”HEAD TO TOES”
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1.Fitri
2.Sitti Apriani.S
3.Nurwahida
4.Fitria Nur
5.Nur Iffa Hijrianti
6.Futri Aulia
7.Yoga Ananta Prasetya Efendi
KATA PENGANTAR
i
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HEAD TO TOES”.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................1
B.Rumusan masalah...................................................................................1
C.Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A.Kesimpulan.............................................................................................25
B.Saran......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian pemeriksaan fisik head to toes ?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan fisik head toe toes ?
3. Apa manfaat dari pemeriksaan fisik head to toes ?
4. Bagaimana teknik pemeriksaan fisik ?
5. Apa indikasi dari pemeriksaan fisik ?
6. Bagaimana prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan fisik head to
toe ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pemeriksaan fisik head to
toe.
2. Untuk megetahui apa tujuan dari pemeriksaan fisik head toe toe.
3. Untuk mengetahui apa manfaat dari fisik.
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan fisik.
5. Untuk mengetahui apa indikasi dari pemeriksaan fisik.
6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan dari
pemeriksaan fisik head to Toes
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa
‘’keperawatan.".
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
C. Manfaat Pemeriksaan fisik Head to Toes
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat
sendiri, maupun bagi profesikesehatan lain, diantaranya:
1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan
diagnose keperawatan.
2. Pengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.!.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat.
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
D. Teknis yang diperlukan dalam pengkajian fisik ada 4 yaitu
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan
mata dilakukan untuk mendeteksitanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Mulailah melakukan inspeksi
pada saat pertama kali bertemu dengan pasien. Amati secara
cermat mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh pasien. Amati
dari hal-hal yang umum kemudian ke hal-hal yang khusus.Fokus
pemeriksaan pada setiap bagian tubuh adalah ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi,kesimetrisan, lesi dan penonjolan atau
pembengkakan. Perlu di bandingkan hasil normal dan abnormal
bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
Langkah-langkah kerja inspeksi adalah:
a. Atur pencahayaan yang cukup sebelum melakukan inspeksi
b. Atur suhu dan suasana ruangan yang nyaman.
4
c. Buka bagian yang di inspeksi dan yakinkan bahwa bagian
tersebut tidak tertutup baju,selimut dsb.
d. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inspeksi$.
e. Selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang Anda lihat.
f. Perhatikan kesan pertama pasien yang meliputi : Perilaku,
ekspresi, penampilan umum, pakaian, postur tubuh dan
gerakan dengan waktu yang cukup.
g. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandinkan satu
bagian sisi tubuh dengan sisi yang lain.
2. Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indra
peraba seperti tangan dan jari( jari, untuk mendeterminasi ciri(ciri
jaringan atau organ seperti temperatur, keelastisan, bentuk
ukuran, kelembaban dan penonjolan. Ada 2 jenis palpasi :
Palpasi ringan banyak di gunakan dalam pengkajian . dengan
cara ujung ujung jari pada satu atau dua tangan di gunakan
secara simultan,. Tangan di letakkan pada area yang akan di
palpasi dan jari jari di letakkan ke bawah perlahan lahan
sampai di temukan hasil.
Palpasi dalam dalam di kerjakan untuk merasakan abdomen.
Dapat di lakukan dengan dua tangan sehingga di sebut
bimanual. atur tangan diguanakan untuk merasakan bagian
yang di palpasi, tangan lainya untuk menekan kebawah. 'engan
posisi releks, jari(jari tangan keduadiletakan melekat pada jari
(jari pertama) tekanan dilakukan oleh pucuk tangan ke
sendiinterpalangeal distal. tekanan di lepaskan sebelum pindah
area kecuali untuk mengetahuiadanya nyeri tekanan.cara kerja
palpasi dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Pastikan area yang akan din palpasi benar - benar
Nampak
2) Cuci tangan sampai bersih dan keringkan
5
3) Beritahu pasien tentang apa yang di kerjakan
4) Secara prinsip palpasi dapat di lakukan dengan semua jari,
tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih sensitive.
5) Untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ guna jari
2,3,dan 4 secara bersamaan secara palpasi abdomen
gunakan telapak tangan dan beri tekanan dengan jari jari
secara ringan
6) Bila di perlukan lakukan dua tangan
7) Perhatikan dengan seksama muka pasien selama palpasi
untuk mengetahui adanya nyeri tekan.
8) Lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri
tentang ukuran, bentuk, konseistensi dan permukaannya.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian
permukaan tubuh tertentu untuk membandinkan dengan bagian
tubuh lainnya dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran,
bentuk dan konsistensi jaringan.perawat menggunakan kedua
tanganna sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Adapun suara suara yang dijumpai pada perkusi adalah:
6
Biasanya menggunakan alat yang di sebut dengan stetoskop. Hal-
hal yang di dengarkan adalah: bunyi jantung,suara nafas,dan
bising usus.
Suara tidak normal yang dapat di auskultasi pada napas
adalah:
a. Rales: suara yang di hasilkan dari eksudat lengket saat
saluran-saluran halus pernapasan mengembang pada
inspirasi (rales halus, sedang,kasar.) Misalnya
peneomonia,tbc.
b. Ronchi: nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
inspirasi maupun saat inspirasi. Ciri khas bronchi adalah akan
hilang bila klien batu.misalnya pada edema paru.
c. Wheezing: bunyi yang terdengar’’ngiii…k’’.bisa di jumpai pada
fase inspirasi maupun ekspirasi.misalnya brongchitis akut,
asma.
d. Pleura f5 briction rub: bunyi yang terdengar’’kering’’seperti
suara gosokan amplas padaa kayu.misalnya pada klaen
dengan peradangan pleura.
5. Indikasi
7
b. Kepala meliputi:Mulut,hidung,telinga dan rambut
c. Leher:Posisi dan Gerakan trachea
d. Dada:jantung dan paru
e. Abdomen:Pemeriksaan dangkal dan dalam
f. Genetalia
g. Kekuatan otot atau musculoskletal
Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kulit, Rambut dan kuku:
a) Kulit
a.) Tujuan:
(1) Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit
(2) Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka tindakan
b.) Tindakan
Inspeksi : Lihat ada/tidak adanya lesi,hiperpigmentasi(warna
kehitaman/kecoklatan),edema dan distribusi rambut
kulit.
Palpasi : Dirabah dan ditentukan kulit elastis atau tidak,
teksturkasar atau halus, suhu: akral dingin atau
hangat.
b) Rambut
1) Untuk mengetahui warna,tekstur dan percabangan pada
rambut
2) Untuk mengetahui mudah rontok/tidak,tekstur:kasar/halus
3) tindakan:
4) Catat mengenai warna:biru:sianosis,merah:peningkatan
visibilitas hb,bentuk:clubbing karna hypoxia pada kanker
paru,beau’slines pada penyakit difisiensi fe/anemia fe
5) Catat adanya nyeri tekan dan hitung berapa detik kapiler refil (
pada pasienhypoxia lambat s/d 5-15 detik.
8
Gambar 2.1
Sumber:www.alokdokter.com
b) Mata
9
2) Kornea (lapisan terluar berupa selaput bening berbentuk
kubah yang menutupi bagian depan mata)
3) Lensa mata (lapisan kedua mata yang membantu
memfokuskan cahaya dan gambar keretina)
4) Pupil (bagian di tenga mata yang berbentuk bulat dan
berwarna hitam)
5) Sklera (bagian berwarna putih dan bertekstur keras pada
bola mata)
6) Retina (lapisan tipis di belakang bola mata yang sensitive
terhadap cahaya)
a.) Tujuan;
1) Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan
penglihatan,fisus dan otot-otot mata ).
2) Untuk mengetahui adanya kelainan atau keradangan pada
mata.
b.) Tindakan
Kelopak mata ada radang atau tidak, simestris kaki atau tidak,
reflek kedip baik atau tidak, konjungtiva dan sclra: merah/konjungtifitis,
fikterik atau indikasi hipelbilirubin atau gangguan pada hipar,pupil:
hisokor kaki (normal), miosis/mengecil, pinpoin/ sangat kecil (suspel sol,
medriasis/melebar/di atasi (pada pasien sudah meninggal)
10
4. Beritahu pasien uuntuk memandang dan mengikuti jari anda, dan
jaga posisi kepala pasien tetap lalu gerakan jari ke 8 arah untuk
mengetahui fungsi otot-otot mata.
OD (Optik Destra/ka)5/5
Berarti: pada jarak 5 meter,mata masih bisa melihat huruf
yang seharusnya dapat dilihat/dibaca pada jarak 5 meter
11
OS (Optik Sistra/ki):5/2
I = Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat melihat/membaca
yang seharusnya di baca pada jarak 2 m.
Gambar 2.2
Sumber:halodoc.com
c.) Hidung
a.) Tujuan :
1. Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
2. IUntuk mengetahui adanya inflamasi/sinusitis
b.) Tindakan :
d.) Telinga
a.) Tujuan:
12
1. Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga.
2. Untuk mengetahui fungsi pendengaran.
b.) Tindakan :
Telinga luar:
Telinga dalam:
Note :
Pemeriksaan pendengaran:
13
a) mengatur susasana tenang.
b) Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.
c) Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak
arloji.
d) Memimndahkan arloji secara berlahan(lahan menjauhi. telinga
dan suruh pasien menyatakantak mendengar lagi.
e) Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.
Gambar 2.3
Sumber: scribd.com
e.) Mulut dan faring
Rongga mulut terdiri dari;
1) Bibir
Fungsi dari bibir, yaitu membantu mempertahankan makanan
berada di dalam mulut untuk proses pengunyahan, serta
berbicara dan estetika.
2) Gigi
Fungsi gigi pada rongga mulut, yaitu membantu proses bicara,
menghaluskan makanan, dan estetika.
3) Gusi
Bagian yang berwarna merah muda ini terdiri dari jaringan
fibrosa yang melapisi lengkungan alveolar dan memeluk gigi.
Gusi berfungsi untuk melindungi tulang rahang dan akar gigi.
14
4) Lidah
Mulut terdiri dari langit-langit keras dan lunak. Langit-langit
keras adalah tulang atap mulut, sedangkan langit-langit lunak
adalah lipatan selaput yang menggantung di antara rongga
mulut dan bagian belakang tenggorokan.
Fungsi langit-langit mulut, yaitu membantu proses pencernaan
makanan dan mencegah makanan naik ke hidung.
5) Langit-langit
Mulut terdiri dari langit-langit keras dan lunak. Langit-langit
keras adalah tulang atap mulut, sedangkan langit-langit lunak
adalah lipatan selaput yang menggantung di antara rongga
mulut dan bagian belakang tenggorokan.
Fungsi langit-langit mulut, yaitu membantu proses pencernaan
makanan dan mencegah makanan naik ke hidung.
6) Kelenjar ludah
Bagian ini berfungsi membuat air liur agar kelembapan mulut
terjaga. Kelenjar ludah juga mengandung enzim untuk
memecah makanan. Kelenjar ini ditemukan pada berbagai area
di sekitar mulut, termasuk pipi bagian dalam.
Air ludah berfungsi untuk membasahi rongga mulut agar tidak
kering, membantu proses pengunyahan, dan sebagai self-
cleansing untuk membersihkan gigi dari sisa makanan yang
menempel.
a.) Tujuan
1) untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut.
2) untuk mengetahui kebersihan mulut.
b.) Tindakan
I= Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna,
kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.
15
Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan
kebersihan gigi nspeksi mulut dalam dan faring.
P= Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/
tumor, pembengkakkan dan nyeri.
Gambar 2.4
Sumber: www.mitrakeluarga.com
16
f.) Leher
a.) Tujuan
1) Untuk menentukan struktur integritas leher.
2) Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan.
3) Untuk memeriksa sistem limfatik.
b.) Tindakkan :
Gambar 2.5
Sumber:edication Articles
17
G. Dada atau Thorax
a.) Tujuan:
1) Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru.
2) Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan.
3) Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa,
peradangan, edema, taktil fremitus
4) Untuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya.
5) Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran udara.
b.) Tindakkan :
18
3) Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut,
sambil pemeriksa mengerakkan
4) Ke posisi kaki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau
setinggi vertebra thoraxkal ke-12.
5) Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru
6) Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah.
7) Ulangi/lakukkan pada dada anterior
Perkusi
Aus/auskultasi-
19
Gambar 2.6
Sumber:https://web.duke.edu/anatomy/lab03/images/Grays%203.103.jpg
Palpasi
Perkusi
1) Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas
jantung bagian kiri.
2) Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui
batas jantung kanan
3) Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan
bawah jantung.
4) Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi
20
5) Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya saat
ekspirasi selesai
6) Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada
interkostalis ke-5 sambil menekan arteri carotis
a. Hepar
1) Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada
bagian hipokondria kanan, kira kira pada interkosta ke 11-12
2) Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan
adanya organ hepar, Kaji hepatomegali.
21
b. Limpa
1) Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan haper.
2) Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah
interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas dalam kemudian
tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.
3) Pada orang dewasa normal tidak teraba.
c. Renalis
1) Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah
perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan.
2) Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di
bawah kosta kiri.
3) Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya
ginjal rasakan bentuk. kontur, ukuran, dan respon nyeri.
Gambar 2.7
Sumber: Ukh.ac.id
4.) Genetalia
a.) Tujuan:
22
c. Untuk mengetahui kebersihan genetalia
b.) Tindakan :
a. Genetalia laki-laki:
b. Genetalia wanita:
a.) Tujuan
b.) Tindakkan :
23
a. Posisi pria sims berdiri setengah membungkuk, wanita dengan
posisi litotomi/terlentang kaki di angkat dan di topang
b. Inspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi
dan ulkus.
c. Palpasi: ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan
rasakan adanya nodul dan atau pelebaran vena pada rectum.
Gambar 2.8
Sumber: Alomedika.com
a.) Tujuan
24
a. Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur
dan catat jika ada perbedaan dengan meteran).
b. Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk
mengetahui adanya kelemahan Muskuli atau Otot: dan kontraksi
tiba-tiba.
c. Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau
mendorong tangan pemeriksa dan bandingkan tangan kanan dan
kiri.
d. Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada
anggota gerak atas dan bawah, suruh pasien menahan tangan
atau kaki sementara pemeriksa menariknya sampai yang terkuat
amati apakah pasien bisa menahan
.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan head to toe adalah pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang di anggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematis dan komprehensif, memastikan
atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan
sampai ke kaki. Mulai dari keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala,
wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada,
paru, jantung abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum.
ektremitas,
Tehnik yang diperlukan dalam pengkajian fisik ada 4 yaitu:
palpasi, inspeksi, auskultsi dan perkusi.
Indikasi mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:
1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
rawat.
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
Prosedur Pelaksanaan :
1. Pengukuran tanda-tanda vital.
2. Pemeriksaan Kulit, Rambut dan Kuku.
26
3. Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung mulut dan
leher.
4. Pemeriksaan dada( dada dan punggung).
5. Pemeriksaan Abdomen (Perut),
6. Pemeriksaan ekstermitas atas (bahu, siku, tangan).
7. Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki
dan telapak kaki).
8. Pemeriksaan genitalia (alat genital, anus, rectum)
B. Saran
Diharapkan kepada perawat agar dapat melakukan pemeriksaan
fisik head toe secarabenar, sesuai dengan persiapan, teknik, dan
prosedur yang telah ditentukan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Sartika. 2010. Konsep Dasar Manusia . Jakarta: Salemba Medika.
28
29