Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

CAIRAN DAN EEKTROLIT

   
Disusun oleh :

Nama :
1. Abdianti Dewi . M (01)
2. Almira Maghfira (02)
3. Avita (03)
4. Vindi Ayu Sulistyaningsih (36)
5. Whita Putri Syahada (37)
Kelas : XI keperawatan

SMK KESEHATAN BHAKTI INDONESIA MEDIKA


KOTA MOJOKERTO
NSS/NIS : 324056401008/400100
Jl. Surodinawan No. 25 Mojokerto No. Telp : 0321-383262
LAPORAN PENDAHULUAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Pengertian
- Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik untuk
mempertahankan kesehatan di butuhkan keseimbangan cairan, elektrolit, dan
asam basa di dalam tubuh.
- Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
- Elektrolit adalah sebuah unsur atau senyawa, yang jika melebur atau larut di
dalam air atau perlarut lain. Elektrolit sangat penting bagi fungsi tubuh,
termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa yang digunakan
untuk mengukur aktivitas kimiawi yang mencerminkan jumlah kation dan
anion yang bereaksi terhadap anion atau kation lain yang diberikan.
( Weldy, 1992 ).
2. Konsep Dasar
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat.
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh di atur oleh :
a. Ginjal
Fungsi ginjal yaitu sebagai pengatur air,pengatur konsentrasi garam dalam
darah,pengatur keseimbangan asam basa darah, dan pengaturan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.
Pada individu dewasa, ginjal mengekskresikan sekitar 1500 ml per hari.
b. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengaturan panas yang
disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriola kutan
dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Banyaknya darah yang mengalir
melalui pembuluh darah dalam kulit mempengaruhi jumlah keringat yang
dikeluarkan.
Kulit menghasilkan Insensible Water Loss sekitar 15-20 ml/24 jam atau 350-400
ml hari.
c. Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dan elektrolit berupa CO2
dengan menghasilkan insensible water loss ± 400 ml per hari. Proses pengeluaran
cairan terkait dengan respon akibat perubahan frekuensi dan kedalaman
pernapasan (kemampuan bernapas), misalnya orang yang melakukan olahraga
berat.
d. Gast rointestinal
Gastrointestinal berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200 ml per hari.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu dari
fisiologi homeostatis Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh yaitu :

a. Difusi
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat
padat secara bebas atau acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur
dalam sel membran. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain
terjadi melalui membran kapiler yang permeabel.
b. Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membran
semipermeabel.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan
satuan mol.
c. Transpor aktif
Transpor aktif merupakan gerak zat yang berdifusi dan berosmosis yang
memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan
berbagai materi guna menembus membran sel. ( Potter, 1997 ).
Proses ini penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstra
sel.

3. Etiologi atau Penyebab


- Muntah atau diare yang berlebihan
- Berkeringat secara berlebihan

4. Tanda dan Gejala


- Tanda-tanda vital yang abnormal
- Asupan dan pengeluaran cairan yang tidak seimbang
- Tugor kulit yang buruk
- Peningkatan berat badan yang tiba-tiba
- Temperatur tubuh yang sangat tinggi akibat kehilangan cairan yang berlebih

5. Macam-macam cairan dan elektrolit


a. Natrium ( sodium )
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi
keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Sodium diatur oleh
intake garam, aldosteron dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-148
mEq/lt.
b. Kalium ( potassium )
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat diubah
menjadi ion hidrogen (H+). Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 m.
c. Kalsium
Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan
darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur
oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum
melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin
menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk
aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekitar
1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
f. Bikarbonat
HCO3 adalah buffe kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
ekstrasel dan intrasel. Biknat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk
meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan
asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.

Jenis cairan elektrolit :


a. Cairan Ringer’s terdiri atas : Na+ , K+ , Cl- , dan Ca2+
b. Cairan Ringer’s Laktat terdiri atas : Na+ , K+ , Mg2+ , Cl- , Ca2+ , dan HCO3
c. Cairan Buffer’s terdiri atas : Na+ , K+ , Mg2+ , Cl- , dan HCO3

6. Fungsi cairan dan elektrolit


a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh.
b. Mentransport nutrisi ke sel.
c. Mentransport hasil sisa metabolisme.
d. Mentransport hormon
e. Pelumas antar organ.
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi cairan dan elektrolit


a. Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga
dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
Rata-rata cairan tubuh yang diperlukan per hari :
Umur Estimasi berat badan mL/24 jam
3 hari 3,0 250 – 300
1 tahun 9,5 1150 – 3300
2 tahun 11,8 1350 – 1500
6 tahun 20 1800 – 2000
10 tahun 28,7 2000 – 2500
14 tahun 45 2200 – 2700
18 tahun ( dewasa ) 54 2200 – 2700

b. Temperatur
Panas yang berlebihan dapat menyebabkan keringat cukup banyak, sehingga
tubuh akan banyak kehilangan cairan.
c. Diet
Saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan makanan yang
tersimpan dalam tubuh. Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari
interstisial ke intraseluler.
d. Stres
Stres dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot. Mekanisme ini menimbulkan retensi sodium dan air serta akan
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urin.
e. Sakit
Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuh seperti
ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan
cairan.

8. Gangguan / masalah :
a. Pada pemenuhan kebutuhan cairan :
1) Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam
waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat
dan menyebabkan terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah.
Macam-macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi yaitu :
a) Dehidrasi isotonik
Terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
b) Dehidrasi hipertonik
Terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada
elektrolitnya.
c) Dehidrasi hipotonik
Terjadi jika tubuh banyak kehilangan elektrolitnya dari pada air.
Macam-macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya :
a) Dehidrasi berat
Terjadinya kehilangan cairan mencapai 4-6 L
b) Dehidrasi sedang
Terjadinya kehilangan cairan mencapai 2-4 L atau antara 5-10% BB
c) Dehidrasi ringan
Terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 L
2) Hipervolume atau overhidrasi
Keadaan hipervolume dapat menyebabkan pitting edema, merupakan edema
yang berada pada darah perifer atau akan mencekung setelah ditekan pada
daerah yang bengkak. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantung yang
mengakibatkan peningkatan penekanan pada kapiler darah paru-paru dan
perpindahan cairan ke jaringan paru-paru.
b. Pada pemenuhan kebutuhan elektrolit :
1) Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah
yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135
mEq/L.
2) Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang
ditandai dengan kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L.
3) Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah yang
ditandai dengan kadar kalium plasmanya menurun hingga kurang dari 3,5
mEq/L.
4) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi yang
ditandai dengan kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
5) Hipokalsemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
yang ditandai dengan kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L.
6) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang ditandai
dengan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7) Hipomagnesia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8) Hipermagnesia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.

9. Pencegahan kekurangan cairan dan elektrolit


a. Lebih sering melakukan olahraga.
b. Perbanyak minum air putih.

10. Cara menghitung tetesan infus


a. Dewasa
Tetesan per menit (makro) = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infus ( jam ) × 3
b. Anak
Tetesan per menit ( mikro ) = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infus ( jam )
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: teori dan aplikasi
dalam praktik. EGC: Jakarta

Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Edisi 3.
Salemba Medika. Jakarta

Horne, M. M. & Swearingen, P. L. (2000). Keseimbangan Cairan, Elektrolit, & Asam Basa.
(ed. 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai