Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN, LAPORAN KASUS, DAN KEBUTUHAN DASAR

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

OLEH :

RORI REVIZA

191440134

DOSEN PEMBIMBING :

NS. JUN ABSA, S.KEP

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1. DEFINISI
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian
dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

2. PATOFISIOLOGI
 ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare,
muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.

2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)


Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium
berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui
gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian
larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah
atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah
seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-
penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.

3. KLASIFIKASI

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Cairan Intraseluler (CIS)

Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh
(Abdul H, 2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total
body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel
(Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau
⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter. Sedangkan pada bayi 50%
cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler.

2. Cairan Ekstraseluler (CES)

Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan menyusun sekitar
30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar 20% berat
tubuh (Price & Wilson, 1986). CES terdiri dari tiga kelompok yaitu (Abdul H,
2008) :

a. Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan di dalam sistem vaskuler.

b. Cairan intersitial yaitu cairan yang terletak diantara sel.

c. Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,


cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta


mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua
arah antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperan yaitu:anion dan kation.

4. MANIFESTASI KLINIS

o Kelelahan
o Kram otot dan kejang
o Mual
o Pusing
o Pingsan
o Lekas marah
o Muntah
o Mulut kering
o Denyut jantung lambat
o Kejang
o Palpitasi
o Tekanan darah naik turun
o Kurangnya koordinasi
o Sembelit
o Kekakuan sendi
o Rasa haus
o Suhu naik
o Anoreksia
o Berat badan menurun

5. KOMPLIKASI
1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH
dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa
haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat,
suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa
mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata.

2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium
dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites,
adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama
gallop.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

7. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :

 Merek Otsuka

Faktor tetes = 15 tetes/ml

 Merek Terumo

Faktor tetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
8. PATHWAY
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
 PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif :
Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis.
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :

 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
 Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
 Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
 Tanda-tanda.
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
 Kanker, luka bakar.

Data Objektif :

Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
 Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau tidak, dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak,
adanya kelemahan otot atau tidak.
 Berat Badan : menurun atau tidak.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan


dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan:
-Mual Muntah.
-BAB cair (Diare).
-Keringat yang berlebihan.
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll.
3. INTERVENSI

NO DX NOC NIC RASIONAL


KEPERAWATAN

1. Kekurangan Tujuan: setelah  Monitor status hidrasi  Untuk mengetahui


Volume Cairan dilakukan tindakan (kelembabpan perkembangan status
asuhan keperawatan membran mukosa, nadi rehidrasi.
diharapkan : adekuat, tekanan darah
 Cairan ortostatik), jika  Untuk memantau
seimbang diperlukan. TTV px dalam batas
 Hidrasi normal.
 Status Nutrisi :  Monitor TTV.
intake cairan  Untuk mengganti
& nutrisi,  Kolaborasikan dengan cairan yang keluar.
dengan : tim medis dengan
pemberian cairan IV.
K.H :
 Monitor status cairan  Untuk memantau
-mempertahankan termasuk intake & status cairan px.
urine output output cairan.
sesuai dengan
usia dan BB, BJ  Monitor BB
urine normal.

 Anjurkan px
-tekanan darah, nadi,  Untuk memantau BB
menambahan intake
suhu tubuh dalam px.
oral (cairan maupun
batas normal. nutrisi)

 Untuk memenuhi
-tidak ada tanda-tanda kebutuhan cairan dan
volume cairan nutrisi px.
turun, elastisitas
turgor baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus
berlebihan.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah  Pasang urine kateter  Untuk memonitor jika
Cairan dilakukan tindakan bila diperlukan output berlebih terus
asuhan keperawatan menerus.
diharapkan :  Untuk memonitor
 Cairan &  Monitor TTV TTV dalam batas
Elektrolit normal
seimbang  Mengetahui tanda-
 Hidrasi,  Monitor indikasi retensi tanda kelebihan
dengan : atau kelebihan cairan cairan
( cracles, CVP, edema,
asites)  Mengontrol BB

K.H :  Monitor BB

-terbebas dari edema.  Tentukan riwayat  Mengetahui riwayat


jumlah dan tipe intake dan tipe intake cairan
cairan dan eliminasi dan eliminasi

 Tentukan kemungkinan  Untuk mengetahui


-terbebas dari
faktor resiko dari penyebab kelebihan
kelelahan, ketidakseimbangan cairan elektrolit
kecemasan atau cairan (Hipertermia,
kebingungan. terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
disfungsi hati)

-bunyi nafas bersih


tidak
dyspneu/ortopneu.

-menjelaskan
indikator kelebihan
cairan.
B. DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR

Pada Ny.A dengan konsep “Cairan dan Elektrolit”


Di Ruang Kenanga 1 RSBT Pangkal Pinang

A. PENGKAJIAN
1. Demografi Klien
a) Data Klien
Nama : Ny.A
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Kayu arang kec.Kelapa Bangka Barat
Tanggal Masuk RS : 20 April 2020
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
No Medrek : 903514
Tanggal Pengkajian : 21 April 2020

b) Data Penanggung Jawab


Nama : Tn.S
Usia : 39 Tahun
Hub dengan Klien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a) Alasan Masuk Rumah Sakit
Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh buang air besar terus
dengan frekuensi 5x/hari dengan konsistensi cair dan berwarna hitam, kemudian
pada tanggal 30 Juli2012 klien dibawa kerumah sakit.

b) Keluhan Utama
BAB lebih dari 6x
c) Riwayat Kesehatan Saat Ini
BAB lebih dari 6x dengan konsistensi cair dan berwarna kuning

d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien pernah mengalami penyakit yang sama

e) Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama

3. Pemeriksaan Fisik
a) PenampilanUmum
 Kesadaran : Compos mentis
 Klien tampak lemas
b) Tanda-tanda Vital
TD : 100/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 16x/menit
S : 36.5 0C
c) Pemeriksaan Fisik Terfokus
Mata : Konjungtiva anemis
Mulut : Mukosa bibir kering
Abdomen : Distensi abdomen
- Auskultasi : Bising usus 18x/menit
Integumen : Turgor kulit > 3 detik
BB : - Sebelum masuk RS : 52kg
- Sesudah sakit :48kg
Feses : Cair, frekuensi 4-5x / hari
4. Data Biologis

No Aktifitas Rumah RumahSakit


1. Pola Nutrisi

- Frekuensi makan 3x / hari 3x / hari


- Porsimakan
Porsihabis 3 sendokmakan

2. Pola Eliminasi

- BAK 3x/hari
- BAB
>6x/hari

5. Data Penunjang

a) Farmakoterapi

NamaObat Dosis Cara Pemberian


Cefotaxim 3 x 1gr IV
L Bio 2x2 Oral
Infus RL 15tpm/ menit IV

b) Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 21 April 2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 10 gr/ dl P = 12- 14
Leukosit 9.000 /mm3 P = 4000 - 11000
Trombosit 250.000 / mm3 150.000 – 350.000
Hematokrit 30,5 % P = 37 – 47 %
6. Analisis Data

Data Etiologi Problem


 Ds:

Klien mengatakan buang air besar Bakteri masuk melalui makanan Gangguan kebutuhan
lebih dari 6x/hari dengan cairan dan
konsistensi cair dan berwarna ↓ elektrolit
kuning.
Terjadi inflamasi pada saluran cerna


 Do:
i). Klien tampak pucat, lemas, Peningkatan mortilitas usus
konjungtiva anemis, mukosa
bibir kering, perut kembung. ↓
ii). Klien mengalami bising usus
Output yang berlebihan
18x/m
iii). Frekuensi BAB klien >

6x/hari
iv). Turgor kulit klien > 3 detik Gangguan kebutuhan cairan
v). Klien mengalami penurunan
BB 4 kg. BB sebelum sakit 52 ↓
kg dan BB sesudah sakit 48
Gangguan kebutuhan nutrisi
kg.
vi). TTV klien :
TD : 100/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 16x/menit
S : 36.5 0C
 DS :

Klien mengatakan tidak nafsu makan Kontaminasi makanan dan minuman Gangguan kebutuhan
nutrisi kurang
↓ dari kebutuhan
tubuh
 DO : Invasi bakteri
i). KU lemah
ii). Klien mengalami bising usus ↓
18x / menit Masuk & lolos ke barier HCL menuju
iii). Frekuensi BAB klien > 6x / duodenum
hari
iv). Klien mengalami penurunan ↓

BB 4 kg. BB sebelum sakit 52


Bakteri berkembangbiak
kg dan BB sesudah sakit48 kg.
v). TTV klien : ↓
TD : 100/90 mmHg
N : 96x/menit Hipermotilitas usus
RR : 16x/menit

S : 36.5 0C

Ketidakmampuan menyerap nutrisi

Gangguan kebutuhan nutrisi


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Defisit volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan yang berlebihan, diare.


2) Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi usus,
mual, muntah.
3) Resiko gangguan integritas kulit b.d iritasi akibat frekuensi BAB yang meningkat.
4) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d diare lama, distensi abdomen, hiperperistaltik

C. INTERVENSI

Dx Tujuan Intervensi Rasional


1. Defisit volume  Tupan : 1. Obervasi TTV klien 1. Mengindentifikasi keadaan
cairan tubuh setiap 12 jam sekali umum klien
b.d kehilangan Dalam waktu 2 x 24 jam

cairan yang kebutuhan cairan dan 2. Obervasi dan catat 2. Mengindentifikasi beratnya
berlebihan, diare. elektrolit terpenuhi frekuensi defekasi penyakit dan membantu
oleh klien. dan karakteritik feses mengetahui penyebab
dan factor pencetus penyakitnya

 Tupen:

3. Tingkatkan tirah 3. Istirahat menurunkan


Setelah dilakukan
baring mortilitas usus dan
tindakan keperawatan
menurunkan laju
selama 1 x 24 jam
metabolisme.
kebutuhan cairan dan
elektrolit terpenuhi
4. Perubahan tiba-tiba pada
oleh klien dengan
berat badan menunjukan
kriteria hasil:
4. Timbang berat badan gangguan keseimbangan

1. TTV klien normal setiap hari cairan

2. Klien tidak tampak


pucat, lemas,
konjungtiva 5. Menghindari iritan dan
anemis, mukosa meningkatkan istirahat usus
bibir kering, perut
kembung 5. Indentifikasi
3. Bising usus klien makanan dan cairan
normal 8-12 x/m yang mencentuskan
4. Frekuensi BAB output klien yang 6. Indicator langsung
klien normal 1-2 berlebihan keadekuatan volume cairan
x/hari
5. Turgor kulit klien 6. Observasi status
lebih dari 3 detik membrane mukosa 7. Klein tidak mengkonsumsi
dan tugor kulit klien cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi
atau menganti dengan untuk
masukan kalori yang
7. Observasi jumlah
berdampak pada
dan tipe masukan
keseimbangan elektrolit
cairan dan ukur
8. Pemenuhan kebutuhan dasar
haluan urine
cairan dan menurunkan
resiko dehidrasi

9. Untuk mengurangi bising


usus dan mengurangi output
yang berlebihan
8. Berikan cairan
sedikit 2500 ml/hari
10. Memberikan pengetahuan
atau sesuai kondisi
agar kejadian diare tidak
individu
terulang kembali

9. Berikan terapi sesuai


dengan indikasi yang
telah di intruksikan

10.Berikan pendidikan
kesehatan pada ibu
klien dan keluarga
tentang diare.
2. Gangguan  Tupan : 1. Kaji TTV 1. Untuk mengetahui keadaan
kebutuhan nutrisi umum pasien
kurang dari Setelah  diberi askep

kebutuhan tubuh selama 2 x 24 jam

berhubungan diharapkan kebutuhan


nutrisi terpenuhi 2. Menurunkan kebutuhan
dengan output 2. Kaji pola nutrisi metabolic
yang berlebihan klien dan perubahan
ditandai dengan yang terjadi
bising usus  Tupen :
15x/menit,
frekuensi BAB Setelah  diberi askep
selama 1x24 jam 3. Kaji factor penyebab 3. Untuk mengetahui factor
4-5x/menit dan
diharapkan kebutuhan gangguan pencetus tejadinya gangguan
penurunan berat
nutrisi terpenuhi pemenuhan nutrisi
badan.
sesuai kebutuhan
tubuh dengan criteria
hasil : 4. Timbang berat badan
klien secara teratur 4. Memberikan catatan lanjut
1. Klien tidak lemas penurunan atau penaikan
2. Nafsu makan klien berat badan
meningkat
3. Makan habis satu
porsi
5. Beri makanan yang 5. Untuk memenuhi kebutuhan
mengandung nilai nutrisi
gizi tinggi
RESUME KASUS
GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama : Ny.A
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Kayu arang kec.Kelapa Bangka Barat
Tanggal Masuk RS : 20 April 2020
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
No Medrek : 903514
Tanggal Pengkajian : 21 April 2020

b. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan buang air besar lebih dari  Klien tampak pucat, lemas, konjungtiva
6x/hari dengan konsistensi cair dan berwarna anemis, mukosa bibir kering, perut
kuning. kembung.
 Klien mengalami bising usus 18x/m
 Frekuensi BAB klien > 6x/hari
 Turgor kulit klien > 3 detik
 Klien mengalami penurunan BB 4 kg. BB
sebelum sakit 52 kg dan BB sesudah sakit 48
kg.
 TTV klien :
TD : 100/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 16x/menit
S : 36.5 0C
 Klien mengatakan tidak nafsu makan  KU lemah
 Klien mengalami bising usus 18x / menit
 Frekuensi BAB klien > 6x / hari
 Klien mengalami penurunan BB 4 kg. BB
sebelum sakit 52 kg dan BB sesudah sakit48
kg.
 TTV klien :
TD : 100/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 16x/menit
S : 36.5 0C

c. Pemeriksaan penunjang

Tanggal Pemeriksaan : 21 April 2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 10 gr/ dl P = 12- 14
Leukosit 9.000 /mm3 P = 4000 - 11000
Trombosit 250.000 / mm3 150.000 – 350.000
Hematokrit 30,5 % P = 37 – 47 %

d. Terapi

NamaObat Dosis Cara Pemberian


Cefotaxim 3 x 1gr IV
L Bio 2x2 Oral
Infus RL 15tpm/ menit IV
e. Analisis data

Data Etiologi Problem


 Ds:
Bakteri masuk melalui makanan Gangguan kebutuhan
Klien mengatakan buang air besar ↓ cairan dan
lebih dari 6x/hari dengan Terjadi inflamasi pada saluran cerna elektrolit
konsistensi cair dan berwarna ↓
kuning. Peningkatan mortilitas usus

Output yang berlebihan
 Do:

vii). Klien tampak pucat, lemas,
Gangguan kebutuhan cairan
konjungtiva anemis, mukosa

bibir kering, perut kembung.
Gangguan kebutuhan nutrisi
viii).Klien mengalami bising usus
18x/m
ix). Frekuensi BAB klien >
6x/hari
x). Turgor kulit klien > 3 detik
xi). Klien mengalami penurunan
BB 4 kg. BB sebelum sakit 52
kg dan BB sesudah sakit 48
kg.
xii). TTV klien :
TD : 100/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 16x/menit
S : 36.5 0C

f. Diagnosa keperawatan

1) Defisit volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan yang berlebihan, diare.


2) Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi usus,
mual, muntah.
3)Resiko gangguan integritas kulit b.d iritasi akibat frekuensi BAB yang meningkat.
4)Gangguan rasa nyaman nyeri b.d diare lama, distensi abdomen, hiperperistaltik.

g. Intervensi keperawatan

Dx Tujuan Intervensi Rasional


3. Defisit volume  Tupan : 11.Obervasi TTV klien 11. Mengindentifikasi keadaan
cairan tubuh setiap 12 jam sekali umum klien
b.d kehilangan Dalam waktu 2 x 24 jam

cairan yang kebutuhan cairan dan 12.Obervasi dan catat 12. Mengindentifikasi beratnya
berlebihan, diare. elektrolit terpenuhi frekuensi defekasi penyakit dan membantu
oleh klien. dan karakteritik feses mengetahui penyebab
dan factor pencetus penyakitnya

 Tupen:

Setelah dilakukan 13.Tingkatkan tirah 13. Istirahat menurunkan


tindakan keperawatan baring mortilitas usus dan
selama 1 x 24 jam menurunkan laju
kebutuhan cairan dan metabolisme.
elektrolit terpenuhi
oleh klien dengan 14. Perubahan tiba-tiba pada
kriteria hasil: berat badan menunjukan
14.Timbang berat badan
gangguan keseimbangan
6. TTV klien normal setiap hari
cairan
7. Klien tidak tampak
pucat, lemas,
konjungtiva
anemis, mukosa 15. Menghindari iritan dan
bibir kering, perut meningkatkan istirahat usus
15.Indentifikasi
kembung
makanan dan cairan
8. Bising usus klien
yang mencentuskan
normal 8-12 x/m
output klien yang
9. Frekuensi BAB berlebihan
klien normal 1-2 16. Indicator langsung
x/hari 16.Observasi status keadekuatan volume cairan
10. Turgor kulit klien membrane mukosa
lebih dari 3 detik dan tugor kulit klien
17. Klein tidak mengkonsumsi
cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi
17.Observasi jumlah
atau menganti dengan untuk
dan tipe masukan
masukan kalori yang
cairan dan ukur
berdampak pada
haluan urine
keseimbangan elektrolit
18. Pemenuhan kebutuhan dasar
cairan dan menurunkan
resiko dehidrasi

18.Berikan cairan
sedikit 2500 ml/hari 19. Untuk mengurangi bising
atau sesuai kondisi usus dan mengurangi output
individu yang berlebihan

19.Berikan terapi sesuai 20. Memberikan pengetahuan


dengan indikasi yang agar kejadian diare tidak
telah di intruksikan terulang kembali

20.Berikan pendidikan
kesehatan pada ibu
klien dan keluarga
tentang diare.
4. /Gangguan  Tupan : 6. Kaji TTV 6. Untuk mengetahui keadaan
kebutuhan nutrisi umum pasien
kurang dari Setelah  diberi askep

kebutuhan tubuh selama 2 x 24 jam

berhubungan diharapkan kebutuhan


nutrisi terpenuhi 7. Kaji pola nutrisi 7. Menurunkan kebutuhan
dengan output
yang berlebihan
ditandai dengan klien dan perubahan metabolic

bising usus yang terjadi


 Tupen :
15x/menit,
frekuensi BAB Setelah  diberi askep
4-5x/menit dan selama 1x24 jam 8. Kaji factor penyebab 8. Untuk mengetahui factor
penurunan berat diharapkan kebutuhan gangguan pencetus tejadinya gangguan
badan. nutrisi terpenuhi pemenuhan nutrisi
sesuai kebutuhan
tubuh dengan criteria
hasil :
9. Timbang berat badan 9. Memberikan catatan lanjut

4. Klien tidak lemas klien secara teratur penurunan atau penaikan

5. Nafsu makan klien berat badan

meningkat
6. Makan habis satu
porsi 10.Beri makanan yang 10. Untuk memenuhi
mengandung nilai kebutuhan nutrisi
gizi tinggi

Hari/Tanggal Tanda Tangan Mahasiswa


Tanda Tangan CI

(.…………..) (.…………..)

Anda mungkin juga menyukai