Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2018). Kebutuhan cairan
dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan (
Wartonah & Tartowo, 2018).
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu (Wartonah & Tartowo, 2018):
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme dan berat badan.
Anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibandingkan usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan angguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stres dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glikogen otot. Mekanisme`ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit misalnya:
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL
b. Penyakit ginjal dan kariovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan ellektrolit tubuh
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri
6. Tindakan medis
Banyak tindakan medis dan berpengaruh pada kesimbangan cairan pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tub uh karena kehilangan darah selama
pembedahan
Tanda dan gejala dari hipovolemia SDKI (2016) adalah sebagai berikut :
Tanda dan gejala dari hipervolemia SDKI (2016) adalah sebagai berikut :
1.5 Patofisiologi
Patofisiologi hipervolemia terjadi bila natrium dan air tertahan dengan proporsi
yang kira kira sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada
hipervolemia maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstisial sehingga
menyebabkan edema. Edema adalah penumpukan cairan interstisial yang berlebihan.
Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium
dalam serum.
Koizer, & dkk. (2021). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Volume 2, Edisi 7. Jakarta: EGC.
Siregar, P. (2018). Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. dalam: Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-5. Jakarta: Interna publishing.