OLEH :
DIAN ISTIQAMAH MARDHATILLAH, S.KED
PEMBIMBING :
DR. HJ. HATASE NURNA
PENDAHULUAN
Kelas 5 : Tersangka TB
KLASIFIKASI
Berdasarkan
hasil TB paru BTA (+)
pemeriksaan
dahak TB paru BTA (-)
tipe pasien
dari riwayat
Kasus kambuh (relaps)
pengobatan Kasus pengobatan Kasus gagal
sebelumnya ulang Kasus defaulted atau drop out
Tuberkulosis ekstraparu
• Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput
otak, tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain.
GEJALA KLINIS
Gejala Gejala
Gejala
Gejala sistemik Tuberkulosis Tuberkulosis
respiratori
ekstrapulmonal ekstrapulmonal
Peritonitis dan
Adenitis
Sesak Napas Malaise Perikarditis
Tuberkulosis
tuberkulosis
Tuberkulosis Tuberkulosis
Nyeri dada
Meningeal pada AIDS
Tuberkulosis Tuberkulosis
Laring dan Saluran
Endobronkial Makanan
Tuberkulosis
Tuberkulosis Milier
Tulang
PEMERIKSAAN FISIK
Tes Tuberkulin
Pemeriksaan Pemeriksaan
Intradermal
Bakteriologi Radiologi
(Mantoux)
• Sputum • foto toraks • Pemeriksaan ini
posterior-anterior masih banyak
dipakai utuk
membantu
menegakkan
diagnosis
tuberkulosis
terutama pada
anak-anak
(balita)
PENATALAKSANAAN
Gatal dan kemerahan kulit Semua jenis OAT Ikuti petunjuk penatalaksanaan
dibawah *).
Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan, ganti
Etambutol.
Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan, ganti
. Etambutol
Ikterus tanpa penyebab lain Hampir semua Hentikan semua OAT sampai
Perorangan/Individu
• Penyuluhan terhadap perorangan (pasien maupun keluarga) dapat
dilakukan di unit rawat jalan, di apotik saat mengambil obat dan lain-lain.
Kelompok
• Penyuluhan kelompok dapat dilakukan terhadap kelompok pasien, kelompok
keluarga pasien, masyarakat pengunjung rumah sakit, dan lain-lain.
• Cara memberikan penyuluhan :
• Sesuaikan dengan program kesehatan yang sudah ada.
• Materi yang disampaikan perlu diuji ulang untuk diketahui tingkat
penerimaannyasebagai bahan untuk penatalaksanaan selanjutnya.
• Beri kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, terutama hal yang belum
jelasd.
• Gunakan bahasa yang sederhana dan kalimat yang mudah dimengerti,
kalau perludengan alat peraga (brosur, leaflet dan lain-lain)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : FK
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tempat / Tanggal lahir : Makassar. 15 April 1988
• Alamat : Jln. Abdul Kadir No. 2 Pesona
Mutiara RT 03 RW 05 Kelurahan
Balangbaru
• No. KTP/Tanda pengenal : 7371101504880003
• No. Telpon/HP : 081342081315
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Agama/Kepercayaan : Kristen
• Status perkawinan : Belum Kawin
• Suku/ bangsa : Makassar
ANAMNESIS
Data Biologis
• Tinggi badan :175 cm
• Berat badan : 65 kg
• Deskripsi rambut : Pendek, hitam, lurus, tidak
mudah dicabut
• Deskripsi hidung : mancung, sadle nose (-)
• Deskripsimata : Konjunctiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
• Deskripsi warna kulit : Hitam
• Kelainan bawaan : Tidak ada
• Tanda khusus : Tidak ada
Keluhan Utama :
• Batuk berdahak selama 4 bulan.
Keluhan tambahan :
• Demam, lemas, sult bernafas dan berat badan menurun.
Riwayat penyakit sekarang :
• Tn FK berusia 30 tahun datang ke poli umum Puskesmas Jongaya
dengan keluhan batuk berdahak yang tak kunjung sembuh sejak 4
bulan terakhir. Batuk disertai dahak berwarna kuning kehijauan dan
sulit dikeluarkan. Batuk semakin memberat pada malam hari. Pasien
juga mengeluh sejak 1 bulan sebelum ke puskesmas, pasien sering
demam yang tidak terlalu tinggi, berkeringat pada malam hari,
badan lemas, sulit brnafas, nafsu makan berkurang, dan berat
badan berkurang. Gejala berupa batuk dengan lendir bercampur
darah disangkal.
• Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya pernah dialami pasien.
Pasien memiliki riwayat kontak dengan pasien seperti ini sebelumnya,
yaitu teman sekamar dikos tempat kerja perokok berat dan pernah
menderita batuk lama. Riwayat alergi terhadap obat-obat tertentu
ataupun makanan disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit dahulu :
• Tidak ada
Riwayat Sosial Ekonomi:
• Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah ke atas. Pasien
memiliki pekerjaan tetap dan mempunyai penghasilan sendiri.
Sejak didiagnosis penyakit TB paru oleh dokter puskesmas
pasien izin dari pekerjaannya dan melakukan aktivitas sehari-
hari dirumah. Sebelumnya pasien bekerja sebagai pegawai
bank di Sinjai, namun setelah sakit batuk yang dideritanya
pasien memutuskan untuk fokus pada penyembuhan
penyakitnya dan tinggal di Makassar bersama orangtua.
Selama pengobatan pasien tinggal bersama orangtua dan
saudara laki-laki. Sebelumnya selama kerja pasien tinggal di
sebuah kos di Sinjai dan sekamar dengan seorang teman
yang perokok berat dan pernah menderita batuk lama.
Riwayat Kebiasaan:
• Kebiasaan mengonsumsi makan makanan yang berminyak.
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS KERJA
• Tuberkulosis Paru
DIAGNOSIS BANDING
• Pneumonia, bronkitis
PENATALAKSANAAN
Patient Center
Non medikamentosa:
• Konseling mengenai pentingnya tipe pengobatan preventif dibandingkan kuratif.
• Konseling mengenai penyakit TB pada pasien.
• Konseling kepada pasien untuk melakukan kontrol rutin jika ada keluhan dan
mengambil obat di puskesmas jika obatnya habis.
• Konseling kepada pasien untuk memeriksakan kembali dahaknya setelah dua
bulan dan enam bulan pengobatan.
• Konseling kepada pasien untuk makan makanan yang bergizi berupa tinggi kalori
dan tinggi protein.
• Konseling kepada pasien efek samping obat yang timbul seperti buang air kecil
yang berwarna merah yang merupakan reaksi obat. Selainitu, juga bisa timbul
pusing, mual, muntah, sakit pada tulang, dan gatal-gatal agar pasien tetap
minum obat dan tidak berhenti minum obat.
• Konseling kepada pasien untuk mengalihkan stress psikososial dengan hal-hal
bersifat positif.
• Edukasi mengenai gaya hidup bersih dan sehat seperti fungsi dari ventilasi dalam
rumah.
Medikamentosa:
• OAT kategori 2 sekali sehari
Family Focused
• Konseling mengenai penyakit TB pada pasien dan
keluarganya.
• Konseling mengenai penyakit TB yang dapat menular kepada
anggota keluarga lainnya yang dapat dicegah dengan
pemakaian masker dan tidak membuang dahak
sembarangan.
• Memberikan edukasi kepada keluarga untuk berperan dalam
mengingatkan pasien mengenai rutinitas minum obat.
• Edukasi dan motivasi mengenai perlunya perhatian dukungan
dari semua anggota keluarga terhadap perbaikan penyakit
pasien.
• Deteksi dini kuman TB pada keluarga yang tinggal serumah
dengan pasien.
Community Oriented
• Konseling mengenai pencegahan dan penularan
penyakit TB yang berdampak pada orang di
sekitarnya dalam suatu komunitas. Konseling yang
diberikan mengenai tindalan yang dilakukan
penderita TB agar tidak menularkan ke tetangga
seperti pemakaian masker dan tidak membuang
daha sembarangan.
PROGNOSIS
Kepala Akademi/D-
Andreas 65 th/lk PNS
Keluarga/Ayah III/Sarjana Muda
Akademi/D-
Bernard 70 th/lk Paman PNS
III/Sarjana Muda
Akademi/D-
Doni 56 th/lk Paman PNS
III/Sarjana Muda
Bentuk Keluarga
• Keluarga pasien terdiri dari kepala keluarga (KK)
yang merupakan ayah pasien bernama Andreas
berusia 65 tahun, ibu pasien bernama Cheerly
berusia 59 tahun, serta saudara laki-laki pasien
bernama Sandy berusia 35 tahun yang tinggal
bersama pasien. Bentuk keluarga adalah keluarga
inti yang terdiri dari kepala keluarga dan anak
BENTUK DAN FUNGSI KELUARGA
Fungsi Keluarga
Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan.
Memelihara dan membesarkan anak.
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Memelihara dan merawat anggota keluarga.
Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Memberikan Identitas anggota keluarga.
Fungsi Sosial
Membina sosialisasi pada anak.
Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Fungsi Ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
GENOGRAM
APGAR KELUARGA
Sering/ Kadang- Jarang/
APGARSCORE
selalu kadang tidak
Keluarga sudah
9. Y Y Y Y 1
menjadi anggota JKN
Keluarga mempunyai
10. akses sarana air bersih Y Y Y Y Y 1
Keluarga mempunyai
akses dan
11. Y 1
menggunakan jamban
sehat
Penderita gangguan
jiwa mendapatkan
12. N N
pengobatan dan tidak
diterlantarkan
Indeks Keluarga Sehat 1
(IKS)
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
• Jumlah N : 6
• Jumlah Y : 6
• Jumlah T : 0
Kategori keluarga :
• Tidak sehat < 0,5
• Pra Sehat 0,5 – 0,8
• Sehat > 0,8