Disusun Oleh:
Nama : Farhannisa Nabila Tamnge
NIM : P07120222008
Tingkat : I.A
1
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektolit diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
Kebutuhan cairan pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada usia individu
tersebut. Cairan berfungsi dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan
sangat dibutuhkan dalam tubuh untuk mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa
metabolisme, zat pelarut elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan
membantu pencernaan (Vita & Fitriana, 2017).
Pada anak-anak kebutuhan cairan merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak
65% – 80% dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia,
menjadi 55% – 60% saat remaja. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain
dalam metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai
reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara normal, cairan tubuh
keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam jumlah tertentu. Cairan
merupakan komponen yang penting karena status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan cairan berbeda berdasarkan usia, jenis
kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan, bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan
cairan 700 mL/hari: bayi 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari: anak 1 – 3 tahun
memerlukan 1300 mL/hari: anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari: anak 9 – 13 tahun
memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan 2100 mL/hari pada perempuan; anak 14 – 18
tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300 mL/hari untuk perempuan. Cairan
tersebut dapat berasal dari makanan maupun minuman. Cairan dari minuman dapat berasal
dari air putih, susu, atau jus buah (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016).
Menurut (Solikhah et al., 2017) cairan dalam tubuh dibagi menjadi dua (2), yaitu cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler.
2
C. Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain:
- Umur, Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
- Iklim, Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5L per hari.
- Diet, Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
- Stress, Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
- Kondisi Sakit, Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, misalnya: trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL, penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan tubuh, pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan
kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
- Tindakan Medis, Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
- Pengobatan, Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh
pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
- Pembedahan, Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan
kehilangan darah selama pembedahan.
3
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat.AAA & Uliyah, M.2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Penerbit buku kedokteran EGC.
Juall Carpenito, Lynda. 2002. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis,
Ed.9.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
M. Horne, Mima & L. Swearingan, Pamela. 2001.Keseimbangan cairan, elektrolit & asam
basa.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.