Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN JUMP HURDLE DAN LATIHAN JUMP TO BOX


TERHADAP KETERAMPILAN SMASH PADA ATLIT BOLA VOLI
THE EFFECT OF JUMP HURDLE AND BOX JUMP EXERCISES ON
SMASH SKILLS IN

ADAM ADLI

220303500009

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN & KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PEaNELITIAN

JENIS PENELITIAN : METODE EKSPERIMEN


NAMA : ADAM ADLI
NIM : 220303500009
JURUSAN : ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

Makassar,5,November2023

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN........................ i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka................................................................................... 6
B. Kerangka Berfikir................................................................................. 22
C. Hipotesis............................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 24

i
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 24
C. Desain Penelitian.................................................................................. 25
D. Populasi dan Sampel............................................................................. 25
E. Instruktur Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data........................... 26
F. Teknik Analisis Data............................................................................ 27
G. Teknik Pengumpulan data.................................................................... 29
H. Teknik Analisis Data............................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga bola voli merupakan olahraga yang dimainkan 6 orang dalam

setiap regunya yang terdiri dari libero, spikers dengan memainkan bola maksimal

3 sentuhan dalam setiap permainannya. Baik putra maupun putri. Dalam setiap

cabang olahraga terdapat aturan yang mengikat dalam setiap permainannya yang

dilakukan oleh setiap induk oraganisasi olahraga salah satunya PBVSI baik

peraturan perwasitan maupun peraturan pertandingan yang berlaku. (Yudiana &

Subroto. 2013).

Menurut PBVSI atau persatuan bola voli seluruh Indonesia, bola voli

merupakan sebuah olahraga yang dimainkan oleh duatim yang dipisahkan oleh

sebuah net. Bola voli adalah sebuah permainan yang dilakukan diatas lapangan

persegi empat dengan lebar 900 cm dan panjang lapngan 1800 cm, dibatasi

dengan garis selebar 5 cm. Ditengah-tengah dipasang jaring/ jala dengan lebar

900cm, yang terbentang kuat dan mendaki pada ketinggian 244 cm untuk laki-laki

dan 224 cm untuk perempuan. Jumlah pemain dalam permainan bola voli ada 6

pemain, tiga dibelakang dan 3 didepan. Keliling bola 65-67 cm dan beratnya 260-

280 gram. Tekanan bola harus 0,30-0,325 kg/cm2”

Sedangkan menurut induk organisasi bala voli dunia (FIVB,

2020)tujuan dariolahraga bola voli adalah mengirim bola melewati atas net

menuju lapangan lawan kemudian mencegah lawan melakukan hal yang sama.

Sebuah tim mendapat tiga kali kesempatan perkenaan untuk memainkan bola

1
2

(ditambah dengan perkenan blok). Servis menjadi awal dimulainya permainan.

Dipukul oleh pemain pertama melewati atas net menuju daerah lawan.

Permainan akan terus berlangsung hingga bola dapat jatuh pada lapangan

permainan, bola keluar ataupun regu gagal mengembalikan bola. Didalam

permainan bola voli, suaturegu mendapatkan angka dengan sisten reli point

dalam satu set atau babak memiliki poin 25. Ketika regu dari penerima

memperoleh angka, akan menambah poin atau angka dan kemudian menjadi

pemukul pertama, dan rotasi pemain terjadi satu arah yaitu searah putaran

jarum jam. Tujuan utama permainan ini adalah melewatkan bola di atas net

supaya dapat jatuh menyentuh lantai lawan. Setiap regu dapat menyentuh atau

memankan bola sebanyak tiga kali pantulan.

Olahraga bola voli yang kita kenal saat ini memiliki perjalana sejarah yang

cukup panjang. Dalam buku jago bola voli ( Ikbal Tawakal 2020:1 ) yang ditulis

Dahulu, bola voli dikenal dengan nama mintonette dan dimainkan di negara Italia.

Di Jerman, voli dikenal dengan istilah lain, yaitu faustball. Permainan ini sudah

dikenal di Romawi sejak abad pertengahan Eropa.

Permainan olahraga yang kemudian dikenal dengan nama bola voli

tersebut berkembang dan dikenal sebagia olahraga yang banyak dimainkan pada

tahun 1895. Olahraga ini terus berkembang dan dikenal di berbagai negara.

Hingga kini, bola voli menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup

diperhitungkan. (Ikbal Tawakal 2020 )


3

Di Indonesia, bola voli sudah dikenal sejak lama, dikenal oleh kompeni

Belanda pada masa penjajahan sehingga dikenal juga dengan sebutan voli

kompeni. Sekitar tahun 1928, bola voli pertama kalinya dimainkan di Indonesia.

Pada masa itu, voli hanya dimainkan oleh orang belanda dan para bangsawan

( Ikbal Tawakal 2020).

Handhin et al. (2019)mengatakan olahraga voli adalah salah satu dari

sekian banyak cabang olahraga di Indonesia yang digemari oleh masyarakat dan

memiliki perkembangan yang cukup besar. Pesatnya perkembangan cabang

olahraga bola voli dapat dilihat dengan banyaknya kejuaraan seperti Pekan

Olahraga Pelajar Daerah, Pekan Olahraga Pelajar Nasional, Kejuaraan

Daerah, Kejuaraan Nasional, Liga Voli, dan Kompetisi tertinggi bola voli

nasional (PROLIGA).

Pada fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar, terdapat

klub bola voli Berdasarkan observasi dan pengamatan peneliti pada beberapa

event bola voli di Sulawesi selatan atlet putri Sparta FIK UNM merupakan salah

satu klub yang aktif mengikuti kompetisi antar klub yang ada di Sulawewsi

selatan. Tempat yang digunakan berlatih adalah lapangan FIK UNM. Sebelum

diadakan penelitian, peneliti mengamati langsung dilapangan. Para pemain bola

voli atlet putri Sparta FIK UNM mempunyai kemampuan yang berbeda-beda

antara pemain satu dengan pemain yang lainnya, yaitu mengenai kemampuan

tolakan dibagian teknik dasar smash masih rendah. Hal ini terlihat pada saat

latihan maupun pertandingan ada pemain yang memiliki kemampuan tolakan

masih rendah, ada juga pemain yang memiliki kemampuan tolakan yang tinggi.
4

Apabila di rata-ratakan hasil kemampuan tolakan pada teknik dasar smash bola

voli para atlet putri Sparta FIK UNM memiliki kemampuan tolakan masih rendah.

Padahal untuk mencapai sebuah pukulan maksimal sehingga pukulan tepat

diantarkan ke sasaran lapangan lawan itu bisa terarah, maka teknik dasar smash

bola voli dibutuhkan kemampuan tolakan yang tinggi.

Para atlet putri Sparta FIK UNM dalam permainan belum dapat

memaksimalkan dan memanfaatkan kemampuan tolakan yang tinggi dalam teknik

dasar smash, padahal fungsi kemampuan tolakan dalam teknik dasar smash sangat

besar manfaatnya, karena salah satu aspek yang menunjang keberhasilan untuk

mencapai sebuah pukulan yang maksimal sehingga pukulan dapat diarahkan ke

sasaran lapangan lawan yang kosong itu dan terarah, maka teknik dasar smash

bola voli dibutuhkan kemampuan tolakan yang tinggi. Salah satu pencapaian

prestasi olahraga bolavoli memerlukan beberapa pertimbangan, perhitungan, dan

analisis yang cermat mengenai faktor-fakror yang menunjang prestasi bola voli

yang telah disebutkan di atas.

Untuk dapat memberikan latihan fisik dan teknik untuk menunjangn

prestasi loncat yang tinggi, diperlukan metode latihan yang tepat. Metode latihan

yang cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan power tungkai adalah

dengan menggunakan latihan pliometrik. Menurut Chu, Donald A. dan Gregory

D. Myer, (2013:13) Latihan plyometric merupakan bentuk latihan yang populer

yang sering digunakan untuk meningkatkan performa atlet. Dimana melibatkan

peregangan unit otot-tendon segera diikuti dengan pemendekan unit otot. Gerkan

pliometrik dirancang untuk menggerakkan otot pinggul, tungkai serta gerakan otot
5

khusus yang dipengaruhi oleh bounding, hopping, jumping, leaping, skipping, dan

ricochet.

Dalam penelitian ini peneliti lebih memilih jenis latihan pliometrik jump

hurdlke dan jump to box. “latihan jump to box adalah latihan meloncat keatas

kotak balok kemudian meloncat turun kembali kebelakang seperti sikap awalan

dengan menggunakan kedua tungkai bersama-sama.” Dalam jurnal iptek olahraga

yang ditulis (Ayuningtsay 2015:2) “bahwa latihan pliometrik jump to box

memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan power tungkai.

Sedangakn Hurdle jump adalah bentuk latihan dengan cara berdiri pada dua kaki

selebar bahu, kemudian melakukan loncatan ke depan dengan melewati beberapa

rintangan dengan kaki ditekuk dan mendarat pada dua kaki (Sugiharto, 2014).

Faktor-faktor penentu dan penunjang keberhasilan smash tersebut dapat

dijadikan dasar dalam menyusun program latihan. Salah satu program latihan.

latihan plyometric merupakan program latihan untuk meningkatkan power dan

kecepatan atlet elit (Chu, 2013: 83). Plyometrics adalah suatu bentuk latihan

untuk mengembangkan daya ledak yang memadukan metode dan teknik guna

meningkatkan kekuatan, kecepatan dan jarak tempuh maksimal.

Berdasarkan penjelasan yang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

“Pengaru Latuhan Jump Hurdle dan Latihan Jump To Box terhadap Keterampilan

Smash dalam Permainan Bola Voli Pada Atlet

B. Rumusan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka

permasalahan yang di anggap penting untuk diteliti lebih lanjut yaitu sebagai

berikut:

1. Apakah latihan Jump Hurdle memberikan pengaruh terhadap keterampilan

smash pada permainan bola voli?

2. Apakah latihan jump to box memberikan pengaruh terhadap keterampilan

smash pada permainan bola voli?

3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara Latihan jump hurdle dan Latihan

jump to box terhadap keterampilan smash pada permainan bola voli?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan jump hurdle terhadap keterampilan

dalam permainan bola voli.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan jump to box terhadap keterampilan smash

pada permainan bola voli.

3. Untuk mengetahui ada perbedaan pengaru Latihan jump hurdle dan Latihan

jump to box terhadap keterampilan smash pada permainan bola voli.

D. Manfaat penelitian

1. Secara teoritis

a. Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian

kedepan. Khususnya bagi para pemerhati peningkatan prestasi bola voli

maupun seprofesi dalam membahas peningkatan jump hurdle dan jump to box

ketepatan dalam melakukan smash atlet bola voli dengan metode pliometrik
7

b. Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada atlet dilingkungan

tempat latihan

2. Secara praktis

a. Bagi pihak pelatih agar dapat merencenakan program latihan dengan porsi

yang tepat dan menambah pengetahuan tentang bentuk latihan pliometrik.

b. Bagi atlet agar dapat meningkatkan power otot tungkai.

c. Bagi peneliti agar dapat mengembangkan teori-teori yang hasilnya berguna

bagi pelatih, atlet, dan pihak-pihak yang terkait dengan bola voli.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori

yang erat kaitanya dengan permasalahan dalam suatu penelitian. Teori-teori yang

dikemukakan diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka berpikir yang

merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara

terhadap permasalahan dalam penelitian ini.

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program

latihan atlet. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik atau

sistematis ditunjukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan

fungsional untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kalau kondidsi fisik baik

maka:

a. Akan ada penambahan dalam jumlah kapiler yang membantu (serve) serabut

otot sehingga memperbaiki aliran darah . karna itu akan ada peningkatan

dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

b. Akan ada peningkatan dalam unsur daya tahan kardiovaskular, kekuatan otot,

kelentukan, sendi,stamina,kecepatan ,dan lain-lain komponen kondisi fisik

jadi orang tidak akan cepat merasa lelah.

c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

d. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah

latihan.

6
9

e. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu

demikian diperlukan.

Kalau faktor- faktor tersebut tidak atau kurang tercapai setelah suatu masa

latihan kondisi tertentu, maka hal ini besar kemungkinannya bahwa perencanaan

dan sistematik latihannya kurang sempurna.

Saat-saat yang paling berbahaya dalam latihan biasanya adalah tiga atau

empat minggu pertama dari musim latihan, yaitu dalam tahap persiapan (TPU)

oleh karena pada saat itu atlet biasanya belum memiliki kekuatan, kelentukan,

daya tahan, dan keterampilan yang cukup,yang berarti bahwa kondisi fisiknya

masih jauh dibawah kondisi yang di perlukan untuk suatu latihan yang berat atau

pertandingan.

Faktor yang lain adalah, bahwa dia belum cukup lincah dalam melakukan

dalam melakukan gerakan-gerakan sehinggah kekakuan bergerak sering dapat

mmenyebabkan timbulnya cedera-cedera otot dan sendi .

Dalam melakukan latihan kondisi fisik serta perkembangan fitness yang

optimal, banyak tekanan harus di berikan pada perkembangan tubuh secara

menyeluruhyan secara teratur harus di tambah secara progresif volume serta

intensitasnya. Dalam tahap persiapan (TPU dan TPK), yaitu musim latihan jauh

sebelum pertandingan, berbagai kompnen kondisi fisik harus di latih agar pada

waktu atlet memasuki musim-musim latihan berikutnya,yaitu tahap pertandingan

(TPP dan TPUT), atlet sudah mencapai kondisi yang baik dan mampu menerima

tantangan latihan yang lebih berat serta lebih intensif. Dan memang di TPP dan
10

TPUT kelak, latihan mesti di lakukan intensitas yang tinggi guna memungkinkan

tercapainya prestasi yang lebih baik. (Harsono & Sugiantoro, 1988)

2. Pliometrik

a. Pengertian latihan pliometrik

Menurut Lamusu (2011) “latihan pliometrik adalah kombinasi antara

kekuatan dan kecepatan” (Sulaksono, 2019). Selain itu (Chu & Meyer, 2013)

menyatakan bahwa “latihan pliometrik merupakan suatu bentuk latihan yang

memungkinkan otot dapat mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”. Latihan pliometrik sangat membantu dalam

mengembangkan keseluruhan sistem neuromuscular dalam rangka menunjang

pergerakan yang lebih besar. Dengan sendirinya latihan ini sangat cocok untuk

cabang olahraga yang membutuhkan kecepatan dan daya ledak otot yang lebih

besar (Lamusu, 2011). Maka latihan pliometrik adalah salah satu latihan yang

cocok untuk cabang olahraga yang membutuhkan explosif yaitu gerakan gerakan

yang mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, misalnya olahraga bolavoli

yang memerlukan power otot tungkai. Salah satu jenis metode latihan untuk

meningkatkan explosif power adalah dengan metode latihan pliometrik. Widana

dkk (2013) menyatakan “latihan pliometrik berusaha untuk menggunakan berat

badan itu sendiri atau dengan menggunakan beberapa alat untuk meningkatkan

rangsangan latihan”. (Sulaksono, 2019). Selain meningkatkan performance,

latihan pliometrik juga berguna untuk mencegah terjadinya cedera dan mampu

digunakan sebagai penyembuhan pada atlit yang sedang menjalani rehabilitasi

cedera ligamen. Pliometrik adalah gerakan kontraksi otot yang sangat kuat untuk
11

mencapai regangan maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya (Haff & Triplett,

2016). Pada saat meregang, ada tiga kontraksi yang terjadi yaitu eksentrik,

isometrik dan konsentrik. Latihan pliometrik mampu meningkatkan maximum

voluntary contraction (MVC) pada saat kontraksi eksentrik, isometrik dan

konsentrik (Haff & Triplett, 2016). Selain dapat meningkatkan kekuatan kontraksi

otot, latihan ini juga berpengaruh pada komponen biomotor. Latihan pliometrik

mampu menigkatkan kekuatan, power dan kecepatan (Chu & Myer, 2013).

Latihan pliometrik mampu meningkatkan fungsi neuromuskular pada saat

kontraksi statis dan dinamis (Behrens et al., 2016). Latihan pliometrik

menggunakan sistem energi ATP-PC. Dalam sisi fisiologis, pliometrik mampu

meningkatkan kekerasan tendon, dan mengurangi pemborosan energi (Booth &

Orr, 2016).

b. Prinsip latihan Pliometrik

Dalam kegiatan olahraga gerakan tubuh dikaitkan dengan tiga jenis

kontraksi otot, yaitu concentric (memendek), isometric (tetap) dan eccentric

(memanjang). Latihan untuk meningkatkan tinggi lompatan (power otot tungkai)

dapat dilakukan dengan menggunakan pliometrik, prinsip metode latihan

pliometrik adalah otot selalu berkontraksi baik pada saat memanjang (eccentric)

maupun pada saat memendek (concentric) (AGUNG, 2013). Tipe gerakan dalam

latihan pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Latihan ini digunakan

sebagai metode untuk mengembangkan kualitas fisik harus mengikuti prinsip-

prinsip yang terdiri dari:


12

1. Memberi regangan (stretch) pada otot, tujuan dari pemberian regangan yang

cepat pada otot-otot yang terlibat sebelum melakukan kontraksi (gerak) secara

fisiologis untuk memberi panjang awal yang optimum pada otot,

mendapatkan tenaga elastis, menimbulkan reflek regang.

2. Beban lebih yang meningkat, dalam latihan pliometrik harus menerapkan

beban lebih (overload) dalam hal beban atau tahanan (resistive), kecepatan

dan jarak. Tahanan atau beban yang overload biasanya pada latihan

pliometrik diperoleh dari bentuk pemindahan dari anggota badan atau tubuh

yang cepat, seperti mencegah jatuh, meloncat, melambung, memantul dan

sebagainya.

3. Kekhususan latihan (specifity training), dalam pliometrik harus menerapkan

prinsip kekhususan latihan, yaitu: kekhususan terhadap kelompok otot yang

dilatih atau kekhususan neuromuscular, kekhususan terhadap sistem energi

utama yang digunakan, kekhususan terhadap pola gerakan latihan (Wibintoro,

2009). Sebelum melakukan latihan pliometrik yang tepat dan efektif, hal yang

harus diperhatikan salah satunya adalah pemanasan dan pendinginan (warm

up and warm down). Pemanasan (warm up) bertujuan untuk mempersiapkan

sistem kardiorespirasi dan muskuloskletal tubuh sebelum latihan, membantu

untuk mencegah cedera serta mempersiapkan mental pemain sebelum

bertanding. Sedangkan pendinginan (warm down) bertujuan untuk

mengurangi asam laktat yang terbentuk setelah latihan juga untuk

pemeliharaan mobilitas sendi (Toit, 2009).

c. Aspek – aspek Latihan Pliometrik


13

Agar latihan memberikan hasil seperti yang diharapkan, maka harus

direncanakan secara dinamik dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang

menjadi komponennya, yaitu:

a. Makin cepat dan makin jauh otot diregangkan (misalnya waktu jongkok),

makin besar energi konsentrik ( concentric force ) yang bisa di hasilkan usai

peregagan tersebut. Maka hasilnya ialah gerakan yang lebih kuat ( forceful )

untuk mengatasi beban ( inertia dan obyek.), baik beban itu tubuh kita sendiri

maupun beban external.

b. Gerakan setelah tahap pra-regang di atas harus di lakukan secara explosif,

serta sesegera dan semulus mungkin .

c. Kekerapan ( rate ) dan tingginya melakukan lompatan lebih penting daripada

jauh ( untuk latihan power tungkai )

d. Gerakan lompatan, tolakan, dorongan dan pukulan harus dilakukan secara

maksimal. Kalau di lakukan setengah- setengah saja tidak akan ada, atau

hanya sedikit sekali manfaatnya untuk perkembangan power. Pada permulaan

latihan melompat keatas, sudut tungkai sebaiknya jangan kurang dari 45

derajat dahulu. Segera terasa otot -otot tungkai mulai menguat, sudutnya bisa

semakin diperkecil guna memperoleh concentric energy yang lebih besar.

e. Bila menggunakan bangku untuk dilompati, mulailah dengan bangku yang

tinginya tidak lebih dari 30 cm. Kalau otot tungkainya sudah semakin kuat

tingkatkan ketinggianya secara progresif sampai kira-kira 80 cm. ( Harsono :

Teori dan Metodologi Kepelatihan”)


14

f. Sesuai dengan sistem energi yang digunakan, tujuan latihan pliometrik

bukanlah untuk melatih kapasitas aerobik. Latihan pliometrik ialah murni

latihan anaerobik Chu: 1992). Karena itu, istirahat antara setiap set (misalnya

5 set x 10 repetisi), jangan terlampau singkat. Sebab kalau istirahatnya kuran

penuh, kualitas gerakan dan daya eksplosifnya akan kurang.

3. Jump Hurdle

Hurdle jump adalah bentuk latihan dengan cara berdiri pada dua kaki

selebar bahu, kemudian melakukan loncatan ke depan dengan melewati beberapa

rintangan dengan kaki ditekuk dan mendarat pada dua kaki (Sugiharto, 2014).

Latihan dengan menggunakan dua kaki lebih mengurangi beban yang ditahan,

namun untuk meningkatkan intensitas, loncatan di tempat atau loncatan maju

dengan menggunakan satu kaki juga dapat digunakan. Namun pada progran

latihan yang dilaksanakan untuk penelitian ini, tinggi gawang berdasarkan rata –

rata ukuran panjang tungkai atlet, sehingga tinggi gawang 50 cm, yang berjumlah

7 buah tergantung dari modifikasinya. atlet diperintahkan untuk meloncati setiap

rintangan secara cepat dengan gerakan meloncati dengan lutut diangkat.

Uraian gerakan hurdle hops adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan :

1. Berdiri didepan gawang, dengan kaki membuka selebar bahu

2. Kedua lutut diangkat ke atas secara bersama saat meloncat

3. Lompat dari gawang satu ke gawang kedua dan seterusnya dengan

mendaratkan kedua kaki secara bersama.

4. Gunakan tangan untuk menarik dan mengayun yang berfungsi untuk


15

keseimbangan dan mendapatkan tinggi loncatan

5. Bereaksi secepat mungkin dari tanah loncat ke gawang

6. Pandangan selalu kedepan

Peralatan: gawang setinggi 50 cm, Stop Watch

Gambar 2.1 Gerakan Jump Hurdle


Sumber: Donald A. Chu Jumping Into Plyometrics

4. Jump to box

Gerakan boxjump adalah pengerahan ke-dua tungkai untuk melompat

setinggi-tingginya mencapai box dan merupakan salah satu pengembangan power

otot tungkai di antara sekian banyaknya jenis latihan pliometrik untuk olahraga

bolavoli (Bagaskara & Suharjana, 2019). Latihan ini memerlukan beberapa kotak,

bangku, atau panggung, jarak posisi berdiri dengan bangku dan panggung yaitu 45

cm (18 inci), lakukan seri, 5-6 set, jumlah ulangan 8-12 kali, disetiap pergantian

set istirahat 2 menit, dan disetiap pergantian seri istirahat 4 menit.

Uraian gerakan jump to box adalah sebagai berikut :

Awalan : Berdiri dengan posisi kaki membukan selebar pingul.

Pelaksanaan :
16

1. Posisi badan menghadap ke depan

2. Jongkok sedikit dan langsung melompat dari tanah ke kotak

3. Gunakan lengan ayun ganda

4. Kaki merapat ke tanah secara merapat

5. Dan ulangi

Gambar 2.2 gerakan jump to box


Sumber: (Hasanah, 2013)
5. Bola Voli

1. Pengertian Bola Voli

Fédération Internationale de Volleyball FIVB (2016: 7) menjelaskan esensi

dari bahwa bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim di lapangan

bermain yang dibagi atau dibatasi dengan jaring (net). Tujuan permainan adalah

memberikan bola melewati jaring (net) untuk menempatkannya di lapangan

lawan, dan mencegah upaya yang sama dari lawan. Berdasarkan penjelasan

menurut FIVB ini, dapat dirangkum bahwa pengertian Permainan bola voli esensi

permainan bola voli secara umum permainan bola voli adalah


17

“Olahraga permainan bola besar yang dimainkan pada area permainan (lapangan)

khusus oleh dua regu dengan masing-masing regu terdiri dari enam pemain, yang

memainkan bola dengan ketentuan khusus untuk menyeberangi bola melewati

jaring (net)”(yohanes 2019). Bola volimerupakan salah satu dari banyak cabang

olahraga yang berkembang pesat dikalangan masyarakat umum, sekolah maupun

klub-klub, Hal ini di karenakan olahraga bola voli hanya memenggunakan

perlatan yang sederhana serta dapat mendatangkan kesenangan saat memainkan

nya. Menurut Sunardi (2015: 1) Permainan bolavoli adalah cabang olahraga

beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari 6

orang pemain, dan disetiap lapangan dipisahkan oleh net.

Tujuan dari permainan itu adalah agar setiap regu melewatkan bola secara

teratur atau baik melalui net sampai bola itu menyentuh lantai (mati) di daerah

lawan, dan mencegah agar bola yang di lewatkan tidak menyentuh dalam

lapangan sendiri. Posisi bola pada saat dimulainya permainan berada pada pemain

kanan garis belakang yaitu dimulai dengan melakukan servis, pukulan bola itu

melewati di atas net hingga jauh kedalam daerah lawan. Masing-masing regu

berhak memainkan bola tiga kali sentuhan (kecuali perkenaan waktu

membendung) untuk mengembalikannya kedaerah lawan. Seorang pemain

(kecuali pembendung) tidak diperkenakan memainkan bola dua kali berturut-

turut. 15 permainan bola di udara berlangsung secara teratur, sampai bola tersebut

menyentuh lantai bola keluar atau satu regu gagal mengembalikan bola secara

baik.
18

Di dalam permainan bolavoli menggunakan really point regu yang biasa

mematikan lawan mendapat angka. Baik regu yang sedang melakukan servis

maupun penerima servis. Apabila regu penerima memenangkan dalam permainan

bola akan mendapat giliran servis, dalam set penentu juga dapat angka dan setiap

pemain melakukan penggeseran satu posisi menurut arah jarum jam. Perputaran

tersebut akan menjamindan mengetahui letak posisi masing-masing pemain pada

kedua belah pihak yang berada di depan net dan pada daerah belakang. Suatu set

dimenangkan oleh regu yang pertama mendapat angka 25 dengan minimal selisih

2 angka. Dalam kedudukan angka 24-24, permainan dilanjutkan sampai terdapat

selisih 2 angka (24-26, 25-27) dan seterusnya tidak terbatas. Bila kedudukan set 2-

2, maka set penentu dimainkan hanya sampai angka 15, dengan selisih 2 angka

(14-16, 15-17,) dan seterusnya tidak terbatas.

2. Teknik Dasar Bola Voli

Dalam permainan bolavoli ada berbagai teknik yang harus dikuasai oleh

setiap pemain. Teknik dasar permainan bolavoli meliputi: servis, passing, umpan

(set-up), smash (spike), dan bendungan (block).

Untuk dapat bermain bolavoli, pemain harus menguasai teknik-teknik

dasar permainan bolavoli yang meliputi passing bawah dan atas, smash, servis,

bendungan (block). Semua teknik tersebut merupakan teknik dasar permainan

bolavoli yang pada umumnya harus dikuasai oleh pemain, dengan demikian

tujuan dari permainan yang diinginkan akan mudah tercapai.

Permainan bolavoli merupakan permainan yang sangat kompleks, di

dalamnya terdapat unsur kerjasama serta permainan beregu yang melibatkan


19

beberapa komponen teknik dasar bolavoli. Seorang pemain dalam permainan

bolavoli dituntut untuk dapat menguasai teknik dasar yang baik. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan efektifitas serta efisiensi dalam bermain. Pada dasarnya teknik

dasar bolavoli merupakan teknik atau gerakan yang sederhana artinya teknik ini

dapat dilakukan serta dipelajari melalui proses latihan. Ketrampilan yang harus

dikuasai oleh seorang pemain bolavoli terdiri atas teknik servis, passing, smash,

block.

Adapun pembahasan mengenai ketrampilan bolavoli dijelaskan sebagai

berikut:

a. Smash

Dari sekian banyak teknik dasar yang ada, smash merupakan teknik yang

selalu digunakan untuk menyerang dan menghasilkan angka serta meraih

kemenangan. Karena permainan bolavoli merupakan permainan cepat maka

teknik menyerang lebih dominan dibandingkan dengan teknik bertahan. Pukulan

smash juga sering disebut juga spike, dimana merupakan bentuk serangan

yangpaling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim

(Putra, 2015). Pada permainan bolavoli smash dapat dilakukan dari semua posisi.

Posisi empat, tiga, dan dua, bahkan posisi belakang satu, enam, lima khusus

smash tiga meter. Posisi ini yang sering dipergunakan untuk menyerang. Dari

semua posisi tersebut seorang pelatih atau guru harus memperhatikan tingkat

kesulitaan dan posisi yang palinng efektif untuk menghasilkan angka sehingga

mampu menyusun tim berdasarkan tipe-tipe pemain secara tepat. Tipe-tipe

pemain dalam permainan bolavoli itu antara lain tipe pemain penyerang, tipe
20

pemain bertahan, tipe pemain pengumpan, tipe pemain serba bias (Putra, 2015).

Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan

smash adalah timing atau ketepatan, meliputi:

a. Ketepatan saat melakukan awalan

b. Ketepatan saat meloncat

c. Ketepatan saat memukul bola.

Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi: awalan, tolakan, meloncat,

memukul bola dan mendarat

1. Awalan

Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan

individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu

langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak

dua sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan

berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan.

2. Tolakan

Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar

dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengeram gerak kedepan dan

sebagi persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas

sebatas kemampuan, ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110° badan siap

untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang di

depan.

3. Meloncat
21

Mulailah meloncat dengan tumit dan jari kaki menghentak lantai dan

mengayunkan kedua lengan ke depan atas saat kedua kaki mendorong naik ke

atas. Telapak kaki, pergelangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi

merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan

vertical.

4. Memukul bola

Jarak bola di depan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan

lengan ke belakang kepala dengan siku lebih tinggi dari pada bahu dan dengan

cepat lecutkan ke depan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap

bola pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak

tangan tepat di atas tengah bolah bagian atas. Pergelangan tangan aktif

menghentak ke depan dengan telapak tangan dan jari diregangkan memukul bola.

Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis

tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan,

telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan

eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada di udara. Pukulan yang benar

akan menghasilkan bola keras dan cepat turun kembali.

5. Mendarat

Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk

meredam perkenaan kaki dan lantai, mendarat dengan bola kaki (telapak kaki

bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat

kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.


22

Gambar 2.3 Teknik Smash


Sumber: (Sarifin & Anwar, 2014)

b. Bendungan/ Block

Teknik blok dalam permainan bolavoli merupakan suatu teknik dalam

bolavoli dimana atlet berusaha mempersempit sudut spike dan membendung

serangan atau spike lawan agar tidak mudah dalam mencapai lantai. Blok

merupakan pertahanan baris pertama dalam timbolavoli (Ackerman, 2014).

Kemampuan blok

suatu tim sangat menentukan keberhasilan tim dalam mendapatkan poin utamanya

pada nilainilai kritis dalam permainan bolavoli, yaitu di awal permainan skor 1 –

8, tengah 9 – 16, atau akhir 17 – 25, bahkan apabila terjadi deuce maka poin dari

blok sangat berarti bagi tim. Teknik blok baik secara individu maupun tim harus

dilatihkan dengan baik. Teknik blok dapat dilakukan oleh seorang individu saja,

atau dengan kombinasi dengan pemain depan yang lain dan membentuk blok dua

orang atau tiga orang (McKeever, 2018) Melakukan teknik block, pemain berdiri

dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama,

kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan menghadap

ke arah net dengan jari-jari terbuka. Untuk melakukan loncatan yang maksimal,

lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan.

Setelah itu lakukan loncatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat

melakukan loncatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan.
23

Agar pertahanan block dapat dilakukan secara meluas, maka jari-jari tangan

sebaiknya dibuka ketika melakukan block. Jari-jari kedua tangan pada saaat

perkenaan ditegangkan agar tangan dan jari cukup kuat untuk menerima tekanan

bola yang keras, dan akan semakin mempersempit jalur penyeberangan bola

melewati net, sehingga akan memaksimalkan fungsi block.

6. Profil Tim Bola Voli Sparta FIK UNM

Bolavoli FIK UNM terbentuk pada hari kamis 23 September 2004, yang

didirikan oleh salah satu dosen FIK UNM yaitu Khairil Anwar S.Or. yang pada

saat itu diketuai oleh salah satu mahasiswa Jurusan Kepelatihan FIK UNM yaitu

Wahyudin. Sekarang diketuai oleh Sahir dari angkatan 2017 Penjaskesrek.

Bolavoli FIK UNM aktif kembali sejak 2008 yang dibina sekaligus merangkap

jadi manager yaitu Kahiril Anwar S.Or. Bolavoli FIK UNM melakukan latihan

secara rutin 3x seminggu yang berlokasi di alamat Jl. Wijaya Kusuma Raya No.

14 Kampus Banta-Bantaeng.

Atlet FIK UNM selalu mendominasi tim Sulawesi Selatan dibeberapa

kejuaraan antar Provinsi, seperti POMNAS, PRA PON, dan Kejurnas. Untuk di

Sulawesi Selatan sendiri kejuaraan yang rutin diikuti setiap tahun yaitu UNHAS

CUP dan UMI CUP.

Untuk jumlah atlet yang aktif sampai sekarang adalah 65, diantaranya 35

atlet putra dan 30 atlet putri.


24

B. Kerangka Berfikir

Smash adalah salah satu teknik yang ada dalam bolavoli. Teknik smash ini

adalah teknik yang paling sulit dilakukan bagi para atlet pemula. Diperlukan

adanya ketepatan, koordinasi, dan kekuatan untuk menghasilkan pukulan smash

yang bagus. Untuk mendapatkan teknik smash yang benar dan hasil pukulan yang

baik perlu adanya latihan. Latihan secara kontinyu dan terus menerus akan

memperoleh hasil teknik smash yang benar serta pukulan yang baik. Disini

Latihan yang diberikan adalah Latihan jump hurdle dan jump to box. Bentuk

Latihan jump hurdle dan jump to box adalah jenis latihan daya ledak tungkai yang

melibatkan proses gerak ekstensi tungkai yang bertumpu pada persendian lutut.

Dengan demikian otot yang bekerja adalah otot tungkai atas bagian depan. Pola

gerak ini bertujuan untuk menghasilkan daya ledak otot tungkai, disisi lain pola

gerak smash bola voli disamping membutuhkan otot lengan juga tidak kalah

pentingnya daya ledak otot tungkai atas yang berfungsi sebagai daya lecut tungkai

dalam melakukan lompatan sehingga meberikan kemudahan bagi lengan untuk

dapat melakukan smash yang keras, menukik dan tajam.

Berdasarkan pada kajian teori yang telah dikemukakan diatas. Maka dapat

disusun kerangka berpikir sebagai berikut:

ATLET VOLI FIK

Eksperimen Eksperimen
LATIHAN JUMP HURDLE LATIHAN JUMP BOX

KETERAMPILAN SMASH BOLA VOLI


25

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yan bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul (Arikunto, 2019)

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan landasan teori di atas. Maka

penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

a. Menduga ada pengaruhnya latihan jump hurdle memberikan pengaruh

terhadap keterampilan smash atlet Bola Voli SPARTA FIK UNM.

b. Menduga ada pengaruhnya latihan jump to box memberikan pengaruh

terhadap keterampilan smash atlet Bola Voli SPARTA FIK UNM.

c. Menduga ada perbedaan pengaruh Latihan jump hurdle dan latihan jump to

box memberikan pengaruh terhadap keterampilan smash atlet Bola Voli

SPARTA FIK UNM.

Hipotesis Statistik

1. H0 : µA1 = µA2
H1 : µA1 < µA2

2. H0 : µB1 = µB2
H1 : µB1 < µB2

3. H0 : µA2 = µB2
H1 : µA2 ≠ µA2
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau objek

penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahan (Sugiono, 2016).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Arikunto (2014:9) mengatakan bahwa eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang

sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau

menyisihkan factor-faktor lain yang mengganggu. Dan menurut Arikunto

(2014:124) menggambarkan di dalam desain penelitian eksperimen observasi

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.

Observasi sebelum eksperimen disebut pre-test dan observasi sesudah

eksperimen disebut post-test.

Adapun variable yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh latihan

jump hurdle dan Latihan jump to box (X) sebagai variable bebas dan

Keterampilan Smash dalam permainan bolavoli (Y) sebagai variable terikat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan metode

eksperimen.

24
27

1. Tempat Penelitian dilaksanakan di kampus FIK UNM.

2. Waktu Penelitian dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperiman lapangan dan desain

penelitian ini menggunkan Pre Test - Post Test Group Design. Adapun desain

penelitian di tuangkan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Keterangan :

S : Sampel

MOP : Matched Ordinal Pairing

Kelompok A : Kelompok eksperimen A (jump Hurdle )

Kelompok B : Kelompok eksperimen B (Jump to Box)

D. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108) populasi adalah keseluruhan

dari subjek penelitian. Populasi merupakan sekumpulan individu yang

mempunyai kesamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet

bolavoli Sparta FIK UNM yang berjumlah 55 orang yang terdiri dari 35 orang

atlet putra dan 25 orang atlet putri.


28

E. Sampel

Sampel menurut Sugiyono, (2016:118) sampel ialah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dipunyai oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono,

(2017:81) sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam

penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi.Penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa Bola Voli

BKMF Bola Voli FIK UNM Yang berjumlah 30 orang.

Kemudian Sampel tersebut dikenai pretest untuk menentukan dua

kelompok treatment yang seimbang. Treatment tersebut dirangking nilai

pretestnya, kemudian dipasangkan dengan pola A-B-B-A (ordinal pairing) dalam

dua kelompok anggota masing-masing 15 orang. Sampel dibagi menjadi dua

kelompok yang terdiri atas:

Gambar 3.2 Ordinal Pairing


Sumber: Rizki Mahezar (2018)

F. Definisi Operasional Variabel


29

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel-

variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu

didefinisikan sebagai berikut :

1. Latihan jump hurdle menekankan loncatan untuk mencapai ketinggian

maksimum kearah vertikal dan kecepatan gerak kaki, yakni mencapai jarak

horizontal dengan tubuh. Pada latihan ini sampel berusaha melewati rintangan

atau gawang yang tingginya 40 cm. Latihan jump hurdle merupakan metode

latihan plyometric yang khusus meningkatkan power otot tungkai.

2. Latihan pliometrik jump to box adalah latihan yang dimulai dengan berdiri

kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan keatas box dan mendarat di

atas box kemudian melompat turun kembali dengan menggunakan kedua

kaki. Latihan hurdle hops menekankan loncatan untuk mencapai ketinggian

maksimum kearah vertikal dan kecepatan gerak kaki, yakni mencapai jarak

horizontal dengan tubuh. Pada latihan ini sampel berusaha melewati rintangan

atau gawang yang tingginya 40 cm. Latihan hurdle hops merupakan bagian

dari hopping. Hopping merupakan metode latihan plyometric yang khusus

meningkatkan power otot tungkai. Latihan pliometrik box jump adalah

latihan yang dimulai dengan berdiri kaki selebar bahu, kemudian melakukan

lompatan keatas box dan mendarat di atas box kemudian melompat turun

kembali dengan menggunakan kedua kaki

3. Smash bolavoli merupakan kemampuan smasher dalam melakukan pukulan

tepat pada sasaran (titik kelemahan lawan) (Putra, 2015, kemampuan (jumlah
30

skor yang diperoleh) dalam melakukan smash sebanyak 10 kali setiap pemain

yang dilakukan sesuai peraturan permainan.

G. Instrument dan Perangkat Penelitian

Arikunto, (2013:203) “Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang

di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Tes Keterampilan Smash Bolavoli.

Tes keterampilan smash

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akurasi spike /

smash pada bolavoli, menurut (Nurhasan & Hasanudin, 2014) dengan validitas

dan relianilitas instrument yang digunakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu Renny

Oktaria (2012) dengan tingkat validitas tes 0.84 dan reliabilitas tes 0.94.

Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan melakukan spike /

serangan di atas net dengan cepat dan terarah. Adapun alat – alat atau fasilitas

yang dibutuhkan untuk tes akurasi spike / smash :

1. Lapangan bolavoli

2. Bolavoli 5 buah

3. Net dan tiang net

4. Meteran

5. Kapur tulis

Tata cara pelaksanaan tes adalah :


31

1. Petunjuk pelaksana tes:

1) Tester berada dalam daerah serang atau bebas didalam lapangan permainan.

2) Bola dilambungkan atau diumpan dekat atas jaring ke arah tester.

3) Dengan awalan, tester loncat dan memukul bola melampaui jaring ke dalam

lapangan di seberangnya dimana terdapat sasaran dengan angka-angka.

4) Kesempatan melakukan spike sebanyak lima kali.

2. Cara penilaian tes

1) Skor dari akurasi spike adalah angka yang ada di target sasaran.

2) Bola yang menyentuh batas sasaran, dihitung telah masuk sasaran dengan

angka sasaran yang lebih besar.

3) Skor = 0, jika pemukul menyentuh jaring, bola jatuh diluar sasaran atau

bola nyangkut di net.

Untuk lebih jelasnya mengenai lapangan tes akurasi spike pada bolavoli

dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

4 2 5
N

3 1

4 2 5

Gambar 3.3 : Lapangan untuk tes spike, Nurhasan dan Hasanudin


(2007, hlm. 225 (Nasuha, 2014)
32

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun petunjuk pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembagian Kelompok

Hasil tes awal smash diranking 1 sampai ranking 20 dari yang tertinggi

sampai dengan yang terendah, kemudian dilakukan pembagian kelompok

eksperimen yang diurutkan secara ordinal pairing dengan menggunakan pola A-

B-B-A. Hasil dari selisih jumlah rata-rata smash kelompok A dan kelompok B

diharapkan hampir mendekati sama karakteristiknya sehingga dapat menentukan

kelayakan sampel.

Tabel 3.1 Pembagian Kelompok secara Ordinal Pairing.

Kelompok A Kelompok B
Latihan Jump Hurdle Latihan Jump To Box
1 2
4 3
5 6
- 7
- -
20 19

Sumber: Thomas R. Baechle ( 2008) (Hasanah, 2013)


33

2. Program latihan

Tabel 3.2 PROGRAM LATIHAN MINGGUAN/HARIAN JUMP HURDLE


PORSI LATIHAN
SESI
MINGG Jumla
LATIHA MODEL SE Re RECOVER Tinggi
U h
N LATIHAN T p Y hurdle
hurdle
Pendahulua
1 2 6 8 30 40
n
 Doa
2 2 6 8 30 40
 Pemanasan
Inti
1
 Jump to
hurdle
3 3 6 8 30 40
Penutup
 Pendinginan
 Doa
Pendahulua
4 3 6 8 30 40
n
 Doa
5 3 6 8 45 40
 Pemanasan
Inti
2  Jump to
hurdle
6 Penutup 3 6 8 45 40
 Pendinginan
 Doa

Pendahuluan
7 3 8 10 45 45
 Doa
8  Pemanasan 3 8 10 60 45
Inti
 Jump to
3 hurdle
Penutup
9 4 8 10 60 45
 Pendinginan
 Doa

Pendahuluan
10 4 8 10 60 45
 Doa
11  Pemanasan 3 8 10 80 45
Inti
 Jump to
4 hurdle
Penutup
12 3 8 10 80 45
 Pendinginan
 Doa

13 Pendahuluan
3 6 8 120 50
5
 Doa
14 3 6 8 120 50
34

15 3 6 8 120 50
 Pemanasan
Inti
 Jump to
hurdle
Penutup
Pendahuluan
16 2 6 8 120 50
 Doa
17  Pemanasan 2 6 8 120 50
6 Inti
 Jump to
18 hurdle 2 6 8 120 50
Penutup

PORSI LATIHAN
SESI MODEL
MINGGU Tinggi
LATIHAN LATIHAN SET Repetisi RECOVERY
Box
1 Pendahuluan 2 8 30 40
 Doa
2  Pemanasan 2 8 30 40
Inti
1
 Jump to box
3 Penutup 3 8 30 40
 Pendinginan
 Doa
4 Pendahuluan 3 8 30 40
 Doa
5  Pemanasan 3 8 45 40
Inti
2
 Jump to box
6 Penutup 3 8 45 40
 Pendinginan
 Doa
7 Pendahuluan 4 10 45 40
 Doa
8  Pemanasan 4 10 60 40
Inti
3
 Jump to box
9 Penutup 4 10 60 40
 Pendinginan
 Doa
10 Pendahuluan 4 10 60 40
11  Doa 4 10 80 40
35

12 4 10 80 40
 Pemanasan
Inti
 Jump to box
13 Pendahuluan 3 12 120 40
 Doa
14  Pemanasan 3 12 120 40
Inti
5
 Jump to box
15 Penutup 3 12 120 40
 Pendinginan
 Doa
16 Pendahuluan 2 12 120 40
 Doa
17  Pemanasan 2 12 120 40
Inti
6
 Jump to box
18 Penutup 2 12 120 40
 Pendinginan
 Doa
Tabel 3.3 PROGRAM LATIHAN MINGGUAN/HARIAN JUMP HURDLE

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tekhnik analisa deskriptif jadi peneliti

melakukan apa ada gejala yang menjadi sasaran penelitian. Dari data yang

diperoleh melalui hasil evaluasi selama berlangsungnya proses latihan

ketrampilan smash.

Metode analisis data adalah bagian yang terpenting dalam penelitian. Oleh

karena itu, apakah hipotesis yang telah dikemukakan penulis di atas telah sesuai

atau belum. Data yang sudah dikumpulkan diseleksi, maka perlu dilakukan

langkah Teknik Analisis Data.

a. Uji Hipotesis ( uji T )

Untuk menjawab pertanyaan hipotesis, yaitu mengetahui adanya

perbedaan yang signifikan antara posttest dan posttest dapat digunakan rumus

Dependent Sampel T-Test.


36

Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan setelah diberi latihan pliometric terhadap

peningkatan keterampilan smash atlet Voli FIK UNM

Ha : ada pengaruh yang signifikan setelah diberi latihan dengan latihan pliometric

terhadap peningkatan keterampilan smash atlet FIK UNM

Kaidah Uji – t :

Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

signifikan dari latihan yang diberikan.Uji hipotesis dilakukan dengan uji dua

sampel berkorelasi, dengan bantuan SPSS.

Jika terhitung > tabel dengan taraf signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Berarti ada pengaruh yang signifikan setelah diberi latihan dengan

permainan target terhadap keterampilan smash voli FIK UNM.


DAFTAR PUSTAKA

Yudiana & Subroto. 2013. Permainan Bolavoli. Bandung: FPOK Universitas


Pendidikan Indonesia
Federation Internationale de Volleyball. (2017). Official volleyball rules 2017-
2020. FIVB in 2016.
http://www.fivb.org/en/Refereeing-Rules/documents/FIVB-
Volleyball_Rules_2017-2020-EN-v04.pd
Handhin, M. L., Nasuka, N., & Hadi, H. (2019). Pengaruh back squat dan front
squat training terhadap vertical jump dan lower body power index. Journal
of Sport Coaching and Physical Education, 3(1), 62–69.
https://doi.org/10.15294/jscpe.v3i1.31976
Chu, Donald A. Myer, Gregory D. (2013). Plyometrics. America : Human
Kinetics.
Ayuningtyas, Hartono, Rahayu. 2015. Pengaruh latihan side hop dan jump to box
terhadap power otot tungkai . volume 1, No.1
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujss
Sugiharto. (2014). Fisiologi Olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang.
Agung, S. (2013). pengaruh latihan pliometrik knee tuck jump dan barrier hops
terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain ssb putra laksana
kecamatan leksono kabupaten wonosobo tahun 2013. Universitas Negeri
Semarang.
Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian.
Arya T Candra. 2016. Pengaruh Pelatihan Playometric Depth Jump dan Hurdle
Jump Menggunakan Interval 1:3 dan 1:5 Terhadap Peningkatan Daya Ledak
Otot Tungkai.Universitas PGRI Banyuwangi. Volume 1 Nomor 1, April
2016.
Ayuningtyas, D. P., Hartono, J., Rahayu, K., Suharno, H. P., Nurhasan, H.,
Hasanudin, C. D., Chu, D. A., Sugiono, S., Arikunto, S., Nasuha, M.,
Hidayat, T., Saichudin, S., Kinanti, R. G., Sulaksono, G., Ahmadi, N., &
Hasanah, M. (2014). Pengaruh Latihan Side Hop Dan Jump To Box
Terhadap Power Tungkai. Bandung: Alfabeta, 1(2), 1–7.
Bagaskara, B. A., & Suharjana. (2019). Pengaruh Latihan Plyometric Box Jump
dan Plyometric Standing Jump Terhadap Kemampuan Vertical Jump Pada
Atlet Klub Bolavoli.Medikora,18(2),64–69.
Booth, M. A., & Orr, R. (2016). Effects of plyometric training on sports
performance. Strength & Conditioning Journal, 38(1), 30–37..
Chu, D. A., & Meyer, G. C. (2013). Plyometrics. Human kinetics.

34
Haff, G., & Triplett, N. T. (2016). National Strength & Conditioning Association
(US). In Essentials of strength training and conditioning (Vol. 16, p. 735).
Human Kinetics Champaign, IL.
Fédération Internationale de Volleyball (FIVB), (2016). Official Volleyball Rules
2017- 2020 - Approved by the 35th FIVB Congress 2016. FIVB.
Ackerman, Jon. (2014). Volleyball Girl’s Sportszone. USA: ABDO Publishing
Company.
McKeever, et all. (2018). Volleyball. England: English Volleyball Association
with Royal Navy.

34

Anda mungkin juga menyukai