Anda di halaman 1dari 16

Layak Untuk

Operasi? Perspektif
Tentang Pengujian
dan Latihan
Praoperasi

Oleh:
Dian Istiqamah
Mardhatillah, S.Ked
10542 0272 11

PEMBIMBING:
Letkol CKM Dr. Muh. Ermil
Zulkarnaen, M.Kes, Sp. An
Abstrak
Terdapat hubungan yang erat antara aktivitas fisik,
kebugaran fisik, dan kesehatan di hampir semua
konteks klinis, termasuk manajemen perioperatif.
Penilaian fisiologis yang diperoleh selama latihan
fisik dapat digunakan untuk menyimpulkan risiko
buruk setelah menjalani operasi besar. Secara
khusus, data yang diperoleh dari tes latihan
kardiopulmoner perioperatif memiliki peran penting
dalam manajeman perioperatif. Informasi tersebut
dapat digunakan untuk mengetahui berbagai
perubahan klinis, termasuk intervensi yang dapat
mengurangi risiko efek samping perioperatif.
Kebugaran fisik, aktivitas, dan kesehatan
 Pedoman World Health Organization tahun 2010
tentang aktivitas fisik menyatakan bahwa orang
dewasa harus berolahraga selama ≥150 menit
setiap minggu, atau selama 75 menit per minggu
jika olahraga dilakukan pada intensitas yang lebih
tinggi.

 Ekelund dan rekannya melaporkan bahwa orang


yang menghabiskan waktu >8 jam per hari untuk
duduk dan berolahraga <2,5 jam per minggu
memiliki risiko peningkatan kematian sebesar 59%
jika dibandingkan dengan mereka yang duduk
selama <4 jam per hari dan olahraga >35,5 jam
per minggu.
Kebugaran fisik, aktivitas, dan kanker
 Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas
fisik, kebiasaan duduk dalam waktu yang lama,
dan kebugaran fisik merupakan faktor yang
berbeda tetapi saling terkait yang dapat
mempengaruhi risiko kanker, perkembangan
penyakit dan kekambuhan tumor.
Tes Olahraga Kardiopulmoner
 Tes olahraga kardiopulmoner (CPET) merupakan
tes yang dinamis dan integratif yang menilai
kapasitas kardiorespirasi dengan mengukur
pertukaran gas paru-paru dengan cara merekam
dan menganalisis data breath-by-breath expired
gas.

 CPET mengevaluasi fungsi integrasi dari fungsi


jantung, peredaran darah, pernapasan, dan
sistem metabolisme otot dalam keadaan stres
fisiologis.
Variabel Definisi Interpretasi
Anaerob Penyerapan oksigen pada Indeks kapasitas latihan submaksimal atau
atau laktat mulai meningkat dan berkelanjutan. Terkait dengan morbiditas
ambang asidosis metabolik terjadi. Ini dan mortalitas pasca operasi di sebagian
batas laktat diidentifikasi oleh perubahan besar kasus yang diterbitkan
(AT / LT) terkait dalam pertukaran
gas.

Puncak VO2 Nilai penyerapan oksigen Indeks kapasitas latihan aerobik maksimal.
tertinggi dicapai selama tes Terkait dengan morbiditas dan mortalitas
olahraga. pasca operasi pada sebagian besar kasus
yang dipublikasikan.

VCO2 Setara dengan ventilasi Indeks efisiensi pertukaran gas yang


untuk CO2 adalah rasio mencerminkan pencocokan ventilasi-
ventilasi menit ke produksi perfusi. Jika dinaikkan, efisiensi pertukaran
CO2 paru. gas berkurang yang mencerminkan
meningkatnya resiko kematian. Ini terkait
dengan morbiditas dan mortalitas pasca
operasi pada beberapa tetapi tidak
semua kasus yang dipublikasikan.

Variabel tes latihan kardiopulmoner dengan utilitas prediktif penting


dalam kohort kasus perioperatif yang telah diterbitkan
Tes olahraga kardiopulmoner pra
operasi dan hasil setelah operasi

Dalam sebuah penelitian kohort dari 184


pasien lansia yang menjalani operasi besar
elektif, mereka melaporkan hubungan
antara AT pra operasi dan hasil pasca
operasi. Pasien dengan AT <11 ml/kg/mnt
memiliki tingkat mortalitas 'non-bedah' yang
lebih tinggi dibandingkan pasien dengan
AT 11 ml/kg/mnt, terutama jika AT yang
rendah ditambah dengan bukti EKG
iskemia di awal olahraga.
Dalam studi individu, kebugaran preoperatif
kardiorespirasi dihubungkan dengan lama perawatan,
morbiditas jangka pendek, kelangsungan hidup
jangka pendek (mortalitas 30 hari), menengah
(mortalitas 90 hari), dan jangka panjang (> 90 hari).
Studi multisenter pertama oleh Perioperative Exercise
Testing and Training Society (POETTS), melaporkan
peningkatan morbiditas terkait dengan rendahnya
pengambilan oksigen pada pasien kolorektal, dengan
kurva dibawah 0,79 untuk AT (cut-off 11,1 ml/kg/mnt)
dan 0,83 untuk VO2 peak 18,2 ml/kg/mnt
Panduan Manajemen Perioperatif dengan
Data Olahraga Kardiopulmoner
CPET praoperasi awalnya Baru-baru ini, luasnya
.

.
digunakan sebagai praktik yang
panduan dalam diinformasikan oleh data
manajemen perioperatif CPET telah berkembang
dengan penilaian risiko secara substansial dan
pasien, yang selanjutnya sekarang telah
dapat memberikan mencakup informasi
informasi tentang tentang pengambilan
perawatan pasca keputusan secara
operasi yang sesuai kolaboratif / bersama,
dengan kondisi pasien. identifikasi faktor yang
mendasari komorbiditas
kardiopulmoner, dan
membentuk intervensi
olahraga sebagai
bagian dari program pra-
rehabilitasi.
Disposisi pasca operasi
Penelitian case control di Inggris juga mendukung
penggunaan CPET untuk menentukan triase
pasien pada manajemen perioperatif.
• Pasien yang menjalani bedah kolorektal dianggap tidak
layak jika AT (AT <11 ml/kg/mnt) dan bisa ditempatkan pada
manajemen perawatan kritis atau di bangsal bedah umum

beberapa penelitian mendukung gagasan


bahwa data CPET dapat digunakan untuk
mengidentifikasi lingkungan perawatan pasca
operasi yang tepat untuk pasien dan dapat
mengurangi morbiditas pasca operasi.
Penyakit kardiopulmoner yang tidak
terdiagnosis / komorbiditas optimal
CPET pra operasi menilai kapasitas fungsional pasien dan
kebugaran aerobik dengan tes spirometri saat istirahat dan
tes latihan inkremental standar.

Spirometri juga dapat mengidentifikasi apakah pasien


menderita penyakit paru obstruktif atau restriktif yang
tidak terkontrol, dan tes latihan tersebut dapat
mengevaluasi batas kapasitas latihan pasien.

Data tersebut kemudian dapat digunakan untuk menilai


apakah seorang pasien memerlukan optimisasi sebelum
operasi melalui saran spesialis atau rujukan untuk
mengoptimalisasi komorbiditas yang tidak terkontrol, seperti
gagal jantung atau PPOK.
Studi kohort terbaru melaporkan bahwa pada CPET
dengan variabel yang berbeda dapat memiliki
komplikasi yang berbeda. Contohnya, peningkatan VE /
VCO2 dihubungkan dengan komplikasi pernapasan post
operasi.

Data tersebut dapat digunakan untuk


melakukan intervensi pra rehabilitasi sebelum
operasi untuk pasien yang berisiko tinggi
mengalami komplikasi spesifik.

Ulasan terbaru dari Cochrane menyimpulkan


bahwa latihan otot-otot inspirasi pra operasi
mengurangi terjadinya komplikasi paru pasca
operasi pada pasien bedah jantung dan
abdomen.
Pengambilan keputusan secara
kolaboratif
• Pada populasi yang semakin tua dan memiliki resiko komorbid,
keputusan untuk melakukan operasi merupakan keputusan yang
. rumit.

• Masukan multidisiplin dari berbagai dituntut untuk berkontribusi


melakukan kolaborasi dalam membuat keputusan. Pasien harus
. ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

• Data CPET dapat berkontribusi pada proses ini dengan


menyediakan evaluasi komorbiditas individual dan risiko
perioperatif dan gagasan 'layak untuk operasi' mudah dipahami
. oleh pasien
Prehabilitasi
 Prehabilitasi merupakan intervensi untuk meningkatkan
kapasitas fungsional dalam mengantisipasi stresor
fisiologis yang mungkin terjadi.

 Pada tahap perioperatif, 'stresor' tersebut merupakan


tantangan fisiologis pada tindakan bedah dan anestesi.
Latihan pra operasi terbukti meningkatkan AT dan
puncak VO kedua variabel CPET tersebut berhubungan
dengan hasil klinis pasca operasi.

 Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa


selain meningkatakan kebugaran, latihan pra operasi
dapat meningkatkan hasil klinis post operasi pada
pasien yang menjalani operasi besar yang elektif.
Terapi Neoadjuvan
•Kemoterapi Neoadjuvant dan kemoradioterapi untuk menecilkan
ukuran tumor, Akan tetapi, NAC dan NACRT juga dihubungkan
dengan penurunan aktivitas fisik dan kebugaran, mengurangi kualitas

. hidup, dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk, juga terhadap


toksisitas spesifik dan berbagai efek samping lainnya.

•Pada pasien yang menjalani operasi kanker rektum, program


pelatihan latihan responsif terstruktur (Structured Responsive Exercise
Training Progrmam / SRETP) di rumah sakit setelah menjalani

. kemoradioterapi neoadjuvant terbukti


peningkatan AT sebesar 2,1 ml kg-1 menit -1
dapat mengalami

•HIIT tersebut merupakan program latihan selama 2-3 menit


bergantian antara latihan sedang (50% dari ambang anaerob) dan
intensitas tinggi (50% dari interval antara ambang anaerob dan

. volume puncak O2) interval dilakukan tiga kali per mingguselama 30


menit.
Kesimpulan
 Kapasitas olahraga dan aktivitas fisik berhubungan dengan
manfaat kesehatan yang substansial baik secara umum
maupun khusus dalam konteks perioperatif.
 Preoperatif CPET merupakan sarana obyektif untuk
mengevaluasi kebugaran dan dapat digunakan untuk
menyediakan stratifikasi risiko individual
 Penelitian mengevaluasi intervensi latihan yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas latihan pra operasi,
menyimpulkan bahwa latihan dapat meningkatkan
kebugaran fisik.
 Akan tetapi, sampai saat ini sebagian besar penelitian
tersebut mencakup kelayakan dan studi percontohan
dengan ukuran sampel yang kecil dan sebagai
konsekuensinya kurang adekuat untuk mengevaluasi hasil
klinis

Anda mungkin juga menyukai