Anda di halaman 1dari 20

PERUMUSAN PERENCANAAN KEPERAWATAN

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi


Keperawatan
Dosen Pembimbing : Dr. Sudirman, MN

Disusun oleh:
Nama : Widyastuti Ayu Wulandari
NIM : P1337420119037
Kelas : 1 A 1 Reguler

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG
TAHUN 2019/2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah yang berjudul “Perumusan Perencanaan Keperawatan”, disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metodologi Keperewatan yang di bimbing oleh Bapak Dr. Sudirman,
MN
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari bebagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada
1. Yth. Bapak Dr. Sudirman, MN selaku Dosen Pembimbing di Prodi Keperawatan
Semarang
2. Teman-teman kelompok atas segala motivasi dan dorongannya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun  memohon sumbang saran dan kritik
konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Metodologi
Keperawatan untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,
khususnya bagi masyarakat luas.

Semarang, 26 Maret 2020

Penyusun

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul “Perumusan Perencanaan Keperawatan” telah disusun untuk


memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan tahun ajaran 2019/2020

Disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. Sudirman, MN

iii
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Definisi Perencanaan Keperawatan………………………………….... 3
2.2 Tujuan Perencanaan Keperawatan ……………….................................. 3
2.3 Manfaat Perencanaan Keperawatan …………………………………… 4
2.4 Kriteria Hasil Perencanaan Keperawatan …………………………….. 4
2.5 Langkah- Langkah Menyusun Rencana Keperawatan………………… 6
2.6 Jenis Rencana Tindakan Keperawatan ……………………………...... 13

BAB III PENUTUPAN........................................................................................ 14


3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
3.2 Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan , langkah ketiga dari proses
keperawatan  adalah rencana ( intervensi ) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan .
Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah.(Kozier et al.1995)

Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil


pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam
membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi
masalah kesehatan klien.

Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas petunjuk teknis pelaksanaan intervensi
keperawatan. Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan , langkah ketiga dari
proses keperawatan  adalah rencana ( intervensi ) keperawatan.intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien .intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekeuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan .

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perencanaan keperawatan?
2. Bagaimana rumusan tujuan dari perencanaan keperawatan?
3. Apa manfaat dari Tujuan Rumusan Perencanaan Keperawatan ?
4. Bagaimana kriteria hasil perencanaan keperawatan?
5. Bagaimana langkah-langkah menyusun rencana keperawatan?
6. Apa saja jenis rencana tindakan keperawatan yang mengacu NIC-NOC?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan keperawatan
2. Untuk mengetahui rumusan tujuan dari perencanaan keperawatan

1
3. Untuk mengetahui manfaat Tujuan Rumusan Perencanaan Keperawatan
4. Untuk mengetahui kriteria hasil perencanaan keperawatan
5. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah menyusun rencana
keperawatan
6. Untuk mengetahui apa saja jenis rencana tindakan keperawatan yang mengacu
NIC-NOC

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah Perencanaan. Menurut Kozier et al. (1995)
Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah.
Dalam Perencanaan Keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan  rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam
membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi
masalah kesehatan klien.
Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan
keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien. Rencana
asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai
rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosis keperawatan.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. Tahap
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi
(Iyyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, Rencana Keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan
dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya,
Rencana Keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada
klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik.
Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu pengamatan tentang pengelolaan
cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan keperawatan harus distandarisasi. Standar
tindakan tersebut dapat dibaca SAK ( Standar Asuhan Keperawatan) atau SOP (Standar
Operasional) dari Depkes R.I (1995).

2.2  Tujuan Perencanaan


Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat dibagi menjadi dua: (1) Sebagai administratif
dan (2) Klinik (Carpenito,2000)
1) Tujuan Administratif
 Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok
 Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
 Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
 Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien

3
2) Tujuan Klinik
 Menyediakan suatu pedoman daalam penulisan
 Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, apa yang diobservasi,
dan apa yang dilaksanakan
 Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan
2.3 Manfaat Rencana Keperawatan
 Sebagai penghubung kebutuhan klien

a. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan


b. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan pengertian  yang
lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan
c.  Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan

2.4 Kriteria Hasil Perencanaan


Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes):
a. Berfokus pada klien
S = Spesifik (Tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)
M  = Measurable (Tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang
perilaku   klien: dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau).
A = Achievable (Tujuan harus dapat dicapai)
R = Reasonable (Tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah)
T = Time (Tujuan keperawatan).
b. Singkat dan Jelas
Dengan menggunakan kata-kata singkat dan jelas pada criteria hasil,maka akan
mempermudahkan perawat untuk mengidentifikasikan tujuan dan rencana tindakan.
Oleh karena itu dalam menuliskan criteria hasil perlumembatasi kata-kata “klien
akan” pada awal kalimat.
c. Dapat diobservasi dan diukur
Outcomes yang dapat diobservasidan diukur meliputi pertanyaan “apa”
dan “sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja
yang   menjelaskan prilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika
tujuan telah tercapai.Menurut Carpenito : kata kerja yang tidak dapat di ukur melalui
penglihatan dan suara  meliputi; menerima, mengetahui, menghargai, dan memahami.
Sedangkan kata kerja yang bisa diukur;menyatakan, melaksanakan, mengidentifikasi,
adanya penurunan dalam….,adanya peningkatan pada….., tidak adanya…..,
mengkhususkan dan memberi tindakan”.
d. Ada batas waktunya
Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2:

4
1. Jangka panjang: suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu
lama, biasanya lebih dari 1 minggu atau 1 bulan.
2. Jangka pendek: suatu tujuan yang diharapkan biasa tercapai dalam waktu yang
singkat, biasanya kurang dari 1 minggu.

e. Realistis
Kriteria hasil harus biasa dicapai sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia,
meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingakt pengetahuan, affek emosi dan kondisi
fisik. Kelebihan dan kekurangan staf perawat harus menjadi  salah satu bahan
pertimbangan dalam penysunan outcomes.
f. Ditentukan oleh perawat dan klien
Selama pengkajian, perawat mulai melibatkan klien dalam interveni.Misalnya pada
waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa  dikerjakan atau dilihat klien
sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnosa keperawatan. Kemudian perawat
dan klien mendiskusikan  kriteria  hasil dan rencana tindakan untuk memvalidasi.
4. Manifestasi terhadap respon manusia
Penulisan criteria hasil mencakup semua respon manusia, yang meliputi;
a. Kongnitif (pengetahuan);
b. Aafektif (emosi/ perasaan);
c. Psikomotor; dan
d. Perubahan fungsi tubuh (Keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala).
Penulisan tersebut sering digunakan istilah KAPP (Kognitif, Affektif,
Psikomotor, dan Perubahan fungsi tubuh).
a. Kognitif ( K : pengetahuan )
Kriteria hasil bias disusun berdasarkan pengulangan informasi  yang telah diajarkan
kepada klien. Untuk menentukan apakah  informasi yang telah disampaikan bisa
dimengerti, klien harus ditanya untuk ; menyebutkan, menjelaskan, menyatakn,
mendefinisikan, atau menunjukkan pemahamannya terhadap beberapa informasi
secara    nyata.
Example :
Diagnosa keperawatan ( D.K Resiko perubahan status kesehatanberhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang diabetes.
1. Kriteria Hasil ( K.H )
Setelah akhir pengajaran pertama, klien mampu mendefinisikan diabetes, menjelaskan
hubungannya dengan diet, insulin, dan aktivitas.
2. Affektif ( A )
Kriteria hasil bisa ditulis dalam bentuk status emosional klien, outcomes tersebut
bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga terhadap stres yang
dihadapi. Hal ini bisa berupa penyakit, masalah keluarga atau krisis maturasi. Setelah
mengkaji respon emosional, perawat menyusun outcomes untuk mengidentifikasi
prilaku klien yang menyenangkan setelah dilaksanakan tindakan keperawatan.

5
Example :
Diagnosa keperawatan: gangguan konsep diri: harga diri berhubungan dengan
perubahan  body image (gambaran diri) mastectomy yang kedua. Kriteria hasil:
sebelum pulang dari rumah sakit: klien mengungkapkan perasaannya tentang
kehilangan payudaranya, ada keinginan yang positif untuk berhubungan dengan staff,
pengunjung dan sesama klien.
3. Psikomotor (P1)
Kriteria hasil yang diharapkan dari segi psikomotor adalah untuk mengindentifikasi 
apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana
pengajaran.
Contoh :
a. Injeksi insulin
b. Pindah dari kursi roda ke tempat tidur
c. Kateterisasi sendiri atau lainnya
d. Menghitung denyut nadi
e. Melaksanakan CPR dengan menggunakan alat
f. Melakukan tes gula darah dari bahan urin
g. Diagnosa keperawatan berisiko gangguan status kesehatan sampai
berkurangnya pengetahuan tentang diabetes. Kriteria hasil setelah pengajaran
yang kedua:mendemonstrasikan cara merawat kaki(gangren) secara akurat, tes
glukosa urin dan acetone.

4. Perubahan fungsi tubuh (P2)


Keadaan umum dan fungsi tubuh:
Kategori ini meliputi sejumlah manifestasi yang dapat diobservasi.
Contoh :
a. Diagnosa keperawatan : perubahan pola eliminasi alvi berhubungan dengan
penurunan peristaltic usus dan perubahan diet
b. Kriteria hasil : dalam waktu 48 jam setelah pembedahan, ada bunyi usus, dapat
flatus dan perut lembek
c. Diagnosa keperawatan : resiko perubahan pertukaran oksigen berhubungan
dengan nyeri insisi
d. Kriteria hasil : suara paru jelas setiap perubahan, menunjukan adanya
pengembangan dada yang simetris selama inspirasi.

2.5 Langkah-Langkah Rencana Keperawatan

1.      Menetapkan prioritas
Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi
urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan

6
prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan,
kebutuhan, dan keselamatan klien. Melalui pengkajian, perawat akan mampu
mengidentifikasi respon klien yang aktual potensial yang memerlukan suatu tindakan.
Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu “sistem” untuk menentukan
diagnosa yang akan di ambil tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa
digunakan adalah hirarki “kebutuhan manusia” (Iyer et Al.,1996).
Secara realistik, perawatan tidak dapat mengharapkan dapat menyelesaikan
semua diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada sebagian
klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas
kelompok diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif, perawat dapat
memprioritaskan peralatan yang diperlukan.
Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah
a.    Prioritas tinggi
Prioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibstksn
ancaman bagi klien atau orang lain bila tidak segera di tangani.
b.     Prioritas menengah
Prioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam
kehidupan.
c. Prioritas rendah
Mencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu
penyakit spesifik

2. Menuliskan kriteria hasil (outcomes)


Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang
digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat. Menurut
Alfaro (1994), tujuan klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan
yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat. Karena kriteria
hasil untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan klien yang dapat dicapai
atau dipertahankan melalui rencana tindakan keperawatan yang mandiri, sehingga
dapat membedakan antara diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif. Hasil dari
diagnosa keperawatan jika tindakan medis juga diperlukan.
Diagnosa keperawatan mengidentifikasi respon aktual dan resiko yang
dipertimbangkan sebagai suatu masalah bagian klien. Hal ini menandakan alternatif
respon diperlukan. Misalnya, diagnosa keperawatan :
(1) perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yaang berhubungan
dengan adanya kesukaran klien untuk mengunyah makanan, menandakaan bahwa
status nutrisi klien kurang dari optimal. Diagnosa tersebut menandakan bahawa
peningkatan nutrisi diperlukan. Contoh lainnya,

7
(2) diagnosa keperawatan resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan iritasi drainase perut, menandakan bahwa klien dalam keadaan resiko untuk
terjadi kerusakan kulit dan memerlukan intervensi atau bantuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan.
Contoh:
1. Kriteria hasil diagnosa keperawatan no. 1
“mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makan cair tiap 24 jam
2. Kriteria hasil diagnosa keperawatan no.2
Melakukan ostomy pada kantong plastik dan kulit yang membantu saluran tiap 72 jam.
a. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes)
(1) Berfokus pada klien
Outcomes (kriteria hasil) harus ditujukan kepada klien. Outcomes harus
menunjukan “apa yang akan dilakukan klien, kapan, dan sejauh mana tindakan akan
bisa dilaksanakan.

(2) Singkat dan jelas


Dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas padaa kriteria hasil,
maka akan memudahkan perawat untuk mengidentifikasi tujuan dan rencana tindakan.
Oleeh karena itu dalam menuliskan kriteria hasil perlu membatasi kata-kata “klien
akan....” pada walaa kalimat.

(3) Dapat diobservasi dan diukur


Outcomes yang dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa” dan
“sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang menjelaskan
perilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika tujuan telah
tercapai. Tindakan harus mencerminkan bahwa perawat dapat melihat dan
mendengarkan. Contoh kata kerja yang tidak menggambarkan sesuatu yang bisa
dilihat dan didengar; “kecemasan klien akan berkurang” (Carpenito, 1989,p.70).
Menurut Carpenito(2000) kata kerja yang tidak bisa diukur melalui penglihatann dan
suara meliputi; menerima, mengetahui, menghargai dann memahami. Sedangkan
contoh kata kerja yang bisa diukur meliputi: menyatakan pada...., tidak adanya....,
mengkususkan dan memberikan tindakan”.

(4) Ada batas waktu


Batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam penuisan kriteria hasil. Contoh
kata-kata tersebut; “selama di rumah sakit, setelah pulang dari rumah sakit, setelah
selesai pengajaran, dan dalam waktu 48jam”.
Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2;
1. Jangka panjang: suatu tujuan yyang dihaarapkan dapat dicapai dalam jaangk
waktu lama, biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan; kriteria hasil

8
tersebut ditunjukan pada unsur “problem (masalah) dalam diagnosa
keperawatan
2. Jangka pendek: suatu tujuan yang dihrapkan bisa dicapai dalam waktu yang
singkat, biasanya kurang dari 1 minggu; kriteria hasil tersebut ditunjukan pada
unsur E/S (etiologi/tanda dn gejala) dalam diaagnosa keperawatan
aktual/resiko

(5) Realistik
Kriteria hasil harus bisa dicapai sesuai dengan saran dan prasaran yang
tersedia, meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, effek-emosi dan
kondisi fidik. Kelebihan dan kekurangan staf perawat harus menjadi salah satu bahan
pertimbangan dalam penyusunan outcomes.
Contoh Outcomes yang tidak realistik:
“Mandi setiap hari pada jam 09.00 BBWI pagi”, kenyataan, ada 6 klien yang
memerlukan mandi pada jam yang sama”
“Menggunakan kursi roda selama 4jam sehari,..kenyataa, hanya ada 2 kursi roda
dalam ruangan dengan jumlah 30 klien.

(6) Ditentukan oleh perawat dan klien


Selama pengkajian, perawat mulaai melibatkan klien dalam intervensi.
Misalnya pada waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa dikerjakan atau
dilihat klien sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnosa keperawatan.
Kemudian perawat dan klien mendiskusikan kriteria hasil dan rencana tindakan untuk
memvalidasi.
3. Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien
dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan berdasarkan komponen penyebab
dari diagnosa keperawatan. Oleh karena itu rencana mendefinisikan suatu aktifitas
yang diperlukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu
permasalahan.
Menurut Bulechek & McCloskey (1989) intervensi keperawatan adalah “
suatu tindakan langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat. Tindakan
tersebut meliputi tindakan indepeden keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan,
tindakan medis berdasarkan diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan
dasar fungsi kesehatan kepada klien yang tidak dapat melakukannya. Definisi tersebut
berhubungan dengan semua intervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan dan
atau masalah kolaboratif.
1) Diagnosa keperawatan aktual, intervensi ditunjukan untuk:
 Mengurangi atau membatasi faktor-faktor penyebab dari masalah
 Meningkatkan status ksehatan klien
 Memonitor status kesehatan

2) Diagnosa keperawatan resiko tinggi, intervensi ditunjukan untuk:

9
 Mengurangi atau membatasi faktor resiko
 Mencegah masalah yang akan timbul
 Memonitor waktu terjadinya

3). Diagnosa keperawatan kemungkinan, intervensi ditunjukan kepada:

4) Diagnosa keperawatan kolaboratif, intervensi ditunjukan pada:


 Memonitor perubahan status kesehatan
 Mengelola perubahan status kesehatan terhadap intervensi keperawatan dan medis
 Mengevaluasi respon

Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis


Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun
oleh perawat untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan
perawat lainnya. Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah
rencana yang disusun oleh dokter untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program
atau perintah dokter adalah bukan perintah untuk perawat. Kedua intervensi
tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan yang independen, karena secara
hukum perawat harus apakah memang sudah untuk melakukan suatu tindakan
berdasarkan standar praktik.
Rencana tindakan medis biasannya difokuskan pada kegiatan yang
berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien. Tindakan
tersebut didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan medis
sering meliputi pengobatan, uji diagnostok, diet, dan pemberian obat.
Rencana tindakan keperawatan ditunjukan pada kegiatan yang berhubungan
dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan
tersebut bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu;
(1) Dependen;
(2) interdependen; dan
(3) independen.
Karakteristik Rencana Tindakan Keperawatan
(1) Konsisten dengan rencana tindakan
(2) Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah (rasional)
(3) Berdasarkan situasi individu klien
(5) Menggunakan saran yang sesuai (ANA,1973)

3. Pengembangan/Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan


Perawat menggunakan metode ilmiah dalam penyusunan rencana tindakan
keperawatan, meliputi :
(1) mendifinisikan masalah (diagnosa) ;
(2) mengidentifikasi kemungkinan alternatif; dan
(3) menyelesaikan alternatif yang mungkin.

10
Komponen Rencana Tindakan Keperawatan
Untuk menghindari keracunan dalam rencana tindakan, dan pengulangan kegiatan
perawat harus menerapkan komponen berikut ini:

(1) waktu
Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasi tanggal
dilaksanakan

(2) Mengunakan Kata Kerja


Semua rencana tindakan harus secara jelas menjabarkan setiap kegiatan. Kata kerja yang
mudah digunakan, misalnya ‘ajarkan cara perawatan colostomy”, sehingga perawat dapat:
mendemonstrasikan tahap pemakaian kantong feces; mengidentifikasi alat dan bahan yang
digunakan; memberikan suatu saran dan mendiskusikan dengan klien; dan menanyakan klien
untuk mengungkapkan kembali prosedur tindakan.

(3) Fokus pada pertanyaan (1H dan 5W)


Spesifik “whi,what,where,when,which,and how...” sangat penting untuk membuat
rencana tindakan menjadi bermakna. Contoh “lakukan irigasi luka...” , oleh karena itu
pelaksanaan perlu mengetahui;
 luka yang mana ..... mungkin klien mempunyai lebih dari satu luka
 siapa yang akan melakukan irigasi.... perawat,klien atau keluarga?
 Kapan dilakukan..... sebeum penggobatan? Sekali dalam sehari? Setiap saat diganti
 Bagaimana.....dengan mengunakan obat cair ? mengunakan jarum?dengan norma
saline, betadin, atau antibiotik solusion

(4) Modifikasi pengobatan


Tujuannya adalah untuk membatasi penulisan tindakan yang berulang-ulang

(5) Tanda tanggan


Komponen akhir pada rencana tindakan adalah tanda tanggan. Komponen ini merupakan
aspek hukum yang bisa dipertanggungjawabkan. Tanda tangan merupakan teman sejawat; (1)
memberikan umpan balik terhadap efektifitas tindakan;(2) untuk suatu kejelasan;(3) untuk
mengkaji rasional dari rencana tindakan (Carnevsl,1983)

4. Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan adalah suatu proses informasi,penerimaan,pengiriman,
dan evaluasi pusat rencana yang dilakukan oleh seorang perawat profesional (Ryan, 1973).
Format renpra membantu perawat untuk informasi yang didapay selama tahap pengkajian
dan diagnosa keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi guna
mempromosikan perawatan, yang meliputi;

11
(1) perawat individu;
(2) perawat yang kontinyu;
(3) komunikasi;dan
(4) evaluasi (Bower,1982)

a. Karakteristik
(1) Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan keperawatan disusun dan ditulis oleh perawat profesional yang
mempunyai dasar pendidikan yang memadai. Klien dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelayanan keperawatan harus dilibatkan dalam penyusunan rencana tindakan.
Khusus kepada klien akan memberikan kontribusi dengan mendifinisikan dan memvalidasi
outcomes dan rencana tindakan.

(2) Dilaksanakan setelah kontak pertama klien dengan klien


Rencana tindakan keperawatan adalah sesuatu yang paling efektif jika dilaksanakan
setelah pertama kali perawat kontak dengan klien. Segera setelah melakukan pengkajian,
perawat harus memulai untuk mendokumentasikan diagnosa aktual aau resiko, kriteria hasil
dan rencana tindakan.

(3) Diletakkan di tempat yang strategis (mudah didapatkan)


Rencana tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang
terlibat. Hal ini bisa diletakkan pada catatan medis klien, di tempat tidur atau di kantor
perawat.

(4) Informasi yang baru


Semua komponen rencana tindakan keperawatan harus selalu dipengaruhi. Diagnosa
Keperawatan, outcomes dan rencana tindakan yang tidakvalid lagi harus direvisi. Dengan
pembaharuan rencana tindakan, maka waktu perawat bisa dipergunakan secara efektif
Tipe Instruksi Keperawatan:
•       Diagnostik
Mengkaji kemajuan klien ke arah pencapaian kriteria hasil dengan pemantauan aktivitas klien
secara langsung. Instruksi diagnostik dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam
upaya untuk mengisi informasi yang kurang.
•       Terapeutik
Menunjukkan tindakan oleh perawat yang secara langsung mengurangi, memperbaiki atau
mencegah ekserbasi masalah.
•       Penyuluhan
Meningkatkan perawatan diri klien dengan membantu individu untuk memperoleh tingkah
laku baru yang mempermudah resolusi masalah klien. Instruksi penyuluhan menekankan
partisipasi klien untuk bertanggungjawab terhadap perawatan diri.

12
•       Rujukan
Menekankan peran perawat sebagai koordinator dan manajer dalam perawatan klien dalam
anggota tim perawat kesehatan.

2.6 Jenis Rencana Tindakan Keperawatan yang Mengacu NIC-NOC


Jenis-jenis rencana tindakan keperawatan yaitu :
1. Diagnostic/observasi
Rencana tindakan keperawatan diagnostic adalah rencana tindakan untuk mengkaji atau
melakukan observasi terhadap kemajuan klien dengan pemantauan secara langsung yang
Anda lakukan secara kontinu.
Contoh :
 Lakukan observasi terhadap tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi tiap 8 jam
 Lakukan observasi terhadap intake dan outuput tiap 24 jam
 Lakukan observasi terhadap tingkat kesadaran dan tanda-tanda peningkatan tekanan
intracranial (nyeri kepala, muntah proyektil, tekanan darah naik, nadi cepat dan
lemah) tiap 4 jam

2. Terapeutik/nursing treatment
Rencana tindakan keperawatan terapeutik adalah rencana tindakan yang ditetapkan untuk
mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan masalah. Rencana tindakan ini berupa
intervensi mandiri Anda yang bersumber dari ilmu, kiat, dan seni keperawatan
Contoh :
 Lakukan ROM pasif pada kaki klien 4x/hari
 Lakukan counter presser pada daerah sacral sewaktu His
 Lakukan manajemen keperawatan luka gangren tiap hari

3. Penyuluhan/health education/pendidikan kesehatan


Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk pendidikan kesehattan adalah rencana
tindakan yang Anda tetapkan bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri klien dengan
penekanan pada partisipasi klien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan diri,
terutama untuk perawatan di rumah.
Contoh :
 Jelaskan pada keluarga tentang perawatan anak demam di rumah
 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang diet diabetes mellitus
 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang penyakit dan perawatannya

4. Kolaborasi/rujukan/medical treatment
Rencana tindakan keperawatan kolaboratif adalah tindakan medis yang dilimpahkan
kepada Anda. Rencana kolaboratif ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi.
Contoh :
 Laksanakan hasil kolaborasi pemberian paracetamol 3x 500 mg/hari
Melaksanakan hasil kolaborasi infus D5 2000 cc / hari, PPC 3x 1 juta IU IM, 02 3 liter/menit.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa Perencanaan dan tindakan
keperawatan adalah tahap dalam proses keperawatan berdasarkan masalah actual dari
klien. Maksud penetapan prioritas masalah adalah mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya
memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan, dan keselamatan
klien. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab
perawat secara professional sebagaimana terdapat dalam standar Praktik
keperawatan,diantaranya Independen,interdependen dan dependen.

3.2 Saran
Dari hasil makalah yang penulis buat ini, maka masih banyak kekurangannya, baik
dari sisi isinya maupun dari sumber-sumber yang diambil, oleh karena itu untuk
kelanjutannya penulis mengharapkan pembaca dapat meningkatkan dan mengembangkan
lagi mengenai hal ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/398148776/352714571-Makalah-Perencanaan-
Keperawatan-docx#download diakses pada 26 Maret 2020 pukul 07:00 WIB
https://www.academia.edu/34693386/Intervensi diakses pada 26 Maret 2020
pukul 08:00 WIB
http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-perumusan-rencana-
asuhan.html# diakses pada 26 Maret 2020 pukul 08:25 WIB
https://www.slideshare.net/uweschaeruman/kb4 diakses pada 26 Maret 2020
pukul 08:30 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai