( ) ( )
B. Pengertian Elektrolit
Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada tiga cairan
elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Kation (K ) fungsinya;
Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.
Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.
2. Natrium (Na )
Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai dalam pada dan jaringan.
Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra sel.
Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.
Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine normalnya sekitar 135
dan 148 mEq / 1 liter
3. Kalsium (Ca ), fungsinya :
Membanu aktifitas saraf dan otot normal.
Meningkatkan kontrasi otot jantung.
Berguna untuk integritas kulit dan sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang-tulang dan gigi.
a. Gejala klinis kekurangan elektrolit:
a) Haus
b) Anoreksia
c) Perubahan tanda-tanda vital
d) Lemas atau pucat
e) Anak rewel
f) Kejang-kejang
g) Kulit dingin
h) Rasa malas
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan elektrolit :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal atau
jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan
dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama
pembedahan.
G. Pathway
H. Penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit
dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare
dan penyakit.
b. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan
elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
c. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.
d. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila diare
sangat berat.
e. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk anak
kecil dan lansia.
I. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
b. Pemeriksaan feses Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula Jika diduga ada
intoleransi glukosa
c. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faaginjal
d. pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine dan analisis
gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena ( sodium, potassium, klorida, kalsium,
magnesium, pospat, osmolalitas serum), pH urine.
J. Pengkajian Keperwatan
1. IDENTITAS
Identitas pasien, mencakup: Nama, Alamat, Umur, Status, Agama, Suku
bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Tempat/tanggal lahir, No. RM, Diagnose medis.
Identitas penanggung jawab: Nama, Alamat, Tempat/tanggal lahir, Status, Agama , Suku
bangsa/bangs, Pendidikan, Pekerjaan, Hubungan dangan pasien.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan elektrolit
Darah lengkap
Berat jenis urine
Analisa gas darah
K. Diagnosa Keperwatan
a. Hipovolemia
b. Resiko Hipovolemia
b. Hipervolemi
L. Perenanaan keperawatan
Diagnose keperawatan
No Tujuan dan krateria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1 Hipovolemia SLKI Manajemn hypovolemia
Setelah diberikan intervensi selama
Penyebab : Observasi
Kehilangan …x…. jam maka status cairan
Periksa tanda dan gejala
cairan aktif membaik, dengan kriteria hasil :
hypovolemia (mis.
Kegagalan
mekanisme Kekuatan nadi meningkat
Frekuensi nadi meningkat,
regulasi Turgor kulit meningkat
Ortopnea menurun nadi terba lemah, tekanan
Peningkat
Dyspnea menurun darah menurun, tekanan
an Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik nadi menyempit, turgor
permiabel
Tekanan nadi membaik kulit menurun, membrane
itas Membrane mukosa membaik
kapiler Intake cairan membaik mukosa kering, volume
DAFTAR PUSTAKA