A. Masalah Keperawatan
Gangguan Cairan dan Elektrolit
B. Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang
berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Dalam keadaan normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr, namun bila dirata-
ratakan, kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah ingesti liquid 1500
cc, dari makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya menjadi 2400 cc/hari.
Air menempati posisi yang besar dalam tubuh dimana terbagi menjadi dua:
1. Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang terdapat di dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70% total cairan tubuh (TBW). CIS merupakan tempat
terjadinya aktivitas sel kimia.
2. Cairan Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan
menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravaskuler,
cairan interstitial (terdapat dalam ruang antar sel, plasma darah dan cairan
serebrospinal, limfe serta cairan rongga serosa serta sendi), dan cairan transeluler
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran
cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap
hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 – 1.500
ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di
mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih
rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin
sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1
tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan
wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB,
sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.
2) Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari’
3) Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
4) Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5) Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Klien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
6) Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7) Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
8) Pembedahan
Klien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama
pembedahan.
2. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
Kelebihan pemberian cairan
Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites,
edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena leher, dan irama gallop
C. Gejala dan Tanda
1. Kekurangan volume cairan
Mayor
Ketidakcukupan asupan cairan oral
Keseimbangan negative antara asupan dan haluaran
Penurunan berat badan
Minor
Peningkatan natrium serum
Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebihan
Urine memekar atau sering berkemih
Penurunan turgor kulit
Haus, mual, anoreksia
Volume ECF (natrium dan air) Vol ECF ( Na dan chior) Tekanan osmotic plasma
Hipotoni ekstraseluler Air keluar dari sel Air keluar bersama protein plasma
Dehidrasi
Rangsangan haus
Hipotensi, BB menurun
Polidipsi
Kekurangan volume cairan
Virus Alkohol
Penumpukan cairan
Asites
F. Penatalaksanaan Medis
1) Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat.
2) Pengkajian masalah yang berat,bunyi nafas dan warna kulit.
3) Imobilisasi cairan dengan memposisikan klien pada posisi supine.
4) Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan.
5) Frekuensi pemberian airan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik klien terhadap penggantian cairan.
6) Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi
odema dengan mencegah reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan parenteral)
Tanda umum masalah elektrolit
Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering, membrane mukosa
kering, konsentrasi urine dan urine output.
Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan BB meningkat.
Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan:
±2% : ringan
±5% : sedang
± 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
Keadaan umum: pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernapasan. Tingkat kesadaran.
Pengukuran pemasukan cairan: cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral
termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi
kateter atau NGT.
Pengukuran pengeluaran cairan: urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses
(jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase, IWL.
Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/- 200 cc.
b. Keadaan umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
Cairan oral: NGT dan oral.
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
Makanan yang cenderung mengandung air.
Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
Urine: volume, kejernihan/ kepekatan.
Feses: jumlah dan konsistensi.
Muntah.
Tube drainage.
IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar ± 200 CC.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : mesocepal
Fontanel (Bayi) : Cekung (kekurangan volume cairan). Menonjol (kelebihan
volume cairan)
Mata : Cekung, konjungtiva anemis, air mata berkurang atau tidak
ada (kekurangan volume cairan). Edema periorbital, papiledema (kelebihan
volume cairan)
Telinga : bentuk simetris kanan dan kiri
Tenggorokan dan Mulut : Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-
pecah dan kering, salvias menurun, lidah di bagian longitudinal menurun
(kekurangan volume cairan)
b. Sistem Kadiovaskuler
Inspeksi
Kekurangan volume cairan: Vena leher datar
Kelebihan volume cairan : Vena leher distensi. Dependent body parts
(Bagian-bagian tubuh yang tertekan pada saat berbaring) : Tungkai, sacrum,
punggung.
Palpasi
Kelebihan volume cairan : Denyut nadi kuat, Edema (bagian tubuh
dependent : punggung,sacrum, tungkai)
Kekurangan volume cairan: Denyut nadi lemah, kapiler menurun
Auskultasi
Kekurangan volume cairan, Hiponatremia, Hiperkalemia,
Hipermagnesemia: Tekanan darah rendah atau tanpa perubahan, tekanan
darah pada posisi orthostatic
Kelebihan Volume cairan : Hipertensi (tekanan darah tinggi)
c. Sistem Pernapasan
Inspeksi
Kelebihan volume cairan : Peningkatan frekuensi napas, dispnea
Auskulatasi
Kelebihan volume cairan : Krekels
d. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi
Kekurangan volume cairan : Abdomen cekung
Kekurangan volume cairan , hiperkalsemia, hiponatremia: muntah
Hiponatremia: diare
Auskultasi
Kekurangan volume cairan, hipokalemia : hiperperistaltik disertai diare atau
hipoperistaltik
Perkusi: Thympani
Palpasi : Tidak ada pembesaran dan massa, ada nyeri tekan di perut bagian
kanan bawah
e. Sistem Ginjal
Inspeksi
Kekurangan volume cairan : oliguria atau anuria, berat jenis urine
meningkat
Kelebihan volume cairan : dieresis (jika ginjal normal), oliguria
atau anuria, berat jenis urine meningkat
f. Kulit
Suhu tubuh
Meningkat : hipernatremia, Ketidakseimbangan hiperosmolar, asidosis
metabolic
Menurun : Kekurangan volume cairan
Inspeksi
Kekurangan volume caiaran, asidosis metabolik : kering, kemerahan
Palpasi
Kekurangan volume cairan : turgor kulit tidak elastic, kulit dingin dan lembab.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jeins urine dan analisis gas darah.
H. Daftar Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
ketidakseimbangan cairan tubuh antara lain:
1. Defisit volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan
mekanisme pengaturan.
2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme
pengaturan.
I. Intervensi Keperawatan
N
TUJUAN INTERVENSI
O RASIONAL
NOC NIC
DX
1 Setelah dilakukan 1) Ukur intake dan 1) Indikator keseimbangan
tindakan keperawatan output cairan serta cairan adalah penting.
selama . . . x 24 jam, di timbang berat badan Kehilangan ataupun
harapkan volume cairan setiap hari. kekurangan cairan dapat
kembali normal dengan 2) Pasang kateter urin, trjadi pada hiponatremi.
kriteria hasil: jika ada. 2) Membantu klien dalam
Tekanan darah, nadi, 3) Monitor status hidrasi proses BAK.
suhu (misalnya 3) Mengetahui keadaan
dalam batas normal. kelembaban membran normal kebutuhan cairan
Nadi perifer dapat mukosa, nadi, dan tubuh.
teraba. tekanan darah 4) Mengetahui adanya
Keseimbangan ortostatik). gangguan berhubungan
intake dan output 4) Monitor hasil dengan keseimbangan
selama 24 jam. laboratorium yang cairan dan elektrolit
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Herdinan, Heather T. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC.
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Potter&Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume.2 Konsep Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta:EGC.