Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


PADA NY. N DENGAN (GASTROENTERITIS AKUT) DI RUANG MELATI 3 RSUD
DOKTER SOEKARDJO TASIKMALAYA

DISUSUN OLEH :
UCU VIRNA RIANI
1490122045

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
1. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit merupakan komponen yang sangat berpengaruh bagi
tubuh. Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhan nya diatur oleh system
atau organ di dalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.
Sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh mekanisme rasa
haus, system hormonal yaitu ADH dan aldosterone (Hidayat, AA. 2012).
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lain.

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan
berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 –
2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto & Wartonah,
2010).

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Cairan Intra Seluler (CIS)


Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, 67% dari total air tubuh
manusia terdapat di dalam intrasel mengandung banyak ion kalium,
magnesium, dan fosfat.
2. Cairan Ekstra Seluler (CES)
Merupakan cairan yang terdapat diluar sel, 33% dari cairan tubuh
manusia terdapat diluar sel. Cairan intravaskuler/plasma darah dan cairan
intertisial, mengandung banyak ion natrium, klorida, dan bikarbonat serta
terdapat sebagai nutrient.

Fungsi cairan tubuh :

1) Sebagai sarana transportasi dalam tubuh


2) Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
3) Sebagai bahan dalam metabolisme
4) Untuk membentuk struktur tubuh
5) Memelihara suhu tubuh

Kebutuhan Cairan Menurut Usia dan Berat Badan :

No. Umur BB (Kg) Cairan (ml/24jam)


1 3 hari 3,0 250 ─ 300
2 1 tahun 9,5 1150 ─ 3000
3 2 tahun 11,8 1350 ─ 1500
4 6 tahun 20 1800 ─ 2000
5 10 tahun 28,7 2000 ─ 2500
6 14 tahun 45 2200 ─ 2700
7 16 tahun (adult) 54 2200 700

Masalah-Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit :

1) Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan
frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata. Pada pasien syok tampak pucat, HR cepat dan halus. Hipotensi dan
oliguri.
2) Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi
kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena leher, dan irama
gallop.

Cara Pengeluaran Cairan :

1) Ginjal
a. Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter
darah untuk disaring setiap hari.
b. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
c. Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
d. Jumlah urine yang diproduksi oleh ADH dan Aldosteron.
2) Kulit
a. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang menerima
rangsang aktivitas kelenjar keringat
b. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat dan demam.
c. Disebut Insimsible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3) Paru – paru
a. Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b. Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.
4) Gastrointestinal
a. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari
sekitar 100 – 200 ml.
b. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam,
dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.

2. Etiologi
Resiko ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi karena beberapa kondisi
klinis seperti gagal ginjal, anoreksia nervosa, diabetes mellitus, penyakit chron,
gastroenteritis, pankreatitis, cedera kepala, kanker, trauma multiple, luka bakar dan
anemia sel sabit (Tim Pokja SDKI PPNI, 2016).
Kehilangan cairan dan elektrolit merupakan salah satu akibat dari direa.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic meningkat
kemudian terjadi diare. Penyakit saluran pencernaan seperti gastroenteritis akan
menyebabkan kehilangan cairan, kalium, dan ion-ion klorida (Pranata, 2013).

3. Fisiologi
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan
membran semipermeable mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan beberapa cara yaitu :
a. Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat di dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel.
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan dan
temperature.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeable dan larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi
yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya
daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

4. Manifestasi klinik
1) Kelelahan
2) Kram otot dan kejang
3) Mual
4) Pusing
5) Pingsan
6) Lekas merah
7) Muntah
8) Mulut kering
9) Denyut jantung lambat
10) Kejang
11) Palpitasi
12) Tekanan darah naik turun
13) Kurangnya koordinasi
14) Sembelit
15) Kekakuan sendi
16) Rasa haus
17) Suhu naik
18) Anoreksia
19) Berat badan naik

5. Patofisiologi
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
TUBUH

TANDA DAN GEJALA :


1. Haus
2. Kelemahan
3. Peningakatan frekuensi nadi
4. Peningkatan suhu tubuh
5. Penurunan turgor kulit

1. Infeksi usus 1. Ekskresi keringat Pergerakan cairan


2. Kehilangan cairan secara berlebihan intraseluler ke
2. Kegagalan intravaskuler
akif terus menerus
mekanisme regulasi

Penyakit Diet
Lingkungan
Diare akibat
mikroorgabisme Lingkungan yang bertemratur
panas

(Tarwoto, 2005, NANDA, 2015)


Infeksi Makanan

Berkembang di Toksik tidak dapat


usus diserap

Hipersekresi air & Hiperperistaltik


elektrolit

Penyerapan makanan
Bising usus di usus menurun

Diare

Frekuensi BAB Distensi abdomen


meningkat

Mual muntah

Hilang cairan & Kerusakan


elektrolit integritas kulit Nafsu makan
berlebihan perianal menurun

Keseimbangan
Gangguan Asidosis nutrisi kurang dari
keseimbangan metabolik kebutuhan tubuh
cairan & elektrolit

Sesak
Dehidrasi

Gangguan
pertukaran gas

Kekurangan Resiko syok


volume cairan (hipovolemi)

(NANDA NIC-NOC, 2015)


6. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Pemeriksaan elektrolit
3) Pemeriksaan feses
4) pH
5) Berat jenis urine
6) AGD (Analisa Gas Darah)

7. Komplikasi
1) Dehidrasi
2) Renjatan hipovolemik
3) Kejang
4) Bakterimia
5) Malnutrisi
6) Hipoglikemia
7) Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

8. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya prednisone yang dapat
mengurangi beratnya diare dan penyakit.
2) Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral
serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien.
3) Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik
seperti defenoksilat (lomotil) dan loperamide (imodium) juga diberikan untuk
menurunkan motilitas.
4) Preparat anti microbial diberikan bila preparat infeksius telah terindentifikasi
atau bila diare sangat berat.
5) Terapi cairan intravena mungkin diperlukan untuk hidrasi cepat, khususnya
untuk anak kecil dan lansia.

9. Pengkajian
1) Biodata
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan
dan elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau
hipoaktif, anoreksia, borborigami, distensi abdomen, perasaan rektal
penuh, feses keras dan berbentuk, keletihan umum, sakit kepala, tidak
dapat makan, nyeri saat defekasi, mual, muntah, konstipasi, inkontinensia
defekasi, diare.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan/menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
d. Analisa data
3) Pola fungsi kesehatan (Gordon)
a. Persepsi terhadap kesehatan - manajemen Kesehatan.
b. Pola aktivitas dan latihan
c. Pola istirahat tidur
d. Pola nutrisi – metabolic
e. Pola eliminasi
f. Pola kognitif perceptual
g. Pola konsep diri
h. Pola koping
i. Pola seksual – reproduksi
j. Pola peran hubungan
k. Pola nilai dan kepercayaan
4) Pemeriksaan fisik
1. Data klinik, meliputi :
a. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan asam basa cairan :
+ 2% : ringan
+ 5% : sedang
+10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama.
2) Keadaan umum
- Pengukuran ttv seperti nadi, tekanan darah, suhu dan
pernafasan.
- Tingkat kesadaran
3) Pengukuran pemasukan cairan
- Cairan oral : NGT dan oral
- Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
- Makanan yang cenderung mengandung air
- Irigasi kateter atau NGT
4) Pengukuran pengeluaran cairan
- Urine : volume, kejernihan/kepekatan
- Feses : jumlah dan konsisten
- Muntah
- Tube drainase
- IWL atau cairan yang menguap melalui paru dan kulit
- Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya + 200
cc
b. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
1) Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot,
sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering.
4) Neurologi : reflex, gangguan motoric dan sensorik, tingkat
kesadaran.
5) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah dan bising usus.
2. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental).
3. Tanda umum masalah elektrolit
4. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
5. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis caran dan
elektrolit
6. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
7. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial
8. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan

10. Diagnosa yang mungkin muncul


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1) Diare b.d proses infeksi, inflamasi di usus.
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d output yang berlebih.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual muntah.
4) Kerusakan integritas kulit b.d frekuensi BAB yang berlebih.
5) Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit

11. Intervensi keperawatan


Intervensi keperawatan adalah rencana Tindakan untuk menghilangkan atau
mencegah permasalahan Kesehatan yang dihadapi klien dengan berdasarkan
prioritas masalah, tujuan dan kriteria hasil dengan melihat acuan teori kebutuhan
dasar manusia (Nanda Nic-Noc, 2013)
Diagnosa Keperawatan Intervensi
Diare b.d proses infeksi, inflamasi di 1. Evaluasi efek samping pengobatan
usus terhadap gastrointestinal
2. Intruksikan pasien/keluarga untuk
mencatat warna, jumlah, frekuensi,
dan konsistensi feses
3. Evaluasi intake makanan yang masuk
4. Ajarkan teknik untuk menurunkan
stress
5. Monitor persiapan makanan yang
aman
Gangguan keseimbangan cairan dan 1. Catat frekuensi dan konsistensi feses
elektrolit b.d output yang berlebih. yang keluar
2. Anjurkan pasien untuk banyak
minum air putih (sedikit-sedikit
sering)
3. Monitor vital sign
4. Monitor tanda-tanda dehidrasi
5. Anjurkan pasien untuk tidak makan-
makanan yang menimbulkan diare
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
Gangguan pemenuhan kebutuhan 1. Kaji tingkat nutrisi klien
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2. Beri makan dalam porsi kecil tapi
b.d mual muntah. sering
3. Monitor mual muntah
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor adanya penurunan berat
badan
Kerusakan integritas kulit b.d 1. Monitor kulit akan adanya
frekuensi BAB yang berlebih. kemerahan
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap
bersih dan kering
3. Observasi bokong dan perineum dari
infeksi
4. Oleskan lotion/baby oil
Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan 1. Monitor input dan output
cairan dan elektrolit 2. Pantau nilai rabor : HB, HT, AGD,
Elektrolit
3. Monitor status sirkulasi BP, warna
kulit, suhu kulit, denyut jantung,
HR, dan ritme, nadi perifer, dan
kapiler refill.
4. Monitor suhu dan pernafasan
5. Berikan cairan IV dan oral yang
tepat

12. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang
continue yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawatan yang
diberikan, yang dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menentukan
keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan dari evaluasi adalah menilai keberhasilan dari tindakan perawatan,
respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan dan mencegah masalah-
masalah yang mungkin timbul lagi.
1) Diare b.d proses infeksi, inflamasi di usus.
- Feses berbentuk, BAB 1 sampai 3x sehari
- Menjaga daerah rectal dari iritasi
- Tidak mengalami diare
- Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan
- Mempertahankan turgor kulit
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d output yang berlebih.
- Turgor kulit membaik
- Tidak terjadi dehidrasi
- Mukosa mulut dan bibir lembab
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual muntah.
- Nutrisi klien terpenuhi
- Input nutrisi klien meningkat
- Tidak terjadi mual dan muntah
4) Kerusakan integritas kulit b.d frekuensi BAB yang berlebih.
- Tidak ada iritasi pada kulit pasien
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit pasien
5) Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
- Nadi dalam batas yang diharapkan
- Irama jantung dalam batas yang diharapkan
- Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Nanda Nic-Noc. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Jilid 1.


Mediaction: Jogjakarta.
Nanda Nic-Noc. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Mediaction: Jogjakarta.
Pranata, Andi Eka. 2013. Manajemen Cairan dan Elektrolit. Yogyakarta : Haikhi
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta.
Tim Pokja SDKI PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
https://www.scribd.com/document/493299604/LP-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT-SDKI
https://www.scribd.com/document/455168259/169-LP-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT-
SDKI
https://www.academia.edu/36536170/LAPORAN_PENDAHULUAN
https://www.slideshare.net/masantian/2-lp-kebutuhan-cairan-dan-elektrolit

Anda mungkin juga menyukai