Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT STASE KEPERAWATAN


DASAR RUANG CEMPAKA RS Dr.SOBIRIN TAHUN AKADEMIK 2022

FIOLA DESTA SAFITRI, S.KEP


22260061

Preseptor Akademi Preseptor Klinik

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.   Pengertian Cairan


Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.  Air tubuh lebih
banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan osmolalitas dari salah satu
cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume
cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada
bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan
mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
Cairan eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
1. Cairan interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah.
2. Plasma darah
3. Cairan transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam pleura,   
perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
a. Pertukaran cairan tubuh
1. Pemasukan :
Cairan tubuh sebagian besar berasal dari makanan dan minuman setiap hari dan sebagian
kecil berasal dari proses oksidasi H2 dalam makanan.
2. Pengeluaran :
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti;
1) Ginjal
 Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah
untuk disaring setiap hari.
 Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
 Pada orang dewasa produksi urine sekitaar 1,5 liter/hari.
 Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron.
2) Kulit
 Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas
kelenjar keringat.
 Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur
lingkungan meningkat dan demam.
3) Paru-paru
Meningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan
kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
4) Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100 –
1200 ml.
b. Gangguan keseimbangan cairan pada defisit cairan yaitu :
1. Isotonis
Bila sel dimasukan kedalam suatu larutan tanpa menyebabkan sel membengkak atau
mengkerut disebut larutan isotonis.
2. Hipotonis
Larutan yang bila dimasukan kedalamnya akan menyebabkan sel menjadi       bengkak.
3. Hipertonis
Larutan yang menyebabkan sel mengkerut jika dimasukan kedalam larutan tadi.
c. Masalah-masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa
haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia,
mual muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR
meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa
mulut  kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata  cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
 Kelebihan pemberian cairan.
 Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema, adanya
ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.

B. Pengertian Elektrolit
Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada tiga cairan
elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Kation (K ) fungsinya;
 Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.
 Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.
2. Natrium (Na )
Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai dalam pada dan jaringan.
 Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra sel.
 Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.
 Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine normalnya sekitar 135
dan 148 mEq / 1 liter
3. Kalsium (Ca ), fungsinya :
 Membanu aktifitas saraf dan otot normal.    
 Meningkatkan kontrasi otot jantung.
 Berguna untuk integritas kulit dan sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang-tulang dan gigi.
a. Gejala klinis kekurangan elektrolit:
a) Haus
b) Anoreksia
c)  Perubahan tanda-tanda vital
d) Lemas atau pucat
e)  Anak rewel
f)  Kejang-kejang
g)  Kulit dingin
h)  Rasa malas
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan elektrolit :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal atau
jantung.
2. Iklim
    Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
misalnya:
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan
dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan  keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama
pembedahan.

D. Tanda dan Gejala Cairan dan Elektrolit


1. Kelelahan
2. Kram otot dan kejang
3. Mual
4. Pusing
5. Pingsan
6. Lekas marah
7. Muntah
8. Mulut kering
9. Denyut jantung lambat
10. Kejang
11. Palpitasi
12. Tekanan darah naik turun
13. Kurangnya koordinasi
14. Sembelit
15. Kekakuan sendi
16. Rasa haus
17. Suhu naik
18. Anoreksia

E. Fisiologi Cairan dan Elektrolit


Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk kedalam
sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran semipermiabel mampu
memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan
menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi
larutan dan temperature.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran semipermiabel dan larutan
yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh
seperti pompa jantung.

F. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700

G. Pathway
H. Penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit
dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare
dan penyakit.
b. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan
elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
c. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.
d. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila diare
sangat berat.
e. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk anak
kecil dan lansia.

I. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
b. Pemeriksaan feses Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula Jika diduga ada
intoleransi glukosa
c. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faaginjal
d. pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine dan analisis
gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena ( sodium, potassium, klorida, kalsium,
magnesium, pospat, osmolalitas serum), pH urine.

J. Pengkajian Keperwatan
1. IDENTITAS
Identitas pasien, mencakup: Nama, Alamat, Umur, Status, Agama, Suku
bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Tempat/tanggal lahir, No. RM, Diagnose medis.
Identitas  penanggung jawab: Nama, Alamat, Tempat/tanggal lahir, Status, Agama , Suku
bangsa/bangs, Pendidikan, Pekerjaan, Hubungan dangan pasien.

2.   RIWAYAT KESEHATAN


a.   Keluhan Utama
  Yang biasa dirasakan oleh pasien yang mengalami ganguan pemenuhan kebutuhan
cairan ,lemas,pusing,mual
b.   Riwayat Penyakit Sekarang
Yang perlu dikaji tanyakan pada pasien,
  Apakah pasien mengalami diare
  Apakah pasien mual dan muntah
  Apakah pasien mengalami ganguan defakasi
c.Riwayat Penyakit dahulu
Yang  perlu di kaji adalah
  Tanyakan pada pasien apakah ia menderita gagal ginjal
  Apakah pasien alergi terhadap makanan atau obat antibiotik
d.   Riwayat penyakit keluarga :
  Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga yang meninggal,
apa penyebab kematiannya.
e.   Riwayat Pekerjaan/ kebiasaan :
  Situasi tempat kerja dan lingkungannya
  Kebiasaan dalam pola hidup pasien
  Kebiasaan merokok
f. Genogram
g.   Riwayat Kesehatan Lingkungan
  Kaji dimana pasien tinggal,apakah ditempat tinggalnya ada  penyakit endemik dan wabah

3.   POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)


a.    Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan
b.    Pola aktivitas dan latihan
c.    Pola istirahat tidur
d.   Pola nutrisi -  metabolic
e.    Pola eliminasi
f.     Pola kognitif perceptual
g.   Pola konsep diri
h.   Pola koping
i.     Pola seksual – reproduksi
j.     Pola peran hubungan
k.    Pola nilai dan kepercayaan
4. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
1.   Integumen :
  Keadaan tugor kulit
  Edema
  Kelelahan
  Kelemahan otot
  Sensasi rasa
2.   Kardiovaskuler
Distensasi vena jugularis tekanan darah hemoglobin
3.   Mata
  Cekung
  Air mata kering
4.   Neurologi
  Reflek
  Gangguan motorik dan sensorik
  Tingkat kesadaran
5.   Gastrointestinal
  Keadaan mukosa mulut
  Muntah-muntah
  Bising usus

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  Pemeriksaan elektrolit
  Darah lengkap
  Berat jenis urine
  Analisa gas darah

K. Diagnosa Keperwatan
a. Hipovolemia
b. Resiko Hipovolemia
b. Hipervolemi

L. Perenanaan keperawatan
Diagnose keperawatan
No Tujuan dan krateria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1 Hipovolemia SLKI Manajemn hypovolemia
Setelah diberikan intervensi selama
Penyebab : Observasi
 Kehilangan …x…. jam maka status cairan
 Periksa tanda dan gejala
cairan aktif membaik, dengan kriteria hasil :
hypovolemia (mis.
 Kegagalan
mekanisme Kekuatan nadi meningkat
Frekuensi nadi meningkat,
regulasi Turgor kulit meningkat
Ortopnea menurun nadi terba lemah, tekanan
 Peningkat
Dyspnea menurun darah menurun, tekanan
an Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik nadi menyempit, turgor
permiabel
Tekanan nadi membaik kulit menurun, membrane
itas Membrane mukosa membaik
kapiler Intake cairan membaik mukosa kering, volume

 Kekurangan urin menurun, hematocrit


intake cairan meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output
cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis (mis. NaCl, RL)

DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013. Diagnosa Keperawatan :Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:EGC


Tamsuri,anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta Tim
Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta Tim
Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai