DOSEN PENGAMPU:
KELOMPOK 3:
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap agar makalah ini bisa dipraktikkan pembaca dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis...........................
ii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
B. TUJUAN .................................................................................................................... 2
C. MANFAAT ................................................................................................................ 2
BAB II.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
PENUTUP ......................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 15
B. SARAN ...................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berpikir kritis ini adalah suatu konsep dasar dari keperawatan yang digunakan
untuk mendapat informasi baik spontan maupun tidak. Berpikir kritis sangatlah
penting dalam proses keperawatan, walupun demikian tidak semua perawat dapat
berpikir kritis. Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang perawat harus mengetahui
apa itu berpikir kritis terlebih dahulu dan model-model yang dapat digunakan untuk
berpikir kritis.
Proses keperawatan adalah suatu tindakan yang bersifat sistematis oleh
perawat bersama dengan klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien mulai dari pelaksanaan pengkajian, menentukan
diagnosa keperawatan, menentukan rencana tindakan, melaksanakan implementasi
serta mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan dengan berfokus pada
klien, berorientasi pada tujuan asuhan keperawatan dan setiap tahap saling terkait dan
memiliki ketergantungan (Hidayat, 2021).
Pengkajian merupakan tahapan pertama dalam proses keperawatan. Seorang
perawat menggunaan cara yang sistematis dan dinamis dalam mengumpulkan dan
menganalisis data klien dari hasil wawancara, inspeksi dan observasi langsung. Hasil
pengkajian selanjutnya disusun dalam data dasar terkait kebutuhan, masalah
kesehatan, dan respon klien terdapat masalah yang dihadapi saat ini.
Diagnosis keperawatan merupakan suatu keputusan klinis terkait respon
individu, keluarga atau masyarakat terhadap gangguan kesehatan atau proses
kehidupan atau kerentanan yang aktual atau potensial.
Pada tahap intervensi, tujuan dan hasil dirumuskan. Tahap intervensi dalam
proses keperawatan digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk
memenuhi kebutuhan klien agar efektif dan efisien.
Tahap implementasi merupakan tahap pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahapan sebelumnya. Tahap
implementasi ditunjukkan pada nursing orders yaitu membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, seperti mencegah komplikasi, peningkatan kesehatan,
pencegahaan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
1
Tahap evaluasi terus menerus dilakukan untuk menentukan eektifitas dari
rencana keperawatan keperawatan yang telah disusun, menentukan keberlanjutan
rencana keperawatan, melakukan revisi rencana keperawatan atau menghentikan
rencana keperawatan. Evaluasi selalu berkaitan dengan ketercapaian tujuan, apabila
dalam evaluasi tujuan yang telah ditetapkan pada intervensi tidak tercapai,maka perlu
dianalisis penyebabnya.
B. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Definisi Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan
2. Untuk Mengetahui Definisi Dari Tahap-Tahap Proses Keperawatan
3. Untuk Mengetahui Contoh Tindakan Yang Dilakukan Dalam Tahap- Tahap
Proses Keperawatan
C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai Berpikir Kritis dalam Proses
Keperawatan
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan dan sebagai
pedoman untuk Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tahap Pengkajian
3
pengkajian tersebut, perawat akan mengembangkan rencana keperawatan dan
mengimplementasikan tindakan keperawatan yang sesuai untuk mengatasi
masalah kesehatan (Rachmawati, 2022). Pengkajian yang baik dan benar
memberi peluang bagi perawat untuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukan observasi dan pemeriksaan untuk mengumpulkan data tentang
klien.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah tahap kedua dalam proses keparawatan dan
merupakan suatu pernyataan dari masalah klien, baik aturan maupun resiko
berdasarkan data pengkajian yang sudah dianalisis.
Diagnosis keperawatan merupakan suatu keputusan klinis terkait respon
individu, keluarga atau masyarakat terhadap gangguan kesehatan atau proses
kehidupan atau kerentanan yang aktual atau potensial.
4. Tahap Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan
denngan tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal (Depkes, 1993).
Implementasi adalah fase ketika 21 perawat menerapkan perencanaan ke dalam
tindakan (Kozier, 1995). Implementasi adalah tahap keempat dari proses
keperawatan yang terkait dengan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan
4
mengacu pada rencana keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam
pelaksanaan rencana keperawatan dengan melibatkan klien dan keluarga serta
anggota tim keperawatan kesehatan yang lain.
5. Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencan keperawatan ( Depke datas, 1993). Evaluasi adalah proses untuk menjamin
kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dengan meninjau keefektifan
rencana perawatan (Doenges, 1995). Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan dan diarahkan untuk menentukan renpon klien terhadap intervensi
keperawatan serta sebatas mana tujuan/criteria hasil sudah tercapai. Tujuan
perawat melakukan evaluasi adalah menentukan kemampuan klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menilai efektifitas rencana
keperawatan/strategi asuhan keperawatan.
1. Tahap Pengkajian
Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahap pengkajian,
antara lain:
a. Pengumpulan data
1) Mengetahui tujuan/ maksud dari pengumpulan data, apa yang akan
dilakukannya, manfaat apa yang didapat dari data tersebut?
2) Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data?
3) Hal-hal apa yang harus diperhatikan saat wawancara?
4) Teknik apa yang digunakan pada saat wawancara dan fase apa yang
sedang dialami?
5) Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat melakukan observasi/
pengamatan?
6) Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat memeriksa fisik klien,
perawat harus tahu dulu ciri/tanda dari keadaan fisik yang normal agar
dapat mengetahui terjadinya keadaan yang tidak normal atau
5
menyimpang? Alat-alat yang digunakan untuk melakukan pemerikasaan
fisik?
7) Sudahkah saya mempelajari data yang ada sebelum memulai pengumpulan
data?
8) Kapan suatu data yang diperoleh dapat menjadi indikasi/patokan adanya
suatu masalah dan intervensi seperti yang akan dilakukan?
9) Informasi/data apa yang sesuai atau relevan dan saya butuhkan serta
bagaimana saya menginterpretasikannya?
10) Apa yang saya dapatkan dari informasi/ data ini?
11) Masalah-masalah apa yang ditunjukkan oleh informasi/data ini?
12) Apakah saya sudah mengidentifikasikan masalah yang terpenting?
13) Apakah informasi/data ini menunjukkan masalah lain yang harus saya
pertimbangkan?
14) Apakah saya sudah mengumpulkan semua informasi/data yang saya
perlukan?
15) Apakah ada yang harus saya laporkan segera?
16) Apakah saya memerlukan tambahan bantuan?
17) Apakah klien ini mempunyai factor resiko?
18) Komplikasi yang manakah yang harus saya awasi?
19) Apakah ada factor yang berhubungan dengan usia?
20) Bagaimana hubungan keluarga menghadapi situasi ini?
21) Adakah factor budaya yang mempengaruhi?
22) Apakah hasil akhir/tujuan yang diharapkan dari klien ini?
23) Apakah yang akan menjadi tindakan pertama saya dalam situasi ini?
24) Bagaimana saya dapat menyusun rencana tindakan dengan tepat?
6
c. Pemvalidasian data
Apakah yang dibutuhkan saat validasi data? (pada saat melakukan
pemeriksaan fisik, bukti hasil laboratorium, foto rontgen, dll.).
d. Pendokumentasian data
1) Sudahkah melakukan pendokumentasian dengan benar?
2) Apakah format pengkajiannya telah sesuai dengan kondisi klien?
2. Tahap Diagnosa
Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahap diagnosis
keperawatan, antara lain :
a. Analisis data
1) Sudahkah melakukan analisis data yang ada dari hasil pengkajian,
sehingga perawat mampu mengidentifikasi data subjektif dan data
objektif yang mendukung masalah keperawatan?
2) Apakah sudah mengetahui data normal, sehingga perawat mampu
menganalisis data yang merupakan data fokus yang mendukung masalah
keperwatan?
3) Sudahkah melakukan pengelompokan data yang ada dalam kelompok
data subjektif dan data objektif?
7
didokumentasikan pada tahap analisis data?
2) Sudahkah menentukan etiologi/ penyebab dari masalah keperawatan
yang ada dengan menganalisis kembali data subyektif dan data
obyektif yang sudah dikelompokkan sesuai maasalah?
3) Sudahkah menentukan diagnosis keperawatan yang terdiri dari
problem/ masalah, etiologi/penyebab, dan tanda/ data obyektif serta
gejala/data subjektif?
d. Memprioritaskan diagnosis keperawatan
8
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun rencana keperawatan:
1) Tindakan apa yang akan dilakukan. Ini berhubungan dengan masalah yang
klien alami.
Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahap perencanaan,
antara lain:
a) Meletakkan prioritas
9
tindakan keperawatan?
10
keperawatan, tujuan dan criteria hasil, intervensi keperawatan,
dan rasional tindakan serta paraf yang diikuti nama jelas?
c. Apakah dalam pendokumentasian kalimat yang dituliskan
dalam rencana tindakan adalah kalimat perintah (kata kerja
pasif)?
4. Tahap Implementasi
Analisis pertanyaan kritis dalam setiap kegiatan pada tahap implementasi,
antara lain:
a. Mengkaji ulang
11
serta memenuhi criteria bahwa pencacatan yang dibuat menunjukkan
diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif: pencatatan yang dibuat
menggambarkan intervensi keperawatan dan respons klien terhadap
intervensi tersebut; pencacatan yang dibuat mencakup semua data
tambahan yang relevan?
3) Apakah pendokumentasian catatan keperawatan menggunakan kalimat
aktif? Perawat harus memperhatikan respon klien, baik respon yang
diungkapkan klien (subyektif) maupun respons yang dilihat perawat
(obyektif)?
5. Tahap Evaluasi
Analisis pertanyaan kritis dalam setiap kegiatan pada tahap evaluasi, antara
lain:
12
d. Mengulang dan memodifikasi perencanaan
Secara umum, evaluasi atau penilaian yang dapat dilakukan secara keseluruhan
dari asuhan keperawatan yang telah diberikan, antara lain:
1. Apakah asuhan keperawatan tersebut efektif?
7. Apakah klien mencapai hasil yang diharapkan didalam periode waktu yang
singkat?
13
11. Apakah ada masalah baru yang timbul ketika intervensi keperawatan belum
direncanakan atau diimplementasikan?
12. Faktor apakah yang mempengaruhi pencapaian tujuan atau kurang tercapainya
tujuan?
14. Apakah perubahan harus dibuat pada tujuan dan criteria hasil?
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan berpikir kritis dalam proses keperawatan, perawat dapat memastikan bahwa
pasien menerima perawatan yang terbaik dan paling efektif, serta meminimalkan risiko
kesalahan dan komplikasi yang mungkin terjadi.
B. SARAN
1. Bagi pembaca
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca
terkait dengan berpikir kritis dalam melaksanakan proses keperawatan. Khususnya yang
berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang berpikir kritis dan proses keperawatan maka
perlu membaca sumber tulisan lain mengenai materi tersebut. Sehingga akan lebih
memahami materi berpikir kritis dalam proses keperawatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16