Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

OLEH :
SHAHNAZ SHAFIRA PUTRI TAUFIK
PO7120322015

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2023
A. PENGERTIAN
Kelebihan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor fisiologis
dan lingkungan . cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat . keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah
satu bagian dari fisiologis hemoestatis. Keseimbanagn cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutn yang terdiri
dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan . cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan distribusi keseluruh bagian tubuh . keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lain. Dalam keadaan normal kebutuhan
cairan adalah 35 cc/kgBB/hr. Namun bila di rata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air
pada orang dewasa adalah ingesti liquid 1.500 cc, dari makan 700cc sehingga totalnya
menjad 2.400cc/hari. Berikut merupakan kebutuhan air berdasarkan umur dan berat
badan (aziz alimul,2015).

Umur Jumlah air dalam 24 jam Ml/kg berat badan


3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1300-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

Dalam tubuh air menempati posisiyang besar dalam tubuh dimana terbagi menjadi dua :
1. Cairan intraselule (CIS) adalah cairan yang terdapat di dalam sel tubuh dan menyusun
sekitar 70% total cairan tubuh (TBW) CIS merupakan tempat terjadinya aktivitas sel
kimia.
2. Cairan ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun
sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravaskuler, cairan
interstitial(terdapat dalam ruang antar sel, plasma darah dan cairan serebrospinal,
limfe serta cairan rongga serosa serta sendi ), dan cairan transeluler.

Fungsi cairan tubuh:

1. Sebagai sarana transportasi dalam tubuh


2. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
3. Sebagai bahan dalam metabolisme
4. Untuk membentuk struktur tubuh
5. Memelihara suhu tubuh

Masalah- masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

a. Hipovelemik
Hipovelemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler dan dapt terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal,pendarahan, sehingga menimnbulkan syok hipovolemi.
Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simptis(peningkatan
frekuensi jantung, kontraksi jaantung dan tekanan vaskuler), rasa haus
pelepasan hormon ADH dan adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD,.HR meningkat,
suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering , dan kasa,
mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut,
mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya
penurunan jumlah air mata. Pada pasien syok tampak pucat, HR cepat dan
halus. Hipotensi dan oliguri.
b. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat tejadi
pada saat:
 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunah eksresi natrium dan air
 Kelebihan pemberian cairan
 Perpindahan cairan interstitial ke plasmA
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah ,
nadi kuat,asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena
leher, dan irama gallop.

B. ETIOLOGI
Resiko ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi karena beberapa kondisi klinis seperti
gagal ginjal, anoreksia, diabetes melitus penyakit chron, gastroenteritis, pankreatitis,
cedera kepala, kanker, trauma multiple, luka bakar dan anemia sel sabit(Tim pokja SDKI
DPP PPNI ,2016).Kehilangan air dan elektrolit merupakan salah satu akibat dari diar,
mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik dan gangguan
sekresi di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare. Penyakit saluran pencernaan seperti gastroenteritis akan menyebabkan kehilangan,
cairan, kalium, dan ion-ion klorida (pranata 2013).
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah
Darah parifer lengkap, gas darah dan elektrolit
2. Pemeriksaan feses
Makrokospis dan mikroskopis, pH dan kadar gula Jika di duga ada intoleransi glukosa
1. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faaginjal
2. Dan pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit,darah lengkap, pH, berat jenis urine
dan analisis gas darah, hct, Hb, BUN, CVP, darah vena (sodium, potasium,
klorida, kalsium, magnesium pospat,osmolalitas serum), pH urine.

D. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Pemeberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat
2) Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit
3) Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine
4) Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
5) Frekuensi pemberian aian didasarkan keparahan, kekurangan, danrespon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
6) Pemeberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi
odema dengan mencegah reabsorbsi natrium dan air oleh ginjal.

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan
a. Intake dan output cairan dan makanan(oral, parentral).
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan hemoestatis cairan dan elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
f. Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti peilaku emosional yang mengganggu pengobatan
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan bertambahnya berat badan menunjukkan adanya maslah keseimbangan
cairan :
 ±2% : ringan
 ±5 % : sedang
 ±10 % : berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
 Pengukuran tanda vital seperti suhu,tekanan darah, nadi dan pernapasan.
 Tingkat kesadaran
c. Pengukuan pemasukan cairan
 Cairan orl : NGT dan oral
 Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
 Makanan yang cenderung mengandung air
 Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
 Urine : volume, kejernihan/kepekatan
 Feses : jumlah dan konsistensi
 Muntah
 Tube drainage
 IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ± 200 CC

3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen : keadaan turgor kulit, efema , kelelahan,kelmahan otot, tetani dan
sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, homoglobin, dan bunyi
jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering
d. Neurologi : refleks gangguan motorik dan sensorik,tingkat kesadaran
e. Gastrointestinal ; keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah dan
bising usus
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit , darah lengkap, Ph , berat jenis urine, dan analisis gas darah.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia
2. Resiko hipovolemia
3. Hipervolemia
4. Konstipasi

G. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1. Konstipasi setelah dilakukan Observasi :
intervensi keperawatan  Identifikasi masalah usus
selama 2x24 jam di dan penggunaan obat
haapkan fekal membaik, pencahar
dengan kriteria hasi :  Identifikasi pengobatan
1. Kontrol yang berefek pada kondisi
pengeluaran feses gastrointestinal
2. Keluhan defekasi  Monitor buang air besar
lama dan sulit (mis. Warna, frekuensi,
menurun konsistensi,volume)
3. Konsistensi feses  Monitor tanda dan gejala
membaik diare,konstipasi, atau
4. Frekuensi defikasi impaksi
Membaik Terapeutik :
5. Peristaltik usus  Berikan air hangat setelah
membaik makan
 Jadwalkan waktu defekasi
besama pasien
 Sediakan makanan tinggi
serat
Edukasi :
 Jelaskan jenis makanan
yang membantu
meningkatkan keteraturan
peristaltik usus
 Anjurkan mencatat warna,
frekuensi, konsistensi,
volume feses,
 Anjurkan meningkatkan
aktifitas fisik, sesuai
toleransi.
 Anjurkan pengurangan
asupan makanan yang
meningkatkan
pembentukan gas
 Anjurkan mengkonsusmsi
makanan yang
mangandung tinggi serat
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan, jika tidak
ada kontraindkasi
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat
supositoria anal, jika perlu.
H. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan intervensi

I. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan terakhir yang
berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh
proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik.
Evaluasi yang diharapkan adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala menyatakan
rasa nyaman, tidakk adanya mual.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis, Edisi


I. Jakarta DPP PPNI. 2017
PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018
PPNI Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
Edisi I.Jakarta : DPP PPNI 2018

Anda mungkin juga menyukai