NIM : P1337420118072
KELAS : 2A1
Di Indonesia pada era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan untuk
mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi
pelayanan kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum
didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan
dokumentasi yang lengkap di pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas
dimanfaatkan dengan baik khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan
keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan, asuhan keperawatan yang
dilakukan belum disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan
adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi
perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis elektronik dimulai di akhir tahun 1970
digambarkan sebagai sistem modular yang dirancang dengan spesifik berfokus untuk
perencanaan pasien pulang secara elektronik atau semacam instruksi untuk tes diagnostik
(Peterson & Jelger, 1988). Pemikiran sistem informasi keperawatan berbasis komputer
berawal sebagai salah satu solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang tidak
lengkap karena tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di
Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum
melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan
keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, RT., 1999).
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak benar memberi peluang pelayanan yang
tidak baik dan dapat merugikan klien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap perkembangan Sistem Informasi Manajemen
keperawatan di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu:
1. Perkembangan SIM keperawatan di Indonesia masih sangat minim dan tampaknya belum
menjadi suatu kebutuhan dan prioritas utama bagi pihak manajemen rumah sakit.
2. Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia adalah
pengambil kebijakan bukan dari profesi keperawatan, SDM keperawatan yang belum siap
dengan sistem komputerisasi, Sedangkan faktor pendukungnya adalah adanya kemudahan
dalam mengakses informasi tentang SIM keperawatan.
3. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan SIM keperawatan
di Indonesia diantaranya adalah; peningkatan alokasi dana, peningkatan kualitas SDM
keperawatan, pengadaan fasilitas teknologi informasi yang lebih memadai dan terintegrasinya
program SIM keperawatan dalam kurikulum pendidikan keperawatan.
Saran
Diharapkan setelah membaca maklah ini, pembaca dapat mengetahui dan
memahami bagaimana sistem informasi manajemen keperawatan dan penerapannya di
Indonesia. Khususnya bagi perawat dan calon perawat agar dapat menerapkannya lebih
adekuat di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA