Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN FUTSAL PADA SISWA


EKSTRAKURIKULER MAN 2 KOTA MAKASSAR

ANALYSIS OF PHYSICAL CONDITIONS OF FUTSAL PLAYERS IN


STUDENTS EXTRACURRICULAR MAN 2 MAKASSAR CITY

MUHAMMAD REZA NAJAMUDDIN


1931042130

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 9
A. Kajian Pustaka....................................................................................................... 9
B. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 28
C. Hipotesis................................................................................................................ 30
III. METODE PENELITIAN .......................................................................................... 31
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 32
C. Definisi Variabel Penelitian .................................................................................. 32
D. Desain Penelitian ................................................................................................... 33
E. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 34
F. Instrumen dan Perangkat Penelitian ...................................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 41
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 43
JADWAL PENELITIAN .................................................................................................. 44
RENCANA BIAYA ........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 46

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Penelitan “One-shot method” ............................................................. 28


Gambar 2. Multistage Fitness Test ...................................................................................... 32
Gambar 3. Loncat Tegak ..................................................................................................... 36
Gambar 4. Lari 30 Meter ..................................................................................................... 38
Gambar 5. Illinois Agility Run Test ..................................................................................... 39

iiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Futsal berasal dari bahasa spanyol yaitu futbol dan sala. Kendatipun secara

pengertian, futsal merupakan permainan bola yang dimainkan di ruangan

tertutup, permainan ini dapat dilakukan di ruang terbuka tergantung situasi dan

kondisi yang ada. Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930,

oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia di gelar di Uruguay (Asmar Jaya,

2008: 1). Futsal merupakan olahraga permainan yang cukup digemari hampir

di seluruh dunia termasuk Indonesia.Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun

juga menyukai permainan futsal, bahkan tidak hanya laki–laki saja yang

memainkannya, tapi permainan ini mulai diminati oleh para wanita. Permainan

futsal berkembang dan masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1998–1999 dan

pada tahun 2000an permainan futsal mulai dikenal dimasyarakat. Pada saat

itulah permainan futsal mulai berkembang dengan maraknya klub futsal di

Indonesia.

Futsal adalah permainan sepak bola dalam ruangan. Permainan ini sendiri

dilakukan oleh lima pemain setiap tim, berbeda dengan sepak bola yang

permainnya berjumlah sebelas orang setiap tim. Ukuran bola dan lapangannya

pun lebih kecil dibandingkan ukuran yang digunakan dalam sepakbola.

Sedangkan peraturan futsal dibuat sedemikian ketat oleh FIFA agar permainan

1
2

ini berjalan dengan fair play dan juga untuk menghindari cidera yang dapat

terjadi. Peraturannya sangat ketat, yaitu pemain dilarang melakukan tackling

dan sliding keras. Futsal yang ada di Indonesia sejauh ini berkembang sangat

pesat, pada tahun 2010 Indonesia bisa menyelenggarakan futsal se-Asia di

Jakarta. Pada saat itu, lahirlah tim nasional Indonesia yang pertama kali,

seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan olahraga. Olahraga

futsal dapat diterima oleh masyarakat secara luas yang ada di seluruh

Indonesia. Bahkan banyak berdiri komunitas futsal atau klub futsal, selain itu

banyak diselenggarakan pertandingan futsal.

Dengan adanya permainan futsal, diharapkan para pemain dapat mengasah

kemampuan bermain bola. Permainan ini juga memberikan manfaat bagi

sistem ketahanan tubuh karena nyaris sepanjang permainan, seorang pemain

akan berlari ke segala arah penjuru lapangan, nyaris tanpa henti. Menurut

Andri Irawan (2009: 22) teknik–teknik dasar dalam bermain futsal ada

beberapa macam, seperti receiving (menerima bola), shooting (menendang

bola ke gawang), passing (mengumpan), chipping (mengumpan lambung),

heading (menyundul bola), dan dribbling (menggiring bola).

Futsal sebenarnya olahraga yang kompleks, karena memerlukan teknik dan

taktik khusus. Begitu pula dalam hal kondisi fisik, permainan futsal harus

memiliki perbedaan dengan olahraga-olahraga yang lain. Karakteristik

olahraga futsal adalah membutuhkan daya tahan kecepatan, daya tahan

kekuatan, dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama. Futsal adalah
3

aktivitas permainan yang dimainkan oleh lima lawan lima orang dalam durasi

tertentu yang dimainkan pada lapangan, gawang, dan, bola relatif kecil dari

permainan sepakbola. Yang mensyaratkan kecepatan bergerak menyenangkan

serta aman dimainkan serta tim yang menang adalah tim yang lebih banyak

mencetak gol ke gawang lawannya (Agus Suworo D.M, dkk 2009: 148).

Permainan ini juga memberikan manfaat bagi sistem ketahanan tubuh karena

nyaris sepanjang permainan, seorang pemain akan berlari ke segala arah

penjuru lapangan, nyaris tanpa berhenti.

Futsal menuntut kondisi fisik yang prima bagi para pemainnya. Kondisi

fisik yang prima sangatlah menunjang penampilan seorang pemain.

Penampilan fisik yang buruk tentunya akan berdampak buruk juga bagi

penampilan teknik dan taktiknya. Setiap pemain dituntut untuk memiliki teknik

individu yang sangat baik serta kemampuan strategi bermain yang juga harus

baik. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah segi fisik yang kadang kala

menjadi persoalan dalam persaingan perebutan prestasi tertinggi dalam bidang

olahraga di Indonesia pada umumnya dan futsal pada khususnya. Menurut

Justinus Lhaksana (2011: 16), sehebat apa pun seorang pemain dalam hal

teknik dan taktik tetapi tanpa didasari oleh kondisi fisik yang baik maka

prestasi yang akan diraih tidaklah sama dengan pemain yang memiliki

kemampuan teknik, strategi, dan tentunya kondisi fisik yang baik.

Persiapan fisik merupakan suatu hal yang penting dalam masa persiapan

sebuah tim untuk mencapai prestasi yang optimal. Seperti yang telah
4

dipaparkan sebelumnya bahwa kondisi fisik sangat mempengaruhi penampilan

seorang pemain didalam lapangan. Melalui latihan fisik, kondisi pemain yang

kurang baik akan meningkat. Menurut Muhammad Asriady Mulyono (2014:

48), setelah melakukan latihan fisik yang terprogram dengan baik, hasil dari

latihan fisik tersebut dapat dilihat dari meningkatnya penampilan seorang

pemain yang akhirnya berdampak positif pada penampilan tim. Berikut adalah

hasil dari latihan fisik yang dapat dicapai yaitu : 1) daya tahan kardioresipirasi

lebih besar, 2) kecepatan semakin meningkat, 3) Kekuatan semakin besar, 4)

Koordinasi semakin sempurna, dan 5) Kelincahan lebih baik. (Muhammad

Asriady Mulyono 2014: 49).

Dalam kondisi fisik ada komponen yang menjadi pelengkap. Menurut

Justinus Lhaksana (2011: 12), melihat dari karakteristik cabang olahraga futsal,

dapat disimpulkan bahwa komponen kondisi fisik yang harus dominan dimiliki

pemain futsal adalah daya tahan (endurance), kekuatan (strength), kecepatan

(speed).

Daya tahan merupakan kemampuan dan kesanggupan tubuh untuk

melakukan aktivitas olahraga dalam waktu yang lama tanpa mengalami

kelelahan yang berarti. Para pemain dituntut untuk memiliki tingkat daya tahan

yang baik. Tuntutan itu didasarkan kepada tugas dan tanggung jawab sebagai

pemain futsal yang harus terus bergerak.

Komponen kondisi fisik selanjutnya yaitu kecepatan (speed). Kecepatan

memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan komponen kondisi fisik
5

lainnya. Misalnya dalam memainkan umpan-umpan pendek, umpan terobosan

dan mengantisipasi lawan dalam melakukan serangan balik.

Selanjutnya, juga dibutuhkan kelincahan (agility). Kelincahan yang baik

sangat dibutuhkan dalam permainan futsal. Misalnya dalam melakukan

dribbling atau menggiring bola dan dalam mengotak-atik pertahanan lawan.

Para pemain harus memiliki kelincahan yang baik sehingga permainan dapat

dikuasai dengan maksimal.

Persiapan fisik merupakan suatu hal yang penting dalam masa persiapan

sebuah tim untuk mencapai prestasi yang optimal. Seperti yang telah

diapaparkan oleh beberapa pakar bahwa kondisi fisik sangat mempengaruhi

seorang pemain di dalam lapangan. Melalui latihan fisik, kondisi pemain yang

kurang baik akan meningkat setelah melakukan latihan fisik yang terprogram

dengan baik, hasil dari meningkatnya penampilan seorang pemain yang

akhirnya berdampak positif pada penampilan tim.

Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama

latihan. Menurut Djoko Pekik (2004: 21) dalam satu kali latihan setidaknya

ada materi latihan fisik selama 20 – 60 menit. Frekuensi latihan sebaiknya

dilaksanakan paling sedikit tiga kali seminggu, baik untuk olahraga kesehatan

maupun untuk olahraga prestasi. Untuk meningkatkan kondisi fisik perlu

latihan 3 – 5 kali per minggu (Djoko Pekik, 2004: 17). Bagi seorang pemain

futsal yang memiliki kondisi fisik yang baik akan mempunyai kemampuan

fisik seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, daya tahan jantung, daya tahan
6

otot dan daya tahan paru-paru. Kondisi fisik yang optimal dapat meningkatkan

penampilan para olahragawan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.

Ekstrakurikuler futsal merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler

olahraga yang banyak diminati oleh peserta didik karena olahraga tersebut

merupakan olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah

satu sekolah menengah atas yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler futsal

adalah MAN 2 Kota Makassar. Kegiatan ekstrakurikuler futsal MAN 2 Kota

Makassar berjalan dengan baik termasuk pembelajaran permainan futsal.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler, teknik dasar permainan futsal telah diajarkan

dan dilatih dengan baik dan benar. Daya tarik permainan futsal adalah

permainan yang menantang secara fisik dan mental. Bermain futsal tentunya

memerlukan teknik-teknik dasar yang diperoleh dari menonton pertandingan

futsal maupun bakat yang sudah terdapat pada diri masing-masing.. Tidak

kalah pentingnya sekarang ini terus dikembangkan dan ditingkatkan adalah

kondisi fisik, teknik, taktik dan strategi yang diterapkan para pemain maupun

pelatih dalam menghadapi suatu pertandingan. Semua itu ditujukan agar

permainan menjadi lebih menarik.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara peneliti dengan pelatih di

ekstakurikuler futsal MAN 2 Kota Makassar faktor kegagalan yang sering di

alami saat bertanding diantaranya adalah kondisi fisik pemain yang kurang

prima, masih banyak pemain mengalami kelelahan sehingga pemain tidak

dapat bermain bagus selama 2x20 menit, kelincahan pemain juga masih terlihat
7

kurang hal ini terlihat pada menggiring bola sehingga pada saat menggiring

bola mudah direbut oleh lawan dan intensitas latihan yang kurang. Program

latihan yang ideal bagi pemain futsal untuk mencapai suatu prestasi yaitu

meliputi frekuensi latihan dalam satu minggu sebaiknya dilakukan 3 sampai 5

kali latihan, dimana dalam setiap kali latihan di dalamnya harus mengandung

materi latihan fisik setidaknya 20 sampai 60 menit (Djoko Pekik, 2004: 17).

Sedangkan program latihan yang ada di ekstrakurikuler futsal MAN 2 Kota

Makassar itu sendiri dalam satu minggu hanya diadakan dua kali latihan dan

didalamnya tidak diberikan materi latihan fisik. Hal ini yang menyebabkan

kondisi fisik pemain menjadi kurang prima. Oleh sebab itu peneliti ingin

mengambil data untuk mengetahui kondisi fisik pemain tersebut, dengan

alasan karena kondisi fisik ialah salah satu hal yang sangat mendasar dalam

bermain futsal yang harus dimiliki oleh setiap pemain futsal untuk memperoleh

prestasi yang optimal. Mencermati permasalahan tersebut, maka penulis

tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dan untuk mengetahui kondisi fisik

pemain futsal yang berjudul : “Analisis Kondisi Fisik Pemain Futsal Pada

Siswa Ekstrakurikuler MAN 2 Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan rumusan

masalah yang akan di bahas adalah “Bagaimana kondisi fisik pemain futsal

pada siswa ektrakurikuler MAN 2 Kota Makassar”.


8

C. Tujuan Penelitian

Didasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kondisi fisik pemain futsal pada siswa ekstrakurikuler MAN 2

Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga secara

berupa informasi perkembangan ilmu olahraga, khususnya yang berkaitan

dengan kondisi fisik yang diperlukan oleh para pelatih fisik dan pelatih

futsal.

2. Manfaat Praktis

a. Pelatih sebagai masukan dalam meningkatkan prestasi pemain futsal pada

siswa ekstrakurikuler MAN 2 Kota Makassar.

b. Pemain sebagai masukan dalam melakukan latihan-latihan untuk

meningkatkan kemampuan kondisi fisik

c. Sekolah sebagai bahan evaluasi terhadap pembinaan pemain futsal pada

siswa ekstrakurikuler MAN 2 Kota Makassar untuk meningkatkan

prestasi.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Kajian teori merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori dalam

melakukan suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan merupakan

pernyataan dasar yang diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka

berpikir yang nantinya menjadi acuan dalam merumuskan hipotesis sebagai

jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian ini. Dengan demikian

hal-hal yang akan dikemukakan dalam kajian teori tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Olahraga Futsal

a. Pengertian Olahraga Futsal

Menurut Justinus Lhaksana, (2011:5), futsal merupakan olahraga yang

dimainkan oleh lima orang dengan salah satunya sebagai penjaga gawang.

Futsal ( futbal sala dalam bahasa Spanyol berarti sepakbola dalam ruangan)

merupakan permainan sepakbola yang dimainkan dalam ruangan. Kata futsal

berasal dari kata “fut” yang diambil dari kata futbol atau futebol, yang dalam

bahasa Spanyol dan Portugil berarti sepakbola. Dan kata “sal” yang diambil

dari kata sala atau salao yang berarti di dalam ruangan. Futsal pertama kali

diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani.

9
10

Pertandingan Internasional pertama diadakan pada tahun 1965, saat Piala

Dunia di gelar di Paraguay dan menjuarai Piala Amerika Selatan pertama.

Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan adalah lima pemain

dengan salah satunya menjadi penjaga gawang: (a) jumlah pemain minimal

untuk mengakhiri pertandingan adalah dua pemain dengan salah satunya

menjadi penjaga gawang. b) Jumlah pemain cadangan maksimal 7 orang. c)

Jumlah wasit 3 orang. d) Batas jumlah pergantian pemain adalah tak terbatas,

tidak seperti permainan sepakbola pada umunya. e). Metode pergantian

“pergantian melayang“ (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh

memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja, pergantian penjaga gawang

hanya dilakukan jika bola tidak sedang dimainkan dan dengan persetujuan

wasit) (Muhammad Asriady Mulyono, 2014: 41-45).

Dalam permainan futsal seorang pemain harus mengenakan perlengkapan

yang sesuai dengan peraturan FIFA pula yakni: 1). Kaos bernomor, 2). Celana

pendek (khusus kiper boleh celana panjang), 3). Kaos kaki, 4). Pelindung

tulang kering, 5). Alas kaki atau sepatu bersolkan karet, 6). Sarung tangan dan

pengikat sendi siku (Elbow) untuk kiper. Lamanya permainan futsal: Lama

normal adalah 2x20 menit: a). Lamanya istirahat saat jeda memasuki babak

kedua adalah 10 menit, b). Lama perpanjangan waktu adalah 2x10 menit, c).

Ada adu pinalti jika jumlah gol kedua tim imbang saat perpanjangan waktu

selesai, d). Time-out diberikan 1 kali per tim di setiap babaknya dan tidak ada

dalam waktu tambahan, e). Waktu pergantian adalah maksimal 10 menit.


11

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa futsal merupakan

suatu permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda, satu tim

terdiri dari lima pemain salah satu pemain menjadi penjaga gawang, dimainkan

secara cepat dan dinamis dalam lapangan yang relatif kecil. Oleh karena itu

diperlukan kerjasama yang antar lewat mengumpan (passing) yang akurat.

Sehingga dalam permainan ini dibutuhkan ketrampilan, kondisi fisik yang

prima, dan determinasi yang baik dengan memanfaatkan kondsi lapangan yang

cenderung sempit dan waktu yang relatif singkat.

Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal


Sumber : Justin Lhaksana (2011)

b. Teknik Dasar Futsal

Dalam futsal ada beberapa elemen dasar yang harus dipahami, secara umum

tidak berbeda jauh dengan bermain sepak bola konvensional. Namun ada

beberapa hal yang perlu dilakukakan dengan keahlian khusus. Menurut

Justinus Lhaksana dalam Badaru (2017 :11) menjelaskan, diperlukan beberapa

kemampuan menguasai teknik dasar bermain futsal , seperti : (1) teknik dasar
12

mengumpan (passing), (2) teknik dasar menahan bola (control), (3) teknik

dasar mengumpan lambung (chipping), (4) teknik dasar menggiring bola

(dribbling), (5) teknik dasar menembak bola (shooting), dan (6) teknik dasar

Heading. Kemampuan menguasai teknik dasar futsal sangat diperlukan dalam

modern futsal.

1) Teknik Dasar Mengumpan (passing)

Passing merupakan salah satu teknik dasar permainan futsal yang sangat

dibutuhkan dan harus dikuasai oleh setiap pemain futsal karena dengan

lapangan yang rata dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing

yang cepat, keras dan akurat. Usahakan bola yang mengalir sejajar dengan

tumit pemain, sebab hampir sepanjang permainan futsal menggunakan

passing. Untuk menguasai skill passing diperlukan penguasaan gerakan

sehingga sasaran yang diinginkan tercapai.

Berikut gambar tahapan melakukan passing menggunakan kaki bagian

dalam :

Gambar 2.2
Gerakan teknik dasar mengumpan (passing) dengan kaki bagian dalam
Sumber : Badaru, Benny (2017:12)
13

2) Teknik Dasar Menahan Bola (control)

Dalam keterampilan controlling/menahan bola dalam futsal harus

menggunakan telapak kaki (sole) karena dengan permukaan lapangan yang

rata membuat bola akan bergulir cepat, sehingga pemain harus dapat

mengontrol bola dengan baik, sebab jika menahan bola jauh dari kaki maka

lawan akan dengan mudah merebut bola.

Controlling (kontrol bola) adalah teknik dasar untuk mengontrol atau

menghentikan bola yang datang ke arah pemain. Teknik dasar ini digunakan

bersama dengan teknik passing dan dilakukan untuk mengatur tempo

permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.

Berikut gambar tahapan melakukan controlling menggunakan telapak

kaki/sole :

Gambar 2.3
Gerakan teknik dasar menahan bola (controlling) dengan telapak kaki
Sumber : Badaru, Benny (2017:13)

3) Teknik Dasar Mengumpan Lambung (Chipping)


14

Menurut Lhaksana dalam Badaru (2017:13) keterampilan chipping ini

sering dilakukan dalam permainan futsal untuk mengumpan bola di

belakang lawan atau dalam situasi lawan bertahan satu lawan satu.

Chipping yaitu digunakan untuk melintasi lawan dengan umpan lambung

yang memblok jalur oporan bawah. Situasi ini juga dapat terjadi dalam

permainan atau jika lawan membentuk dinding untuk bertahan

menghadapi tendangan bebas.

Berikut gambar tahapan melakukan mengumpan lambung (chipping) :

Gambar 2.4
Gerakan teknik dasar mengumpan lambung (chipping)
Sumber : Badaru, Benny (2017:14)

4) Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)

Dribble merupakan cara membawa bola dari satu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan kaki kita sebagai pengontrol. Menurut

Lhaksana dalam Badaru (2017:13) teknik dribbling merupakan

keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain

futsal. Dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pemain


15

dalam menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya untuk

menciptakan peluang dalam mencetak gol.

Berikut gambar tahapan dalam menggiring bola :

Gambar 2.5
Menggiring bola dengan menggunakan punggung kaki

Gambar 2.6
Menggiring bola dengan menggunakan sol sepatu
Sumber : Badaru, Benny (2017:16)

5) Teknik Dasar Menembak Bola (Shooting)

Menurut Lhaksana dalam Badaru (2017: 16) shooting merupakan

teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Teknik ini
16

merupakan cara untuk menciptakan gol. Shooting dapat dibagi menjadi

dua teknik, yaitu shooting menggunakan punggung kaki dan ujung

sepatu atau ujung kaki.

Berikut gambar tahapan dalam menembak bola (shooting) :

Gambar 2.7
Shooting bola dengan menggunakan punggung kaki
Sumber : Badaru, Benny (2017:17)

Gambar 2.8
Shooting bola dengan menggunakan ujung kaki
Sumber : Badaru, Benny (2017:17)
17

6) Teknik Dasar Heading

Menurut Lhaksana dalam Badaru (2017:18) pentingnya menyundul

bola dalam permainan futsal tidak seperti dalam permainan sepakbola

konvensional, tetapi ada situasi ketika anda perlu menggunakan teknik

menyundul bola dari serangan lawan dan dalam menciptakan gol.

Berikut gambar tahapan dalam heading :

Gambar 2.9
Teknik Menyundul Bola
Sumber : Badaru, Benny (2017:18)

2. Hakikat Kondisi Fisik

a. Pengertian Kondisi Fisik

Menurut Eri Pratikno Dwikusworo, 2010:1), kondisi fisik merupakan

persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang

atlet serta, sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut

Harsono (2018:3) pentingnya kondisi fisik dalam program latihan atlet.

Program latihan atlet harus direncanakan secara baik dan sistematis dan
18

ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional

dari sistem tubuh sehingga demikian memungkinkan atlet untuk mencapai

prestasi yang baik.

Kondisi Fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar

mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain futsal. Status

kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak dari usia

dini, dilakukan secara terus menerus, dan berkelanjutan dengan berpedoman

pada prinsip-prinsip dasar latihan yang baik. Kondisi fisik yang baik

mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya mampu dan mudah mempelajari

ketrampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun

perandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak

kendala, serta dapat menyelesaikan latihan berat.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik

adalah landasan olahraga prestasi yang terdiri dari komponen-kompenen yang

utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dilakukan sejak dini, secara

terus menerus, dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip

latihan fisik untuk mencapai kondisi fisik yang optimal.

b. Komponen Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen komponen

yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun

pemeliharaannya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik


19

maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Menurut Mochamad

Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik meliputi :

1. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja.

2. Daya tahan ada 2 macam, yaitu :

a) Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam

mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya

secara efektif dan efisien.

b) Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam

mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus

dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

3. Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan

kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat

singkatnya.

4. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mngerjakan gerakan

keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat

singkatnya.

5. Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam penyelesaian diri untuk

segala aktivitas dengan penguuran tubuh yang luas.

6. Kelincahan adalah kemampuan mengubah posisi diarea tertentu.


20

7. Koordinasi adalah kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam

gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8. Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi,

dalam bermacam-macam gerakan.

9. Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengandalikan gerakan

bebas terhadap sasaran.

10. Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak

secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui indra,

saraf dan feeling lainnnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola

yang harus ditangkap dan lain-lain.

Secara terperinci akan dijelaskan tentang komponen kondisi fisik yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Daya tahan (endurance) merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang

sangat dibutuhkan dalam permainan futsal. Para ahli banyak

mengemukakan pendapat tentang pengertian daya tahan. Seperti yang

dikemukakan Johanssen dalam Arsil (2008:21), bahwa daya tahan

didefinisikan sebagai kemampuan untuk menahan kelelahan dan cepatnya

pulih setelah mengalami kelelahan. Dari pengertian itu, ada dua kalimat

kunci yang dapat dipahami yaitu kemampuan untuk menahan kelelahan dan

kemampuan untuk cepat pulih dalam melakukan aktivitas olahraga.


21

Dari pengertian daya tahan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

daya tahan adalah kemampuan tubuh seorang atlet dalam mengatasi

kelelahan ketika melakukan kerja dan menerima pembebanan dalam waktu

yang lama. Seorang pemain futsal harus memiliki daya tahan yang sangat

baik. Permainan futsal merupakan suatu pekerjaan dengan pembebanan

yang sangat berat. Pembebanan itu berupa lari yang terus menerus

dilakukan oleh pemain sampai selesainya waktu pertandingan. Para pemain

dituntut untuk dapat bertahan melakukan permainan dalam waktu yang lama

yaitu pertandingan 2x20 menit.

2. Kecepatan

Ismaryati, (2006:57) menyatakan bahwa “Kecepatan adalah kemempuan

bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat”. Bompa (dalam

Ismayanti, 2006:57) menyatakan bahwa “Kecepatan adalah salah satu

kemampuan biomotorik yang penting untuk melakukan aktivitas olahraga”.

Senada dengan itu kecepatan merupakan perbandingan antara jarak dan

waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat (Djoko Pekik,

2002:73). Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi

dapat melakukan suatu gerakan yang singkat dan waktu yang pendek setelah

menerima rangsangan. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju

gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh.

Kecepatan juga dapat diartikan sebagai kemampuan berpindah dari satu

tempat, ke tempat lain dalam waktu paling singkat (Sayuti Syahara,


22

2009:73). Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan tubuh secara

keseluruhan, bisa juga berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan

berkaitan dengan waktu, frekuensi gerak dan jarak perpindahan (Hendri,

2010:51). Suharno HP dalam Nugroho (2005:13) mendefinisikan kecepatan

sebagai kemampuan atlet melakukan gerakan-gerakan dengan waktu yang

sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik- baiknya.

3. Kelincahan

Menurut Trijaya (2014) Kelincahan merupakan salah satu komponen

fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya

didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat,

sambil berlari hamper dalam keadaan penuh. Kelincahan terjadi karena

gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan

dari kontraksi serabut otot.

Orang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk

mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang

bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi

tubuhnya. Dalam kata lain, kelincahan bukan hanya menuntut

kecepatanakan tetapi juga menuntut kelentukan yang baik dari sendi-sendi

anggota tubuh lainya (Radjulani, dkk, 2014).

Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam

futsal. Dalam melakukan teknik dengan baik dan taktik yang telah

direncakan, kelincahan yang baik sangat dibutuhkan. Seorang pemain harus


23

mampu membawa bola dengan cepat dan arah yang berbeda-beda untuk

melindungi bola agar tidak direbut oleh pemain lawan.

c. Manfaat Kondisi Fisik

Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat

mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut

Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh

terhadap fungsi dan sistem organisasi tubuh, di antaranya:

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja

jantung.

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan

komponen kondisi fisik lainnya.

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu lainnya.

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organisme tubuh kita

apabila sewaktu-waktu respon diperlukan.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Fisik

Dalam Depdiknas (2000:8-10), komponen kodisi fisik adalah satu

kesatuan utuh dari komponen kebugaran jasmani. Jadi, faktor-faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani juga mempengaruhi kondisi fisik seorang.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik adalah:

1) Umur

Setiap tingkatan umur mempunyai keuntungan sendiri. Kebugaran

jasmani juga dapat ditingkatkan pada hampir semua usia. Pada daya
24

tahan kardiovaskuler ditemukan sejak usia anak-anak sampai sekitar

usia 20 tahun, daya tahan kardiovaskuler akan meningkat dan akan

makin menurun pada usia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan makin

menurun sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi penurunan tersebut

dapat berkurang apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga secara

teratur.

2) Jenis Kelamin

Kebugaran jasmani antara laki-laki dan perempuan berbeda karena

adanya perbedaan antara ukursn tubuh ysng terjadi setelah masa

pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak antara laki-

laki dan perempuan tidak berbeda, karena perempuan memiliki jaringan

lemak yang lebih banyak dan kadar hemoglobin yang lebih rendah

dibandingkan laki-laki.

3) Genetik

Daya tahan kardiovaskuler dipengaruhi oleh faktor genetikayakni sifat-

sifat yang ada pada tubuh seseorang sejak dari lahir.

4) Kegiatan Fisik

Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kebugaran

jasmani, latihan bersifat kardiorespirasi yang dilakukan secara teratur

akan meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat mengurangi

lemak tubuh. Dengan melakukan kegiatan fisik yang lebih baik dan

benar berarti tubuh dipacu untuk menjalankan fungsinya dengan baik.


25

5) Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok terutama berpengaruh terhadap daa tahan tubuh

kardiovaskuler. Pada asap tembakau terdapat 4% karbonmonoksida

(CO). Daya ikat CO pada hemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat

dari pad oksigen (O2).

6) Makanan dan Gizi

Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses

pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak, mempertahankan

kondisi tubuh, dan menunjang aktivitas fisik. Kebutuhn gizi setiap

orang dipengaruhi oleh berbagai fakor yaitu; berat ringannya aktivitas,

usia, jenis kelamin, dan faktor kondisi. Ada 6 unsur zat gizi yang

mutlak dibutuhkan oleh tubuh manuasia yaitu: karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, mineral, dan air.

7) Faktor tidur dan Istirahat

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki

kemampuan kerja terbatas. Seseorng tidak mungkin mampu bekerja

terus menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah

satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat

sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan

pemulihan sehingga dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.


26

8) Faktor Latihan dan Olahraga

Faktor latihan dan olahraga punya pengaruh yang besar terhadap

terhadap penigkatan kesegaran jasmani seseorang. Seseorang yang

secara teratur berlatih sesuai dengan keperluannya dan memperoleh

kesegaran jasmani dari padanya disebut terlatih. Sebaliknya, seseorang

yang membiarkan ototnya lemas tergantung dan berada dalam kondisi

fisik yang buruk disebut tek terlatih. Berolahraga adalah alternatif

paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran, sebab olahraga

mempunyai multi manfaat baik manfaat fisik, psikis, maupun manfaat

sosial

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kondisi fisik seseorang antara lain: umur,

makanan dan gizi, waktu istrahat, kebiasaan hidup sehat, dan latihan. Jadi

untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik, seseorang harus memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Hakikat Ekstrakurikuler

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian Ekstra adalah

tambahan diluar yang resmi, sedangkan Kurikuler adalah bersangkutan

dengan kurikulum. Jadi pengertian Ekstrakurikuler adalah kegiatan luar

sekolah pemisah atau sebagian ruang lingkup pelajaran yang diberikan


27

diperguruan tinggi atau pendidikan menengah tidak merupakan bagian

integral dari mata pelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.

Menurut Novan Ardy Wiyani (2013 : 108) kegiatan ekstrakurikuler

diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang di lakukan diluar jam pelajaran

tatap muka. Kegiatan tersebut dilakukan di dalam maupun luar lingkungan

sekolah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan

menginternalisasi nilai- nilai, aturan agama dan norma-norma sosial.

Selanjutnya Abdul Rachmad (dalam Jati 2015:20) kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam

pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan,

bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki pengetahuan dasar

penunjang.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap

muka yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa

dalam bidang tertentu. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah

kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka yang bertujuan

untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa dalam bidang

olahraga tertentu.

4. Profil Ekstrakurikuler Futsal MAN 2 Kota Makassar

MAN 2 Kota Makassar berlokasi di Jl. A.P Pettarani No. 1 Mannuruki,

Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. MAN 2 Kota Makassar


28

pada dasarnya memiliki beberapa ekskul yang membanggakan dalam

bidang olahraga, salah satu ekskul yang cukup dikenal aktif dan berprestasi

adalah futsal, berikut adalah profil ekstrakurikuler futsal MAN 2 Kota

Makassar di tahun 2022 :

Nama Tim : MAN 2 Kota Makassar

Julukan : Futsal M2M FC

Pembina : Muhammad Bakri S.Pd

Pelatih : Budhy Gunawan

Ketua : Fachri Hendrawan Djibran

Wakil Ketua : Muh Rayhan Yuvito

Sekretaris : Ahmad Nauval Rasyidi

Tahun Berdiri : 2008

Jumlah anggota tahun 2022 : 35

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada deskripsi pada latar belakang di atas timbul suatu

permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian atau kerangka

berpikir dalam penelitian ini. Kurang diperhatikannya tingkat kondisi fisik

pemain ekstrakurikuler futsal di MAN 2 Kota Makassar merupakan masalah

dalam penelitian ini


29

PERMAINAN
FUTSAL

PEMAIN FUTSAL PADA


SISWA EKSTRAKURIKULER
MAN 2 KOTA MAKAASSAR

KONDISI FISIK

1. DAYA TAHAN
2. KECEPATAN
3. KELINCAHAN

Deskripsi skema bagan di atas timbul suatu pemikiran bahwa tingkat

kondisi fisik merupakan faktor penting disamping faktor teknik, taktik dan

mental pemain dalam bermiain futsal. Oleh karena itu, selama proses latihan

berlangsung setiap pemain harus memperhatikan faktor tersebut maka latihan

kondisi fisik harus dilakukan. Dengan tingkat kondisi fisik yang baik dapat

memudahkan setiap pemain untuk mengembangkan kemampuan bermain

futsal. Tujun penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik

pemain ekstrakurikuler futsal di MAN 2 Kota Makassar. Harapan penelitian ini

setiap pemain dapat mengetahui mengembangkan dan meningkatkan kondisi

fisiknya.
30

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas, maka

hipotesis penelitian yang digunakan adalah hipotesis deskriptif yang

merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang

berkenan dengan variabel. Maka Peneliti dapat menguraikan hipotesis

penelitian yaitu Analisis kondisi fisik pemain futsal pada pemain

ekstrakurikuler MAN 2 Kota Makassar berada pada kategori sedang.


31

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan ilmu tentang metode atau cara

yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode ini diartikan sebagai

studi mengenai asas-asas dasar, arti penyelidikan yang sering kali melihatkan

masalah-masalah tentang logika penggolongan atau asumsi dasar. Arah dan

tujuan mengungkapkan fakta dan kebenaran disesuaikan dengan yang

ditemukan dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

metode kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mengungkapkan fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia

secara “apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih

memungkinkan dalam ingatan responden (Andi Prastowo, 2010:203). Peneliti

dalam hal ini berusaha untuk memaparkan atau memberikan gambaran suatu

keadaan kondisi fisik yang dimiliki oleh pemain ekstrakurikuler futsal MAN 2

Kota Makassar.

31
32

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan di Sport Hall MAN 2

Kota Makassar, Jl. A.P Pettarani No. 1 Mannuruki, Kec. Tamalate, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September

2022 sampai dengan penyusunan tugas akhir selesai.

C. Definisi Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek yang akan diteliti, sebagaimana yang

telah dijelaskan oleh Suharsini Arikunto (2006: 118) variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel

penelitian dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Daya Tahan

Daya tahan adalah kemampuan pemain ekstrakurikuler futsal MAN 2

Kota Makassar dalam melakukan aktivitas fisik permainan dengan

intensitas tinggi dalam waktu yang relatif lama seperti saat latihan dan

pertandingan. Dalam penelitian ini menggunakan Multistage fitness

test, dalam tes ini pemain harus pada bidang datar atau lapangan

berjarak 20 meter dengan 5 meter recovery selama mungkin sampai

tidak mampu lagi mengikuti kecepatan pita rekaman dan penilaian

berdasarkan tahap serta balikan yang berhasil diperoleh.


33

2) Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan pemain ekstrakurikuler futsal MAN 2

Kota Makassar dalam berpindah atau bergerak dari defence-attacking

atau sebaliknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam penelitian

ini menggunakan tes lari sprint 30 meter dengan satuan detik dan

penilain berdasarkan catatan waktu tercepat.

3) Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan pemain ekstrakurikuler futsal MAN 2

Kota Makassar dalam mengubah arah dengan cepat pada waktu

bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi

tubuh. Dalam penelitian ini menggunakan Illinois agility and run test

dengan satuan detik dan penilaian berdasarkan catatan waktu tercepat.

D. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

melalui survey tes kondisi fisik, karena menurut Suharsimi Arikunto (2002:90)

bahwa survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk

mencari kedudukan atau status, fenomena (gejala) dan menemukan kesamaan

status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan.

Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan metode kuantitatif melalui

nilai tes kondisi fisik yang kemudian dikonversikan berdasarkan kategori

dalam norma yang telah ditetapkan. Metode penelitian tersebut menjadi dasar
34

penetapan desain penelitian dalam penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan “One-shot method” model, artinya model pendekatan yang

menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat” (Suharsimi

Arikunto, 2010:122). Adapun desain yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:

Gambar 1. Desain penelitian “One-shot method“


sumber : Suharsimi Arikunto, 2006:9

E. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa MAN 2 Kota Makassar yang

mengikuti ekstrakurikuler futsal. Teknik pengambilan sampel pada penelitian

ini menggunakan total sampling artinya seluruh populasi dijadikan sampel.

Jadi sampel pada penelitian ini adalah siswa MAN 2 Kota Makassar yang

mengikuti ekstrakurikuler futsal berjumlah 20 orang.

F. Instrumen dan Perangkat Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah di olah

(Suharsimi Arikunto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Melalui tes dan
35

pengukuran peneliti akan memperoleh data yang objektif. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan untuk pengambilan data terdiri dari 3 (tiga) item tes,

yaitu :

1) Tes daya tahan diukur dengan Multistage fitness test.

Multistage fitness tes merupakan tes yang dilakukan di lapangan dan

menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi

oksigen maksimal.

Pada dasarnya, tes ini bersifat langsung yaitu tes berlari secara bolak

balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur sebelumnya, sambil

mendengarkan rangkaian tanda berupa bunyi “tut” yang terekam dalam

kaset. Waktu tanda “tut” tersebut pada mulanya berdurasi sangat lambat,

tetapi secara bertahap akan lebih cepat sehingga akhirnya makin sulit testi

untuk menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang

diberikan oleh tanda tersebut. Testi berhenti apabila ia tidak mampu lagi

mempertahankan langkahnya, dan tahap ini menunjukkan tingkat

konsumsi oksigen maksimal testi tersebut. Jarak dari satu titikke titik yang

lain adalah 20 m.

Gambar 3.1 Multistage fitness test


Sumber : http://www.tpfp.org/a_shuttle_clip_image002.jpg
36

Prosedur Pelaksanaan :

 Peserta tes diharapkan berusaha agar dapat samapai ke ujung yang

berlawanan bertepatan dengan sinyal tut yang pertama berbunyi untuk

kemudian berbalik dan berlari ke arah yang berlawanan

 Selanjutnya setiap sinyal tut berbunyi maka peserta harus sudah sampai

di salah satu ujung lintasan lari yang ditempuhnya

 Setelah mencapai interval satu menit disebut level 1 yang terdiri dari 7

shuttle

 Selanjutnya interval satu menit akan berkurang sehingga untuk

menyelesaikan level berikutnya peserta tes harus lari lebih cepat

 Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi satu kaki

tepat menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik dan

menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah yang

berlawanan

 Setiap peserta tes harus berusaha berlari selama mungkin, sesuai

dengan kecepatan yang telah diatur . Jika tidak mampu maka peserta

harus berhenti/dihentikan dengan ketentuan:

a. Jika peserta tes gagal mencapai dua langkah atau kurang dari

garis 20 meter setelah sinyal “tut” berbunyi, pengetes

memberikan toleransi 1x20 meter, untuk memberikan

kesempatan menyesuaikan kecepatan


37

b. Jika pada masa toleransi itu peserta tes gagal menyesuaikan

kecepatannya, maka dia diberhentikan dari kecepatan tes.

Peralatan Tes :

a. Tempat tes dapat berupa halaman, lapangan atau tanah datar dan tidak

licin yang panjangnya tidak kurang dari 22 meter dan lebar 1 – 1,5

meter

b. Tape record

c. Kaset panduan tes MFT

d. Alat pengukur panjang

e. Tanda batas jarak

Pelaksanaan Tes :

 Hidupkan tape recorder mulai dari pita kaset (pada kedua side sama)

lalu ikuti petunjuk selanjutnya

 Pada bagian permulaan, jarak antara dua sinyal “tut” memadai suatu

interval satu menit yang terukur secara akurat

 Selanjutnya terdengar penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes

yang mengantar pada perhitungan mundur selama lima detik menjelang

dimulainya tes

 Setelah itu akan keluar sinya “tut” tinggal pada beberapa interval yang

teratur.
38

2) Tes kecepatan diukur dengan tes lari cepat (sprint) 30 meter

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan pemain ekstrakurikuler

futsal MAN 2 Kota Makassar.

Peralatan Tes :

 Stopwatch

 Meteran

 Lintasan 30 meter

 Pluit

 Cones (penanda garis start dan finish)

Pelaksanaan Tes :

1) Para pemain berdiri di belakang garis start

2) Pada aba-aba “bersedia” pemain tersebut siap melakukan start dengan

menempatkan salah satu kaki di garis start tanpa menyentuh garis start

3) Aba-aba “ya” pemain berlari secepat mungkin meninggalkan garis start

menuju garis finish

4) Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba “ya”

5) Pencatat waktu dilakukan sampai dengan persepuluh detik bila

memungkinkan dicatat sampai perseratus detik

6) Tes dilakukan dua kali, testee melakukan tes berikutnya setelah

berselang minimal satu pelari dan kecepatan terbaik dihitung


39

7) Data kecepatan adalah waktu tempuh yang dihitung dalam satuan

ukuran detik.

Gambar 3.3 Lari 30 meter


Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-kS-pXm-
9TtU/VC44zkt6DLI/AAAAAAAABlE/Y0EazdGVDtc/s1600/lari.JPG

Penilaian Tes :

Tabel 2. Norma Lari 30 meter


No Prestasi (detik) Norma
1. 3,58 – 3,91 detik Baik sekali
2. 3,92 – 4,34 detik Baik
3. 4,35 – 4,72 detik Cukup
4. 4,73 – 5,11 detik Kurang
5. 5,12 – 5,50 detik Kurang Sekali
Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini dalam Arsil (2009:93)

3) Kelincahan diukur dengan Illinois Agility Run Test

Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan pemain ekstrakurikuler

futsal MAN 2 Kota Makassar.

Peralatan Tes :

 Lapangan

 8 cones

 Stopwatch
40

 Pluit

 Alat-alat tulis

Pelaksanaan Tes :

1. Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, kemudian letakkan 4

cone pada setiap ujung lapangan. Ujung kiri lapangan yang terdapat

sebuah cone diberi tanda start dan ujung kanan lapangan yang terdapat

sebuah cone diberi tanda finish

2. Letakkan 4 cone lainnya pada area pertengahan lapangan, dan setiap

cone berjarak 3,3 meter

3. Pemain coba mulai berdiri di depan cone start, kemudian peneliti

menjelaskan jalur lari yang harus dilakukan sampai finish

4. Pada saat peneliti memberi aba-aba “ya” maka pemain coba harus lari

secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish, sementara asisten

menjalankan stopwatch.

5. Selama lari, pemain tidak boleh menyentuh cone

6. Waktu yang ditempuh sampai finish dicatat dalam satuan detik dan

dicocokkan dengan table (pencatatan sampai dua angka di belakang

koma).
41

Gambar 5. Illinois Agility Run Test


Sumber : Michael, (2009:20)
Tabel 3. Illinois Agility Run Test

Jenis Sangat Baik Sedang Buruk Sangat


Kelamin Baik Buruk
Laki-laki <15,2 15,2 – 16,1 16,2 – 18,1 18,2 – 18,3 >18,3
detik detik detik detik detik
Sumber : Michael, (2009:208)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suata cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini dilakukan tes kondisi fisik pemain futsal pada siswa

ekstrakurikuler MAN 2 Kota Makassar. Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Sigoyono (2014:203) observasi adalah teknik pengumpulan data

dengan melakukan penelitian kepada orang dan obyek-obyek alam yang lain.

Peneliti menggunakan observasi terstruktur, dimana peneliti mengunjungi


42

tempat penelitian, melakukan pengamatan, dan melakukan wawancara dengan

pemilik One Pose.

Menurut Arikunto (2006:124) dalam Joesyiana (2018) observasi adalah

mengumpulkan data atau keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan

usaha-usaha pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diselidiki.

2. Tes dan Pengukuran

Menurut Arikunto (2012:205) dalam Nurhasanah (2018), tes diartikan

sebagai alat atau prosedur yang digunkan untuk mengetahui atau mengukur

sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Menurut Susilawati (2018:2) pengukuran adalah proses pengumpulan

informasi, biasanya kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan sesuatu

dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.

3. Wawancara

Menurut Sugiyono (2009:137) wawancara adalah teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya sedikit.

4. Dokumetasi

Menurut Sugiyono (2018:476) dalam Yudistira et al (2021) dokumentasi

adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam

bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan

serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.


43

H. Teknik Analisis Data

Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudian diolah, karena jenis

penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif maka teknik analisis yang dapat

digunakan adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi (statistic

deskriptif). Metode pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif.

Data diolah dengan menggunakan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 16

(Imam Ghozali, 2006).


44

Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian


No. Uraian kegiatan 1 2 3 4 5 6 ket

1. Perencanaan Proposal

2. Pendaftaran Seminar

3. Pelaksanaan Penelitian

4. Analisis Data
45

Lampiran Rencana Biaya Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan

1. Honorarium Rp500.000

2. Pembelian bahan habis dipakai Rp650.000

3. Uang bensin Rp200.000

4. Konsumsi Rp350.000

5. Perjalanan Rp150.000

Jumlah ; Rp1.850.000
46

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Aryadie. (2005). Tes dan Pengukuran Olahraga. Padang.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Andri Irawan. (2009).Teknik Dasar Modern Futsal. Jakarta: Pena Pundi Aksara

Adi Surya Hutomo, Agus Kristiyanto, Sapta Kunta Purnama. (2019). Peningkatan
Ketrampilan Teknik Dasar Futsal Melalui Penggunaan Media Video Pada
Mahasiswa Putra Penghobi Futsal. Prosiding Seminar Nasional IPTEK
Olahraga, Hal: 21-24. ISSN 2622-0156.

Asriady Mulyono, M. (2014). Buku Pintar Panduan Futsal. Banda Aceh: Laskar
Aksara.

Arsil. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP

Bryan Agasasi Barasakti . (2019). Analisis Kondisi Fisik Tim Futsal Jomblo FC
Ponorogo. Nama Jurnal. Volume 01. Nomor 01. Hal: 0-216., Hal: 0-216.

Badaru, Benny. 2017. Latihan Taktik BEYB Bermain Futsal Modern. Bekasi :
Cakrawala Cendekia

Darmawan, B. (2018). Profil Kondisi Fisik Pemain Futsal PJKR Angkatan 2017.
Jurnal Pendidikan Jasmani Vol 2, Nomor 2, Hal : 78-88.

Diky Alfindana. (2019). Hubungan Kecepatan dan Kelincahan Terhadap Kemampuan


Dribbling Bola Futsal Pada Atlet Pra Porprov Kabupaten Pacitan 2019.
Jurnal Pendidikan Jasmani, Volume 02, Nomer 1, Hal: 179-186.

Dini Agustin. (2017). Analisis Kondisi Fisik Atlet Putri Floorball Universitas Negeri
Surabaya. Jurnal Kesehatan Olahraga. Vol 05. No. 02, Hal 29-36.

Dwex. (2016, Juli Selasa). Semua Tentang Bola Voli. Retrieved from Vertikal Jump
and Standing Long Jump (Mengukur Power Otot Tungkai):
https://serbaserbibolavoli.blogspot.com/2016/07/vertical-jump-dan- standing-
broad-jump.html ( accesed 13 April 2019)

46
47

Firman Juniar Rahman. (2018). Peningkatan daya tahan, kelincahan, dan kecepatan
pemain futsal studi eksperimen metode circuit training. Jurnal Sportif (jurnal
penelitian pembelajaran). Volume 4. Nomor 2, Hal: 264-279.

Gapi, Bernadus. (2015). Membangun Kepercayaan Diri Siswa melalui Kegiatan


Ekstrakurikuler. Prosiding Seminar Nasional.

Heru Setiawan. ( 2014). Kondisi Fisik dan Kemampuan Teknik Dasar Pemain Futsal
Tim Porpov Kota Semarang Tahun 2013. Journal df Sport Sciences and
Fitnes 3, Hal: 4

Irawadi, Hendri. (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: FIK UNP.

Ismayanti, S. M. (2018). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Penerbitan dan


Percetakan UNS (UNS Press)

Khomarul Ninzar. (2018). Tingkat Daya Tahan Aerobik (Vo2Max) Pada Anggota Tim
Futsal SIBA Semarang. . Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online). Vol 02 No.
08, Hal: 738-749. e-ISSN 2550-0481. p- 2614-7254.

Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champhion


(Penebar Swadaya Group)

M. Iqbal Rosyidi, Oce Wiriawan. (2018). Profil Kondisi Fisik Ekstrakurikuler Futsal
Putra SMA Negeri 4 Bojonegoro. Surabaya: FIK Universitas Negeri
Surabaya

M. Yahya, Amirzan. (2019). Tanggapan Siswa Terhadap Manfaat Kegiatan


Ekstrakurikuler Olahraga Dalam Pengembangan Prestasi dan Potensi Diri.
Jurnal Sosial Humaniora, Volume 2, Nomer 1. P-ISSN 2615- 3688.

Mashud, Abd. Hamid, Said Abdilah. (2019). Pengaruh Komponen Kondisi Fisik
Dominan Olahraga Futsal Terhadap Teknik Dasar Permainan Futsal. Jurnal
Ilmu Keolahragaan 10. Vol 1, Hal: 28-38.

Moch. Sauqi Lufisanto. (2015). Analisis Kondisi Fisik Yang Memberi Kontribusi
Terhadap Tendangan Jarak Jauh Pada Pemain Sepakbola. Jurnal Kesehatan
Olahraga. Vol. 03 Nomor 01, Hal: 53.

Nugroho. (2005). Hubungan Antara Kecepatan dan Kelincahan Terhadap


keterampilan Menggiring Bola Dalam Futsal Pada Siswa Lembaga
Pendidikan Futsal Atlas Binatama. Semarang: FIK UNNES
48

Nurhayati. (2006). Hubungan Kecepatan Otot Tungkai dan Kekuatan Otot Tungkai
Dengan Kemampuan Daya Ledak Otot Tungkai Pada Anggota UKM Bola
Basket UNNES. Semarang: FIK UNNES

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi fisik dalam olahraga. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga pendidikan Tenaga Kepandidikan

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit


Alfabeta,Bandung

Syahara, Sayuti. (2009). Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik & Motorik. Padang:
FIK UNP.

Yusuf Bahtiar. (2019). Analisis Kondisi Fisik Pemain Futsal Putra Kabupaten Blitar
Pada Pra Porprov Jawa Timur 2019. Surabaya: FIK Universitas Negeri
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai