GALESONG MUDA
SYULKIFLI
1932041043
2023
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
JUDUL SKRIPSI
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ahmad Rum Bismar, M.Pd Dr. Muh. Said Hasan, S.Pd, M.Kes
NIP. 196610301992031003 NIP. 197511132005011002
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai
prestasi untuk membela desa, daerah dan negara. Sepak bola yang sudah
negara maju pada umumnya. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang
menuntut adanya kerja sama yang baik dan rapi. Sepakbola merupakan permainan
tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola
Kemenangan dalam permainan sepakbola hanya akan diraih dengan melalui kerja
sama dari tim tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam
permainan tim, di samping itu setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi
fisik yang bagus, teknik dasar yang baik dan mental bertanding yang baik pula.
Sepak bola modern dikembangkan oleh bangsa Inggris. Sehingga tak heran
jika ada istilah "football is coming home" di negara dengan ibu kota
1
hingga video assistan referee (VAR). Kemajuan dan perkembangan tersebut
2
2
siaran langsung pertandingan perebutan piala Eropa, penyisihan Pra Piala Dunia
macam teknik yaitu : teknik dengan bola dan tanpa bola. Dalam permainan
lemparan ke dalam dan teknik menjaga gawang. Salah satu faktor yang
teknik dasar sepakbola yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap pemain
sepakbola adalah teknik dribbling. Dribbling merupakan teknik dasar yang sangat
penting dan harus dikuasai oleh setiap pemain sepakbola. Dribbling sangat
salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi. Bentuk
latihan yang di pilih juga akan sangat menentukan dalam mencapai target latihan
banyak latihan yang bisa dipergunakan seperti : shuttle run, zig-zag run, dogding
run, dan wind sprint. Dari sekian banyak bentuk latihan untuk meningkatkan
kemampuan dribbling terdapat dua bentuk latihan yang sangat sederhana yaitu
latihan shuttle run dan zig-zag. Shuttle run dan zig-zag run adalah suatu model
sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang
bergerak, berdiri atau bersiap melakukan operan dan tembakan. Menurut Zalfendi
(2010) dribbling merupakan teknik dalam usaha membawa bola dari satu daerah
ke daerah yang lain pada saat permainan sedang berlangsung. Adapun teknik
pemain di saat melakukan dribbling. Selain itu bola sering hilang atau pemain
Bertolak dari hal di atas, perlu kiranya dicarikan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi di Galesong muda dan salah satunya dapat dilakukan
melalui sebuah penelitian. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh latihan shuttle run dan zig-zag run terhadap kemampuan
penelitian ini bisa dilahirkan suatu simpulan yang dijadikan langkah antisipasi
depannya.
4
B. Rumusan masalah
3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan shuttle run dan zig-zag
Gelsong Muda?
C. Tujuan penelitian
run dan zig-zag run terhadap kemampuan dribbling bola pada pemain
D. Manfaat penelitian
adalah :
a. Secara Teoritis
Metode latihan shuttle run dan zig-zag run dapat dibuktikan secara ilmiah
sehingga dari kedua metode latihan tersebut dapat diketahui metode latihan mana
(dribbling).
b. Secara Praktis
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi para pelatih
sepak bola untuk lebih teliti dan selektif dalam menentukan metode latihan yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik dan teknik pemain sepak bola
A. Kajian teori
1. Sepakbola
menjadi sangat populer sekali baik di luar negeri maupun di tanah air. Teknik dan
taktik sepak bola di pelajari secara mendalam dan cermat sehingga orang sudah
Ini memang benar, kita sering melihat pemain-pemain sepak bola dari luar
negeri yang bermain dengan sangat mahir dengan teknik yang tinggi dan
sepak bola itu pada tempatnya dan juga di tanah air permainan sepakbola telah
bisa melihat anak-anak, remaja dan bahkan orang tua yang tekun bermain sepak
bola. Teknik permainan sepak bola di Indonesia sedang meningkat sejalan dengan
olahraga “Nasional”.
bangsa belanda pada waktu menjajah Indonesia pada tahun 1920. Perkembangan
Lambat laun berkembang dan dimainkan bangsa pribumi hingga ke kota kecil.
6
7
Organisasi pertama sepak bola Indonesia adalah Nederland Indisce voetbal Bond
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), dan yang menjadi ketua pertamanya adalah
Ir. Suratin pada tahun 1931. Untuk menghormati jasa-jasa Ir. Suratin terhadap
persepakbolaan di tanah air, maka pada tahun 1966 hingga sekarang diadakan
tetapkan oleh induk organisasi sepak bola dunia (FIFA). Beberapa di antaranya
a) Ukuran lapangan
- Lebar lapangan : 64 m – 75 m
- Jumlah pemain
- Waktu/lama pertandingan
- Permulaan permainan
- Offside
- Tendangan bebas
- Tendangan penalti
- HandbBall
- Pelanggaran
- Fairplay
9
- Wasit
c) Bentuk-bentuk pelanggaran
Dalam permainan sepak bola ini ada beberapa hal yang dikategorikan
dengan tangan atau lengan ( hal ini tidak berlaku untuk penjaga gawang
Ada beberapa teknik yang harus dikuasai oleh seseorang jika ingin menjadi
pemain sepak bola yang terampil. Secara khusus mengenai teknik permainan
sepak bola dikemukakan oleh Ismail Tola (2007:38) bahwa “yang dimaksud
10
dalam teknik permainan sepak bola adalah semua gerakan dengan atau tanpa bola
kondisi fisik secara optimal dan mendasar agar dapat lebih cepat menguasai teknik
dasar lainnya. Teknik ini meliputi unsur-unsur teknik gerak badan, sebagaimana
1) Lari
2) Melompat
Melompat dengan dua kaki, tetap pada waktu berlari bertumpu dengan
3) Gerak tipu
lari, gerak tipu yang dilakukan pemain belakang yang merebut bola
11
dengan kaki lawan, gerak tipu yang dilakukan oleh penjaga gawang
Mengenai teknik dengan bola dalam permainan sepak bola merupakan hal
yang pokok karena seorang pemain sepak bola dituntut untuk menguasai bola,
baik secara individu maupun dalam kerja sama tim. Mengenai teknik dengan bola,
menurut Ismail Tola (2007:40) terbagi dalam delapan macam bagian yaitu:
1) Menendang (kicking)
Menendang bola adalah salah satu bagian teknik yang terpenting di dalam
permainan sepak bola. Dengan tendangan kerja sama dapat dilakukan oleh
Yang dimaksud dengan menahan bola adalah untuk teknik yang digunakan
pemain untuk menahan bola, baik bola menggelinding maupun bola melayang.
Dengan ball kontrol yang baik, tempo permainan dapat di percepat dan di
12
perlambat, untuk teknik ini di perlukan dari pemain penguasaan bola (ball felling)
Berarti bola tetap berada dalam penguasaan (bola berada di depan kaki) dan dalam
dilakukan dengan satu kaki, tanpa awalan sebaiknya dilakukan dengan dua kaki
(melayang di udara) apabila bola datangnya rendah harus melihat situasi karena
resikonya berbahaya.
penjagaan satu lawan satu. Artinya satu penyerang dijaga ketak oleh seorang
semakin sempit, sebab itu pemain-pemain depan harus mahir melakukan gerak
tipu dan yang lebih penting lagi adalah teknik dan taktik harus selalu dihubungkan
14
dengan gerak tipu. Perkiraan gerak tipu dapat membawa lawan pada gerakan atau
Tackling atau tackle adalah salah satu istilah yang sangat populer dalam
permainan sepak bola. Tackle atau disebut dengan tekel dalam bahasa Indonesia
Dalam sebuah pertandingan sepak bola, tim yang sedang bertahan akan
berupaya mencegah lawan mencetak gol. Cara yang dapat digunakan untuk
mencegah pemain mencetak gol adalah merebut bola. Merampas atau merebut
bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola. Istilah
merampas bola dalam permainan sepak bola adalah tackling atau tekel.
pinggir lapangan jadi seorang pemain melempar bola masuk lapangan dengan cara
15
badan tegak tidak miring dan tidak mengangkat kaki atau melompat pada saat
melakukan lemparan.
Gambar throw-in
(sumber : opikteles.blogspot.co.id/2015/11/))
8) Penjaga gawang (goalkeeper)
yang cukup luas. Cara menjelajahi lapangan dengan membawa bola adalah
16
menggiring atau menggocek bola yang baik adalah mempertahankan bola tetap
berada di kaki dan tetap dalam kendali ketika melewati lawan. Gunakan kedua sisi
kaki untuk membawa bola atau memperlambat laju bola dengan menggunakan sol
sepatu. Menggocek bola bukan hanya soal kecepatan saja namun harus mengubah
fisik yang baik, seperti kecepatan dapat memberikan kemampuan gerak lebih
cepat (kurniawan,2016).
Menurut Joseph (2012:47) dribbling bola dalam sepak bola memiliki fungsi
yang sama dengan bola basket yaitu memungkinkan anda untuk mempertahankan
bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka.
dalam sepak bola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang
bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan. Ketika pemain
lari menggunakan kaki dan mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas
tanah.
17
bola dari satu ke titik yang lain di lapangan menggunakan kaki bola harus selalu
dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Menurut Hidayat (2017: 30)
menggunakan kaki.”
Menurut Jusran, S (2018) menggiring bola adalah gerakan dan aksi unik
adanya penggunaan kaki yang menyentuh bola dan sanggup mengubah arah dan
sambil berlari.
fungsi yang sama dengan bola basket yaitu memungkinkan pemain untuk
memperankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju keruang yang terbuka.
Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki inside, outside, instep, telapak
berlari sambil tetap menguasai bola adalah hal yang tampaknya tidak
penelitian dan keputusan kapan harus menggiring atau berlari sambil tetap
dengan menggunakan kaki atau bagian dari kaki. Pada saat melakukan gerak
menggiring antara bola dan kaki jaraknya harus terkontrol, hingga memudahkan
untuk menguasai bola agar ada dalam penguasaan kakinya, yang ditujukan agar
bola tidak lepas dari sergapan lawan, mudah untuk dioperkan atau ditendang.
Dribbling dapat diartikan sebagai suatu teknik penguasaan bola. Hal itu
dikatakan oleh Soedjono (2013, hlm. 20) “menggiring bola adalah membawa bola
adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki
yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang
melewati lawan, (2) mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman
dengan cepat dan (3) menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola
operan kepada teman. Untuk dapat menggiring bola dengan baik diperlukan
otomatis.
1. Bola dalam penguasaan pemain, bola selalu dekat dengan kaki, badan
pemain terletak antara bola supaya lawan tidak mudah merebut bola,
3. Bola digiring dengan kaki kanan atau kiri, tipa langkah mendorong ke
Menurut Miekel (2003 : 2) dalam menggiring bola itu ada beberapa teknik
Sama halnya ketika Anda menendang bola, ada teknik menggiring bola
yang menggunakan bagian atau sisi luar kaki. Gerakan dalam menggiring sepak
bola menggunakan kaki bagian luar sebetulnya juga tak jauh beda dengan
penggunaan bagian kaki dalam. Namun, tetap saja keduanya berbeda dan titik
perkenaan kaki pada bola-lah yang menjadi pembeda ini merupakan beberapa
langkah yang bisa diintip dan juga dipraktikkan, mulai dari posisi awal, gerakan
saat proses menggiring, hingga posisi akhir setelah menggiring bola menggunakan
sisi luar kaki Anda. Dengan latihan yang intensif, maka menggiring bola adalah
a) Posisi awal dari menggiring bola dengan kaki bagian luar adalah dengan
b) Sikap kedua lengan pada sisi tubuh tapi juga buat terentang sedikit.
d) Posisi kaki bisa sedikit diangkat dari permukaan tanah sambil kaki tumpu
e) Pastikan bahwa Anda menumpukan berat badan pada kaki yang tak
f) Pergerakan bola dengan gerakan menggiring tadi akan menuju depan tak
h) Berat badan ditumpukan jelas pada sisi kaki yang tidak Anda pakai untuk
menggiring.
21
bagian dalam dan posisikan kaki secara tegak lurus terhadap bola, tendanglah
pada bagian tengah bola sehingga memudahkan mengontrol bola dan sesuaikan
luar, pada teknik dengan kaki bagian dalam ada juga posisi awal, tengah dan akhir
tadi. Awali dengan sikap berdiri yang menghadap ke arah gerakan sambil
c) Sementara itu, untuk pergelangan kaki bisa Anda putar ke luar dan
kuncilah di sana.
bola memakai bagian dalam kaki ke arah depan sambil posisi kaki sedikit
digerakkan.
22
tanah dan sebaiknya juga bergulir secara lurus karena itulah gerakan bola
g) Berat badan ditumpukan di bagian atas sisi kaki yang tidak Anda pakai
untuk menggiring.
tersebut.
i) Melatih gerakan menggiring bola dalam sepak bola baik itu dengan kaki
bagian luar pun harus dilakukan secara intensif agar bola saat digiring
fokus ke depan.
menggunakan sisi kaki bagian luar. Cara melakukannya adalah berdiri posisi
23
melangkah (kaki kanan di depan), berat tubuh bertumpu pada kaki belakang (kaki
kiri) dengan lutut agak di tekuk, letakkan bola di depan dan kedua lengan menjaga
kaki bagian luar, usahakan kaki selalu dekat dengan bola dan sesuaikan irama
kaki adalah menggiring bola dengan menggunakan sisi kaki bagian punggung
kaki. Cara melakukannya adalah posisi badan dengan tegak lurus ke depan,
perlahan, usahakan kaki selalu dekat dengan bola dan sesuaikan iram langkah
menendang bola di mana menggiring bola dengan punggung kaki bisa dilakukan
dengan langkah:
a) Dari awal, sikap yang diambil adalah sikap berdiri dengan arah
b) Pastikan kedua lengan dalam posisi yang rileks di sisi tubuh sambil agak
direntangkan.
kaki ke arah depan di mana kaki juga akan sedikit diangkat dari
e) Bola pastikan bergerak secara lurus ke arah depan dan tidak melenceng
ke sana-sini.
24
f) Berat badan tumpukan pada kaki yang tidak dipakai untuk menggiring.
3. Shuttle Run
Menurut Harsono dalam Udam (2017) Shuttle Run merupakan bentuk latihan
kelincahan umum, latihan ini terdiri dari dua titik yang masing-masing berjarak 4-
5 meter. Hal tersebut dikarenakan kalau jarak terlalu jauh dikhawatirkan pemain
atau atlet setelah beberapa kali melakukan lari bolak-balik tidak mampu lagi
mengubah gerakan tubuh dari arah lurus yang dilakukan secepat mungkin dengan
teknik lari secara bolak-balik. Shuttle run adalah bentuk latihan dalam
meningkatkan agility (Ardianda & Arwadi, 2018). Menurut (Dwi Satriaputri &
Menurut Harsono (2018, hlm. 172) “atlet lari bolak-balik secepatnya dari
titik yang satu ke titik yang lain sebanyak kira-kira 10 titik. Setiap kali sampai
pada suatu titik, dia harus berusaha untuk secepatnya membalikkan diri untuk lari
8 kali dalam jarak 5 meter. Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, maka
bahwa jarak antara kedua titik tidak terlalu jauh serta jumlah ulangan tidak terlalu
merupakan kemampuan untuk mengubah posisi tubuh atau gerakan tubuh dengan
cepat ketika sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan seperti pada lari zig-
zag akan menimbulkan kontraksi secara bergantian pada kelompok otot tertentu.
Dalam hal ini perlu diperhatikan adalah kemampuan mengubah arah secepat
suatu bentuk gerakan yang mengharuskan seorang atau pemain untuk bergerak
dengan cepat dan mengubah arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah
pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi
tubuhnya. Shuttle Run adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan
lari bolak-balik pada titik atau jarak tertentu yang digunakan untuk meningkatkan
koordinasi mata dan kaki untuk mengubah arah. Lari dilakukan dengan
Tujuan shuttle run untuk melatih mengubah gerak tubuh arah lurus. Atlet
lari bolak-balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain. Setiap kali
26
sampai pada suatu titik dia harus berusaha secepatnya membalikkan badan untuk
4. Zig-zag run
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia yang ditulis oleh Aditia (2008)
yaitu berbelok-belok atau kata lainnya zig-zag run merupakan gerak dari satu
patok. Dimana dalam pelaksanaan atlet berlari secepat mungkin dengan berkelok-
kelok dari satu daerah ke daerah lain melewati beberapa patok yang ada dengan
mungkin diantara dua batas yang berjarak kira-kira 2,4 meter untuk memberikan
Menurut Harsono (2018, hlm. 173) “latihan ini hampir sama dengan lari
bolak-balik, kecuali atlet harus lari melalui beberapa titik.” Bentuk latihan
kelincahan lari zig-zag run ini hampir sama dengan lari bolak-balik, dan tujuannya
27
titik.
Menurut Saputra dalam Sukma (2015) lari zig-zag run adalah sebagai suatu
rintangan yang telah disiapkan, dengan tujuan untuk melatih kemampuan atlet
berubah arah dengan cepat. Lari zig-zag run adalah metode latihan yang dilakukan
dengan perubahan posisi secara langsung dengan berlari zig-zag run. Lari zig-zag
Yahya, 2014).
Menurut Nur Iqsan Wahyudi (2018), lari zig-zag run merupakan bentuk
latihan lari dua arah atau lebih dengan kecepatan maksimal. Tujuannya : untuk
(2012) zig-zag run atau lari berkelok-kelok yaitu lari yang dilakukan dengan zig-
atlet berlari secepat mungkin dengan berkelok-kelok dari suatu daerah ke daerah
yang lain. Menurut Razbiet (2018) lari zig-zag run adalah suatu latihan dalam
Menurut Siswanto dalam (Hamdani 2015) zig-zag run adalah gerakan lari
meningkatkan kelincahan, karena unsur gerak yang terkandung dalam latihan lari
zig-zag run merupakan komponen gerak kelincahan yaitu lari dengan mengubah
arah dan posisi tubuh, kecepatan, keseimbangan yang juga merupakan komponen
gerak kelincahan
untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-
kesegaran jasmani yang harus dimiliki. Tanpa kelincahan, anak dikatakan tidak
dalam keadaan normal atau mungkin sedang sakit. Kelincahan bagi mereka adalah
sesuatu yang khas sesuai dengan kodratnya. Jadi, kelincahan harus menempati
prioritas utama dalam melatih kesegaran jasmani setiap anak. Untuk para atlet
penampilan secara baik, seorang atlet sangat perlu untuk memiliki, memelihara
dan menjaganya agar kemampuan Agility tetap menjadi satu kesatuan dengan
bentuk gerakan yang mengharuskan seorang atau pemain untuk bergerak dengan
cepat dan mengubah arah serta tangkas, pemain yang lincah adalah pemain yang
29
kelincahan juga sangat penting untuk bergerak dengan cepat pada saat pemain
5. Hakikat latihan
a. Pengertian Latihan
dirinya untuk tujuan tertentu. Menurut Nossek (1995:3) latihan adalah suatu
proses atau periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun, sampai siswa
tersebut mencapai standar penampilan tinggi. Menurut Tohar (1992 : 112) latihan
meningkat.
30
Menurut Junusul Hairi (1989:67) latihan adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan dengan kian hari kian meningkat jumlah
menjelaskan bahwa salah satu yang paling penting dari latihan, harus dilakukan
secara berulang-ulang, dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot yang perlu
berencana, menurut jadwal, menurut pola dan standar tertentu metodis, dari
mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari yang sederhana ke yang lebih
sehingga semakin menghemat energi. Kian hari maksudnya ialah setiap kali
secara periodik, segera setelah tiba saatnya untuk ditambah bebannya, jika bukan
metode, dan aturan, sehingga tujuannya dapat tercapai tepat pada waktunya.
sebagai berikut: (a) Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih
yang tepat dan cermat, (b) Proses latihan harus teratur dan progresif. Teratur
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang lebih sulit (kompleks), dari
yang ringan ke yang berat, (c) Pada setiap kali tatap muka (satu sesi/satu unit
latihan) harus memiliki tujuan dan sasaran, (d) Materi latihan harus berisikan
materi teori dan praktik, agar pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi
relatif permanen, (e) Menggunakan metode tertentu, yaitu cara yang paling efektif
kompleksitas gerak, dan penekanan pada sasaran latihan. Dari beberapa sumber di
atas maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah kegiatan yang terencana dan
terprogram yang dilakukan secara rutin untuk mencapai sesuatu yang telah
ditetapkan.
b. Prinsip-prinsip latihan
latihan menurut Bompa (1994: 29-48) adalah sebagai berikut: (1) prinsip
prinsip spesialisasi, (4) prinsip individual, (5) prinsip bervariasi, (6) model dalam
harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai
32
prinsip-prinsip latihan yang menjadi pedoman agar tujuan latihan dapat tercapai,
antara lain: prinsip kesiapan, individual, adaptasi, beban lebih, progersif, spesifik,
tidak berlebihan, dan sistematik. Harsono (1988: 102) menyatakan bahwa dengan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip training tersebut atlet akan dapat lebih cepat
prinsip spesialisasi; (4) prinsip individualisme; (5) prinsip intesitas latihan; (6)
prinsip kualitas latihan; (7) prinsip variasi dalam latihan; (8) prinsip relaksasi; dan
Menurut Harsono, dkk (2005 : 52) kekeliuran kebanyakan dari pelatih atau
atlet adalah bahwa mereka lebih menekankan pada lamanya latihan daripada mutu
dan penambahan beban latihannya. Karena itu sebaiknya waktu latihan jangan
terlalu lama, tetapi sebaiknya lebih singkat dan berisi padat dengan kegiatan-
c. Komponen latihan
psikologis bagi pelakunya. Oleh karena itu dalam penyusunan latihan seorang
1. Intensitas latihan
besarnya intensitas suatu latihan dapat ditentukan dengan daya tahan aerobik,
yang dilakukan dalam latihan dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban
kecepatan gerakannya variasi atau istirahat diantara tiap ulangan. Elemen yang
2. Volume latihan
meningkatkan volume latihan yaitu dengan cara latihan: (1) diperberat, (2)
prasaraf yang sangat penting untuk mendapatkan teknik yang tinggi, taktik dan
khususnya pencapaian fisik. Volume latihan disebut dengan jangka waktu yang
3. Recovery interval
Dalam komponen latihan juga sangat penting dan harus diperhatikan adalah
recovery dan interval. Recovery dan interval mempunyai arti yang sama yaitu
pemberian istirahat. Perbedaan antara recovery dan interval adalah waktu istirahat
34
atau repetisi, sedangkan interval adalah waktu istirahat antar seri. Semakin singkat
waktu pemberian recovery dan interval maka latihan tersebut dikatakan tinggi dan
2005: 26-27).
4. Repetisi (ulangan)
dilakukan untuk setiap butir item latihan, dalam satu seri atau sirkuit biasanya
terdapat butir atau item latihan yang harus dilakukan dan setiap butirnya
dilaksanakan berkali-kali.
B. Kerangka pikir
mengetahui pengaruh latihan shuttle run dan zig-zag run terhadap kemampuan
dribbling bola pemain sepakbola Galesong Muda. Oleh karena itu dengan
memiliki berbagai uraian pada tinjauan pustaka maka menarik kerangka berpikir
sebagai berikut.
Pemain Galesong
muda
Latihan
Kemampuan
menggiring bola
C. Hipotesis
3. Ada perbedaan pengaruh antara latihan shuttle run dan zig-zag run terhadap
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu
penelitian semu.
memanipulasi semua variabel yang relevan” dilihat dari lokasi penelitian maka
1. Waktu Penelitian
tiga kali seminggu. Dan jumlah pertemuan 16 kali dengan 2 kali pertemuan
digunakan tes awal dan tes akhir. Sedangkan tiap minggunya dilakukan latihan 3
kali latihan. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam satu kali latihan adalah 60-90
menit.
35
36
2. Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian
latihan shuttle run dan kelompok kedua diberi perlakuan latihan zig-zag
T1 Posttest
P S Pretest
T2 Posttest
Keterangan :
P : Populasi
S : Sampel
37
Pre-test : Test awal dengan pemain berdiri dibelakang garis start dengan
zig-zag run.
Post test : Tes akhir dilakukan dengan pemain berdiri dibelakang garis start
eksperimen
1. Populasi
Populasi dari suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau hampir
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
38
individu atau objek yang akan diteliti. Populasi menjadi salah satu faktor yang
populasi pada penelitian ini adalah seluruh pemain Galesong Muda yang
berjumlah 20 orang.
2. Sampel
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan demikian
sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari individu yang mewakili pemain
Galesong Muda, oleh karena jumlah populasi ini cukup banyak, maka peneliti
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi.
hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Dalam penelitian ini ada
beberapa variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh latihan shuttle run dan
Galesong Muda.
berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
yang dipengaruhi.
(independent variable) meliputi latihan shuttle run dan latihan zig-zag run
ini adalah menggunakan tes. Tes sebuah prosedur yang sistematis dan
cara relatif tepat (Ali Maksun, 2012: 111). Teknik pengumpulan data
1. Pengambilan Data untuk Tes kelincahan (Tes Shuttle run /lari bolak-
balik)
1) Stopwatch
2) kuns/ marka
3) Formulir dan alat tulis
4) Lapangan
5) Peluit
c. Pelaksanaan tes:
d. Pencatat hasil:
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testee untuk
menempuh jarak 4 x 10 m.
1) Stopwatch
2) kuns/ marka
3) Formulir dan alat tulis
4) Lapangan
41
5) Peluit
c. Pelaksanaan tes :
d. Pencatat hasil :
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang ditempuh peserta. Diambil nilai
tes yang tercepat dari 2-3 kali kesempatan dalam satuan detik
e. Gambar tes
1) Stopwatch
2) 7 buah kuns/ marka
3) Lapangan
4) Bola
5) Formulir dan alat tes
6) Meteran
7) Peluit
c. Pelaksanaan tes :
1) Pada aba-aba “siap” pemain berdiri dibelakang garis start dengan bola
penguasaan kaki.
dimana kesalahan itu dilakukan dan selama itu pula stopwatch tetap
jalan
bergantian atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu
kali sentuh.
d. Pencatat hasil :
43
2) Catatan : apabila disaat melakukan tes, bola menjauh dari kuns yang
G. Program Latihan
Shuttle run adalah lari bolak-balik secepat-cepatnya dimulai dari satu titik
ke titik lainnya menempuh jarak tertentu. Dalam penelitian ini shuttle run
dilakukan dengan jarak 5 meter. Adapun dosis latihan shuttle run dalam penelitian
ini, yaitu:
a. Sesi 1-3
Dosis Keterangan
a. Warming up Berdo’a
Jogging ringan
Statis dan dinamis
b. Latihan inti Latihan shuttle run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari bolak-balik secepat-cepatnya
Set : 3 set dimulai dari satu titik ke titik lainnya.
Repetisi : 2 x Dalam penelitian ini shuttle run
Recovery : 25 detik dilakukan dengan jarak 5 meter.
Interval : 1.5 menit
c. Penutup Coolling down
Berdo’a
b. Sesi 4-6
45
Dosis Keterangan c.
a. Warming up Berdo’a c.
Jogging ringan c.
Statis dan dinamis c.
b. Latihan inti Latihan shuttle run dilakukan dengan c.
Intensitas : 50% lari bolak-balik secepat-cepatnya c.
Set : 3 set dimulai dari satu titik ke titik lainnya. c.
Repetisi : 2 x Dalam penelitian ini shuttle run c.
Recovery : 25 detik dilakukan dengan jarak 5 meter. c.
Interval : 1.5 menit c.
c. Penutup Coolling down c.
Berdo’a c.
c.
Sesi 7-9
Dosis Keterangan
a. Warming up Berdo’a
Jogging ringan
Statis dan dinamis
b. Latihan inti Latihan shuttle run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari bolak-balik secepat-cepatnya
Set : 3 set dimulai dari satu titik ke titik lainnya.
Repetisi : 2 x Dalam penelitian ini shuttle run
Recovery : 25 detik dilakukan dengan jarak 5 meter.
Interval : 1.5 menit
c. Penutup Coolling down
Berdo’a
46
a. Sesi 10-12
Dosis Keterangan
a. Warming up Berdo’a
e.
Jogging ringan
Dosis Keterangan
Statis dan dinamis
a. Latihan
b. Warming intiup Berdo’a
Latihan shuttle run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari bolak-balik
Jogging secepat-cepatnya
ringan
Set : 3 set dimulai
Statis dari satu titik ke titik lainnya.
dan dinamis
b. Repetisi :2x
Latihan inti Dalam
Latihanpenelitian inidilakukan
shuttle run shuttle rundengan
Intensitas :: 25
Recovery 50%detik dilakukan dengansecepat-cepatnya
lari bolak-balik jarak 5 meter.
Set : 3 set
Interval : 1.5 menit dimulai dari satu titik ke titik lainnya.
Repetisi : 2 x
c. Penutup
Recovery : 25 detik Dalam
Coolling down ini shuttle run
penelitian
Interval : 1.5 menit dilakukan
Berdo’a dengan jarak 5 meter.
c. Penutup Coolling down
Berdo’a
Sesi 13-14
2. Latihan zig-zag
Latihan zig-zag run adalah lari berkelok-kelok melewati titik atau rintangan.
Dalam penelitian ini lari zig-zag run akan dilakukan dengan menggunakan 10
lintasan 5 meter.
a. Sesi 1-3
Dosis Keterangan
a. Warming up Berdo’a
Jogging ringan
Statis dan dinamis
b. Latihan inti Latihan zig-zag run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari berkelok-kelok melewati titik atau
Set : 3 set rintangan. Dalam penelitian ini lari
Repetisi : 2 x zig-zag run akan dilakukan dengan
Recovery : 25 detik menggunakan 10 rintangan (kuns).
Interval : 1.5 menit Jarak antar rintangan yaitu 50
centimeter dengan panjang lintasan 5
meter.
c. Penutup Coolling down
Berdo’a
b. Sesi 4-6
48
Dosis Keterangan
c. a. Warming up Berdo’a
Jogging ringan
Statis dan dinamis
b. Latihan inti Latihan zig-zag run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari berkelok-kelok melewati titik atau
Set : 3 set rintangan. Dalam penelitian ini lari
Repetisi : 2 x zig-zag run akan dilakukan dengan
Recovery : 25 detik menggunakan 10 rintangan (kuns).
Interval : 1.5 menit Jarak antar rintangan yaitu 50
centimeter dengan panjang lintasan 5
meter.
Dosis Keterangan
a. Warming up Berdo’a
Jogging ringan
Statis dan dinamis
b. Latihan inti Latihan zig-zag run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari berkelok-kelok melewati titik atau
Set : 3 set rintangan. Dalam penelitian ini lari
Repetisi : 2 x zig-zag run akan dilakukan dengan
Recovery : 25 detik menggunakan 10 rintangan (kuns).
Interval : 1.5 menit Jarak antar rintangan yaitu 50
centimeter dengan panjang lintasan 5
meter.
d. Sesi 10-12
49
Dosis Keterangan
e. a. Warming up Berdo’a
Jogging ringan
Statis dan dinamis
b. Latihan inti Latihan zig-zag run dilakukan dengan
Intensitas : 50% lari berkelok-kelok melewati titik atau
Set : 3 set rintangan. Dalam penelitian ini lari
Repetisi : 2 x zig-zag run akan dilakukan dengan
Recovery : 25 detik menggunakan 10 rintangan (kuns).
Interval : 1.5 menit Jarak antar rintangan yaitu 50
centimeter dengan panjang lintasan 5
meter.
Dosis Keterangan
a. Warming up Berdo’a
H. T
Jogging ringan
Statis dan dinamis e
b. Latihan inti
Intensitas : 50% Latihan zig-zag run dilakukan dengan k
Set : 3 set lari berkelok-kelok melewati titik atau
rintangan. Dalam penelitian ini lari n
Repetisi : 2 x
Recovery : 25 detik zig-zag run akan dilakukan dengan
i
Interval : 1.5 menit menggunakan 10 rintangan (kuns).
Jarak antar rintangan yaitu 50 k
centimeter dengan panjang lintasan 5
meter.
i. Analisis Deskriptif
50
diolah dengan memakai statistik deskriptif dan inferensial dengan rumus uji t
sampel terikat. Sebelum analisis uji t digunakan lebih dahulu dilakukan uji
normalitas data, karena uji t hanya dapat digunakan untuk menguji perbedaan
mean dari dua sampel yang diambil dari populasi yang normal.
a. UJi Normalitas
variabel berkurva normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan uji
melihat hasil dari signifikasi, apabila signifikasi hitung >0,05, maka data
b. Uji Homogenitas
varian. Ini dilakukan untuk menguji kesamaan beberapa sampel. Apabila hasil
penelitian (terdiri satu unsur saja, atau terdiri dari beberapa unsur), maka
c. Uji Hipotesis
pretest dan posttest setelah perlakuan. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari nilai
tabel maka Ho (hipotesis 0) diterima dan jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t