ELEKTROLIT
1. Ginjal
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan
pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam
system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan
cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system
hormonal contohnya : ADH, Aldesteron, Prostaglandin,
Glukokortikoid, mekanisme rasa haus.
a). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga
dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh.
Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis
posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan
osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
b). Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh
kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran
aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin
rennin.
c.) Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang
berfunsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan
konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestul.
Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi
ginjal.
d.) Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air
yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi
retensi natrium.
e.) Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan
produksi angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus
untuk rasa haus.
Cara perpindahan cairan tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem
sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus
gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah
kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari
cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan
membran sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu
memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut
berpindah.
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses berikut
ini :
1. Difusi : Proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentrasi larutan, dan temperatur.
2. Osmosis : Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik
3. Transpor aktif : partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi
karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung
Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic
juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel pelarut
untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai
konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut koloid).
Sedangkan larutan yang mempunyai kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut
kristaloid). Contoh larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid
apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan
menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat
penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering
digunakan dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai
konsentrasi sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan
Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan
yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi
plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar
dibanding tekanan tekanan osmotic cairan interstisial
karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul
protein lebih besar dibanding cairan interstisial,
sehingga membentuk larutan koloid dan sulit
menembud membrane semipermeabel. Tekanan
hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan
yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting
guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak
tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler
pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat
lain tidak berpindah ke jaringan.
Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia
Kebutuhan Air/
Umur ML/Kg berat badan
Jumlah Air Dalam 24 Jam
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen
kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang
nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan
cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan
pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka
mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran
antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal
(urine),ekresi pada proses metabolisme.
1. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per
harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi
selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan
berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah :
Kebutuhan Cairan
No. Umur Berat Badan (kg) (mL/24 Jam)
Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul atau disebut
juga elektrolit. Sepertinya misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu
ion natrium atau sodium dan satu ion chrolida. Ion yang bermuatan negatif
disebut anion.
Fungsi cairan
• Transpor hormon