Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety
Disusun Oleh :
NIM : P1337420119037
Kelas : 1 A 1 Reguler
TAHUN 2019/2020
A. Pengendalian Lingkungan
B. Penanganan Limbah
1. Identifiasi Limbah
Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat, cair, dan
gas. Sedangkan kategori limbah secara umum terdiri dari benda
tajam, limbah infeksius, limbah non infeksius,limbah
radioaktif, limbah sitotoksik dan limbah beracun.
2. Pemisahan
a) Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b) Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
Limbah infeksius: adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus,
parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit.
Limbah infeksius juga bisa diberi penjelasan sebagai limbah yang terkontaminasi
darah dan cairan tubuh. Limbah jenis ini dimasukkan kedalam tempat limbah
berwarna kuning. Contoh: sampel laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ,
bagian dari tubuh, otopsi, cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari serum, plasma,
trombosit dan lain-lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai pasien
infeksi saluran cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di transmisikan
lewat darah atau cairan tubuh lainnya.
Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
Limbah ini dimasukkan ke dalam tempat limbah berwarna hitam. Contoh: sampah
rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor.
Limbah radioaktif : adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah jenis ini umumnya
cairan radioterapi yang tidak digunakan atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga
dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain yang terkontaminasi dengan cairan ini.
Limbah ini dimasukkan ke dalam tempat limbah berwarna merah.
Limbah obat sitotoksik : adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan
terapi sitotoksik.Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-
obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,
obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat- obatan. Limbah ini dimasukkan ke dalam tempat
limbah berwarna ungu
Limbah beracun : adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari
aktifitas diagnostic, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan, sisa suatu
usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya karna sifat konsentrasinya
dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Misalnya : formaldehid, zat kimia fotografis, solven, dll. Limbah ini dimasukkan ke
dalam tempat limbah berwarna coklat.
c). Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d). Limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek
3. Labeling
4. Penampungan
Limbah padat infeksius : Plastik kantong kuning atau kantong warna
lain tapi diikat tali warna kuning
Limbah padat non infeksius: Plastik kantong warna hitam
Limbah radioaktif : dimasukkan ke dalam tempat limbah berwarna
merah.
Limbah sitotoksik : dimasukkan ke dalam tempat limbah berwarna
ungu
Limbah beracun : dimasukkan ke dalam tempat limbah berwarna
coklat.
Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah
5. Packing
Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
Kontainer dalam keadaan bersih
Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20 meter
Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
Kontainer limbah harus dicuci setiap hari
6. Penyimpanan
Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
Beri label pada kantong plastik limbah – Setiap hari limbah diangkat dari
tempat penampungan sementara
Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
Tidak boleh ada yang tercecer
Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau (oleh
kendaraan), aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
7. Pengangkutan
Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
Tidak boleh ada yang tercecer
Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.
8. Penanganan/pemusnahan
Limbah infeksius di masukkan dalam incenerator
Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
Limbah feces, urine kedalam WC.
C. Penanganan Benda Tajam
Penanganan Limbah Benda Tajam :
Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
Segera buang limbah benda tajam ke kontainer yang tersedia tahan tusuk dan
tahan air dan tidak bisa dibuka lagi Selalu buang sendiri oleh si pemakai
Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
A. Safety Box.
Alternative 1 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada
setiap selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box dan isinya dikirim ke sarana
kesehatan lain yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000⁰C
atau memiliki alat pemusnah carbonizer.
Alternatif 2 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada
setiap selesai satu penyuntikan; Setelah penuh, safety box dan isinya ditanam di
dalam sumur galian yang kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya didalam area
unit pelayanan kesehatan.
B. Needle Cutter
Alternatif 1: Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu
penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection
container dimasukkan ke dalam safety box, kemudian dilanjutkan dengan
proses penanganan seperti yang dijelaskan dalam penanganan menggunakan
safety box.
Alternatif 2 : Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu
penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection
container dimasukkan ke dalam needle pit; Syringe bekas pakai didisinfeksi
dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit 5% dan direndam selama 30
menit, sehingga syringe telah steril dan dapat didaur ulang.
C. Needle Burner
Alternatif yang bisa dilakukan adalah : Jarum dimusnahkan dengan needle
burner langsung pada setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya
diproses seperti dijelaskan dalam penanganan dengan needle cutter; Hasil
proses pemusnahan dengan needle burner dimasukkan ke dalam kantong
plastic warna hitam, karena sudah tidak infeksius; Sisa proses bersama
kantong plastiknya langsung dibawa ke tempat penampungan sementara
limbah domestik.
D. Kesehatan Petugas
1. Dilakukan Vaksinasi
2. MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus dengan penularan
melalui airborne
3. Penanganan paska pajanan yang memadai (ada alur pajanan, sebelum 4
jam sudah ditentukan penata laksanaan)
4. Petugas sakit ,pihak instansi menentukan berapa lama waktu untuk
diliburkan petugas tersebut.
5. Batasi kontak langsung dengan pasien
CONTOH KASUS YANG BERKAITAN :
file:///C:/Users/Admin/Downloads/313432830-Penanganan-Limbah-Infeksius-Dan-Non-
Infeksius-Edit.pdf diakses pada 19 maret 2020 pukul 7:27
https://www.slideshare.net/HildaHerman1/penanganan-limbah-klinik-dan-biologi diakses
pada 19 maret 2020 pukul 7:41
https://www.persi.or.id/122-berita/sekilas-info/829-penyakit-kronis-dalam-bisnis-
limbah-medis diakses pada 19 Maret 2020 pukul 8:30
https://sardjito.co.id/2019/06/24/jangan-anggap-remeh-kasus-needle-stick-injury/ diakses
pada 21 Maret 2020 pukul 20:05
https://upeks.co.id/2020/01/08/sampah-menumpuk-ruang-inap-di-rsud-siwa-dikeluhkan/
diakses pada 21 Maret 2020 pukul 20:17