PEMERIKSAAN FISIK
Oleh :
Khofidhotur Rohmah
NIM. 23106016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya mampu mengerjakan laporan ini yang
membahas tentang Pemeriksaan Fisik.
Dalam rangka memenuhi target mata kuliah keterampilan dasar kebidanan
dan praktek klinik. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas dr. Soebandi Jember.
2. Pembimbing Akademik Universitas dr.Soebandi Jember.
3. Kepala Ruangan.
4. Pembimbing Klinik.
5. Semua pihak yang membantu terlaksananya kegiatan atau laporan
ini.
Tentunya laporan ini masih jauh dari kata sempurna. oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
sempurnaanya laporan ini.
Khofidhotur Rohmah
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Metode Penelitian......................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Definisi......................................................................................................7
2.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Fisik....................................................7
2.3 Klasifikasi..................................................................................................8
2.4 Indikasi Pemeriksaan Fisik......................................................................10
BAB 3 LAPORAN TINDAKAN...........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian Pemeriksaan fisik
B. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Pemeriksaan fisik
C. Untuk mengetahui klasifikasi dari Pemeriksaan fisik
D. Untuk mengetahui indikasi dari Pemeriksaan fisik
1.4 Metode Penelitian
Metode penulisan pengumpulan data dari berbagai sumber aplikasi yang
berkaitan dengan cara mencari, membaca dan mempelajari.
Menurut Black & Hawks (2014), terdapat dua macam respirasi pada
manusia yaitu
respirasi internal dan eksternal. Respirasi internal adalah pertukaran gas-gas
(oksigen atau O2
dan karbon dioksida atau CO2) antara darah dan jaringan. Respirasi
eksternal adalah
pertukaran gas-gas (oksigen atau O2 dan karbon dioksida atau CO2) antara darah
dan udara
sekitar. Pertukaran ini meliputi beberapa proses yaitu ventilasi (proses
masuknya udara
sekitar dan pembagian udara tersebut ke alveoli), distribusi (distribusi dan
pencampuran
molekul-molekul gas intrapulmoner), difusi (proses masuknya gas-gas
menem-bus selaput
alveolo-kapiler) dan perfusi (pengambilan gas-gas oleh aliran darah kapiler
paru yang
adekuat).
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pemeriksaan fisik adalah salah satu elemen penting dari proses menentukan
diagnosis sebuah penyakit. Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari kepala
hingga ujung kaki (head to toe) pada setiap sistem tubuh yang memberikan
informasi objektif tentang klien dan memungkinkan untuk membuat penilaian
klinis untuk merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien (Perry,
2015).
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau
hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang
sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa,
menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi
klien (Munawaroh, 2019).
Proses asuhan kebidanan terdiri dari 5 (lima) proses yaitu pengkajian,
penegakan diagnosis kebidanan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian merupakan kunci membuat keputusan klinis, mengetahui keadaan
klien serta masalah klien (Potter, 2016).
Ketepatan pemberian asuhan kebidanan akan tercapai apabila pengkajian
dan pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan baik, karena pengkajian dan
pemeriksaan fisik adalah data dasar untuk menentukan langkah selanjutnya
termasuk menegakkan diagnosis, rencana tindakan dan evaluasi.
2.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Fisik
A. Tujuan pemeriksaan fisik
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang Kesehatan klien
b. Untuk menambah, menginformasi atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat kebidanan
c. Untuk menginformasi dan mendiagnosa kebidanan
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klinis tentang perubahan kesehatan klien dan
penatalaksanaan
7
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan (Perry, 2015).
B. Manfaat pemeriksaan fisik
a. Sebagai data untuk membantu bidan dalam menegakkan diagnose
kebidanan.
b. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien
c. Sebagai dasar untuk memilih intervensi kebidanan yang tepat
d. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan kebidanan
(Perry, 2015).
2.3 Klasifikasi
Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah:
A. Inspeksi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat langsung
seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan.
Metode ini berupaya melihat kondisi klien dengan menggunakan sense
of sign baik melalui mata telanjang atau alat bantu penerangan (lampu).
Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses ketika perawat harus mengetahui
apa yang dilihatnya dan dimana lokasinya. Metode inspeksi ini
digunakan untuk mengkaji warna kulit, bentuk, posisi, ukuran dan
lainnya dari tubuh pasien.
Pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk
melihat pasien secara seksama, persistem dan tidak terburu-buru sejak
pertama bertemu dengan cara memperoleh riwayat pasien dan terutama
sepanjang pemeriksaan fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan
indera pendengaran dan penciuman untuk mengetahui lebih lanjut, lebih
jelas dan lebih memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan
dengan suara atau bau dari pasien. Pemeriksa kemudian akan
mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh
semua indera tersebut yang akan membantu dalam membuat keputusan
diagnosis atau terapi.
B. Palpasi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense
of touch’ Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
8
dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan
jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya metode palpasi ini
dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh(temperatur), adanya
getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran.
C. Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan
bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh
dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan
ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/
gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat
bunyi disebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat
menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah
kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin
lemah hantarannya dan udara/ gas paling resonan.
D. Auskultasi
pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut
dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.
Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi:
a. Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit.
b. Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.
c. Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/ lemahnya suara.
d. Kualitas yaitu warna nada/ variasi suara.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah:
a. Rales: suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat
saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi
(rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
9
b. Ronchi: nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan
hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
c. Wheezing: bunyi yang terdengar “ngiii…k”. bisa dijumpai
pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada
bronchitis akut, asma.
d. Pleura Friction Rub: bunyi yang terdengar “kering” seperti
suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien
dengan peradangan pleura (Tim Departemen, 2021).
2.4 Indikasi Pemeriksaan Fisik
Mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:
A. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
rawat
B. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat
C. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien (Munawaroh, 2019).
10
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536,
E_mail:info@uds.ac.id Website:http://www.uds.ac.id
BAB 3
LAPORAN TINDAKAN
11
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536,
E_mail:info@uds.ac.id Website:http://www.uds.ac.id
Petunjuk Penilaian :
1 = Tidak dilakukan / dikerjakan sama sekali
2. = Dikerjakan dengan keraguan, langkah belum berurutan, waktu yang digunakan
lebih lama
3 = Dikerjakan dengan baik sesuai langkah-langkahnya, waktu belum efektif
4. = Dikerjakan dengan sangat baik sesuai langkah-langkahnya, waktu lebih efektif
* = Langkah kritikel yang tidak boleh salah
NILAI KET
NO LANGKAH / KEGIATAN
1 2 3 4 .
1. Memberikan salam dengan ramah dan
memperkenalkan diri.
2.* Menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan
dilakukan
3. Mencuci tangan dari lengan, kemudian dikeringkan
4. Mempersiapkan semua peralatan secara sistematis.
5.* Memasang sampiran / menutup pintu
6. Mengatur posisi klien
7. Mengukur tinggi badan dan berat badan
8.* Melakukan pemeriksaan keadaan / penampilan
umum klien
9.* Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
10.* Melakukan pemeriksaan mulai kepala hingga leher
11.* Melakukan pemeriksaan dada
12.* Melakukan pemeriksaan abdomen
13.* Melakukan pemeriksaan alat kelamin dan
daerah sekitarnya
14.* Melakukan pemeriksaan muskulo skeletal
(ekstremitas)
15.* Melakukan pemeriksaan neurology
16. Memberitahu pada klien pemeriksaan sudah selesai,
merapikan klien dan memberi salam
17. Membereskan alat-alat dan dikembalikan ketempat
semula
12
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536,
E_mail:info@uds.ac.id Website:http://www.uds.ac.id
Khofidhotur Rohmah
NIM. 23106016
13
DAFTAR PUSTAKA
Munawaroh, S., Sujiono, S. and Pohan, V. (2019) ‘Efektifitas Media Audio Visual
(Video) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Pada
Mahasiswa S1 Keperawatan’.
Perry, P. (2015) ‘Buku saku keterampilan dasar dan prosedur dasar’, in Buku saku
keterampilan dasar dan prosedur dasar. Jakarta: ECG.
Potter, P. A., & Perry, A.G. (2016) Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: ECG.
14