Anda di halaman 1dari 25

DISCHARGE PLANNING

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Mahmud Ady Yuwanto, S.Kep.,Ns., M.M., M.Kep

Disusun oleh:

KELOMPOK 2B / 19C KEPERAWATAN

1. Rika Puspitasari (19010130)


2. Riswanda Aulia Dityawardani (19010131)
3. Rizka Ainul Munawaroh (19010132)
4. Rizqiyatul Muwassaah (19010133)
5. Robbal Bahrul Kamil (19010134)

PROGRAM STUDI S1 ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS dr.SOEBANDI
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul
“Discharge Planning”.
Selama proses penyusunan makalah ini penulis dibantu oleh berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM selaku Rektor Universitas dr. Soebandi.
2. Ns. Hella Meldy Tursina, S.Kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas dr. Soebandi.
3. Ns. Prestasianita Putri, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas dr. Soebandi.
4. Ns. Mahmud Ady Yuwanto, S.Kep., M.M., M.Kep selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan Universitas dr. Soebandi.
Dalam penyusunan tugas Manajemen Keperawatan ini penulis menyadari masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
di masa mendatang.

Jember, 5 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3

2.1 Pengertian Discharge Planning....................................................................................3

2.2 Tujuan Discharge Planning.........................................................................................3

2.3 Alur Discharge Planning.............................................................................................5

2.4 Naskah Roleplay..........................................................................................................5

2.5 Penelitian Terkini......................................................................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan................................................................................................................19

3.2 Saran..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen yang terkait
dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan yang berkelanjutan yang artinya keperawatan yang selalu dibutuhkan pasien
dimanapun pasien berada. Rentang keperawatan kontinu adalah integrasi sistem
keperawatan yang berfokus pada pasien terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan
yang membimbing, mengarahkan pasien sepanjang waktu. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh rumah sakit untuk mengurangi lama rawat pasien serta biaya perawatan di
rumah sakit adalah dengan melaksanakan discharge planning yang komprehensif
(Nursalam, 2016).
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang secara langsung terlibat
dalam pelaksanaan discharge planning yang juga akan menentukan keberhasilan dari
pelaksanaan discharge planning. Perawat yang tidak melaksanakan discharge planning
dengan baik dan benar akan memberikan dampak yang negatif terhadap kualitas
kesehatan pasien (Pribadi, 2019). Perawat harus mengkaji setiap pasien dengan
mengumpulkan data yang berhubungan kemudian mengidentifikasi masalah aktual dan
potensial, mementukan tujuan bersama-sama, memberikan tindakan khusus untuk
mengajarkan cara dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien
secara optimal serta mengevaluasi kesinambungan asuhan keperawatan yang telah
diberikan kepada pasien dan keluarganya (Koeswo, 2014).
Sering kali karena kurangnya pemahaman tentang mekanisme pelaksanaan
discharge planning dan tingginya beban kerja menyebabkan perawat cenderung tidak
melakukan discharge planning kepada pasien. Kesuksesan tindakan discharge planning
menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis
setelah meninggalkan rumah sakit. Pelaksanaan Discharge Planning merupakan usaha
keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi
kesehatan pasien. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain
dalam merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi pelayanan
total dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan
derajat kesehatannya.
Komunikasi interdisiplin harus dibangun dari komunikasi interpersonal yaitu
kemampuan seseorang dalam berinteraksi atau membina hubungan dengan orang lain.
1
Komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh kesadaran emosi, empati dan hubungan
sosial. Komunikasi mempunyai peran yang kosntitutif dalam organisasi. Komunikasi
berkaitan dengan transformasi dan manajemen perencanaan dalam sebuah hubungan
profesional. Komunikasi yang tidak efektif menyebabkan perencanaan yang kurang
efektif, selanjutnya berdampak terhadap implementasi yang buruk, konsekuensi yang
merugikan, potensi yang tidak diinginkan serta berdampak terhadap kualitas dan
keamanan bagi pasien.
Berdasarkan penjelasan diatas untuk itu disusun makalah discharge planning
dengan harapan mahasiswa keperawatan memahami terkait discharge planning dan
melaksanakannya ketika telah terjun dalam dunia kerja kesehatan sehingga tercipta
pelayanan professional oelh perawat pada setiap pasien.

2.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian discharge planning?
2. Apakah tujuan discharge planning?
3. Bagaimana alur discharge planning?
4. Bagaimana contoh naskah roleplay kegiatan discharge planning?
5. Bagaimana penelitian terkini terkait discharge planning?

2.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman mahasiswa keperawatan terkait discharge planning.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian discharge planning
2. Mengetahui tujuan discharge planning
3. Mengetahui alur discharge planning
4. Mengetahui contoh naskah roleplay kegiatan discharge planning
5. Mengetahui penelitian terkini terkait discharge planning
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Discharge Planning


Perencanaan pulang (Discharge Planning) adalah suatu proses dimana mulainya
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya
(Kozier,2004). Discharge Planning dilakukan sejak pasien diterima disuatu layanan
kesehatan di rumah sakit dimana rentang waktu pasien untuk menginap semakin
diperpendek (Sommerfeld, 2001). Discharge planning (perencanaan pulang) adalah
serangkaian keputusan dan aktivitas- aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari
lembaga pelayanan kesehatan (Potter & Perry, 2005).
Menurut Kozier (2004), discharge planning didefenisikan sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain
di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Discharge Planning adalah
suatu pendekatan interdisipliner meliputi pengkajian kebutuhan klien tentang perawatan
kesehatan diluar rumah sakit, disertai dengan kerjasama dengan klien dan keluarga
klien dalam mengembangkan rencana-rencana perawatan setelah perawatan di rumah
sakit (Brunner and Suddart 2002). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa discharge planning atau perencanaan pemulangan adalah suatu proses
pembelajaran yang dimulai sejak pasien diterima dilayanan rumah sakit, melibatkan
klien dan keluarga untuk meningkatkan pemahaman, mengembangkan kemampuan
klien dan keluarga tentang perawatan di rumah, masalah kesehatan yang dihadapi,
untuk mempercepat penyembuhan menghindari kemungkinan komplikasi dengan
pembatasan aktifitas menciptakan lingkungan yang aman bagi klien di rumah.

2.2 Tujuan Discharge Planning


Tujuan discharge planning adalah meningkatkan kontinuitas perawatan,
meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan
kesehatan. Discharge planning dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah
kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan
beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui discharge planning (Naylor,
1990). Menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat
meningkatkan kemajuan pasien, membantu 5 pasien untuk mencapai kualitas hidup
optimum sebelum dipulangkan, beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa
discharge planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi
penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas
(Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996). Discharge Planning bertujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi
maksimal setelah pulang (Carpenito, 1999). Discharge Planning dapat mengurangi hari
perawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan keluarga (Slaganfall, 1992).
Discharge planning dimulai pada awal pasien dirawat yang bertujuan untuk
membantu memelihara keberhasilan perawatan setelah pasien pulang. Menurut
Almborg et al (2010), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan
pasien, membantu pasien mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Ini
juga terbukti oleh hasil penelitian meta-analisis oleh Philips et al (2004) bahwa
Discharge Planning secara signifikan mengurangi kunjungan ulang pasien dirumah
sakit. Oleh karena itu discharge planning telah menjadi bagian dari perawatan (Driscoll,
2000). The Royal Marsden Hospital (2004) menyatakan bahwa tujuan dilakukan
discharge planning antara lain untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik
dan psikologis di pulangkan kerumah, menyediakan informasi tertulis dan verbal
kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam
proses pemulangan. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan
memastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan
untuk menerima pasien. Pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk
menerima pasien, meningkatkan tahap kemandirian yang tinggi kepada pasien dan
keluarga.
2.3 Alur Discharge Planning

Dokter dan tim kesehatan lain Ners PP dan PA

Penentuan keadaan pasien :


Pemeriksaan klinis dan penunjang lain
Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan Pulang (Discharge Planning)

Penyelesaian Administrasi
Program Health Education : Lain-lain
Kontrol dan obat
Nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri

Monit
2.4 Naskah Roleplay or
Pemeran : (sebagai service safety)
Dokter : Rizka Ainul Munawaroh
Kepala Ruangan : Robbal Bahrul Kamil
Perawat Primer : Riswanda Aulia Dityawardani
Perawat Pelaksana : Rika Puspitasari
Pasien dan Keluarga : Rizqiyatul Muwasaah
(Ruang Perawat, pagi hari) Perawat pelaksana dan Kepala ruangan sedang berdiskusi
mengenai discharge planning yang akan diberikan kepada pasien An.Riris dengan
diagnosa diare.
Perawat Primer : “Selamat pagi Pak Kamil, saya Wanda, perawat primer yang bertugas
hari ini. Sebelumnya saya ingin menyerahkan formulir rencana
discharge planning kepada pasien An.Rizqiyatul Muwasaah di ruang
Asoka. Dari hasil observasi, keadaan pasien Riris sudah membaik
pak. Dari hasil lab menunjukkan penurunan kadar protein leukosit
dalam feses, kadar natrium plasma dan kalium, semuanya sudah
dalam rentang normal. Selain itu, kondisi fisik pasien juga bagus,
sudah tidak demam lagi dan frekuensi BAB nya juga sudah 2x sehari
dengan konsistensi yang mulai memadat. Dari segi asuhan
keperawatan pasien sudah bisa pulang hari ini pak. Oleh karena itu
saya berencana untuk memberikan discharge planning kepada pasien
dan keluarganya. Bagaimana pendapat bapak, apakah bapak
menyetujuinya? Mungkin bapak bisa melihat terlebih dahulu format
rencana discharge planning yang sudah saya buat pak.”
Kepala Ruangan : “Apa yang difokuskan dari discharge planning ini ners?”
Perawat Primer : “Nanti akan diberikan penyuluhan mengenai pencegahan diare, apa
saja yang perlu diperhatikan saat pasien pulang nanti dan disiapkan
leaflet yang bisa dibawa pulang oleh pasien.”
Kepala Ruangan : “Baik kalo begitu nanti kita diskusikan lagi bersama dokter visite hari
ini.”

(Ruang Asoka, pagi hari) Pagi hari di ruang asoka, kamar 003, pasien Riris terbaring di
tempat tidur dengan kondisi tampak lebih baik dari hari sebelumnya. Pasien sudah
menjalani hospitalisasi selama seminggu di rumah sakit dan hari ini dilakukan visite rutin
oleh dokter bersama dengan kepala ruangan dan perawat pelaksana yang bertugas di shift
pagi.
Perawat Pelaksana : “Selamat pagi, Adek Riris. Bagaimana perasaan adek hari ini, apa
masih merasakan sakit?”
Pasien : “Selamat pagi. Masih sedikit kak.”
Perawat Pelaksana : “Bagaimana kondisi adek Riris pagi ini bu, apakah masih sering
BAB dan bagaimana konsistensi BAB nya, apa masih cair?”
Pasien : “Sudah semakin memadat mbak, tidak cair sekali seperti hari-hari
sebelumnya”
Perawat Pelaksana : “Sepertinya kondisi adek Devan sudah membaik ya bu, nah hari ini
akan ada kunjungan dari dokter bu. Seperti kunjungan sebelumnya,
adek Riris akan dicek kondisi kesehatannya. Bagaimana apakah
bu, apakah ibu bersedia?”
Keluarga : “Iya silahkan saja mbak”
Dokter : “Selamat pagi, adek. kakak dokter dengar dari kakak perawat,
katanya adek Riris sudah mulai sehat ya. Pagi ini makanannya
sudah dihabiskan belum?”
Pasien : “Sudah kak dokter.”
Dokter : “Sudah bagus ya pola makannya. Kakak dokter periksa dulu
sebentar ya. Secara keseluruhan dari hasil pengamatan saya, Adek
Riris sudah mengalami perkembangan kesehatan yang cukup baik.
Hanya saja perlu banyak istirahat dulu dalam beberapa hari.”
Perawat Pelaksana : “Nah karena adek Riris sudah diperiksa sama kakak dokter,
sekarang adek bisa istirahat kembali. Baik bu, untuk visite adek
Riris hari ini sudah selesai, apakah ada yang ingin ditanyakan?”
Pasien : “Tidak ada, mbak.”
Perawat : “Baik kalau tidak ada, kami permisi ya bu.”

(Ruang Dokter) Di ruang dokter, dokter, kepala ruangan, perawat primer dan perawat
pelaksana berdiskusi mengenai keadaan pasien Riris dan rencana pemberian terapi
selanjutnya.
Kepala Ruangan : “Dok, mengenai pasien An.Riris, apa sebaiknya bisa direncanakan
untuk pulang saja, dari hasil observasi yang dilakukan perawat,
kondisi pasien semakin hari semakin membaik dan dari hasil lab
juga sudah menunjukkan penurunan kadar protein leukosit dalam
feses, kadar natrium plasma dan kalium, semuanya sudah dalam
rentang normal. Selain itu, kondisi fisik pasien juga bagus, sudah
tidak demam lagi dan frekuensi BAB nya juga sudah 2x sehari
dengan konsistensi yang mulai memadat. Sebaiknya apa tidak
direncanakan pulang saja?”
Dokter : “Tadi juga saya sudah melihat hasil labnya memang menunjukkan
penurunan dan bisa dikatakan normal, tapi menurut saya sebaiknya
jangan dipulangkan dulu untuk lebih memastikan keadaannya.”
Kepala Ruangan : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien sudah bisa
membaik, intervensi keperawatan yang diberikan juga sudah
tercapai, dan hanya perlu untuk lebih banyak istirahat dan
pemulihan saja di rumah.”
Dokter : “Tapi bagaimana nanti dengan keadaan pasien jika muncul diare lagi
setelah pulang dari rumah sakit? Menurut saya pasien ini masih
sedikit lemas, kita tunggu sampai besok saja.”
Kepala Ruangan : “Mengenai penanganan jika diarenya kambuh setelah pulang dari
rumah sakit, kita sudah merencanakan discharge planning dok.
Discharge planning ini nantinya akan diberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga mengenai yang perlu diperhatikan dalam
pemulihan di rumah nantinya. Discharge planning ini nantinya
akan diberikan oleh perawat-perawat yang bertugas”
Dokter : “Iya sudah kalau begitu, saya harap discharge planning ini nantinya
benar-benar dilaksanakan pada pasien dan keluarga serta mohon
dipastikan bahwa mereka juga sudah memahami apa yang harus
dilakukan di rumah”
Kepala Ruangan : “Jadi apakah pasien An.Riris bisa pulang hari ini dok?”
Dokter : “Bisa. Pasien An.Devan bisa pulang hari ini, saya akan membuat
surat ijin pulangnya dan resep obat yang harus diberikan ke pasien”
Kepala Ruangan : “Baik dokter, terima kasih. Ners Wanda ini format discharge
planning yang sudah saya setujui dan bisa dilakukan pada pasien
An.Riris ya. Bisa disiapkan untuk discharge planningnya
sekarang.”
Perawat Primer : “Baik pak, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu. Ners Rika, tolong
panggilkan keluarga pasien An.Riris untuk datang ke ruangan
perawat sekarang ya.”
Perawat Pelaksana : “Baik, ners Wanda”

(Ruang Asoka)
Perawat Pelaksana : “Selamat adek, selamat pagi bu. Bagaimana perasaanya sekarang
dek, apa sudah lebih enakan perutnya?”
Pasien : “Iya kak. Sudah gak sakit lagi perutku.”
Perawat Pelaksana : “Bagus adek. Berarti adek sudah sembuh ya sekarang. Oh iya bu
setelah dibicarakan dengan dokter, adek Riris hari ini sudah bisa
pulang, karena keadaan adek Riris sudah membaik dan semua hasil
pemeriksaan juga menunjukkan normal. Keluarga pasien bisa ikut
saya sebentar ke ruang perawat, karena ada beberapa penjelasan
terkait perencanaan pulang Adek Riris hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, mbak.”

(Nurse Station)
Perawat Primer : “Selamat pagi, bu. Dengan keluarga pasien atas nama An.Riris ya?”
Keluarga : “Iya, mbak”
Perawat Primer : “Begini Ibu, setelah dokter tadi melakukan pemeriksaan terhadap
Adek Riris dan dari hasil tindakan keperawatan, kondisinya sudah
membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan dirumah.” Namun
ada resep obat yang harus ditebus dulu sebelum pulang bu.”
Keluarga : “Baik mbak.”
Perawat Primer : “Begini bu, sebelum nanti Adek Riris pulang kami akan memberikan
penyuluhan. Penyuluhan ini nantinya untuk dijalani oleh adek Riris
dengan bantuan keluarga selama pemulihan di rumah. Apa ibu
bersedia untuk diberikan penyuluhan ini?”
Keluarga : “Saya setuju mbak, jadi saya nantinya tahu yang benar mengenai
perawatan anak saya di rumah.”
Perawat Primer : “Baiklah bu, nanti kami minta waktunya sebelum pulang ya, untuk
memberikan penjelasan cara pemulihan kondisi Adek Riris di
rumah. Saat ini, ibu bisa mengisi form berikut yang berisi
persetujuan untuk dilakukan penyuluhan sebelum pulang.”
Keluarga : “Baik, mbak.”

(Ruang Asoka, Discharge Planning)


Perawat Primer : “Selamat pagi adek, hari ini katanya adek sudah boleh pulang ya?
Pasien : “Iya kak, aku seneng banget bisa pulang lagi”
Perawat Primer : “Nah sebelum pulang kita belajar dulu ya sebentar 10 menit aja, biar
nanti kalo sudah pulang ke rumah terus sehat adek, gak balik ke
sini lagi” gimana apa adek mau belajar sama kakak-kakak
perawat?”
Pasien : “Iya mau kak”
Perawat Primer : “Sebelum belajarnya dimulai apa ada yang mau adek tanyakan dulu?
Atau mungkin ibu ada yang ingin ditanyakan bu?”
Pasien, keluarga : “Tidak kak ; tidak mbak”
Perawat Primer : “Baik kalau begitu langsung saja dimulai ya. Silahkan ners Rika bisa
dimulai.”
Perawat Pelaksana : “Hallo adek, masih ingat gak sama kakak perawat?”
Pasien : “Iya kak, ingat. Kak hari ini kita mau belajar apa?”
Perawat Pelaksana : “Wah keren adek. Nah jadi hari ini kita mau belajar cara biar adek
gak sakit perut lagi dirumah. Sebelumnya adek sudah tahu apa
belum, sakitnya adek ini namanya sakit apa?
Pasien : “Gak tau namanya kak, taunya aku sakit perut terus BAB nya kaya
air gitu”
Perawat pelaksana : “Masih belum tau ya dek, jadi nama sakitnya adek ini sakit diare.
Adek kalau di sekolah suka jajan gak? ”
Pasien : “Suka kak, aku suka jajan di abang-abang di depan sekolahku”
Perawat pelaksana : “Oh iya, enak banget emang kelihatannya ya dek. Tapi sebaiknya
dikurangi dek, jajan didepan sekolah ya karena abang-abangnya
kan jualan dipinggir jalan tuh. Nah pasti itu debu, kotoran yang
dipinggir jalan bisa ikut masuk ke jajan yang adek beli, jadinya
adek sakit perut. Selain itu, kalau adek juga tidak cuci tangan
sebelum makan, itu bisa juga bikin adek sakit perut karena kuman-
kuman di tangan nempel ke makanan sedangkan makanannya adek
makan masuk ke perut, jadinya adek sakit diare deh.”
Pasien : “Oalah gitu kak, ok nanti kalo nanti aku masuk sekolah aku jajan di
kantin sekolah aja deh”
Perawat pelaksana : “Nah lebih baik begitu dek atau bawa bekal dari rumah lebih sehat.
Sekarang adek sudah paham belum kenapa adek sakit diare?”
Pasien : “Iya paham kak. Jadi diare itu sakit perut terus BAB nya cair karena
ada kuman yang nempel dimakanan masuk ke perut ”
Perawat pelaksana : “Jadi yang sebaiknya adek lakukan gimana biar gak sakit diare
lagi?”
Pasien : “Aku bisa bawa bekal sendiri dari rumah, gak jajan sembarangan,
dan cuci tangan sebelum makan”
Perawat Pelaksana : “Wah pinter banget adek Riris. Jadi setelah pulang dari sini bisa
diterapkan ya dek, apa saja yang sudah kakak jelaskan tadi”
Pasien : “Iya kak”
Perawat Pelaksana : “Oh iya, begini bu, keluarga dek Riris bisa dibantu untuk
pemulihan dek riris di rumah nggih karena beberapa hari setelah
diare berhenti, kondisi usus umumnya belum pulih sepenuhnya,
usus masih sensitif terhadap bahan-bahan makanan atau minuman
yang bersifat iritatif terhadap pencernaan, seperti makanan
berserat tinggi (sayur dan buah-buahan), makanan pedas,
berminyak, makanan terlalu asam, minuman berkafein seperti teh,
dan lain sebagainya dapat berisiko untuk meningkatkan kembali
kerja usus sehingga diare dapat terjadi lagi. Jika diare dirasakan
sangat sering dan mengganggu, tidak membaik dengan
pengobatan, dan hingga menyebabkan dehidrasi sebaiknya
konsultasikan kembali ke dokter. Sebaiknya untuk asupan adek
Riris di rumah hindari makanan yang dapat mengiritasi usus,
perbanyak asupan cairan minimal 2L/hari, dan istirahat yang
cukup.”
Keluarga : “Oh iya mbak, baik saya akan lakukan apa yang sudah mbak
sampaikan tadi.”
Perawat Pelaksana : “Nah berarti ibu sudah memahami nggih terkait tindakan yang perlu
dilakukan di rumah untuk perawatan pemulihan adek Riris .”
Keluarga : “Iya paham mbak.”
Perawat Pelaksana : “Baik, kalau begitu, bisa tolong ibu sebutkan kembali terkait apa
yang ibu pahami tentang perawatan pemulihan adek Ririrs di
rumah?”
Keluarga : “Jadi anak saya selama pemulihan ini asupannya jangan
makanan/minuman berserat dan berkafein, makanan pedas, terus
asupan cairannya minimal 2L/hari dan saya juga harus
menyiapkan bekal yang sehat dari rumah agar dia tidak jajan
sembarangan di luar. Jika diare lagi dan sudah minum obat dari
dokter tapi belum sembuh, segera ke periksa lagi begitu kan
mbak?”
Perawat Pelaksana: “Wah bagus sekali bu, berarti ibu sudah benar siap untuk
mendampingi dan melakukan perawatan adek riris di rumah ya.
Baik bu karena persiapan pulang adek riris sudah selesai, sebelum
kami kembali ke ruangan apakah ada yang ingin ditanyakan?”
Keluarga : “Tidak ada mbak, sudah jelas. Saya juga sudah paham”
Perawat Pelaksana: “Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan, ini saya bagikan leaflet
untuk ibu dan adek. Isinya kurang lebih sama dengan apa yang
saya jelaskan tadi, dan saya harap ini dapat menjadi bahan
bacaan bagi adek riris dan keluarga dalam melakukan perawatan
dirumah. Untuk form perencanaan pulang yang tadi diberikan
bisa saya ambil kembali, bu. Baik, sekian dari kami, terima kasih
atas kerjasamanya, semoga lekas sembuh. Mari adek, bu selamat
pagi.”
Pasien & Keluarga: “Iya, terima kasih, selamat pagi, mbak.”

2.5 Penelitian Terkini


Terdapat beberapa penelitian terkini terkait discharge planning yang salah satunya
dituliskan dalam bentuk jurnal penelitian dengan judul “Effectiveness of Discharge
Planning Programs to Increase Maternal Self-Efficacy in the Prevention of Diarrhea: A
Randomized Controlled Trial” yang ditulis oleh Nurlaila, Wuri Utami, dan Lili
Nurnaningsih. Dalam jurnal ini membahas terkait penelitian efektivitas program discharge
planning untuk meningkatkan efikasi diri ibu dalam pencegahan diare. Hal ini dilatar
belakangi oleh diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak-anak di Indonesia.
Diare dapat menyebabkan dehidrasi yang berujung pada kematian. Menurut Data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa 14% balita pernah menderita
diare selama dua minggu terakhir sebelum survei yaitu 5 dari 1.000 anak menderita diare.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode desain penelitian quasi experimental
pretest-posttest with control group. Sampel penelitian adalah ibu dari anak usia 1 bulan
sampai 5 tahun yang menjalani perawatan di RSUD Dr. Soedirman, Kebumen. Sampel
dipilih secara acak dan dibagi menjadi kelompok intervensi (n=30) yang menerima
program perencanaan pulang dan kelompok kontrol (n=30) yang mendapatkan pendidikan
kesehatan standar berdasarkan prosedur rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode double-blind. Efikasi diri ibu dalam pencegahan diare diukur
sebelum dan sesudah intervensi menggunakan Skala Efikasi Diri untuk Mencegah Diare
Anak Dini (Joventino et al., 2012). Responden pada kelompok intervensi diberikan
program discharge planning sebagai berikut:
Hari 1: Asesmen kebutuhan pasien
Hari 2: Pendidikan kesehatan tentang perawatan anak diare
Hari 3: Penyuluhan kesehatan tentang obat dan gizi pada anak diare
Hari 4: Pendidikan kesehatan tentang kapan pasien harus dibawa ke rumah sakit
Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan kesehatan adalah ceramah
dan demonstrasi, sedangkan media pendukung berupa booklet, leaflet, dan peralatan
perawatan diare pada anak. Sebaliknya, responden pada kelompok kontrol diberikan
pendidikan kesehatan tentang diare berdasarkan prosedur rumah sakit pada saat pasien
dipulangkan. Sebelum meninggalkan rumah sakit, responden diminta untuk mengisi
kuesioner self-efficacy ibu untuk pencegahan diare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program discharge planning efektif dalam
meningkatkan self efficacy ibu dalam pencegahan diare.p=0.000). Sebagian besar
responden pada pengukuran pre-test memiliki tingkat efikasi diri sedang (83,4% pada
kelompok intervensi dan 80% pada kelompok kontrol). Hal ini dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan ibu yang memadai tentang pencegahan diare pada anak dan perilaku yang
tepat dalam mencegah penyakit tersebut. Kemudahan akses informasi melalui media
sosial juga dapat mempengaruhi kemampuan ibu untuk mencegah dan mengobati diare.
Pengalaman ibu memiliki anak dengan diare juga akan mempengaruhi efikasi diri ibu
dalam mencegah diare. Dalam penelitian ini, program discharge planning masih terbatas
pada perawat. Program discharge planning pada anak memerlukan kerjasama semua
tenaga kesehatan yang merawat pasien. Kompleksitas perawatan pasien membutuhkan
dukungan dari tim multidisiplin. Dalam pengobatan dini, tim medis mendefinisikan
kebutuhan perawatan, membagi tugas setiap profesi kesehatan, mengkoordinasikan dan
melakukan ronde keperawatan setiap minggu, dan memastikan bahwa pasien keluar dari
rumah sakit ketika mereka siap.
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 535
Proceedings of the 1st Paris Van Java International Seminar on Health, Economics,
Social Science and Humanities (PVJ-ISHESSH 2020)

Effectiveness of Discharge Planning Programs to


Increase Maternal Self-Efficacy in the Prevention of
Diarrhea: A Randomized Controlled Trial

1st Nurlaila 2nd Wuri Utami 3rd Lili Nurnaningsih


STIKES Muhammadiyah Gombong STIKES Muhammadiyah Gombong RSUD Dr. Soedirman Kebumen,
Kebumen, Indonesia Kebumen, Indonesia Kebumen, Indonesia
nurlaila@stikesmuhgombong.ac.id

Abstract—Background: Diarrhea is a problem of health accompanied by blood. The prevalence of diarrhea in


that often occurs in children. Untreated diarrhea can lead to children aged 6-23 months is around 19-20 %.
death due to dehydration. Children experiencing diarrhea
should be properly cared for to overcome dehydration and
The causes of diarrhea can be clinically divided into
prevent its recurrence. Such abilities should be demonstrated six groups: infections (caused by bacteria, viruses, or
by mothers who have children under five years. Discharge parasite), malabsorption, allergies, poisoning,
planning programs in hospitals can increase maternal immunodeficiency, and other causes. Most diarrhea in the
knowledge and readiness in caring for children with community or clinical settings occurs due to infections
diarrhea. Purpose: The purpose of this study was to and poisoning. An infection in the digestive tract can be
determine the effectiveness of discharge planning programs affected by children’s personal hygiene, food hygiene,
on maternal self-efficacy in the prevention of diarrhea in maternal knowledge about the prevention of diarrhea, and
children. Methods: This study used a pretest-posttest quasi-
environmental hygiene. It is consistent with a study by
experimental design with a control group. The samples were
Amaliah (2010), which stated that there is a relationship
60 mothers of children aged 0-5 years old undergoing
treatment in the hospital due to diarrhea. The samples were between environmental and cultural sanitation and the
randomly recruited and assigned to the intervention group incidence of diarrhea. Poor environmental sanitation may
(n=30) that received discharge planning programs during present in the form of unclosed latrines, the habit of
treatment and the control group (n=30) that received health defecation in places other than toilets, and shallow
education based on hospital standards. The data were drinking water sources. Community cultures that support
collected using the Self-Efficacy Scale for Preventing Early the incidence of diarrhea include the habit of drinking raw
Childhood Diarrhea and analyzed using the independent t- water, washing hands without soap, and false perceptions
test. Results: Results of the study indicated that discharge
of diarrhea in children under five. Data from the
planning programs were effective in increasing maternal
self- efficacy in the prevention of diarrhea with a p-value of Indonesian Demographic and Health Survey [1] showed
0.000 and a mean difference of 29.533. After the intervention, that the prevalence of diarrhea is highest (19%) in children
the mean score of maternal self-efficacy in the intervention in households without latrines (defecating in rivers).
group and the control group was 106.60 (high) and 77.7 The prevention of diarrhea by mothers is done through
(moderate), respectively. Conclusion: Discharge planning exclusive breastfeeding, providing balanced nutritional
programs could increase maternal self-efficacy in the food, washing fruits and vegetables before cooking and
prevention of diarrhea. Structured discharge planning eating, washing hands with water and soap, giving breast
programs can provide ease for mothers to receive the milk, immunization for children, and consuming healthy
information needed during the treatment.
drinking water [3]. Such preventions of diarrhea and other
Keywords—Discharge planning, diarrhea, self-efficacy interventions to reduce morbidity and mortality due to
I. INTRODUCTION diarrhea will be effective if they are adjusted to the level
Diarrhea is such a disease that frequently occurs in of maternal self-efficacy in the prevention of diarrhea [4].
children in Indonesia. Diarrhea can cause dehydration that Maternal self-efficacy is a fundamental asset for the
leads to death. Data from the Indonesian Demographic treatment of diarrhea with oral rehydration salts (ORS)
and Health Survey [1] showed that 14% of children under and zinc that are evident to be effective in reducing high
five had suffered from diarrhea for the past two weeks mortality rate due to diarrhea by 40%. A study reported
prior to the survey. Five per 1,000 children suffer from that the use of zinc with ORS reduced 5% of total medical
diarrhea costs

Copyright © 2021 The Authors. Published by Atlantis Press SARL.


This is an open access article distributed under the CC BY-NC 4.0 license -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/. 435
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 535

and 17 hours of acute diarrhea [5]. The use of zinc and hospital procedures. The data collection was carried out
probiotics in diarrhea has a significant effect on feces using a double-blind method.
consistency, frequency and duration of diarrhea, and Maternal self-efficacy in the prevention of diarrhea
length of stay [6]. The use of ORS in managing diarrhea was measured before and after the intervention using the
in the Indonesian population is 33.3%. In Central Java, the Self- efficacy Scale for Preventing Early Childhood
use of zinc and ORS in the treatment of diarrhea is 14.6% Diarrhea (Joventino et al., 2012). Based on the results of
and 23.1%, respectively. Zinc is administered to children the research entitled “The Maternal Self-efficacy Scale for
with diarrhea for ten days. However, based on the data Preventing Early Childhood Diarrhea: Validity and
from [1], 36% of children under five have ORS when they Reliability," it was shown that the high predictive validity
suffer from diarrhea, 19% are given a self-made salt sugar result indicates that self-efficacy is a factor that causes
solution, and 47% drink more water. The successful diarrhea in children. The reliability test of this instrument
administration of zinc and ORS to children is strongly showed a score of 0.84.
influenced by maternal adherence in the care of diarrhea. The instrument was translated from English to
Mothers or parents of children with diarrhea should be Indonesian. The process of language validity and
given health education about its treatment at home and the reliability testing was carried out by English language
main principles of the prevention, which can be done by experts in two stages. The first stage was a back-
nurses through discharge planning programs. translation of the questionnaire from English to
The purpose of discharge planning is to reduce the Indonesian, and the second stage was a back-to-back
length of stay in the hospital, prevent a disease recurrence, translation from Indonesian to English. The result showed
and improve service coordination after the treatment in the no significant discrepancies between the English and
hospital [7]. Furthermore, [8] stated that discharge Indonesian versions of the questionnaire. The collected
planning affected maternal knowledge in caring for data were tested for normality using the Shapiro Wilk test,
children with diarrhea in PKU Muhammadiyah Hospital, and the result showed that the data were normally
Yogyakarta. Discharge planning can provide motivation distributed. A further statistical analysis using the
for patients to recover, shorten the length of stay, and independent t-test was performed. This research had been
decrease the level of patient relapse. A study by Rofii et reviewed and approved by the research ethics committee
al. (2012) showed that there is a relationship between of STIKES Muhammadiyah Gombong
personnel of discharge planning, involvement and No.495.6/IV.3.AU/F/ETIK/XII/2019.
participation, communication, agreements and consensus,
and the implementation of patient discharge planning. III. RESULTS AND DISCUSSION
Discharge planning programs begin when a patient The respondents in this study were mothers of children
arrives at the hospital. The initial steps in implementing undergoing treatment in the hospital (30 mothers each in
discharge planning include the identification of the the intervention group and the control group). Patients
patient’s condition, identification of the patient’s undergoing treatment in the pediatric unit of RSUD Dr.
discharge planning needs, and the arrangement of patient Soedirman were screened and examined whether they met
care planning (Peate et al., 2014). However, discharge the inclusion criteria. Those who met the criteria and were
planning programs have not been well implemented in all willing to be respondents were asked to take a lottery to
settings of patient services in hospitals. Research showed determine whether they belonged to the intervention group
that the implementation of discharge planning by nurses at or the control group. All respondents were requested to fill
the assessment stage and the implementation stage with a out the maternal self-efficacy questionnaire in the
good category was 63.1% and 58.5%, respectively, of prevention of diarrhea on the first day of the intervention.
total respondents [9]. It frequently happens that many Respondents in the intervention group were given the
nurses provide health education at the time when the following programs of discharge planning:
patient will be discharged. In their study, [10] identified Day 1: Assessment of patient needs
that the needs of patients consisted of three main Day 2: Health education about care for children with
categories, i.e., the need for disease information and its diarrhea
treatment, the need for services by doctors, nurses and Day 3: Health education about medicine and
nutritionists, and the need for discharge planning program nutrition for children with diarrhea
which include the time, place, method and media. The Day 4: Health education about when patients should
purpose of this study was to determine the effectiveness of be taken to the hospital
discharge planning programs on maternal self-efficacy in The methods used in the administration of health
preventing diarrhea in children. education were lectures and demonstrations, while the
supporting media included booklets, leaflets, and
II. METHODS
equipment for caring diarrhea in children.
The present study used a pretest-posttest quasi- On the other hand, respondents in the control group
experimental research design with a control group. The were given health education about diarrhea based on the
samples were mothers of children aged 1 month to 5 years hospital procedures at the time the patients were
old who underwent treatment at RSUD Dr. Soedirman, discharged. Before leaving the hospital, the respondents
Kebumen. The samples were randomly selected and were asked to fill in the maternal self-efficacy
divided into the intervention group (n=30) that received questionnaire for diarrhea prevention. The data collection
discharge planning programs and the control group (n=30) process was carried out using a double-blind method.
that received standard health education based on the

4
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 535

A. Characteristics of Children
TABLE I. CHARACTERISTICS OF CHILDREN WITH DIARRHEA (N=60)
Variables Intervention Group Control group
f (%) f (%)
Age
6-12 months 5 16.7 6 20
13-24 months 12 40 12 40
25-60 months 13 43.3 12 40
Gender
Male 16 53.3 18 60
Female 14 46.7 12 40

Table 1 shows that most children were aged 25-60 toddler age. The results of this study are different from the
months old. Children of this age are in the late number of hospitalized children in public health centers in
development of toddler until preschool. In this stage, Pekanbaru, which are mostly 1-3 years of age [11]. Most
children have already consumed a variety of foods. children with diarrhea in this study are boys. Boys like to
Regarding rough motoric skills, children are able to walk make more movements, such as kicking balls, than girls.
upstairs. In terms of fine motoric skills, children at this This is consistent with the results of a study by Maryanti
stage begin to learn to use colored pencils, explore the et al. (2017) which showed that the majority of children
environment and initiate something, have imagination, undergoing treatment at the public health centers in
and develop skills through active play and work together. Pekanbaru were suffering from diarrhea and were boys
As a result, they have the risk of exposure to pathogenic (54.2%). In contrast, a study by Yusuf (2016) reported that
microorganisms that enter their digestive tract. This is the number of girls and boys with diarrhea was 51.9% and
consistent with the research of Dwi Sulistyo C, which 48.1%, respectively. No scientific evidence has been
revealed that mother respondents who have children with found about the risk of diarrhea in boys and girls.
pneumonia in hospitals were at

B. Characteristics of Mothers
TABLE II. CHARACTERISTICS OF MOTHERS (N=60)
Age Intervention group Control group
f % f %
22-30 years old 13 43.3 17 56.7
31-40 years old 15 50.0 11 36.7
41-50 years old 2 6.7 2 6.7
Total 30 100 30 100

Most mothers in the intervention group were aged 31 five. Mothers will raise and guide the child to interact with
to 40 (50.0%), while in the control group, most of them others. Parents in adulthood can provide care for family
were aged 22 to 30 (56.7%). A majority of mothers were members who are sick [14]. This is also consistent with
in the early adulthood, i.e., 18 to 35. According to the results of a study by Nasution, Probowati, and Khoiri
Erikson, the main task of adulthood age is to achieve (2017), which found that most parents of children with
generativity. Generativity is the desire to care and guide diarrhea were at the age of 20 and 35. A study by Rumbo,
others such as children or their peers, or provide guidance Wichaikull, and Sanguanprasit (2016) also found that
in social interaction with this generation. This is in line most mothers of children undergoing treatment due to
with a study by Sulistyo, Nurhaeni, and W (2019) which diarrhea were in the adult age of 20 to 35 (73.7%).
found that most mothers with pneumonia children are at
the age of 35. This adult age is the proper age to care for
children under
C. Normality Test
TABLE III. RESULTS OF NORMALITY TEST
Shapiro-Wilk
Groups Statistic df Sig.
Control Group .917 30 .022
Intervention Group .948 30 .145

The normality test in this study was performed using that the data were normally distributed so that the bivariate
the Shapiro-Wilk test. The results of the test (Table III) analysis was carried out using the independent t-test.
showed

D. The effectiveness of the discharge planning programs in children with diarrhea


TABLE IV. MEAN SCORES OF MATERNAL SELF-EFFICACY IN THE PREVENTION OF DIARRHEA AFTER THE INTERVENTION IN THE
INTERVENTION GROUP AND CONTROL GROUP.
Groups n Mean SD Std. Error Mean p-value
Control Group 30 77.07 5.614 1.025 0.000
Intervention Group 30 106.60 8.857 1.617

4
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 535

The results showed that discharge planning programs efficacy in the prevention of diarrhea. Maternal self-
were effective in increasing maternal self-efficacy in the efficacy in preventing diarrhea becomes the basic capital
prevention of diarrhea (p=0.000). Structured and for mothers in the implementation of diarrhea preventive
systematic discharge planning programs provided behaviors in children.
complete and easy-to-understand information for mothers
who are caring for their children in the hospital due to REFERENCES
diarrhea. Information about how diarrhea can occur in [1] SDKI, “Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia,” 2017.
[2] S. Amaliah, “Hubungan sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya
children, its causes, and how to prevent it will help dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Desa Toriyo
mothers to prevent diarrhea in their children in the future. Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo,” in Prosiding
Mothers with good self-efficacy are most likely to apply Seminar NAsional UNIMUS, 2010, pp. 91–97.
personal and home environment hygiene, provide [3] E. S. Joventino et al., “The Maternal Self-efficacy Scale for
Preventing Early Childhood Diarrhea : Validity and Reliability,”
exclusive breastfeeding, and prepare and provide clean 2012.
and healthy food. The materials provided by health [4] A. Bandura, “Self‐efficacy,” Corsini Encycl. Psychol., pp. 1–3,
professionals can improve maternal motivation and self- 2010.
efficacy to adopt the desired behavior, which is to prevent [5] G. V Gregorio, L. F. Dans, C. P. Cordero, and C. A. Panelo,
“Zinc supplementation reduced cost and duration of acute
diarrhea so that it can reduce morbidity in children [17]. It diarrhea in children,” vol. 60, pp. 560–567, 2007.
is congruent with a study by Suwedia and Nurwahyuni [6] M. Lolopayung, A. Mukaddas, and I. Faustine, “Evaluasi
(2019), which showed that the implementation of clinical Pengggunaan Kombinasi Zink dan Probiotik pada Penanganan
pathways applied to patients with diarrhea provides better Pasien Diare Anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu
TAhun 2013,” Online J. Nat. Sci., vol. 3, no. March, pp. 55–64,
outcomes, including shorter hospitalization, reduced 2014.
treatment costs, and provide better outcomes when [7] I. Peate, K. Wil, and M. Nair, Nursing Practice: Knowledge and
patients discharged. A similar thing was also reported in a Care. Oxford: Whiley Blackwell, 2014.
study by Riyanti, Nurlaila, and Astutiningrum (2018) that [8] A. Pratama, “Pengaruh Discharge planning terhdap Pengetahuan
Ibu dalam Merawat Anak dengan Diare di RS PKU
breastfeeding education affects breastfeeding self- Muhamamdiyah Yogyakarta,” Universitas Muhammadiyah
efficacy. Yogyakarta, 2009.
Most respondents in the pre-test measurement had a [9] M. D. Sagita, E. Y. Fitri, and A. Kusumaningrum, “Gambaran
moderate level of self-efficacy (83.4% in the intervention Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat pada Pasien
Stroke di rumah sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi,” in
group and 80% in the control group). This can be Seminar Nasional Keperawatan, 2019, pp. 90–94.
influenced by adequate maternal knowledge about [10] I. Purnamasari, F. Haryanti, and Y. Soenarto, “Need Assessment
preventing diarrhea in children and proper behavior in Perencanaan Pulang Anak Diare,” J. Keperawatan Indones.,
vol. 15, no. 3, pp. 255–262, 2009.
preventing the disease. Easy access to information through
[11] E. Maryanti, S. D. Lesmana, H. Mandela, and S. Herlina, “Profil
social media can also affect maternal ability to prevent Penderita Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru,” J.
and treat diarrhea. Maternal experiences of having a child Ilmu Kedokt., vol. 8, no. 2, p. 101, 2017.
with diarrhea will also affect their self-efficacy in [12] S. Yusuf, “Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak,” Sari
Pediatr., vol. 13, no. 4, p. 265, 2016.
preventing diarrhea. Forbes et al. (2018) stated that the [13] D. C. Sulistyo, N. Nurhaeni, and F. T. W, “Effect of Discharge
factors influencing self-efficacy are the direct experience Planning Toward Medication Adherence and Understanding of
as a result of working on a past task and the indirect The Danger Sigms of Pneumonia of Toddlers at Indonesian
experience as a result of observing the experience of Hospital,” Malaysian J. Med. Res., vol. 3, no. 2, pp. 25–33,
2019.
others in doing the same task. The results of this study are [14] P. A. Potter, A. G. Perry, and P. Stocker, Fundamental of
consistent with research reporting that more than two- Nursing, 9th ed. New York: Elsevier Health Sciences, 2016.
thirds (68.3%) of mothers involved in the study showed [15] A. Nasution, R. Probowati, and A. N. Khoiri, “Self Efficacy Ibu
good behaviors in preventing diarrhea in children aged 1-5 Pada Balita Diare dengan Menggunakan Model Promosi
Kesehatan,” J. Ilm. Keperawatan, vol. 3, no. 2, 2017.
years in Buol Regency. Such behaviors included the [16] H. Rumbo, S. Wichaikull, and B. Sanguanprasit, “Factors
consumption of safe and healthy drinking water, proper Influencing Preventive Behaviors of Mothers for Diarrhea in
stool disposal, personal hygiene, and safe preparation and Children Aged 1-5 Years in Buol District, Indonesia,” Sociol.
feeding practices of foods. According to the results of a Study, vol. 6, no. 12, pp. 745–753, 2016.
[17] L. M. M. de Sabino et al., “Validation of PrimerFor Promoting
survey in 2012, less than a quarter (24.2%) of people in Maternal Self-Efficacy in Preventing Childhood Diarrhea,” Rev.
Buol had good behavior in practicing a hygienic and Bras. Enferm., vol. 71, no. IVC, pp. 1412–1419, 2018.
healthy lifestyle [12]. [18] I. N. G. Ba. W. Suwedia and A. Nurwahyuni, “Reduced Length
In this study, discharge planning programs were still of Stay in Clildren with Diarrhea Following Implementation of
Clinical Pathway,” in Proceedings of International Conference
limited to nurses. Discharge planning programs in on Applied Science and Health, 2019, no. 4, pp. 360–367.
children require the cooperation of all health workers who [19] E. Riyanti, Nurlaila, and D. Astutiningrum, “Pengaruh Edukasi
care for patients. The complexity of patient care requires Breastfeeding Ibu Post Partum Terhadap Breasfeeding Self
the support of a multidisciplinary team. In the early Efficacy,” J. Ilm. Kesehat. Keperawatan, vol. 14, no. 3, pp. 96–
104, 2018.
treatment, the medical team defines care needs, divide the [20] R. Forbes, A. Mandrusiak, M. Smith, and T. Russell, “New-
task of every health profession, coordinate and perform graduate Physical Therapists’ Self-efficacy to Perform Patient
nursing rounds every week, and ensure that patients Education Is Influenced by Entry-level Training Experiences,”
discharge from the hospital when they are ready [21]. J. Phys. Ther. Educ., vol. 32, no. 1, 2018.
[21] A. M. Statile et al., “Improving discharge efficiency in
IV. CONCLUSION medically complex pediatric patients,” Pediatrics, vol. 138, no.
2, 2016.
Discharge planning programs for hospitalized children
with diarrhea were effective in increasing maternal self-

4
discharge planning diare - C X Effectweness of Discharge p X Gambaran peran perawat de X G J•+aI discharge planning di‹ X @4"

g atlantis-press.com/’proceedings/pvj -ishesslJ -20/’125953853


uownioaa article true
HOFIE

PRE FAC
E ‹ PREVIOUS ARTICLE IN NEXT ARTICLE IN VOLUME >
VOLUME

A RTI C LES

AUTHORS
Volume Title Proceedings of the 1st Paris Van Java International Seminar on Health,
S E S SIONS ” Economics, Social Science and Humanities (PVJ-ISHESSH 2020)

0 RGAN I Z ERS Advances in Social Science, Education and Humanities Research

PU 6 L I S HI NG I N F ORNATION Publication Date B March 2021

ISBN 978-94-6239-349 -3

ISSN 2352-5398

DOI https://doi.org/10.2991/assehr.k.210304. 096 How to use a DOI?

0 2021, the Authors. Published by Atlantis Press.

Open Aceess This is an open access article distributed under the CC BY-NC license
(http://ereativecommons.orq/licenses/by- nc/4.OF.

Cite this article


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan
aktivitas-aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu
dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter &
Perry, 2005). Discharge planning dimulai pada awal pasien dirawat yang bertujuan untuk
membantu memelihara keberhasilan perawatan setelah pasien pulang. Menurut Almborg
et al (2010), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien,
membantu pasien mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Tujuan
discharge planning adalah meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas
perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge
Planning dapat mengurangi hari perawatan pasien, mencegah kekambuhan,
meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban
perawatan keluarga (Slaganfall, 1992).
Discharge planning dilakukan mulai penentuan keadaan pasien baik pemeriksaan
klinis maupun pemeriksaan penunjang lainnya serta tingkat ketergantungan pasien. Lalu
penyelesaian administrasi oleh keluarga pasien dan program health education yaitu
kontrol dan obat, nutrisi, aktivitas dan istirahat, serta perawatan diri pasien dengan
keterlibatan keluarga dalam perawatan di rumah.

3.2 Saran
1. Mahasiswa dapat berlatih roleplay discharge planning agar lebih memahami terkait
alur kegiatan discharge planning.
2. Tenaga kesehatan saling berkomunikasi terkait jadwal pelayanan kepada pasien
sehingga discharge planning dapat lebih terlaksana dengan kontinu dan pasien pun
mendapatkan pelayanan terbaik serta cepat mengalami pemulihan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Nurlaila, dkk. (2021). Effectiveness of Discharge Planning Programs to Increase Maternal


Self- Efficacy in the Prevention of Diarrhea: A Randomized Controlled Trial.
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 535 (1) : 435-438.
ISBN : 978- 94-6239-349-3, ISSN : 2352-5398, DOI :
https://doi.org/10.2991/assehr.k.210304.096

Rosya, Ernalinda, dkk. (2020). Discharge Planning (Perencaan Pasien Pulang) di Rumah Sakit.
Purwokerto : CV. Pena Persada. ISBN : 978-623-7699-26-2.

Anda mungkin juga menyukai