Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN MEMBACA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indoenesia


Baharuddin, S.pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:
NAMA : HAIRIL ANWAR
KELAS : XII MIA 3
NIS : 7602

SMA NEGERI 4 TAKALAR


BAHASA INDONESIA
2022

LAPORAN KEGIATAN MEMBACA

A. IDENTITAS BUKU
1. JUDUL BUKU : MY BEST ENEMY
2. PENGARANG : NUR ASYIKIN
3. PENERBIT : LOBEABLE
4. TAHUN PENERBIT : 2021
5. JENIS BUKU : FIKSI
6. TEBAL BUKU : 1 – 320 HAL
B. HASIL KEGIATAN MEMBACA

NO BAB/BAGIAN/HALAMAN INFORMASI PENTING TANGGAPAN/MENILAI


1 BAB 1 HALAMAN 6 - 17 zeva seorang gadis cantik yang Pengarang mempunyai tokoh
bersekolah di jenjang SMA anak bernama zeva, sifat zeva tak
yang susah dibangunin setiap seharusnya seperti itu karna
pagi dan selalu telat ke sekolah, menjerumuskan orang yang
di sekolah iya terkena omelan tidak bersalh kedalam
karena tingkahnya sehingga ia masalahnya dan kelakuannya
dihukum oleh guru BK karena yang membuat mama dan
telat dan tidak mengikuti gurunya muak.
pelajaran tetapi iya tidak
sendirian, ketua kelasnya yang
biasa dipanggil zidan terkena
hukuman juga karena
tujuannya untuk mengajak zeva
masuk ke kelas tetapi karena
Zeva yang menambah-
nambahkan cerita sehingga
Zidane pun terkena hukuman
2 BAB 2 HALAMAN 13 "Iya, Erika, ada apa?" Diperjalanan cerita bagian ini
sangat menarik perhatian saya
Semua pandangan sinis kini karna kelakuan siswa di kelas
tertuju kepada gadis itu. Erika itu mengingatkan akan
yang sadar akan tatapan teman kelakuan siswa di kelas XII MIA
sekelasnya pun menjadi gugup. 2.

"Eh? Ng...." Ia tidak tahu harus


mengucapkan apa. Pasalnya,
masih ada yang belum ia
pahami dan ingin bertanya, tapi
di sisi lain, ia takut kena omelan
teman sekelasnya.

"Kenapa Erika? Apa masih ada


yang kurang jelas?" ulang Bu
Tutik.

"Hohoho Erika pasti pahamlah,


Bu. Dia, kan, murid terpintar
setelah Zeva di kelas." Zeva
memberi kode kepada Erika
dengan kedipan mata, tapi Erika
hanya menundukkan kepala.

3 BAB 3 HALAMAN 29 Zeva langsung mengambil Pada bagian ini pengarang


setoples cemilan di atas meja , menuliskan karakter seseorang
niatnya tadi berkunjung ke zeva yang tidak sopan
rumah zidan sekedar bertemu meskipun niat hanya ingin
riska (mama zidan) untuk menjahili teman temannya.
berbincang bincang biasa, tapi
tampaknya menjahili teman
temannya lebih seru.
"Aphwa?" tanyanya
santai dengan mulut penuh
makanan. "Kalian mau?" Ia
mengangkat stoples camilannya,
dan dibalas gelengan dari yang
lain. "Oh, ya udah.".

"Lo gak malu datang-


datang bawa makanan di
tengah-tengah orang yang lagi
belajar?" sindir Melisa. Bukan
apa, suara kunyahan Zeva itu
mengusik waktu belajar mereka.

"Gak. B aja, tuh."

"Caper," kata Melisa, dan Zeva


hanya mengedikkan bahu tak
acuh.
4 BAB 4 HALAMAN 38 - 39 Wanita itu mengayunkan Pengarang menuliskan cerita
kedepan ia melompat ke sungai yang kejadiannya sangat
tampa mengucapkan sapakata menegangkan pada bagian ini ,
katapun. Tak lama suara tetapi mempunyai tokoh
tangisan yang menyaring seperti zeva dan zidan yang
terdengar, ternyata itu tangisan ternyata memiliki rasa empati
bayi wanita yang baru saja terhadap situasi yang teradi
mengakhiri hidupnya. pada saat itu.

"Kayaknya dia anak cewek yang


tadi, deh," kata Zeva, lalu
disusul Zidan yang berdiri di
samping stoller bayi itu.

Zidan mengangguk
membenarkan. Sekali lagi, ia
menoleh ke sekitar-tidak ada
satu orang pun di sini. "Kita
apain? Bawa pulang?"

"Ya udah kita bawa pulang aja.


Ntar di rumah baru mikirin
solusinya," kata Zidan final.
5 BAB 5 HALAMAN 49 Wah, wah ... sepertinya Pak Pengarang memiliki tokoh
Joko mulai oleng ke Bu Yasin," tokoh yang sampai pada
kompor Zeva. bagian ini tetapi juga memiliki
karakter yang berbeda bed
Gigi Mpok Sita bergemeletuk, seperti mpok sita yang
menandakan amarah yang ia omongannya terbilang kasar
tahan sudah di ubun-ubun. dan lagi lagi zeva yang sifatnya
"Dasar janda genit!" Mpok Sita jail karena mengompori dan
berjalan anggun, lalu mendekati mengadu dombakan mpok sita
Pak Joko: dan bu Yasmin perilaku itu
sangat tidak baik untuk di tiru.
Sementara persaingan sengit
antara Mpok Sita dan Bu Yasmin
terjadi di sana, Zeva hanya
mengamatinya dari jauh.
Bibirnya mengulaskan senyum
jail. Ia terlihat sangat antusias,
seperti sedang melihat para
aktor drakor kesukaannya
sedang berakting di depan sana.

6 BAB 6 HALAMAN 67 "Saya gak tau gimana cara orang Pada bagian ini pengarang
tua kamu ngedidik, tapi sikap menuliskan sikap dan perilaku
kamu ini mencerminkan anak tokoh yang tidak seharusnya di
yang tidak dididik.". contoh oleh para siswa dan
guru. Bu Yasmin sebagai guru
"Menghina orang tua di depan sekaligus orang tua di sekolah
anaknya bukan hal yang pantas sepatutnya bersikap adil
dilakukan oleh seorang guru." kepada siswanya, sebelum
Mata Zeva memerah. mengambil tindakan perlu
"Memangnya Ibu sesuci apa mengetahui problemnya
sampai-sampai berani ngomong terlebih dahulu kemudian
seperti itu? Ibu gak sadar untuk zeva seharusnya
kelakuan Ibu sendiri seperti menjaga mulut dan etika
apa? Kelakuan ponakan kepada gurunya. Sikap kedua
kesayangan Ibu yang suka tokoh ini tidak patut jadi
morot" cerminan kita sebagai siswa
maupun guru.
7` BAB 7 HALAMAN 82 Zidan mendekap erat tubuh Pengarang memiliki tokoh
Zeva, menaruh dagu di pucuk yang berkarakter baik seperti
kepala gadis itu. Tangannya zidan. Zidan walaupun cuek,
perlahan mengelus rambut dingin, Dan sedikit jail dia
Zeva. Selalu saja seperti itu. ternyata mempunyai rasa
Zeva tidak suka dibentak. Kalau peduli terhadap zeva
sedih ataupun menangis, gadis walaupun terkadang mereka
itu selalu ingin dipeluk. sering bertengkar, tetapi zidan
selalu ada setiap saat untuk
"Shhh.... Udah. Ini juga demi zeva dan memberikan motivasi
kebaikan lo, demi masa depan disaat zeva sedang putus asa.
lo Gak selamanya, kan, lo
bergantung sama contekan?
Kalau suatu saat nilai lo
dimintai pertanggung
jawabannya, lo mau apa?",
jawab

Zeva menangis tersedu-sedu.


Tambah dinasehati, air mata
gadis itu justru makin tak bisa
dibendung.,

"Abis ini kita jalan-jalan


gimana?" tawar Zidan. Ia
menangkup
8 BAB 8 HALAMAN 90 "Kamu abis nangis, Dek?" tanya Pengarang pandai menentukan
Lingga. watak tokoh seperti zidan dan
lingga. Sifat zidan dan lingga
"Jangan dibahas! Zeva gak mau patut di contoh karna iya tak
galau, terus nangis lagi," ingin orang yang iya sayang
ucapnya, lalu mengusap hidung. merasah sedih. Lingga sebagai
abangnya tidak suka melihat
Kaki Zidan spontan bergerak reva sedih begitupun zidan
hendak menghampiri Zeva, tapi seseorang yang memiliki rasa
sudah didahului oleh Lingga. suka kepada zava.
"Siapa yang bikin kamu
nangis?!" tanya Lingga, og
Ansor tou

"Jangan dibahas, Bang. Zeva


lagi berusaha ikhlas." Mata
Zeva mulai berkaca-kaca.

Ah, dua lelaki ini tidak suka


melihat gadis itu sedih. Biarpun
Zeva lemot dan jail, tetap saja
mereka sudah hidup bersama
dalam cukup lama. Hati mereka
tiba-tiba sakit satu tetes air
mata Zeva mengalir dipipinya.
9 BAB 9 HALAMAN 100 Di tengah keributan itu, seorang Pada bagian ini pengarang
siswi berjalan dengan kepala memilih tokoh seperti melisa.
tertunduk menuju bangku Zeva. Perempuan yang perilakunya
Namun, ia tidak tidak patut di tiru. Sifat
memperhatikan langkahnya. sombong dan tidak sopannya
Hasilnya, ia pun menabrak terhadap sesama teman
seseorang sampai menimbulkan membuat ia tidak di sukai
bunyi keras. Ah, bukan, lebih banyak orang.
tepatnya ia ditabrak seseorang.

"Ups... makanya kalau jalan,


kacamatanya diperbaiki dulu
dong. Biar gak jatuh," ejek
Melisa pada Erika.

Bukan karena kacamatanya


yang bermasalah. Namun, saat
Erika melintas di samping meja
Melisa, cewek jelmaan iblis itu
sengaja mengulurkan kakinya
agar Erika tersandung.
10 BAB 10 HALAMAN 106 "Sebrengsek-brengseknya laki- Pangarang memiliki tokoh
laki, dia tetap akan memilih seperti Alan. Alan tak
cewek baik-baik buat dijadiin sepatutnya memiliki prinsip
ibu dari anak-anaknya," balas seperti itu bagaimnapun tidak
Alan percaya diri. ada perempuan baik yang mau
kepada laki-laki yang brengsek.
Zeva mendengkus. “Yeuuu .... Alan mestinya berjuang agar
Situ enteng banget tidak menjadi laki laki yang
ngomongnya. Emang lo pikir, brengsek agar perempuan baik
cewek baik-baik mau sama yang di inginkannya akan
cowok brengsek kayak lo?". dating kepadanya.

11 BAB 11 HALAMAN 119 "Zeva, kalau makan itu pelan- Pada bagian alar cerita ini
pelan." Zidan melap sisa kecap menarik karena banyak
di sudut bibir Zeva. terdapat hal yang romantis
bukan hanya sekedar
"O-oh, iya." pertengkaran saja antara zidan
dan zeva. Zidan dan zeva yang
"Badjingan!" Alan dulunya sering bertengkar
menghempaskan sendoknya. perlahan menjadi romantis
"Mending lo berdua nyari meja sampai sampai orang di
lain, deh. Muak lama-lama." sekitarnya Nampak iri melihat
gue mereka berdua.

"Enakan di sini. Wajah Zeva


kalau kena cahaya tambah
cantik. Kalau dipojokan jadi
suram," balas Zidan.

Mata Zeva mendelik panas ke


arah Zidan. "Lo gombal, apa
ngehina?!"

"Becanda, elah."
12 BAB 12 HALAMAN 150 Kemarin subuh, Erika nge-chat Pada bagian ini selain
gue buat balikin buku Ekonomi mempunyai watak tokoh yang
ke rumah dia, soalnya ada tugas sombong,jail dan Judas Ia juga
yang belum dikerjain." "Kok, memiliki watak tokoh yang
bukunya bisa sama lo?" Zeva rajin dalam tugas-tugas
sepertinya tidak puas dengan sekolahnya seperti Zidan dan
alasan itu. Ia masih saja Erika yang pintar sekaligus
bersikap ketus pada Zidan. rajin mengerjakan tugas-tugas
"Gue pinjem. Catatan gue ada sekolah. perilaku ini patut kita
yang gak lengkap.". contoh.
13 BAB 13 HALAMAN 179 "Gak usah canggung gitulah, Pengarang pandai menentukan
mulai sekarang lo temen gue. watak tokoh seorang Zeva
Ansel, Kayla, dan semua temen yang di luar dugaan ternyata ia
gue sekarang jadi temen lo juga, sangat baik.Sikap Zeva pada
ngerti?" Temen bagian ini mulai membaik dari
biasanya.
"Iya, makasih banyak Zeva,
kamu baik banget. Aku pikir k-
kamu orangnya-"

"Galak? Kasar?" Zeva terkekeh.


"Gak semua orang gue kasarin.
Yang baik, bakal gue baikin,
kok."
14 BAB 14 HALAMAN 198 Zidan berdecak kesal. "Lo Pada bagian ini seorang lelaki
jangan berpikir kalau sewaktu- bernama Zidan
waktu kita putus, terus memperlihatkan bagaimana
musuhan. Coba lo ingat, dari perjuangannya sampai ia
kecil kita selalu barengan, tiap mendapatkan Zeva. walaupun
hari berantem tapi setelah itu ia sering ditolak perilaku ini
baikan. Gak ada ikatan aja kita patut dicontoh karena suatu
bisa baikan dengan sendirinya, hal yang ingin dicapai perlu
apalagi kalau udah ada ikatan perjuangan walaupun banyak
kita sama-sama dewasa, pasti rintangannya.
udah bisa bicarain baik-baik
kalau ada masalah," ucap Zidan
panjang lebar.

"Ya, tapi-"

"Mau, ya?" ajak Zidan sekali


lagi, kini dengan ekspresi lucu.
"Ih! Najis!" Zeva memukul bahu
Zidan.

"Mau gak, nih?"

Zeva diam tidak menjawab.

"Gak mau?"

Masih tidak ada jawaban.


15 BAB 15 HALAMAN 209 Bagus, dong kalau gak cupu lagi. Sejauh ini sikap Zefa semakin
Jadi gak di-bully sama orang baik kepada teman-temannya
orang," balas Zeva. Ia juga mempunyai prinsip
kepercayaan yang hebat
"Zev, bukan gitu maksud gue," kepada hubungannya dengan
ucap Ansel frustrasi. "Erika Zidan.Pada adegan bagian ini
udah cantik. Lo gak takut kalau pengarang mengajarkan untuk
suatu saat Zidan berpaling?" bersikap seperti Zeva dalam
menjalin hubungan dengan
Zeva tersenyum tulus. "Sel, seseorang harus saling
tolak ukur langgengnya sebuah memiliki rasa kepercayaan dan
hubungan bukan dilihat dari komitmen yang kuat.
fisik. Tapi dari rasa kepercayaan
terhadap pasangan kita sendiri
sama sifat dan komitmen yang
kuat buat mempertahankan
hubungan."

"Ya, tapi-"

"Dan gue yakin kalau Zidan gak


bakal khianatin kepercayaan
gue."
16 BAB 16 HALAMAN 230 Zidan membuang kunci Arga tak seharusnya
motornya ke sembarang arah. mengganggu hubungan Zidan
Ia merebahkan tubuhnya lelah. dan zeva.Pengarang
Helaan napas panjang menggambarkan sikap tokoh
terdengar. Setelah yang tidak baik seperti Arga
pertemuannya dengan Arga yang menyebabkan hubungan
tadi berakhir sedikit panas, rasa zebra dan Zidane sedang tidak
khawatir kembali meraup baik-baik saja karena
relung hatinya. Arga bukan tipe keegoisannya yang ingin
orang yang gampang menyerah mendapatkan Java tetapi Zeva
jika mengincar targetnya, dan sudah menjadi milik.
Zidan tahu itu.

Sudut bibirnya sedikit sobek.


Sambil memegangi luka itu,
Zidan teringat dengan luka
lebam yang ia berikan kepada
Arga tadi. Zidan berdecak pelan,
lelah. Banyak hal yang ia tutupi
sendirian. Apakah menutupi
suatu kebohongan dengan
kebohongan lainnya sudah
tepat? Ia tidak tahu nasib
hubungannya dengan Zeva yang
baru berjalan beberapa hari ini,
seperti apa kedepannya.
17 BAB 17 HALAMAN 265 la jadi ingat masa lalu itu. Erika Erika walaupun terkadang
diam-diam mendaftarkan terlihat ingin mengambil
kembarannya dalam sesi sidang dari Zefa tetapi jauh
konsultasi dengan psikiater. Itu dari itu Ia memiliki problem
pun tanpa sepengetahuan keluarga terlihat dalam
orangtuanya. Ia melakukan itu kutipan bahwasanya ia tetap
setelah mendapati kakaknya menyayangi kakaknya
hampir memutuskan urat nadi walaupun kakaknya
sehari sebelum pergi dari membencinya pengarang
rumah. Orang tua mereka pandai menentukan alur dan
adalah tipe yang keras, suka perwatakan dalam novel yang
mengatur anaknya sesuai ia buat.
kemauan mereka tanpa
mendengar pendapat anaknya
lebih dulu.

Kakaknya membenci Erika


karena mereka terus
dibandingkan. Namun tidak
bagi Erika. Ila sangat
menyayangi kakaknya dengan
tulus..
18 BAB 18 HALAMAN 290 "Positive thinking boleh, tapi Dalam suasana ketegangan
sewajarnya aja. Kadang kita pengarang mempunyai toko
juga butuh suudzon buat gak bernama alam yang mampu
ditindas." mendinginkan keadaan.
Berlaku itu patut dicontoh
Zeva tertegun mendengar karena di dalam perdebatan
penuturan Ansel. Melirik Erika itu tak ada yang ia kompori
sekilas, ia hanya bisa berdeham melainkan mendinginkan
kecil. suasana

Suasana di antara mereka yang


menjadi tegang membuat Alan
berinisiatif untuk memecahkan
suasana. Ia pun menyuruh
kedua gadis itu tenang sambil
menawarkan duduk. Ia juga
memesan dua es teh untuk
mereka minum.
19 BAB 19 HALAMAN 302 Lo gak inget, siapa yang udah Hal yang telah dilakukan oleh
buat lo berubah gini?" Erika sangat tidak patut
dicontoh pengarang
"Ya, ya, ya. Sebenarnya gak lo menuliskan sifat Erika yang
ajarin tentang skincare gue juga awalnya sangat cupu
udah pintar nyari tau." Erika kemudian Zeva
tersenyum sinis. "Tapi, apa membantahnya berubah
salahnya kalau gue minta semuanya tanpa ada akhirnya
diajarin sekaligus modus ke Erika menghianati Siapa yang
rumah lo yang tetanggaan sama sudah baik terhadapnya
Zidan?"

Erika mengibaskan rambutnya


ke belakang, lalu berbicara
dengan nada yang lebih pelan
dari sebelumnya. "Lo gak
denger omongan anak-anak
tadi? Katanya, Zidan itu cuma
jual mahal ke gue. Jadi, tunggu
tanggal mainnya aja."
20 BAB 20 HALAMAN 317-318 Arga menampar pipi Zeva Pada bagian ini semua para
dengan keras hingga gadis itu tokoh sudah mulai
jatuh tersungkur di kasur. menampakkan sifat asli nya
Saking kerasnya, sudut bibir seperti Arga yang melakukan
Zeva pun mengeluarkan darah. kekerasan kepada Zeva Iya tak
Namun, ia terlalu ketakutan pantas berbuat seperti itu
untuk sekadar melap darah itu. kepada seseorang perempuan
Ia hanya meringis sambil perbuatannya sangat kejam
menutup matanya rapat rapat. dan tidak patut untuk contoh
Ia berharap Zidan benar-benar
datang menyelamatkannya.

Arga mencengkeram dagu Zeva,


membuat gadis itu kembali
menatapnya. Dengan terpaksa,
Zeva membuka matanya. Ia
menggigit bibirnya kuat-kuat,
berusaha agar lelaki brengsek di
depannya tidak bisa
mendapatkan apa yang ia mau..

Takalar, 15 November 2022


Siswa Guru Mapel

Hairil Anwar Baharuddin, S.Pd., M.pd


Nis. 7602 Nip. 197208161993071001

Anda mungkin juga menyukai