Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD BUMIAYU
Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :
Gesti Gwina Gyan Ginanti
P1337420220049
2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO

PROGRAM DIPLOMA III

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh
lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminology guna perbandingan osmolalitas
dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal
dan cairan internal. Sedangkan elektrolit adalah substansi yang menyebabkan ion
kation (+) dan anion (-).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam berlebihan dan
kekurangan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat.
Kebutuhan cairan dan elektrolit yang tidak seimbang bisa mengakibatkan defisien
volume cairan. Defisien volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler,
interstisial dan atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja
tanpa perubahan kadar natrium (NANDA, 2020). Defisien volume cairan ini
mempunyai ciri-ciri seperti penurunan turgor kulit, mukosa bibir kering, kulit kering,
peningkatan suhu tubuh, kelemahan dan masih banyak lagi (NANDA, 2020).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana
pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya
pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

B. Klasifikasi
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
 Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh
(Abdul H dalam academia.edu 2019). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total
cairan tubuh (total body water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya
aktivitas kimia sel (Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar
40% berat tubuh atau ⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter.
Sedangkan pada bayi 50% cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler.
 Cairan Ekstraseluler (CES)
Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan menyusun sekitar
30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar 20%
berat tubuh. CES terdiri dari tiga kelompok yaitu :
o Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan di dalam system vaskuler
o Cairan interstitial yaitu cairan yang terletak diantara sel
o Cairan transseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

C. Etiologi
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit :
 Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.

 Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretik.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, pemberian larutan salin
hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau
kehilangan cairan lain melalui saluran.
 Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti
akibat luka bakar dan trauma.
 Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-
penyakit neoplastik, pancreatitis.
 Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit diantaranya :


 Usia : Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism
yang diperlukan dan berat badan.
 Temperatur Lingkungan : Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat.
Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
 Diet : Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan mencegah cadangan
energy, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstitial ke
intraseluler.
 Stress : Dapat menimbulkan peningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses
ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
 Sakit : Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.

D. Tanda Dan Gejala


 Kelelahan
 Kram otot dan kejang
 Mual
 Pusing
 Pingsan
 Cepat marah
 Muntah
 Mulut kering
 Suhu naik
 Sembelit
 Tekanan darah naik turun
 Denyut jantung lambat
 Kejang
 Kekauan sendi
 Sembelit
 Rasa haus
 Anoreksia
 Kurangnya koordinasi

E. PATOFISIOLOGI
Terjadi apabila tubuh menyimpan cairan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler
dalam proporsi seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium
dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh
peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload
cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan
cairan.

F. KOMPLIKASI
 Hiponatremia dan Hipernatremia
 Hypokalemia dan Hiperkalemia
 Hipokalsemia dan Hiperkalsemia
 Hipomagnesemia dan Hipermagnesemia
 Hipokloremia dan Hiperkloremia
 Hipofosfatemia dan Hiperfosfatemia

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
cairan dan elektrolit yaitu :
 Pemeriksaan Radiologi
Photo thorak dapat mengarah ke kardio megali : pembesaran paru dengan
kongestif paru.
 EKG
EKG dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya infark miokardial akut, guna
mengkaji aritma dan untuk mengenal respon kompensatori seperti terjadinya
hypertropi ventrikel.
 Laboratorium
o Darah
o Urine
o Pemeriksaan keseimbangan asam basa (AGD).

H. PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya : prednisone yang dapat
mengurangi beratnya diare dan penyakit.
 Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien.
 Untuk diare sedang akibat sumber non infeksius obat-obatan tidak spesifik.
 Preparat untuk anti microbial diberikan bila preparat infeksius telah
teridentifikasi atau bila diare sangat berat.
 Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan hydrasi cepat, khususnya untuk
anak kecil dan lansia.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
kebangsaan/suku, berat badan tinggi badan, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, anggota keluarga, agama, kondisi medis, masalah emosional, di
rawat di RS sebelumnya, pengobatan sebelumnya, alergi, dan review sistem
tubuh.

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat.

3) Keluhan Utama
Diawali pasien mengeluhkan BAB cair

4) Riwayat Penyakit Sekarang


Diawali pasien datang dengan keluhan BAB cair, disertai lemas, nafsu makan
menurun, mual dan muntah

5) Riwayat Penyakit Dahulu


Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah pasien
memiliki riwayat penyakit yang lainnya atau apakah pasien pernah
mengalami penyakit yang serupa sebelumnya

6) Riwayat Penyakit Keluarga


Data ini untuk menunjukan apakah dalam keluarga pasien ada yang
mengalami hal serupa atau tidak.
 Pola Fungsional Kesehatan
o Pola Aktivitas/Istirahat
Akan terganggu karena pasien mengeluh BAB cair.
o Pola Eliminasi
Frekuensi BAB normal tetapi BAK tidak normal.
o Pola Nutrisi
Pasien memiliki nafsu makan yang baik saat sebelum sakit.

 Pemeriksaan Fisik
- Gambaran Umum, perlu menyebutkan : kesadaran pasien selama
dirawat dan tanda-tanda vital pada pasien seperti tekanan darah, nadi,
suhu dan respirasi.
- Pemeriksaan Head to Toe
o Kepala
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
o Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfa
o Mata
Simetris, pupil isokhor, konjungtiva tidak anemias
o Telinga
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
o Hidung
Simetris, tidak ada sputum, tidak ada polip
o Mulut dan Gigi
Simetris, mukosa bibir terlihat kering dan pucat
o Dada / Paru-Paru
Tidak ada kelainan, simetris, tidak ada nyeri tekan
o Jantung
Normal, tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan
o Abdomen
Datar, tidak ada nyeri tekan
o Ekstermitas
Normal, dapat digerakkan, dapat melakukan aktiitas sendiri
o Genetalia
Tidak terpasang kateter
o Leher
Pada leher tidak ada gangguan yaitu tidak ada benjolan.
o Wajah
Tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tidak ada lesi,
simetris, tidak ada edema.
o Mata
Normal, konjungtiva tidak anemis, tidak ada kelainan.
o Telinga
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
o Hidung
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak
ada lesi.
o Mulut
Pada pasien penderita hernia, mulut tidak ada kelainan.
o Dada
Tidak ada kelainan, simetris
o Paru-paru
Pasien normal.
o Jantung
Tidak ada kelainan
o Perut
Tidak ada kelainan
o Ekstermitas
Normal. Dapat digerakkan, dapat melakukan aktiitas sendiri
o Genetalia
Tidak terpasang kateter
B. Diagnosa Keperawatan
Defisien volume cairan b.d asupan cairan kurang

C. Intervensi/Perencanaan Keperawatan

Hari/Tanggal Dx NOC NIC Rasional

Jumat, 13 Mei Defisien Setelah dilakukan tindakan Manajemen elektrolit 1. Mengidentifikasi


2022 volume keperawatan selama 1x10 jam cairan (2080) kebutuhan
23.15 cairan b.d diharapkan kebutuhan cairan 1. Monitor TTV pengganti cairan
asupan terpenuhi kriteria hasil : 2. Dapatkan 2. Pengawasan
cairan Keseimbangan cairan (0601) spesimen status cairan
kurang Indikator Awal Tujuan labartorium untuk terbaik
(00027) pemantauan 3. Mengetahui
 Tekanan 2 5
perubahan cairan intervensi
darah 5 5
atau elektrolit selanjutnya
 Jumlah
3. Mengidentifikasi 4. Memberikan
frekuensi
jenis cairan dan pendidikan
pernafas 3 5
obat yang akan kesehatan
an
diberikan pasien
 Turgor
2 5 4. Berikan cairan
kulit
yang sesuai dan
 Keseimb
menjaga laju
angan
infus
intake
5. Memberikan
dan
edukasi :
output
o Hak dan
dalam 24
kewajiban
jam
o Diet

D. Implementasi
Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan yaitu valiadasi,
rencana keperawatan. Mendokumentasikan rencana, pemberian asuhan keperawatan
dalam pengumpulan data, serta melaksanakan advice dokter dan ketentuan rumah
sakit.

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan melihat
respon pasien, mengacu pada kriteria evaluasi. Tahap ini merupakan proses yang
menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Suparto. 2019. Lp Kebutuhan Cairan Indah.Kupang. Coursehero.(https://coursehero.com diakses
pada tanggal 16 Mei 2022)
Pdfcoffe.com.2019.Lp Cairan dan Elektrolit. Diakses pada 16 Mei 2022, https://pdfcoffe.com

Anda mungkin juga menyukai