aldosterone
dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium serum dan system
angiotensin renin dan sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
3. Prostaglandin
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak
jaringan dan berfungsi dalam merespons radang, pengendalian tekanan
darah, kontraksi uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal,
prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium, dan efek
ginjal pada ADH
4. Glukokortikoid
Meningkatkan resoprsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan
terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan
perubahan pada keseimbangan volume darah.
5. Mekanisme rasa dahaga
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada
akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang
hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang bertanggung jawab
terhadap sensasi haus.
3. Komposisi Cairan Utama
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh
(Abdul H, 2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total
body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel
(Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau
⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter. Sedangkan pada bayi 50%
cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler.
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
1) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
2) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien
dengan penurunan tingkat kesadaran.
3) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada
orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah
berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat
maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
1) Penglihatan kabur
2) Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3) Kemampuan konsentrasi terganggu
4) Tetani, kejang, aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5) pH >7,45
d. Alkalosis Metabolik
Yaitu penurunan H+ plasma yang disebabkan oleh defesiensi relatif asam-asam
nonkarbonat. Tanda dan gejala klinisnya :
1) Apatis
2) Lemah
3) Gangguan mental
4) Kram
5) pusing
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).
b. Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
d. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status cairan.
e. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
f. Faktor psikologis (perilaku emosional).
2. Pengukuran Klinik
a. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau pengeluaran 1
liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang berhubungan dengan
berat badan :
1) Ringan : ± 2%
2) Sedang : ± 5%
3) Berat : ±10%
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan
menggunakan pakaian yang beratnya sama.
b. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan darah serta
tingkat kesadaran.
c. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
a. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani dan
sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin dan bunyi
jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurology : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah dan.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion
bikarbonat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
Definisi :
kondisi ketika individu, yang tidak menjalani puasa, mengalami atau resiko memgalami
resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau intravascular.
Batasan Karakteristik :
Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami kelebihan beban cairan
intraseluler atau interstisial.
Batasan Karakteristik :
a. Edema
b. Kulit tegang, mengkilap.
c. Asupan melebihi haluaran.
d. Sesak napas
e. Kenaikan berat badan
Faktor yang berhubungan :
iii.Mggunakan cuka
pengganti garam
utk penyedap rasa
sop, rebusan dll.
e. Venostasis dapat
d. Kaji adanya tanda
mengakibatkan
venostasis dan
terhambatnya aliran
bendungan vena
darah.
pada bagian tubuh
19
yang mengantung.
e. Untuk drainase f. Guna
limfatik yang tidak memperlancar
adekuat: sirkulasi.
ii.Jngn memberikan
suntikan/infuse pd
lengan yang sakit.
iii.Ingatkan klien
h. Semua kegiataan
untuk menghindari
tersebut
detergen yang keras,
memperparah
membawa beban
keadaan klien
berat, memegang
rokok, mencabut
kutikula/ bintil
kuku, me-nyentuh
kompor gas,
memgenakan
perhiasan atau jam
tangan.
i. Untuk mepercepat
perbaikan jaringan
tubuh.
D. Implementasi (Penatalaksanaan)
1. Kekurangan volume cairan
a. Mengkaji cairan yang disukai klien dalam batas diet.
b. Merencanakan target pemberian asupan cairan untuk setiap sif, mis: siang 1000 ml. Sore
800 ml dan malam 200 ml.
c. Mengkaji pemahaman klien tentang alasan mempertahankan hidrasi yang adekuat
Mencatat asupan dan haluaran.
d. Memantau asupan per oral, minimal 1500 ml/24 jam.
e. Memantau haluaran cairan 1000- 1500 ml/24 jam. Memantau berat jenis urine.
2. Kelebihan volume cairan
a. Mengkaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya setensi cairan.
b. Menganjurkan klien untuk menurunkan konsumsi garam.
c. Menganjurkan klien untuk:
1) Menghindari makanan gurih,makanan kaleng,dan makanan beku.
2) Mengonsumsi makanan tanpa garam dan menambahkan bumbu aroma
3) Menggunakan cuka pengganti garam untuk penyedap rasa sop,rebusan dll.
d. Mengkaji adanya tanda venostasis dan bendungan vena pada bagian tubuh yang
mengantung.
e. Memposisikan ekstremitas yang mengalami edema diatas level jantung,bila
memungkinkan(kecuali ada kontra indikasi).
f. Untuk drinase limfatik yang tidak adekuat:
1) Meninggikan ekstremitas dengan menggunakan bantal.
2) Mengukur tekanan darah pada lengan yang tidak sakit.
3) Jangan memberikan suntikan atau infuse pada lengan yang sakit.
4) Mengingatkan klien untuk menghindari detergen yang keras, membawa beban
berat, memegang rokok, mencabut kutikula atau bintil kuku, memyentuh kompor
gas, memgenakan perhiasan atau jam tangan.
5) Melindungi kulit yang edema dari cidera
E. Tindakan Keperawatan
1) Posisi pemasangan
2) Posisi dan patency tube/selang
3) Tinggi botol infus
4) Kemungkinan adanya infiltrat
e. Mengganti botol infus
Dilakukan jika cairan sudah di leher botol dan tetesan masih berjalan.
Prosedurnya :
1) Siapkan botol yang baru.
2) Klem selang.
3) Tarik jarum dan segera tusukan pada botol yang baru.
4) Gantungkan botol.
5) Buka klem dan hitung kembali tetesan.
6) Pasang label.
7) Catat tindakan yang dilakukan.
f. Mengganti selang infus
Minimal 3x4 jam, langkah-langkahnya :
PENGKAJI : Kelompok II B
1. IDENTITAS
PASIEN
a. Nama : Ny. D
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 54 tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Pekerjaan :-
g. Pendidikan Terakhir : SMA
h. Alamat : Jl Dr wahidin sudiro husodo
i. No. CM :-
j. Diagnostik Medis : Diare
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 52 tahun
c. Pekerjaan : PNS
d. Alamat : Jl Dr wahidin sudiro husodo
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan utama :
- Klien mengalami diare sejak satu hari yang lalu
- Klien mengatakan merasa demam
- Mengatakan merasa lemas setelah beberapa kali BAB
2) Keluhan tambahan :
- Klien mengatakan merasa nyeri.
P : Klien mengatakan nyeri secara hilang timbul
Q : Klien mengatakan nyeri seperti dipelintir
R : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut
S : Klien mengatakan nyeri skala 4
T : ± 4 – 5 menit hilang timbul
3) Kronologi penyakit saat ini
Pasien mengatakan awalnya dia hanya merasakan sakit perut setelah
mengomsumsi makanan pedas secara berlebihan sejak satu hari yang lalu.
Kemudian klien mengalami bab sebanyak 5 kali dalam sehari dengan tekstur cair
tidak memliliki ampas dan berwarna kuinng.
4) Pengaruh penyakit terhadap pasien
Tidak dapat beraktivitas seperti biasa karena pasien merasa lemas dan pusing, dan
5) Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan Kesehatan
Pasien berharap mendapat perawatan yang terbaik sehingga dapat segera sembuh
dari penyakitnya.
e. ISTIRAHAT
1) Kapan dan berapa lama klien beristirahat? ( klien beristirahatpada siang hari dan
dimalam hari, klien beristirahat setiap ada waktu luang )
2) Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang? ( Mengobrol bersama keluarga dan
menonton Tv)
3) Apakah klien menyediakan waktu khusus untuk istirahat? ( iya)
4) Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby? ( Iya)
5) Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini? ( Baik )
f. TIDUR
1) Bagaimana pola tidur klien? (jam,berapa lama, nyenyak/tidak?)
Pasien sebelum sakit tidur jam 8 malam, lamanya ± 8 jam, tidur pasien nyenyak,
selama sakit pasien kurang tidur hanya ± 6 jam karena selalu merasa mules dan
sakit perut
2) Apakah kondisi saat ini mengganggu klien? ( Iya)
3) Apakah klien terbiasa menggunakan obat penenang sebelum tidur? ( Tidak )
4) Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur? ( Tidak Ada )
5) Bagaimana kebiasaan tidur? ( tidak ada )
6) Apakah klien sering terjaga saat tidur? ( Tidak )
7) Pernakah mengalamai gangguan tidur? Jenis nya? ( Tidak pernah)
8) Apa hal ditimbulkan akibat gangguan tersebut? ( Tidak ada)
g. CAIRAN
1) Berapabanyak klien minum perhari? Gelas?
( pasien meminum air mineral ±350 ml dalam sehari atau ± 10 gelas/hari)
2) Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien? ( Air mineral)
3) Apakah ada minuman yang disukai/dipantang? ( Tidak ada)
4) Apakah klien terbiasa minum alkohol? ( Tidak )
5) Bagaimana pola pemenuhan cairan perhari?
( Sebelum sakit pasien selalu menyediakan minum di sekitarnya. Saat sakit pasien
sering merasa haus )
6) Ada program pembatasan cairan? ( Tidak ada )
h. NUTRISI
1) Apa yang biasa di makan klien tiap hari? (Nasi, Lauk pauk, sayur mayur)
2) Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kali perhari? (sebelum sakit
pasien biasa makan 3X/hari, tidak ada makanan pantangan dan selama sakit
pasien hanya makan kadang 2x/hari dan porsi tidak dihabiskan)
3) Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang? (Pasien menyukai
semua jenis makanan)
4) Apakah ada Riwayat alergi terhadap makanan? ( Tidak ada)
5) Apakah ada kesulitan menelan? Menguyah? ( Tidak ada)
6) Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus?
(Tidak ada)
7) Apakah ada yang meyebabkan gangguan pencernaan? ( ada, pasien diare setiap
mengomsumsi makanan pedas)
8) Bagaimana kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatan gigi?
(gigi pasien baik dan tidak memakai gigi palsu)
9) adakah Riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaitan dengan system
pencernaan? ( Tidak ada)
k. KARDIOVASKULAR
1) Apakah klien cepat Lelah (Tidak)
2) Apakah klien kluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar?Pusing? Rasa
berat didada? (Tidak)
3) Apakah klien menggunakan alat pacu jantung? (Tidak)
4) Apakah klien dapat obat untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler? (Tidak ada)
l. PERSONAL HYGIENE
1) Bgaimanakah pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll?
(Sebelum sakit pasien mandi dan gosok gigi 2x/hari, selama sakit pasien mandi
1x/hari)
2) Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?
(Sebelum sakit setiap pasien mandi selalu mencuci rambut, selama sakit belum
pernah mencuci rambut)
3) Apakah klien melakukan bantuan dalam melakukan personal hygiene? (Tidak)
m. SEX
1) Apakah ada kesulitan dalam hubungan sexsual? (Tidak_
2) Apakah penyakit sekarang mempengaruhi/mengganggu fungsi seksual? (Tidak)
3) Jumlah anak. (2 (dua))
Hubungan Sosial :
1) Apakah klien mempunyai teman dekat? (Iya)
2) Siapa yang dipercayai klien? (suami dan anak-anaknya)
3) Apakah klien ikut dalam kegiatanmasyarakat? (tidak)
4) Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan? (Saat ini
pasien tidak bekerja)
Spiritual :
a. Apakah klien menganut satu agama? (Iya)
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah?
(tidak)
c. Bagaimana hubugan antara manusia dan tuhan dalam agama klien?
(Habluminannas wa Habluminallah)
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEADAAN UMUM
1) KU : Pasien tampak lemah
2) Tanda – tanda vital
TD: 90/70mmhg
N: 110x/menit
S: 38o c
P: 20x/menit
e. Ekstremitas
1) Atas: Ektermitas lengkap, jari lengkap tidak ada kelainan
2) Bawah: Ekstremitas lengkap, jari lengkap, tidak terdapat varises
Tonus otot :5 5
5 5
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
5. TERAPI YANG DIBERIKAN
- Pemberian antidiare (loperamide)
-Pemberian Cairan RL 500mg/IV/8jam
KLASIFIKASI DATA
A. DATA SUBJEKTIF :
1) Klien mengatakan nyeri abdomen.
P : Klien mengatakan nyeri secara hilang timbul
Q : Klien mengatakan nyeri seperti dipelintir
R : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut
S : Klien mengatakan nyeri skala 4
T : ± 4 – 5 menit hilang timbul
2) Klien mengatakan merasa lemah
B. DATA OBJEKTIF :
1) Frekuensi peristaltic meninngkat yaitu 35x/menit
2) BAB 5x/hari
3) Tekstur feses cair tidak ada ampas
4) Bising usus hiperaktif
5) Frekuensi nadi meningkat 110 kali permenit
6) Nadi teraba lemah
7) Tekanan darah menurun 90/70 kali per menit
8) Turgor kulit menurun
9) Membrane mukosa kering
10) Nafsu makan menurun
11) Berat badan menurun dari 55kg menjadi 52 kgVolume urin menurun ± 400 ml
12) Klien tampak meringis
13) Sulit tidur
14) Klien tampak memegang area nyeri
15) TTV
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 110x/menit
Pernafasan : 20x menit
Suhu : 38 38 ℃
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Edukasi:
Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa.
Kolaborasi:
Pemberian obat
2. Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipovolemia :
berhubungan dengan keperawatan selama 1 X 24 Observasi :
kehilangan cairan jam diharapkan status cairan Periksa tanda dan gejala
aktif membaik dengan kriteria hipovelemia (mis. Frekuensi
hasil : nadi meningkat, nadi teraba
1. Kekuatan nadi dari lemah, tekanan darah
cukup menurun menjadi menurun, tekanan nadi
meningkat menyempit, turgor kulit
2. Tekanan darah dari menurun, membrane mukosa
memburuk menjadi kering, haus, lemah)
membaik Monitor intake dan output
3. Tekanan nadi dari cairan
memburuk menjadi
membaik Terapeutik :
4. Suhu tubuh dari menjadi Hitung kebutuhan cairan
membaik Berikan asupan cairan
5. Turgor kulit dari cukup oral
menurun menjadi
meningkat Edukasi:
6. Perasaan lemah dari Anjurkan memperbanyak
cukup meningkat cairan oral
menjadi menurun Anjurkan menghindari posisi
mendadak
Kolaborasi :
Kolaborasi pemeberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCL/RL)
3. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri:
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24
agen pencedera jam diharapkan tingkat nyeri Observasi:
(inflamasi) pasien menurun dengan 1. Identifikasi lokasi,
kriteria hasil: karakteristik, lokasi, durasi,
1. Keluhan nyeri dari frekuensi, kualitas dan
meningkat menjadi intensitas nyeri
menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis dari 3. Identifikasi respons nyeri
meningkat menjadi non verbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
3. Gelisah dari meningkat memperberat dan
menjadi menurun memperingan nyeri
4. Tekanan darah dari 5. Monitor efek samping
memburuk menjadi penggunaan analgetik
membaik
Terapeutik:
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
Aromatherapy, kompres
hangat atau dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
Teknik Nafas dalam)
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat
analgetik
IMPLEMENTASI
Terapeutik:
Memberikan asupan cairan oral (mis.
Larutan garam gula, oralit)
Hasil : Telah diberikan oralit
Memberikan cairan IV (mis. Ringer asetat
atau ringer laktat jika perlu)
Hasil :Diberikan cairan RL 500mg/8jam
Edukasi:
Menganjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa.
Hasil :Klien mengerti dan mengindarinya
Kolaborasi:
Pemberian obat : Antidiare (loperamide)
Terapeutik:
Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Aromatherapy, kompres hangat atau
dingin)
Hasil : Menganjurkan Kompres air hangat
atau dingin
Mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Hasil : Sudah dipertimbangkan
Edukasi:
Menjelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
Hasil : Klien paham dengan yang dijelaskan
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Klien paham dengan yang dijelaskan
Mengajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Teknik
Nafas dalam)
Hasil : Sudah diberikan terapi nafas dalam
dan klien mengerti
Kolaborasi:
Mengkolaborasi pemberian obat analgetik
Hasil : Sudah di kolaborasikan
EVALUASI
Blogspot.com/2009/06/konsep-pengkajian-nutrisi-=dan-cairan.html.
DewiChristyawati,Maria.2010.Modul KDM II
Surakarta
Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.