Anda di halaman 1dari 9

ASKEP PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

PADA ANAK
Dosen Pengampuh: Rina Tampake, S.Kep.Ns.M.Med.Ed

KELOMPOK 1 :

1. Fasqiah Rezky Amalia


2. Putri kadoy
3. Rafidatul janah
4. Delvi lauhi
5. Riska Suci Amalia
6. Danasri
7. Titin
8. Ancu Aditya
9. Moh. Rifki

Poltekkes Kemenkes Palu


Tahun 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutam yang terdiri atas air
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan, keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler (CIS) dan
cairan ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari 3 kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan intrasitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler adalah
cairan sekresi khusus seperti cairan serebsopinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran
cerna
Perbandingan CIS dan CES : Dewasa = 2 : 1 ; anak-anak =3 : 2 ; bayi = 1 : 1 pada
tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Presentasi cairan tubuh
manusia berbeda sesuai dengan usia. Presentase cairan tubuh pada bayi sekitar 75%,
anak 70%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55 % dan dewasa tua 45% dari berat badan
total. Presentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis
kelamin.

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-
paru, dan gastrointestinal.
 Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan
cairan dan elektrolit
 Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas
 Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkana insenvible,
water los ±400ml/hari
 Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan
normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.
Selain itu , pengaturan keseimbangan cairan dapat mellaui mekanisme rasa haus yang dikontorl
oleh sistem endoktrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldesteron, protaglandin
dan glukortikoid.

1.2 Jenis cairan


a. Cairan zat gizi (nutrien)
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan
nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat. Nitrogen dan vitamin
untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-
1500 kalori perliter.
Cairan nutrien terdiri dari :
 Karbohidrat dan air
 Asam amino
 Lemak
b. Kebutuhan nutrien air pada anak

Umur BB (Kg) Air total (24 jam (ml)) Nutrien 24 jam (ml)
1 tahun 9,5 1350 – 1500 120 – 135
2 tahun 11,8 1600 – 1800 115 – 125
4 tahun 16,2 1800 – 2000 100 – 110
6 tahun 20,0 2000 – 2500 90 – 100
10 tahun 28,7 2200 – 2700 70 – 85
14 tahun 45,0 2200 – 2700 50 – 60

c. Blood volume expander


Blood volumen expander adalah jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah
sesudah kehilangan darah atau plasma
1.3 Rumus berat cairan pada anak

Berat badan Kebutuhan air/hari

1 – 1KG 100 ML/KG/BB


11 – 20 KG 1000 ML + 50 ML/KG DIATAS BB 10 KG
>20 KG 1500 ML + 20 ML/KG DIATAS BB 20 KG
Kebutuhan cairan pada tubuh dapat di hitung sebagai berikut :
 Pada anak <10 Kg, maka 10 Kg di hitung 100 ml/BB, misal BB 8Kg maka
kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 180 ml/hari
 Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 100 ml pada 10 Kg pertama di tambah 50
ml per Kg Penambahan berat badanya. Misal BB =15 Kg maka 100 ml ditambah 5 x
50 ml maka menjdai 1250 kl/hari kebutuhan cairannya
 Pada seseorang dengan BB >20 Kg Maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 Kg
pertam dan di tambah 20 ml/Kg sisanya, misalnya seseorang dengan BB 40 Kg ,
msks 20 Kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 Kg sisanya x 20 ml =400 ml
sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 Kg adalah 1500 + 400 ml
=1900 ml/ hari
1.4 Gangguan dalam pemenuhan kebutuhan cairan
1. Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan ekternal dapat terjadi karena pemenuhan asupan cairan dan keletihan
pengeluaran cairan. Ada tiga maca, kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi yaitu :
a. Dehidrasi istonic terjadi jika kekurangan sejumlah cairam dan elektrolitnya yang
seimbang
b. Dehidrasi hipertonic, terjadi jikaa kehilangan sejumlah air yang lebih banyak
daripada elektrolitnya
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lelah banyak kehilangan elektrolitnya
daripada air
2. Hiporvolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume
(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada intersitial).
1.5 Kebutuhan elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient, dan
sisa metabolisme (seperti karbondioksida) yang semuanya disebut dengan ion
1. Komposisi elektrolit
Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :
 Natrium : 1335 – 145 mEq/L
 Kalium : 3,5 – 5,3 mEq/L
 Klorida : 100 -106 m Eq/L
 Bikarbonat arteri : 22 – 26 mEq/L
 Bikarbonat vena : 24 – 30 m Eq/ L
 Kalsium : 4 – 5 m Eq/L
 Magnesium : 1,5 – 2,5 m Eq/L
 Fosfat : 2,5 – 4,5 mg/100ml
2. Jenis cairan elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap.
Cairan saline terdiri dari cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic
disebut juga saline yang banyak dipergunakan
3. Gangguan / masalah kebutuhan cairan elektrolit
a. Hiponatremia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium darah plasma darah
yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual,
muntah dan diare
b. Hipernatremia suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai
dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dll
c. Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah,
hipoklemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang
mengalami diare berkepanjangan.
d. Hiperkalemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi.
Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolok.
Hiperklemia di tandai dengan adanya mual, hiperaktifitas sistem pencernaan dll
e. Hipoklasemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipoklasemia
di tandai dengan adanya kram otot dan kram perut, kejang, binung dll
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Demografi klien
a. Data pasien
Nama : An. F
Usia : 5 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : jln puro, tondo palu timur
Tanggal masuk RS : 30 juli 2021
Diagnosa medis : Gastroentritis
Tanggal pengkajian : 31 Juli 2021

b. Data penganggung jawab


Nama : Ny. A
Usia : 25 tahun
Hub dengan pasien : Ibu pasien
2. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
An. F mengalami BAB lebih dari 6X
 Riwayat kesehatan sekarang
BAB lebih dari 6X dengan konsistensi cair dan berwarna kuning
 Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan An. F pernah mengalami penyakit yang sama saat umur 4
tahun
 Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
3. Pemeriksaan fisik
a. Penampilan umum
 Kesadaran : compos mentis
 Klien tampak cemas
b. Tanda- tanda vital
 TD : 100/90 mmHg
 Nadi : 96x/menit
 RR : 16x/menit
 Suhu : 36,50C
c. Pemeriksaan fisik terfokus
 Mata : Konjungtiva anemis
 Mulut : mukosa bibir kering
 Abdomen : Distensi abdomen
 Auskultasi : Bising usus 18x/menit
 Integumen : Turgor kulit >3 detik
 BB : - Sebelum masuk RS : 52 Kg
-Sesudah masuk RS : 48 Kg
 Feses : Cair, frekuensi 4 – 5X/hari
4. Data biologis

No Aktivitas Rumah Rumah sakit


1. Pola nutrisi
. frekuensi makan 3x/hari 3x/hari
. Porsi makan Porsi habis 3 sendok makan
2. Pola eliminasi
. BAK 3X Sehari
.BAB >6x sehari

5. Data penunjang
a. Farmakoterapi

Nama obat Dosis Cara pemberian


Cefatoxin 3 X 1 gr IV
L Bio 2x2 Oral
Insuf RL 15tpm/menit IV
b. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan : selasa 31 juli 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Hemoglobin 10 gr/dl P = 12 – 14
Leukosit 9.000/mm3 P = 4000 – 11000
Trombosit 250.000/mm3 150.000 – 350.000
Hematokrit 30,5% P = 37 – 47 %
2.2 ANALISA DATA

Data etiologi Problem


DS : Bakteri masuk melalui Gangguan kebutuhan cairan
Ibu klien mengatakan bahwa makanan dan elektrolit
An. F buang air besar lebih
dari 6x sehari dengan
konsistensi cair dan berwarna
kuning Terjai inflamasi pada saluran
cerna
DO :
- Klien tampak pucat,
lemas, konjungtiva
anemis, mukosa bibir
kering, perut Peningkatan mortilitas usus
kembung
- Klien mengalami
bising usus 18x/menit
- Frekuensi BAB Klien Output yang berlebihan
>6x / hari
- Turgor kulit klien > 3
detik
- Klien mengalami Gangguan kebutuhan cairan
penurunan berat
badan 4 kg. BB
sebelum sakit 52 kg
dan BB sesudah sakit
48 kg Gangguan kebutuhan nutrisi
- Ttv klien :
TD : 100/90 mmHg
Nadi : 96x/menit
RR : 16x/menit
Suhu : 36,50C
DS : Kontaminasi makanan dan Gangguan kebutuhan nutrisi
Ibu klien mengatakan bahwa minuman kurang dari kebutuhan
An. F tidak nafsu makan tubuh

DO :
- KU lemah Invansi bakteri
- Klien mengalami
bising usus 18x/menit
- Frekuensi BAB klien
>6x/hari Masuk dan lolos ke barier
- Klien mengalami HCL menuju abdomen
penurunan berat
badan 4 kg sebelum
sakit 52 kg dan BB Bakteri berkembang biak
sesudah sakit 48 kg
- Ttv klien :
- TD : 100/90 mmHg
- Nadi : 96x/menit Hipermotilitas usus
- RR : 16x/menit
- Suhu : 36.50C

Ketidakmampuan menyerap
nutrisi

Gangguan kebutuhan nutrisi


2.3 Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan tubuh b.d kehilagan cairan yang berlebihan,diare
2. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
malabsorpsi usus, mual, muntah
3. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi akibat frekuensi BAB yang
meningkat
4. Ganggaun rasa nyaman myeri berhubungan dengan diare lama, distensi abdomen,
hiperperistaltik.
2.4 Rencana keperawatan

Dx Tujuan Intervensi Rasional


Defisit volume Tupan : 1. observasi TTV 1.Mengindentifikasi
cairan tubuh b.d Dalam waktu 2x24 klien setiap 12 jam keadaan umum klien
Kehilangan cairan jam kebutuhn cairan sekali
yang berlebihan, dan elektrolit 2.Mengindentifikasi
diare. terpenuhi oleh klien 2. Observasi dan beratnya penyakit
catat frekuensi dan membantu
Tupen : defekasi dan mengetahui
Setelah dilakukan karakteristik feses penyebab
tindakan keperawatan dan faktor pencetus penyakitnya
selama 1x24 jam
kebutuhan cairan dan 3. Tingkatkan tirah 3.Istirahat
elektrolit terpenuhi baring menurunkan
oleh klien dengan mortilitas usus dan
kriteria hasil : menurunkan laju
1. Ttv klien normal metabolisme.
2. Klien tidak tampak
pucat, lemas, 4.Timbang berat 4.perubahan tiba-tiba
konjutiva anemis, badan setiap hari pada berat badan
mukosa bibir kering, menunjukan
perut kembung gangguan
3. Bising usus klien keseimbangan cairan.
normal 8 – 12x /m
4. Frekuensi BAB 5.Indentifikasi 5.Menghindari iritasi
klien normal 1 – makanan dan cairan dan meningkatkan
2x/hari yang mencetuskan istirahat usus
5. Turgor kulit klien output klien yang
lebih dari 3 detik berlebihan

6.Observasi status 6.Indicator langsung


membrane mukosa keadekuatan volume
dan turgor kulit klien cairan

7.Observasi jumlah 7.Klein tidak


dan tipe masukan mengkonsumsi
cairan dan ukur cairan sama sekali
haluan urine mengakibatkan
dehidrasi atau
menganti dengan
untuk masukan kalori
yang berdampak
pada keseimbangan
elektrolit

8.Berikan cairan 8.Pemenuhan


sedikit 2500 ml/hari kebutuhan dasar
atau sesuai kondisi cairan dan
individu menurunkan resiko
dehidrasi

9.Berikan terapi 9.Untuk mengurangi


sesuai dengan bising usus dan
indikasi yang telah di mengurangi output
intruksikan yang berlebihan

10.Berikan 10.Memberikan
pendidikan pengetahuan agar
kesehatan pada ibu kejadian diare tidak
klien dan keluuarga terulang kembali
tentang diare.

Tupan :
2.Gangguan 1.Kaji TTV 1.Untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi Setelah diberi askep keadaan umum
kurang dari selama 2x24 jam
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan 2.Kaji pola nutrisi 2.Menurunkan
berhubungan nutrisi terpenuhi klien dan perubahan kebutuhan metabolic
dengan output yang yang terjadi
berlebihan ditandai Tupan :
dengan bisiing usus 3.Kaji factor 3.Untuk mengetahui
15x/menit,frekuens Setelah diberi askep penyebab gangguan factor pencetus
i BAB 4-5x/menit selama 1x24 jam pemenuhan nutrisi terjadinya gangguan
dan penurunan diharapkan kebutuhan
berat badan. nutrisi terpenuhi 4.Timbang berat 4.Memberikan
sesuai kebutuhan badan klien secara catatan lanjut
tubuh dengan criteria teratur penurunan atau
hasil: penaikan berat badan

1.Klien tidak lemas 5.Beri makanan yang 5.Untuk memenuhi


2.Nafsu makan klien mengandung nilai kebutuhan nutrisi
meningkat gizi tinggi
3.Makan habis satu
porsi

Anda mungkin juga menyukai