PENDAHULUAN
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang padat dan
bagian yang cair. Bagian padat terdiri dari tulang, kuku, otot, dan jaringan yang
lain. Sedangkan bagian yang cair berupa cairan intraselular dan ekstraselular.
Cairan ekstraseluler dibagi menjadi plasma darah dan cairan interstitial. Dalam
berbeda. Elektrolit utama dalam cairan ekstraseluler adalah natrium dan klorida,
Cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu
cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat terjadi pada keadaan diare, muntah-
pengeluaran cairan yang tidak disadari (insesible water loss) secara berlebihan
1
tersebut, pasien perlu diberikan terapi cairan agar volume cairan tubuh yang
penanganan pasien kritis. Selain dapat mengganti cairan yang hilang, terapi cairan
mencukupi kebutuhan per hari, mengatasi syok, dan mengatasi kelainan akibat
terapi lain. Administrasi terapi cairan melalui intravena adalah salah satu rute
terapi yang paling umum dan penting dalam pengobatan pasien bedah, medis dan
sakit kritis.4
Cedera kepala merupakan salah satu jenis cedera yang terbanyak di Unit
Gawat Darurat rumah sakit. Banyak pasien cedera kepala berat meninggal
sebelum tiba di rumah sakit, dan sekitar 90 % kematian sebelum pasien ke rumah
sakit disebabkan karena cedera kepala. Pasien yang dapat bertahan hidup dari
meninggal setiap tahunnya karena cedera kepala. Cedera kepala sedang terjadi
sekitar 80-90% dari kejadian yang ditemui di UGD. Pada tahun 2007 sekitar 10
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
I. Cairan Tubuh.
secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh
dengan hampir 90% dan total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan
bagian padat dari tubuh. Tubuh manusia dibagi menjadi 2 komponen, yaitu
Total Body Water (TBW) bayi baru lahir (neonatus) sekitar 90% dari
total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55%
dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. TBW akan
menurun signifikan selama 6 bulan awal kehidupan dan pada usia dewasa
menurun dari 40% pada neonatus menjadi 20-25% pada dewasa. ICF tidak
banyak bervariasi selama masa bayi, dari 30% saat lahir menjadi 40% di usia
dewasa. Komposisi ECF atau plasma sama pada neonatus, anak-anak, dan
membutuhkan lebih banyak cairan. Selain itu, persentase jumlah cairan tubuh
yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairantubuh pun lebih besar.7
3
Kebutuhan air
Usia
Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
1. Ginjal
4
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam
pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini pada fungsi ginjal yakni
keseimbangan asam basa darah, dan pengaturan eksresi bahan buangan atau
kelebihan garam.7
lahir, ginjal masih belum berkembang dan daerah reabsorptif dari sel-sel
tubular kecil. Dengan demikian, neonatus tidak dapat memekatkan urin secara
efektif seperti orang dewasa, dan mereka tidak dapat mengeluarkan banyak
garam. Setelah satu bulan, ginjal mencapai sekitar 60% dari pematangan
mereka tetapi area reabsorptif dari sel tubular masih kecil dan juga kapasitas,
daripada orang dewasa. Dalam dua tahun pertama, kematangan dan fungsi
rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal
ml/kg/bb/jam.1
5
2. Kulit
dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas
cara penguapan.8
diturunkan dengan melepaskan air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter
yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya. Cara tersebut beupa cara
konduksi dan konveksi, cara konduksi yaitu pengalihan panas ke benda yang
3. Gastrointestinal
6
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan
haus dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni anti diuretik hormon
a. ADH
retensi air bebas dalam tubuh dan kemudian menurunnya kadar natrium.8,9
b. Aldosteron
7
meningkatkan reabsorpsi Na+ di bagian distal nefron. Sekitar 500 dari
24.000 mmol Na+ yang disaring setiap hari di ginjal diperkirakan di bawah
renin.8,9,10
c. Prostaglandin
d. Glukokortikoid
natrium.
4. Kardiovaskular
rendah dari elemen kontraktil dan karena itu cadangan kurang sehingga
tidak merespon stres seperti sebaik jantung dewasa. Persentase yang lebih
8
ventrikel dan kurang responsif terhadap perubahan tonus pembuluh darah
dan preload. Curah jantung sangat erat dengan konsumsi oksigen yang
beberapa kali lebih tinggi pada neonatus dan bayi dibandingkan pada
jantung yang tinggi sangat bergantung pada denyut jantung yang tinggi.
Biasanya, jantung memompa semua vena balik / venous return (VR) yang
9
1. Difusi
gas, atau zat padat secara bebas atau acak. Proses difusi dapat terjadi bila
dua zat bercampur dalam sel membran. Dalam tubuh, proses difusi air,
2. Osmosis
10
3. Transpor aktif
transpor aktif. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi
dalam cairan intra dan ekstrasel. Sebagai contoh natrium dan kalium, di
mana natrium dipompa keluar sel dan kalium dipompa masuk di dalam
sel.8
menurut umur. Padasaat menjelang dan segera setelah lahir, air meliputi 90
gambar 1. 11
11
]]]]]]]]]]
Gambar 1. Grafik hubungan antara umur dengan total cairan tubuh, cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler sebagai persen dari berat badan. 10
Cairan tubuh juga terdapat pada dua ruang lain yaitu ruang transeluler
volume sel. Kalium penting untukmembangkitkan sel‐sel saraf dan otot serta
12
atau melalui peningkatan angiotensin II. Ekskresi atau pengeluaran air dapat
berupa kehilangan cairan insensible (+30%), urin (+60%), dan sedikit cairan
tinja (+10%). Hal ini menggambarkan jumlah yang harus diminum perhari
bisa melalui kulit (2/3) dan paru (1/3), tergantung faktor‐faktor yang
dan komposisi cairan ekstraseluler. Jumlah dan kadar urin dikendalikan oleh
E. Penatalaksanaan Cairan.
a. Cairan hipotonik
13
osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju.
pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
2,5%.1
b. Cairan Isotonik
c. Cairan hipertonik
serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel
14
Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya
2. Pembagian Cairan
a. Kristaloid
15
resusitasi cairan walau agak hipotonis dengan susunan yang hampir
n a
(mosml/L (mEq/L (mEq/L (mEq/L (mEq/L (mEq/L
) ) ) ) ) (mEq/L )
D5 Hipotonis - - - - 50 -
(253)
l
(308)
Saline
NS (330)
D5 ½ Hipertoni 77 77 - - 50 -
NS s (407)
16
D5 NS Hipertoni 154 154 - - 50 -
s (561)
s (273)
Laktat
s (525)
b. Koloid
sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada
dan steroid.11
cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam) dalam ruang
17
hipovolemik/hermorhagik atau pada penderita dengan
terutama cedera kepala berat adalah harus mencegah cedera otak sekunder.
yang cukup untuk perfusi otak merupakan langkah paling penting untuk
18
Sistim triase bagi pasien cedera kepala tergantung pada beratnya cedera
dan fasilitas yang ada di tempat pertolongan pertama. Pada kondisi dimana
rujukan, bahkan dapat merawat pasien-pasien yang dapat ditangani secara non
outcome yang baik. Konsultasi dengan ahli bedah saraf harus dilakukan seawal
didasarkan pada definisi luas oleh Jennettdan MacMillan dan termasuk pasien
dengan 'riwayat pukulan pada kepala atau adanya luka kulit kepala atau pasien
dengan bukti kesadaran yang berubah setelah cedera yang relevan'. Tingkat
kesadaran yang dinilai oleh Glasgow Coma Scale telah digunakan untuk
A. Penatalaksanaan
19
Secara umum, setiap pasien dengan cedera kepala ditangani dengan prinsip-
prinsip berikut :
1. Primary survey
penatalaksanaan :
a) Airway
nafas dasar, termasuk jalan napas oral atau hidung, suction, bag valve
b) Breathing
20
Kemampuan untuk menilai pasien untuk gangguan pernapasan
sumber daya yang diperlukan untuk fungsi ini adalah pelatihan dan
stetoskop. Jika tidak ada sumber daya lain yang tersedia di tingkat
c) Circulation
Jenis cairan apa yang harus digunakan pada pasien yang cedera
21
serebral sangat ideal adalah upaya menuju tujuan tersebut. Tapi mari
digunakan.14
Saat ini, terdapat dua teori yang menjelaskan konsep terapi pada
pula dengan CPP rendah. Saat ini, pemahaman yang banyak beredar
22
vasogenik dan dengan demikian menurunkan risiko peningkatan
osmotic.15
yang dimulai dengan bolus dua liter kristaloid pada orang dewasa, dan
bahwa diperlukan tiga kali atau lebih volume kritaloid dari volume
23
Saline isotonik adalah pilihan yang baik untuk pasien cedera
Tetapi karena cairan ini murah dan mudah didapat dan di antara
arteri sistolik yang menghasilkan perfusi otak yang lebih baik. Karena
memiliki efek modulasi pada respon trauma imun, yang mungkin juga
24
kualitasnya baik untuk resusitasi pasien cedera kepala tetap ada
fungsi ginjal.14
150 ml, larutan 7,5% dibolus 75 ml, atau larutan 23,4% dibolus 30 ml
tiap 2,4,6 jam atau lebih. Salin hipertonik tidak boleh diberikan bila
kadar natrium serum lebih dari 160 mmol/liter. Pada pasien cedera
7,5% dibolus 75 ml, atau larutan 23,4% dibolus 30 ml tiap 2,4,6 jam atau
lebih. Salin hipertonik tidak boleh diberikan bila kadar natrium serum lebih
dari 160 mmol/liter. Pada pasien cedera kepala temuan terbaru masih
hipertensi intrakranial15
Harus dilihat bahwa natrium serum tidak naik melebihi 155 mEq
25
pasien cedera kepala, namun ini masih tetap menjadi masalah
banyak menarik perhatian karena sama sekali tidak memiliki sifat yang
banyak menarik perhatian karena sama sekali tidak memiliki sifat yang
26
intravaskular dan pada saat yang sama waktu tidak akan memperparah
edema serebral, diperlukan juga Volume yang kecil (1: 1 sama dengan
seperti reaksi alergi, efek samping anti koagulasi. Ini lebih kecil
bahwa koloid juga dapat menyebabkan edema otak dan paru-paru yang
meskipun temuan yang menunjang hal ini dalam kasus cedera otak
27
kompartemen intravaskular seperti koloid.Namun itu tidak
dimana luaran yang kurang baik (mortalitas 28hari yang lebih tinggi)
fakta yang diketahui bahwa kehilangan darah hingga 20% dari volume
(oksigen) ke otak. Karena itu kehilangan darah lebih dari 20%, volume
otak.14
28
memiliki efek samping seperti gangguan hemostatik, disfungsi
d) Disability
e) Exposure
29
2. Secondary Survey
BAB III
KESIMPULAN
30
Terapi cairan merupakan terapi yang sangat mempengaruhi keberhasilan
penanganan pasien kritis. Selain dapat mengganti cairan yang hilang, terapi cairan
mencukupi kebutuhan per hari, mengatasi syok, dan mengatasi kelainan akibat
terapi lain. Administrasi terapi cairan melalui intravena adalah salah satu rute
terapi yang paling umum dan penting dalam pengobatan pasien bedah, medis dan
sakit kritis.4
Cedera kepala merupakan salah satu jenis cedera yang terbanyak di Unit
Gawat Darurat rumah sakit. Banyak pasien cedera kepala berat meninggal
sebelum tiba di rumah sakit, dan sekitar 90 % kematian pra rumah sakit
disebabkan karena cedera kepala. Pasien yang dapat bertahan hidup dari cedera
tahunnya karena cedera kepala. Cedera kepala sedang terjadi sekitar 80-90% dari
kejadian yang ditemui di UGD. Pada tahun 2007 sekitar 10 juta orang atau lebih
resusitasi cedera otak traumatis sesuai penelitian eksperimental dan klinis. Karena
mencegah edema otak dan meningkatkan ICP dengan menciptakan gradien yang
31
menguntungkan untuk air bebas dari pembuluh darah ekstra ke kompartemen
meningkatkan tekanan arteri sistolik yang menghasilkan perfusi otak yang lebih
dikenal memiliki efek modulasi pada respon trauma imun, yang mungkin juga
32