Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK

Dosen Pengampu : Ernawati, SKp, M.Kep

Disusun Oleh:
Dwi Ratna Enjelina ( PO71201230104 ) Reva Mariska ( PO71201230254 )
Mita Ananda ( PO71201230256 ) Novi Fadilah ( PO71201230177 )
Susan Azila ( PO71201230075 ) Nabila Putri ( PO71201230189 )
Shofia Andriani ( PO71201230190 ) Najwa Mariza (PO71201230083 )
Satria Chandra ( PO71201230094 ) Ida Wardani (PO71201230260 )
Ollyvian Cahya ( PO71201230095 ) Anggun Rizky (PO71201230228 )
Apriya Putri KDO ( PO71201230179 ) Tiara Adriana ( PO71201230071 )
Artika Sari Devi ( PO71201230176 Marsyah P (PO71201230073)
fhamellia catellyn (PO71201230078) Suci anggraini (PO71201230226)
arasy nuriyah (PO71201230157) Kusnul K (PO71201230070)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan karunia nya sehinga makalah yang berjudul“ Pemeriksaan
Fisik “ dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan kita mengenai pemeriksaan fisik. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian Pustaka maupun melalui media internet.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas - kuasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

24 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR …………………………………………………………

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………..

1.3 Manfaat

Bab II

2.1 Tinjauan Pustaka ……………………………………………………………...

2.2 Tujuan Pemeriksaan Fisik …………………………………………………….

2.3 Metode – Metode Pemeriksaan Fisik …………………………………………

2.4 Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital …………………………………………….

Bab III

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….

3.2 Saran …………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat masa kini dituntut untuk dapat mengaplikasikan metode


pendekatan pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien,, memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, dan kemampuan
teknis agar dapat melayani pasien secara efisien. Salah satu keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang perawat adalah keterampilan untuk melakukan
pemeriksaan fisik untuk memperoleh data tentang keadaan kesehatan
pasien. Pengkajian merupakan tahap yang paling utama dalam proses
keperawatan, dimana pada tahap ini perawat melakukkan pengkajian data yang
diperoleh dari hasil wawancara/anammesis, catatan kesehatan lain dan
pemeriksaan fisik.( Manalu, 2015 )

Pemeriksaan fisik adalah langkah penting dari proses keperawatan untuk


menentukan status kesehatan klien. Proses asuhan keperawatan terdiri dari 5
proses yaitu pengkajian, penegakan diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan kunci membuat Keputusan
klinis, mengetahui keadaan klien serta masalah klien. Ketepatan pemberian
asuhan keperawatan akan tercapai apabila pengkajian dan pemeriksaan fisik
dilaksanakan dengan baik, karena pengkajian dan pemeriksaan fisik adalah data
dasar untuk menentukan Langkah selanjutnya termasuk menegakkan diagnosis,
rencana tindakan dan evaluasi. ( Butar, 2022 )

Tujuan umum pemeriksaan fisik adalah untuk memperoleh informasi


mengenai status kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan fisik adalah,
pertama, untuk mengidentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui
adanya variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi keluhan-
keluhan dan gejala-gejala pasien, penapisan/skrining keadaan well-being pasien,
dan pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini. Informasi ini menjadi
bagian dari catatan/rekam medis (medical record) pasien, menjadi dasar data awal
dari temuan-temuan klinis yang kemudian selalu diperbarui (updated) dan
ditambahkan sepanjang waktu. ( Jones, 2012 )

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pemeriksaan fisik ?

2. Apa tujuan pemeriksaan fisik ?

3. Apa saja metode pemeriksaan fisik

4. Apa saja komponen dalam pemeriksaan TTV ?

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui terminology pemeriksaan fisik

2. Dapat mengetahui tujuan pemeriksaan fisik

3. Dapat menegetahui metode – metode pemeriksaan fisik

4. Dapat mengetahui komponen apa saja dalam pemeriksaan TTV


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Pemeriksaan fisik adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk menilai kondisi tubuh dan organ-organ internal secara langsung
dengan menggunakan indra penglihatan, perabaan, pendengaran, penciuman, dan
perasa. ( Indriyani dkk, 2023 )

2.2 Tujuan Pemeriksaan Fisik

Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam konteks perawatan kesehatan adalah


untuk mendapatkan informasi langsung mengenai kondisi tubuh dan organ-organ
internal pasien dengan menggunakan berbagai metode pengamatan dan
pengukuran (Wardani. R., H., 2023).

Pemeriksaan fisik memiliki beberapa tujuan utama, termasuk mendiagnosis


penyakit atau gangguan pemeriksaan fisik yang mana membantu dokter dalam
mengidentifikasi gejala dan tanda-tanda klinis yang berkaitan dengan penyakit
atau gangguan kesehatan tertentu (Audina, M., & Nusadewiarti, A., 2023).
Informasi ini penting untuk merumuskan diagnosis yang akurat.

2.3 Metode Dasar Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Inspeksi yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan
metode tertua yang diguanakan untuk mengkaji /menilai pasiem.Metode inspeksi
ini mengharuskan perawat menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi
karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan.
2. Palpasi

Palpasi yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, yang mana


merupakan langkah kedua dalam pemeriksaan pasien dan digunakan untuk
menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Melalui
palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut dan sensitive terhadap
tanda fisik termasuk posisi, ukuran, kekenyalan, kekasaran, tekstur dan mobilitas.

Jenis Palpasi ada 2 yaitu :

a. Palpasi Ringan : Memberikan tekanan perlahan, lembut dan hati – hati sedalam
kira kira 2 – 1 cm

b. Palpasi dalam : Untuk memeriksa kondisi organ, penekanan sedalam 2 – 4 cm

Hal hal yang perlu diperhatikan yaitu :

- Palpasi kulit untuk menilai tekstur. Gunakan permukaan palmar ketiga


jari tengah untuk meraba tekstur kulit.
- Palpasi untuk menilai ketebalan. Jika ditemukan lesi saat menilai
ketebalan kulit, kenakan sarung tangan dan palpasi lesi antara ibu jari dan
jari; amati drainase atau karakteristik lainnya.
- Palpasi untuk menilai kelembaban. Periksa di bawah lipatan kulit dan di
area yang tidak terpapar.
- Palpasi untuk menilai suhu. Gunakan permukaan punggung tangan
untuk meraba kulit.
- Palpasi untuk menilai mobilitas dan turgor. Minta klien untuk
berbaring; dengan menggunakan dua jari, cubit perlahan kulit di tulang
dada atau di bawah tulang selangka.
- Palpasi untuk mendeteksi edema . Gunakan ibu jari Anda untuk
menekan kulit atau kaki atau pergelangan kaki untuk memeriksa edema.

3. Perkusi

Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan


tubuh secara ringan dan tajam, untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas
struktur atau cairan atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan
menghasilkan gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di
bawahnya. Pantulan suara akan berbeda-beda karakteristiknya tergantung sifat
struktur yang dilewati oleh suara itu.

Perkusi dibagi menjadi 2 yaitu

a.Perkusilangsung
pengetukan permukaan tubuh secara langsung dengan satu atau dua jari tanpa
perantara, perkusi langsung kepalan tangan melibatkan kepalan dari tangan yang
dominan yang kemudian mengetuk permukaan tubuh langsung.

b. Perkusi tidak langsung

Yaitu dengan menempatkan jari tengah non dominan ( disebut pleximeter )


di atas permukaan tubuh dengan telapak tangan dan jari – jari lain tidak berada di
permukaan kulit.

5 kualitas dasar nada perkusi yaitu :

Nada suara pekak : dihasilkan oleh massa padat, sepert perkusi pada paha.

Nada suara redup : dihasilkan oleh perkusi di atas hati.


Nada suara sonor/ resonan : dihasilkan oleh perkusi di atas paru normal.

Nada suara hipersonor : dihasilkan oleh perkusi di atas paru yang emfisematous.

Nada suara timpani : dihasilkan oleh perkusi di atas gelembung udara (lambung,
usus)

4. Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang


berasal dari dalam tubuh, yang meliputi frekuensi, intensitas, durasi dan kualitasl,
dengan bantuan alat yang disebut stetoskop. Frekuensi adalah ukuran jumlah
getaran sebagai siklus per menit. Siklus yang banyak perdetik menghasilkan bunyi
dengan frekuensi tinggi dan sebaliknya. Intensitas adalah ukuran kerasnya bunyi
dalam desibel, lamanya disebut durasi.
2.4 Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital

Pemeriksaan vital sign / TTV ( tanda – tanda vital ) adalah suatu prosedur
mendasar bagi tim tenaga kesehatan maupun layanan kesehatan yang bertujuan
untuk mendeteksi adanya suatu kelainan , gangguan, perubahan fungsi organ
tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat membantu dalam pembuatan
diagnosa.

Terdapat empat komponen tanda-tanda vital utama yang harus rutin dipantau oleh
tim tenaga Kesehatan, meliputi :

a. Tekanan Darah/Tensi Darah

b. Denyut Nadi

c. Laju Pernapasan

d. Suhu Tubuh

Jenis pemeriksaan TTV

a. Tekanan Darah / Tensi Darah

Tekanan Darah merupakan tekanan yang di alami darah pada pembuluh darah
arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan
darah dapat dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop melalui
nilai sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik merupakan tekanan darah arteri pada
saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan
tekanan diastolik adalah tekanan darah arteri menunjukkan saat jantung
beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh tubuh.

Tekanan darah normal pada dewasa yaitu 120/80 mmHg. Angka 120
menunjukan angka sistolik sedangkan angka 80 merupakan angka diastolik.
Sementara pada bayi dan anak-anak tekanan darah normal lebih rendah dari nilai
dewasa. Tekanan darah normal di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu aktivitas
fisik, diet dan usia. Maka untuk dapat hasil yang tepat, sebelum pengukuran
sebaiknya beristirahatlah sekitar 15 menit dari aktivitas agar tubuh menjadi relax.

Tekanan Darah Normal

Bayi baru lahir ( 300 gram ) : 40 mmHg

1 bulan : 85/54

1 tahun : 95/65

6 tahun : 105/65

10 – 13 tahun : 110/65

14 – 17 tahun : 120/75 mmHg

Dewasa tengah : 120/80

Lansia : 140/90
b. Denyut Nadi

Denyut nadi adalah ukuran untuk mengetahui berapa kali pembuluh darah
arteri mengembang dan berkontraksi dalam 1 menit sebagai respons terhadap
detak jantung. Nilai denyut nadi normal pada dewasa yaitu kisaran 60 – 100 x/
menit.

Lokasi Nadi pada tubuh manusia :

Temporal, Karotid, Apikal, Brakialis, Radialis, Ulnar, Femoral, Poplitea, Tibia


Posterior dan Pedis Dorsal.

c. Laju Pernafasan

Laju pernapasan adalah jumlah napas yang dilakukan seseorang per menit.
Saat mengukur tanda-tanda vital, dokter/perawat akan mengukur intensitas
bernafas dalam satuan waktu/menit, yaitu intensitas dada naik saat inspirasi
(mengambil nafas) ataupun ekspirasi (menghembuskan nafas). Metode ini
bertujuan untuk menilai ada kesulitan atau tidak dalam bernafas. Laju pernafasan
normal untuk orang dewasa yaitu 12-20 x/menit, sementara pada bayi dan anak-
anak lebih tinggi dari nilai normal dewasa. Adapun faktor yang mempengaruhi
laju pernafasan, yaitu usia, peningkatan suhu tubuh, beraktivitas/olahraga, posisi
tubuh dan jenis kelamin.

Frekuensi Pernapasan Rata – rata normal :

1. Bayi baru lahir : 35 – 40

2. Bayi ( 6 bulan ) : 30 – 50

3. Todler ( 2 tahun ) : 25 – 32

4. Anak – anak : 20 – 30

5. Remaja : 18 -19

6. Dewasa : 12 - 20

d. Suhu Tubuh

Temperatur / suhu adalah suatu ukuran derajat panas dengan menggunakan


alat yang disebut thermometer dan suhu yang dihasilkan tergantung dari aktivitas
yang dilakukan , cuaca , metabolisme tambahan karena pengaruhb hormon,
konsumsi cairan maupun jenis kelamin. Metode mengukur suhu tubuh anatara lain
dengan cara oral atau melalui mulut, rectal, ketiak / axila, melalui kulit di dahi dan
telinga.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawat dalam melaksanakan tugas profesinya dituntut untuk memiliki


kemampuan intelektual, interpersonal, dan kemampuan teknis agar dapat
melayani pasien secara efisien. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang perawat adalah keterampilan untuk melakukan pemeriksaan fisik
untuk memperoleh data tentang keadaan kesehatan pasien. Pemeriksaan
fisik merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar perawat dapat
merumuskan diagnosa keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan.
Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam konteks perawatan kesehatan adalah untuk
mendapatkan informasi langsung mengenai kondisi tubuh dan organ-organ
internal pasien dengan menggunakan berbagai metode pengamatan dan
pengukuran

Ada 4 metode dalam pemeriksaan fisik yaitu : Inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi sedangkan 4 komponen dalam pemeriksaan TTV antara lain : Tekanan
darah, denyut nadi, suhu tubuh dan laju pernafasan.

3.2 Saran

Saran saya untuk para pembaca adalah dengan adanya makalah tentang
“pemeriksaan fisik “ ini dapat menambah wawasan pembaca, terkhusus untuk
mahasiswa keperawatan sehingga dapat mengetahui lebih dalam lagi mengenai
hal hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik untuk memantau
kondisi pasien dan mengetahui nilai nilai normal dalam pengukuran. Sehingga
harapan kami, pembaca dapat menguasai materi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Audina, M., & Nusadewiarti, A. (2023). Penatalaksanaan Asma Persisten Ringan


pada Pasien Lansia Usia 61 Tahun melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(4), 1523-1540

Butar, S., Prabawati, D., & Supardi, S. (2022). Efektivitas Penggunaan Aplikasi
Head to Toe (HETTO) Terhadap Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Melakukan
Pemeriksaan Fisik. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 12(3),
603-614.

https://www.bktm-makassar.org/service/pemeriksaan_klinik.html

Jones, R. M. (2012). Prinsip dan Metode Pemeriksaan Fisik Dasar. Bab ini
meliputi materi yang ditulis pada edisi pertama oleh Jean DeMartinis.

Manalu, N. V. (2016). Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Oleh Perawat Rumah Sakit


Advent Bandar Lampung. Jurnal Skolastik Keperawatan, 2(1), 13.
https://doi.org/10.35974/jsk.v2i1.234

Potter& Perry ( 2006 ) Fundamental Keperawatan. Ed.4. Jakarta : EGC

Wardani. R., H., (2023). Prosedur pengkajian keperawatan (tanda vital,


pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik). Keperawatan Dasar, 111, Prodi
III Keperawatan Bondowoso.

Anda mungkin juga menyukai