Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT

Disusun oleh :

1. Miranda Devin Fatimah ( XI KPR 3/16)


2. Miftahul Andrian Firmansyah ( XI KPR 3/17)
3. Nadia Manazila Irma Yusup ( XI KPR 3/19)
4. Nilam Devi Ratih Dewanti ( XI KPR 3/20)
5. Renanda Chelline ( XI KPR 3/32 )

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 MALANG


Jl. Veteran No. 17, (0341) 551504, Faks. (0341) 551504
Website : http://www.smkn2malang.sch.id email : smkn2malang@yahoo.com
Paket Keahlian : Perawat Sosial | Keperawatan | Jasa Boga | Akomodasi Perhotelan |
Usaha Perjalanan Wisata | TKJ
A. Konsep Pemenuhan Cairan dan Elektrolit
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi hemeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
- Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).
- Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena dan diditribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbanagan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: Cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler.
1. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan.
2. Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu:
- Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler.
- Cairan inersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan.
- Cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Pada tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi
cairan tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi
sekitar 75%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh
total. Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis
kelamin.
Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan
Kebutuhan air
Usia Jumlah Air dalam 24 ml/kg Berat Badan
jam
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60


18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

B. Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit


Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
1. Ginjal
Fungsi ginjal sebagai pengaturan air, pengaturan konsentrasi garam dalam darah
dan keseimbangan asam basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan
garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan
bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. Rata-rata setiap1 liter
darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10%nya
disaring keluar. Cairan yang tersaring kemudian mengalir mealui tubuli reminalis
yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang
diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1
ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
Kulit sebagai pengaturan cairan yang terkait dengan pengaturan panas yang
diatur oleh syaraf vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriola kutan
dengan cara vasodilatasi dan vasokostriksi.Proses pelepasan panas dilakukan dengan
cara penguapan yaitu keringat yang jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah darah yang
mengalir. Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas,respon ini beasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer
melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit. Perangsangan kelenjar keringat dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu
lingkungan, dan melalui kondisi tubuh yang panas. Keringat melepaskan air sekitar
setengah liter setiap harinya.
3. Paru-paru
Berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss
 400 ml/hari. Proses tersebut diengaruhi oleh perubahan frekuensi dan kedalaman
pernapasan misalkan, orang yang melakukan olahraga berat IWL (nsensible water
loss) selain terjadi melalui paru-paru juga melalui kulit, melalui kulit dengan
mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses
ini adalah berkisar 300-400 ml/hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
4. Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan
melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang
dalam sistemini sekitar 100-200 ml/hari.
Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa halus
yang dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni Anti Diuretik Hormon
(ADH), sistem aldosteron, prostagladin, dan glukokortikod. Mekanisme rasa haus
diatur dalam rangkamemenuhi kebutuhan cairan dengan merangsang pelepasan
renin.

C. Cara Perpindahan Cairan


1.Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan
cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel
seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan
sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah :
1). Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2). Peningkatan permeabilitas.
3). Peningkatan luas permukaan difusi.
4). Berat molekul substansi.
5). Jarak yang ditempuh untuk difusi.
2.Osmosis
Bila suatu subtansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih
rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air dalam larutan air murni dengan
volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul
substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air
akan menurun. Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermiabel
dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka
terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
3.Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas
permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi
ini disebut tekanan hidrostatik.
4.Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara
pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.
Perpindahan sepertiini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan
konsentrasi. Contoh : Pompa Na-K.

D. Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
antara lain :
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan disebabkan
karena gangguan fungs ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 liter/hari.

c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dal elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Sress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan glykogen otot.
Mekanisme ini dapat meningktakan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sebagai mempengaruhi proses regulator
keseimbangan tubuh.
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondidi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan darah selama
pembedahan.

E. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


1. Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Hal ini biasanya terjadi pada pasien diare dan muntah.
Ada tiga macam dehidrasi, yaitu :
1). Dehidrasi isotonik
2). Dehidrasi hipertonik
3). Dehidrasi hipotonik
Kelebihan asupan pelarut seperti protein dan klorida atau natritum akan
menyebabkan ekskresi yang berlebihan atau peyebab lain adanya gangguan pada
hipotalamus, kelenjar gondok, diare, muntah, terpasang drainage, dll.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :
a. Dehidrasi berat
1. Pengeluaran atau kehilangan cairan 4-6 L.
2. Serum natrium 159-166 mEq/L.
3. Hipotensi.
4. Turgor kulit buruk.
5. Oliguria.
6. Nadi dan pernapasan meningkat.
7. Kehilangan cairan mencapai > 10% BB.
b. Dehidrasi sedang
1. Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10% BB.
2. Serum natrium 152-158 mEq/L.
3. Mata cekung.
c. Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% BB atau
1.5-2 L.
2. Hipervolume atau overdehidrasi
Ditimbulkan oleh kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume
darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
3. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah.
Keadaan ini dapat terjadi pada pasien yang kelebihan cairan tubuh ditandai dengan
adanya rasa kehausan yang berlebihan, rasa cemas, takut dan bimbang, kejang perut,
denyut nadi cepat dan lembab, hipotensi, konvulsi, membran mukosa kering, kadar
natrium dalam plasma kurang dari 135.
4. Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium plasma tinggi dalam plasma tinggi.
5. Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
6. Hiperkalemia
Suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi.
7. Hipokalsemia
Merupakan kadar kekurangan kalsium dalam plasma darah.
8. Hiperkalsemia
Meruapakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah.
9. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
10. Hipermagnesia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar magnesium berlebihan dalam darah.

F. Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Mengandung oksigen, nutrien, dan sisa
metabolisme yang semuanya disebut ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah
dalam bentuk ion elektrolit.
1. Komposisi elektrolit
- Natrium : 135-145 m Eq/L.
- Kalium : 3,5-5,3 m Eq/L.
- Klorida : 100-106 m Eq/L.
- Bikarbonat arteri : 22-26 m Eq/L.
- Bikarbonat vena : 24-30 m Eq/L.
- Kalsium : 4-5 m Eq/L.
- Magnesium : 1,5-2,5 m Eq/L.
- Fosfat : 2,5-4,5 m Eq/L.
Eq (ekuivalen) tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau kekuataa
kation dan anion dalam molekul.

G. Pengaturan Elektrolit
1. Pengaturan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan
osmolaritas dan volume cairan tubuh.
2. Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Kalium berpengaruh terhadapat fungsi
sistem pernapasan.
3. Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi sebagai pembentukan tulang, penghantar impuls
kontraksi otot, koagulasi darah ( pembekuan darah ), dan membantu beberapa enzim
pankreas.
4. Pengaturan keseimbangan magnesium
Magnesium meruoakan kanion dakam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid. Magnesium diabsorpsi
dari saluran pencernaan.
5. Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan utama ekstrasel, tetapi klorida
dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsinya biasanya bersatu
dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik daka darah.
6. Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam
tubuh.
7. Pengaturan keseimbangan fosfat
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan
tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.

H. Jenis Cairan Elektrolit


Terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut
juga normal cairan elektrolit yang banyak dipergunakan. Contoh : caran ringer’s, ringer’s
laktat dan buffer’s.

I. Keseimbangan Asam Basa


Dalam keadaan normal nilai pH cairan tubuh 7,35-7,45. keseimbangan asam-basa
dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh
cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan ginjal). tiga
macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan karbonat, larutan buffer fosfat, dan
larutan buffer protein. Sistemnya terdiri atas NaCO3,KHCO3, H2CO3. Pengaturan
keseimbangan asam basa dilakukan oleh paru-paru. Kadar pH yang rendah berarti
konsentrasi H+ tinggi disebut asidosis. Jika pH yang tinggi, konsentrasi H+ rendah disebut
alkalosis.

J. Jenis Asam Basa


Cairan basa (Alkali) digunakan untuk mengoreksi asidosis hal ini dapat disebabkan
karena henti jantung dan koma diabetikum, seperti natrium dan natrium bikarbonat.
Untuk mengurangi keasaman (asidosis) dapa dengan laktat yang merupakan asam lemah
yang dapat mengambil ionH+. Selain pernapasan, ginjal juga berperan mempertahankan
keseimbangan asam basa yang sangat kompleks. Ginjal mengeluarkan ion hidrogen dan
membentuk ion bikarbonat sehingga pH darah normal.

K. Gangguan atau Masalah Keseimbangan Asam Basa


1. Asidosis respiratorik
Suatu keadaan yang disebabkan oelh kegagalan sistem pernapasan dalam
membuang karbonoksida dari cairan tubuh mengakibatkan kerusakan pada
pernapasan, peningkatan PCO2 arteri 45mmHg dan penurunan pada pH yakni kurang
dari 7,35.
2. Asidosis metabolik
Suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam ditandai dengan
adanya penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari mEq/l.
3. Alkalosis respiratik
Suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat menimbulkan
terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35mmHg, pH lebih dari 7,45 dapatdikarenakan
hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru, dll.
4. Alkalosis metabolik
Suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh
dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri
7,45.

L. Tindakan untuk Mengatasi Masalah atau Gangguan dalam Pemenuhan


Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
1. Pemberian cairan melalui infus
Tindakan ini merupakan memasukka cairan melalui intravena yang dilakukan
pada pasien dengan bantuan oerangkat infus. Hal tersebut untuk memenuhi
kebutuhan cairan elektrolit juga sebagai pengobatan dan pemberian makanan.
2. Transfusi darah
Transfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang membutuhkan darah.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.

Anda mungkin juga menyukai