Anda di halaman 1dari 50

1

PROPOSAL

ANALISIS KONDISI FISIK TERHADAP KETERAMPILAN


MENYUNDUL BOLA PEMAIN SEKOLAH
SEPAK BOLA PALLANGGA

ANALYSIS PHYSICAL CONDITIONS OF HEADING SKILLS


PALLANGGA FOOTBALL SCHOOL PLAYERS

SYUHUD ALIYAH
1931042127

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASIFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 10
A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 10
B. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 29
C. Hipotesis ............................................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 33
C. Definisi Variabel Penelitian ..................................................................... 33
D. Desain Penelitian...................................................................................... 35
E. Populasi dan Sampel ................................................................................ 36
F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 37
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 42
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………….44
LAMPIRAN RENCANA BIAYA PENELITIAN……………..………………….………45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46

ii
3

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan jenis olahraga populer yang di sukai oleh seluruh

lapisan masyarakat anak – anak , remaja serta orang tua dan banyak di gemari

oleh pria maupun wanita (Abid, dkk 2013). Sepak bola tidak sekedar dilakukan

untuk tujuan rekreasi dan pengisi waktu luang aka tetapi dituntut pula suatu

prestasi yang optimal. Sepakbola adalah jenis permainan beregu yang

menggunakan bola sepak dan dimainkan oleh dua kelompok yang berlawanan

dengan jumlah pemain masingmasing terdiri atas sebelas pemain. Pertandingan

dapat dilakukan di lapangan yang permukaan tanahnya berumput asli atau buatan

dan bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang. Dengan ukuran lapangan

standar yaitu panjang 100 sampai 110 meter dan lebar 64 sampai 75 meter, Pada

kedua garis lebar lapangan di tengahtengahnya, masing-masing didirikan sebuah

gawang yang saling berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan

yaitu pada bagian luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari

karet yang berisi udara. Dengan berat bola tidak lebih dari 450 grm dan tidak

kurang dari 410 grm (Laws of The Game. PSSI 2009).

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang

penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing kesebelasan

adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak

1
2

mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau

melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola. Menurut Sukatamsi

(2002:336)

Kondisi fisik yang baik serta penguasan teknik yang baik dapat memberikan

sumbangan yang cukup besar untuk memiliki kecakapan bermain sepakbola.

Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air.

Kondisi fisik yang baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain,

taktik yang baik serta mental yang baik, maka prestasi yang akan dicapai tidak

dapat berjalan seimbang. Demikian pula sebaliknya memiliki kondisi yang jelek

tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga kurang mendukung untuk

pencapaian prestasi. Untuk itu perlu pembinaan yang baik pada cabang olahraga

sepakbola ini sedini mungkin untuk mencapai sasaran pada event tertentu agar

prestasi puncak dapat ditampilkan sebaik-baiknya.

Menurut M. Sajoto (1995:8 -9) kondisi fisik seseorang dipengaruhi oleh

beberapa unsur penentu, meliputi: 1.)Kekuatan (strength), 2.)Kecepatan (speed),

3.)Kelincahan dan kondisi koordinasi (agility and coordination), 4.)

Power,5.)Dayatahan(endurance), 6) Cardiorespirathory function, 7) Kelenturan

(flexibility), 8) Keseimbangan (balance), 9) Ketepatan (accuracy) dan, 10)

Kesehatan untuk olahraga (health for sport).

Menurut Danny Mielke (2007:49). Salah satu ciri unik sepak bola adalah

kepala boleh digunakan untuk memainkan bola di udara, namun hal ini banyak
3

sekali berdebatan berkaitan dengan permainan menggunakan kepala. Beberapa

penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan fatal yang bisa

diakibatkan karenamenyundul contohnya terjadi kerusakan pada otak . Di

samping kekhawatiran tersebut, pemain yang telah berpengalaman bisa

melakukan gerak yang sangat berharga ini dengan aman jika dia telah menerima

pelatihan yang tepat tentang teknik yang benar. Modifikasi alat permainan

merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat permainan yang

sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat

dicapai dengan sebaik-baiknya.

Menyundul bola adalah meneruskan bola dengan mempergunakan dahi yaitu

daerah kepala di atas kening di bawah rambut. Prinsip-prinsip gerak menyundul

bola :

a. Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola

b. Otot-otot leher dikuatkan,dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik merapat

pada leher

c. Untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kedua

kening di bawah rambut kepala

d. Badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang, kemudian

dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot perut, kekuatan dorongan

panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan diayunkan dan
4

dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola

e. Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh

dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana

bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari

mencari posisi Sukatamsi (2001: 31)

Modifikasi alat permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat

dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara

lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran. Modifikasi alat yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola yang terbuat

dari karet yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan

kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerakan teknik dasar menyundul

bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang

melakukan heading tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat

menyundul bola.

Menyundul bola pada hakikatnya memainkan bola dengan kepala.Ditinjau

dari posisi tubuhnya menyundul bola sambil berdiri, melompat dan meloncat.

Sucipto.dkk (2000:32).Menurut Chusaeri.dkk (1996:17), konsep dasar yang harus

dikuasai meliputi: (1) leher di kencangkan, (2) perkenaan bola pada dahi, (3)

pandangan mata harus ditujukan ke bola, (4) kepala menekan bola, (5) kedua

lengan di ayunkan, (6) badan melenting kebelakang.

(Febrianto, dkk 2017) Berkaitan dengan sepak bola prestasi maka akan
5

banyak hal yang harus di bicarakan dan di bahas. Sepak bola juga merupakan

salah satu oalahraga permainan yang sudah di mainkan sejak lama di berbagai

negara, meskipun menggunakan kata istilah yang berbeda. Semua permainan itu

memiliki tujuan yang sama, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua tim dan

pemain dari tiap tim berusaha memainkan bola dan menjaga bola agar tidak

direbut oleh tim lawan dan berusaha memasukan bola ke gawang lawan.

Sedangkan pengertian teknik dasar itu sendiri adalah semua kegiatan yang

mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain

sepakbola. Melatih tim sepakbola harus dimulai dengan mengajari setiap pemain

berbagai teknik atau keterampilan dasar yang diperlukan untuk menghadapi

kondisi yang muncul di dalam laga yang sesungguhnya. Sejak usia dini para

pemain harus menguasai teknik permainan sepakbola. Setiap teknik yang

diajarkan dikuti oleh program latihan yang konsisten dan berkelanjutan agar

teknik tersebut dapat dikuasai dan menjadi keterampilan.

Saat ini perkembangan sepakbola di Kabupaten Gowa sangat

menggembirakan hal tersebut ditunjukkan dari banyaknya sekolah sekolah sepak

bola,khususnya di desa Pallangga di Kabupaten Gowa. Bermunculannya

sekolah-sekolah sepakbola ini sangat menguntungkan bagi perkembangan

persepakbolaan di Indonesia.Diharapkan dengan banyaknya sekolah sepakbola

akan bermunculan pemain-pemain muda berbakat yang memiliki kualitas dan

kemampuan teknik bermain yang baik, karena dengan memiliki pemain yang
6

berkualitas ini akan terbentuk suatu tim/kesebelasan yang dapat bersaing dengan

tim-tim kuat dari daerah lain.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di Sekolah Sepak Bola (SSB)

Pallangga, sebagian besar siswa yang melakukan menyundul bola tidak benar

karena kurangnya pemahaman siswa terhadap gerak dasar menyundul pada

permainan sepak bola menyebabkan siswa cendrung merasa takut dan ragu

dikarenakan timbulnya rasa sakit setelah melakukan sundulan.

Kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menyundul.

1. Pada saat menyundul bola leher tidak kencang

2. Tidak diikuti dengan lompatan yang benar

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang

diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan gerak

yang kita harapkan yaitu dengan alat yang sederhana dan fleksibel tetapi

disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian yang akan dilakuakn penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak dasar

menyundul.

Berdasarkan uraian pengamatan di atas, latihan kondisi fisik dan

keterampilan gerak dasar secara khusus sangat diperlukan bagi siswa Sekolah

Sepakbola (SSB) di desa Pallangga. Sebab latihan-latihan mengenai kondisi fisik

dan teknik yang sudah dilakukan di Sekolah Sepakbola (SSB) di desa Pallangga

saat ini sangat kurang. Hal inilah yang kurang menjadi perhatian di pelatihan
7

karena setiap kelompok Sekolah Sepakbola (SSB) hanya dipegang oleh satu

pelatih, dimana pelatih itu selain melatih fisik juga melatih teknik dan taktik

permainan sepakbola. Dengan demikian secara tidak langsung terjadi

kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapan yang diinginkan adalah

tercapainya kondisi fisik dan teknik yang baik. Tetapi kenyataannya yang ada di

lapangan, untuk mencapai kondisi fisik dan teknik yang baik tidak disertai

dengan penanganan yang baik karena tidak adanya pelatih khusus. Hal inilah

yang menyebabkan pencapaian terhadap prestasi di dalam pertandingan

sepakbola sulit tercapai sehingga mulai saat ini kondisi fisik dan teknik para

pemain mulai dibenahi dan ditingkatkan melalui latihan fisik yang terprogram.

Selain fisik dan teknik, taktik dan mental juga merupakan faktor yang

mendukung pretasi dalam sepakbola, akan tetapi kondisi fisik dan teknik

merupakan faktor yang lebih dominan dalam menentukan kemampuan seeorang

bermain sepakbola. Salah satu faktor penurunan prestasi sekolah sepak bola

(SSB) di desa Pallangga yaitu faktor kondisi fisik pemain dan keterampilan

teknik dasar yang kurang baik, sehingga pengembangan kemampuan teknik dan

strategi mengalami hambatan dan tidak mendukung permainan yang baik dengan

demikian teknik dasar tidak terkendali,salah satunya keterampilan menyundul

bola sehingga persoalan ini menarik bagi peneliti untuk melakukan pengkajian

yang lebih mendalam.

Atas dasar uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan


8

judul :“ANALISIS KONDISI FISIK TERHADAP KETERAMPILAN

MENYUNDUL BOLA PEMAIN SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB)

PALLANGGA”. Adapun alasan peneliti memilih judul penelitian di atas, adalah

sebagai berikut penguasaan teknik dasar sepakbola sangat diperlukan oleh setiap

pemain untuk dapat bermain secara baik sesuai dengan strategi permainan yang

diterapkan pelatih, unsur kondisi fisik dan keterampilan sangat diperlukan dalam

menunjang penguasaan teknik dasar sepakbola, baik saat berlatih maupun saat

bermain dan sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang kondisi

fisik terhadap keterampilan menyundul bola siswa Sekolah Sepakbola di Desa

Pallangga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan rumusan masalah

yang akan di bahas adalah “Bagaimana karakteristik kondisi fisik dan

keterampilan pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga pada saat menyundul

bola”.

C. Tujuan Penelitian

Didasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui karakteristik kondisi fisik dan keterampilan pemain Sekolah Sepak

bola (SSB) Pallangga pada saat menyundul bola.


9

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga secara

berupa informasi perkembangan ilmu olahraga, khususnya yang berkaitan

dengan kondisi fisik yang diperlukan pada saat menyundul bola oleh pelatih

Sekolah Sepak Bola (SSB) Pallangga

2. Pelatih sebagai masukan dalam meningkatkan prestasi pemain Sekolah Sepak

bola (SSB) di desa Pallangga.

3. Pemain sebagai masukan dalam melakukan latihan-latihan untuk

meningkatkan kemampuan kondisi fisik terhadap keterampilan menyundul

bola pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) di desa Pallangga.

4. Penanggung jawab Sekolah Sepak Bola (SSB) di desa Pallangga sebagai

bahan evaluasi terhadap pembinaan pemain untuk meningkatkan prestasi.


10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Kajian teori merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori dalam

melakukan suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan merupakan

pernyataan dasar yang diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka

berpikir yang nantinya menjadi acuan dalam merumuskan hipotesis sebagai

jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian ini. Dengan demikian hal-

hal yang akan dikemukakan dalam kajian teori tersebut adalah sebagai berikut.

1. Hakikat Olahraga Sepak Bola

a. Pengertian Hakikat Olahraga Sepak Bola

Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu

yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput

oleh dua regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri

dari sebelas pemain. Tujuan permainan ini dimainkan adalah untuk

memasukkan bola kegawang lawan sebanyakbanyaknya dan berusaha

mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan., “Sepakbola adalah

suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak, yang mempunyai

tujuan untuk memasukkan bola kegawang lawan dengan mempertahankan

gawang tersebut agar tidak kemasukan bola”.

10
11

Menuruut Luxbacher (2008:2) menyatakan bahwa pertandingan

sepakbola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11

orang. Masing-masing tim mempertahankan gawang dan berusaha

menjebol gawang lawan. Didalam memainkan bola setiap pemain

dibolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali lengan, hanya

penjaga 12 gawang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan

lengan. Sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki,

kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh

manapun. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola ke

gawang lawan sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat

tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah

permainan antara dua (2) regu yang masing-masing regu terdiri dari 11

orang dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh

menggunakan tangan dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan

bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya dari

kemasukan bola oleh serangan lawan dan permainan ini dilakukan selama

2x45 menit.

b. Teknik Dasar Sepak Bola

Teknik dasar bermain sepak bola merupakan bagian olahraga sepak

bola yang sangat penting. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik
12

dalam mengolah bola, maka pemain tersebut cenderung dapat bermain

sepak bola dengan baik pula. Passing adalah faktor utama dalam

permainan sepak bola. Seorang pemain sepak bola harus menguasai teknik

passing dengan baik. Dribbiling dilakukan seperlunya saja untuk menjaga

bola dan melakukan penetrasi untuk mencetak gol. Dribbling yang

berlebihan mempermudah lawan untuk merebut bola. Shooting juga

menjadi elemen sangat penting dalam sepak bola. Shooting dengan akurasi

yang baik diperlukan untuk menyelesaikan serangan yang sudah dibangun.

Semakin bagus teknik shooting yang dimiliki pemain, akan semakin

meningkatkan kemampuan finishing tim dan teknik dasar berikutnya yaitu

heading/menyundul bola teknik ini sangat penting agar pemain dapat

menghalau serangan ataupun mencetak gol.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar

bermain sepak bola adalah kemampuan awal bagi pemain sepak bola yang

harus terus dilatih dan diasah oleh pemain sepak bola. Untuk menemukan

pola permainan sendiri dan skill individu yang akan diaplikasikan bersama

tim saat bermain. Teknik dasar sepak bola yang paling dominan digunakan

oleh para pemain antara lain: mengumpan, (passing), menahan bola

(controlling), menggiring (dribbling), menembak (shooting). Dan

menyundul (heading),Menurut Adi Suryo Hutomo, dkk, (2019)


13

2. Hakikat Kondisi Fisik

a. Pengertian Kondisi Fisik

Menurut Eri Pratikno Dwikusworo, 2010:1), kondisi fisik merupakan

persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi

seorang atlet serta, sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga

prestasi. Menurut Harsono (2018:3) pentingnya kondisi fisik dalam

program latihan atlet. Program latihan atlet harus direncanakan secara

baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani

dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga demikian

memungkinkan atlet untuk mencapaiprestasi yang baik.

Kondisi Fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar

mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain sepak

bola. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan

sejak dari usia dini, dilakukan secara terus menerus, dan berkelanjutan

dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan yang baik. Kondisi

fisik yang baik mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya mampu dan

mudah mempelajari ketrampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat

mengikuti latihan maupun perandingan, program latihan dapat diselesaikan

tanpa mempunyai banyakkendala, serta dapat menyelesaikan latihan berat.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

fisik adalah landasan olahraga prestasi yang terdiri dari komponen-


14

kompenen yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,

dilakukan sejak dini, secara terus menerus, dan berkelanjutan dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan fisik untuk mencapai kondisi fisik

yang optimal,ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan

kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga demikian

memungkinkan atlet untuk mencapaiprestasi yang baik.

b. Komponen Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen

komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan

maupun pemeliharaannya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan

kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.

Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik

meliputi :

1) Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang

tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk

menerima beban sewaktu bekerja.

2) Daya tahan ada 2 macam, yaitu :

a) Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam

mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan

peredaran darahnya secara efektif dan efisien.

b) Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam


15

mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus

menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban

tertentu.

3) Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam

mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam

waktu yang sesingkat singkatnya.

4) Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mngerjakan

gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu

yang sesingkat singkatnya.

5) Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam penyelesaian

diri untuksegala aktivitas dengan penguuran tubuh yang luas.

maka seluruh komponen. Menurut Mochamad Sajoto (1988:

57), bahwa komponen kondisi fisik meliputi :

6) Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang

tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk

menerima beban sewaktu bekerja.

7) Kelincahan adalah kemampuan mengubah posisi diarea tertentu.

8) Koordinasi adalah kemampuan seseorang melakukan

bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan

tunggal secara efektif.

9) Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk


16

mempertahankan posisi, dalam bermacam-macam gerakan.

10) Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk

mengandalikan gerakan bebas terhadap sasaran.

11) Koordinasi adalah kemampuan seseorang melakukan

bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan

tunggal secara efektif.

12) Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk

mempertahankan posisi, dalam bermacam-macam gerakan.

13) Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk

mengandalikan gerakan bebas terhadap sasaran.

14) Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera

bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang

ditimbulkan melalui indra, saraf dan feeling lainnnya. Seperti

dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan

lain-lain.

Secara terperinci akan dijelaskan tentang komponen kondisi fisik

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1) Daya ledak otot tungkai merupakan komponen kondisi fisik yang

sangat dibutuhkan dalam permainan futsal. Para pemain dituntut

untuk memiliki daya ledak otot tungkai yang sangat baik. Dengan

daya ledak yang baik para pemain akan mampu menciptakan gol
17

dan peluang terciptanya gol. Gol dapat tercipta melalui tendangan

keras dan terarah yang dilakukan oleh pemain ke gawang

lawannya.

Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power

atau power (bahasa Inggris). Power adalah kekuatan yang

dilakukan dengan cepat (kekuatan x kecepatan), atau pengerahan

gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Sayuti

Syahara, 2009:73). Jonath dan Krempel dalam Syafruddin

(2011:73) mendefinisikan daya ledak sebagai kemampuan

kombinasi kekuatan dengan kecepatan yang terealisasi dalam

bentuk kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan

kontraksi tinggi.

Dari pengertian daya ledak diatas dapat disimpulkan bahwa

daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai dalam

mengatasi tahanan ketika melakukan aktivitas secara cepat dan

kuat untuk menghasilkan tenaga yang maksimal.

2) Kekuatan Otot Tungkai

Selain melalui tendangan keras, pemain juga dapat menciptakan

gol melalui sundulan ke gawang lawan. Apabila pemain memiliki

daya ledak otot tungkai yang baik maka akan memiliki lompatan

yang tinggi sehingga setiap perebutan bola atas selalu


18

dimenanginya. Dengan demikian para pemain harus dapat

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan daya ledak otot

tungkainya menjadi lebih baik.

Power atau daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan

secara eksplosif, power merupakan perpaduan antara kecepatan

dan kekuatan. Menurut Suharno (1985: 59) power adalah

kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan

kekuatan dan kecepatan maksimal 21 dalam satu gerak yang utuh.

Power adalah hasil perkalian kekuatan maksimal (force) dengan

waktu pelaksanaan tersebut P=fxt (MochamadSajoto, 1995: 34).

Power merupakan unsur tenaga yang sangat banyak dibutuhkan

dalam berbagai cabang olahraga khususnya sepak bola, walaupun

tidak semua cabang olahraga tidak membutuhkan power sebagai

komponen energi utamanya.

3) Kecepatan

Kecepatan merupakan komponen fisik yang mendasar,

sehingga kecepatan merupakan faktor penentu di dalam cabang

olahraga seperti nomer-nomer lari jarak pendek, renang, olahraga

beladiri dan olahraga permainan. Kecepatan yaitu kemampuan

untuk melakukan gerakan- gerakan yang sejenis secara berturut-

turut dalam waktu yang sesingkat- singkatnya atau kemampuan

untuk menempuh suatu jarak yang sesingkat- singkatnya


19

(MochamadSajoto1988: 21).

Kecepatan juga dapat diartikan sebagai kemampuan berpindah

dari satu tempat, ke tempat lain dalam waktu paling singkat

(Sayuti Syahara, 2009:73). Perpindahan tempat bisa berupa

perpindahan tubuh secara keseluruhan, bisa juga berupa

perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan berkaitan dengan waktu,

frekuensi gerak dan jarak perpindahan (Hendri, 2010:51). Suharno

HP dalam Nugroho (2005:13) mendefinisikan kecepatan sebagai

kemampuan atlet melakukan gerakan-gerakan dengan waktu yang

sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik- baiknya.

4) Keseimbangan

Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh ketika di tempatkan diberbagai

posisi. Nurhasan dan Hasanuddin (2007:180) mengatakan bahwa:

“keseimbangan (balance) diartikan sebagai kemampuan seseorang

mengontrol alat-alat tubuhnya yang bersifat neuromuscular”.

Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan

sistem tubuhnya baik dalam posisi gerak dinamis maupun dalam posisi

statis. Dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu

mengkoordinasikan gerakan dengan baik sebagai usaha untuk

mengontrol semua gerakan.


20

3. Hakikat Keterampilan

a. Pengertian keterampilan

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 13), keterampilan gerak

dasar adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan

efisien. Yanuar Kiram (1992: 11), keterampilan adalah tindakan yang

memerlukan aktifitas gerak dan harus dipelajari agar mendapatkan bentuk

yang benar. Menurut Endang Rini Sukamti (2007: 67), keterampilan

merupakan penampilan motorik pada taraf yang tinggi. Gerakan pada taraf

tinggi akan terasa enak dipandang. Keterampilan ditandai dengan gerakan

yang terorganisasi, halus, dan estentis.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan

merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam

melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar

yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-

ulang dengan kesadaran pikir akan benar tidaknya gerakan yang telah

dilakukan.

b. Keterampilan dasar Sepak Bola

Dalam permainan sepakbola keterampilan dasar pemain sangat

penting. Dalam Komarudin (2011: 21) sepakbola merupakan kegiatan fisik

yang cukup kaya struktur pergerakan. Dilihat dari taksonomi gerak umum,

sepakbola bisa secara lengkap, dari mulai gerakan-gerakan dasar yang


21

membangun pola gerak yang lengkap, dari mulai pola gerak lokomotor,

nonlokomotor dan gerakan manipulatif. Keterampilan dasar ini dianggap

sebagai keterampilan dasar fundamental, yang sangat berguna bagi

pengembangan keterampilan-keterampilan lain yang lebih kompleks.

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 8) keterampilan dasar dalam sepakbola

terdiri atas tiga macam keterampilan, meliputi:

(1) Keterampilan Lokomotor dalam bermain sepakbola adalah

gerakan berpindah tempat, seperti lari ke segala arah, meloncat, melompat

dan meluncur.

(2) Keterampilan Nonlokomotor dalam bermain sepakbola adalah

gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat, seperti menjangkau,

melenting, membungkuk, meliuk.

(3) Keterampilan Manipulatif dalam bermain sepakbola adalah

gerakan-gerakan seperti menendang bola, menggiring bola, menyundul

bola, melempar bola dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Ditinjau

dari jenis keterampilannya, dalam bermain sepakbola terdiri atas tiga jenis

keterampilan yaitu keterampilan diskrit, kontinyu dan serial (Amung

Ma’mun dan Yudha M Saputra, 2000: 66). Menurut Komarudin (2011: 21)

sepakbola bisa dimasukkan menjadi beberapa kelas keterampilan. Bila

dilihat dari jelas tidaknya awal dan akhir gerakan yang mendasari

berbagai keterampilan permainan sepakbola, seperti berlari, meloncat,


22

melompat, menendang dan menembak, keterampilannya bisa

dikategorikan sebagai keterampilan diskrit. Jika dilihat dari pola

lingkungan dimana sepakbola dilakukan, sepakbola termasuk permainan

yang mengandalkan keterampilan terbuka (open skills). Artinya, sepakbola

dimainkan dalam lingkungan yang tidak mudah diduga, selalu berubah-

ubah setiap waktu. Menurut Schmidt dalam Amung Ma’mun dan Yudha

M Saputra (2000: 64) Keterampilan terbuka adalah keterampilan yang

ketika dilakukan lingkungan yang berkaitan dengan bervariasi dan tidak

dapat diduga.

Pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa keterampilan dasar bermain sepakbola dilihat dari keterampilan

gerak dasarnya meliputi: pola gerak lokomotor, pola gerak nonlokomotor

dan pola gerak manipulatif. Jika dilihat dari kondisi lingkungan masuk

dalam kategori keterampilan terbuka (open skills) dan jika dilihat dari

jenis keberlangsungannya permainan sepakbola termasuk keterampilan

diskrit.

c. Keterampilan Teknik dasar Sepak Bola

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 17) teknik dasar dalam permainan

sepakbola adalah sebagai berikut.

a) Menendang (kicking)

Bertujuan untuk mengumpan, menembak ke gawang dan menyapu


23

untuk menggagalkan serangan lawan. Beberapa macam tendangan,

yaitu menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki

bagian luar, punggung kaki dan punggung kaki bagian dalam.

b) Menghentikan (stoping)

Bertujuan untuk mengontrol bola. Beberapa macamnya yaitu

menghentikan bola dengan kaki bagian dalam, menghentikan bola

dengan telapak kaki, menghentikan bola dengan menghentikan

bola dengan paha dan menghentikan bola dengan dada.

c) Menggiring (dribbling)

Bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran untuk melewati lawan,

dan menghambat permainan. Beberapa macamnya, yaitu

menggiring bola dengan kaki bagian luar, kaki bagian dalam dan

dengan punggung kaki.

d) Menyundul (heading)

Bertujuan untuk mengumpan, mencetak gol dan mematahkan

serangan lawan. Beberapa macam, yaitu menyundul bola sambil

berdiri dan sambil melompat.

Sedangkan pembagian teknik dasar bermain sepakbola menurut

Soekatamsi (2001: 17) terdiri dari dua macam yaitu:

1. Teknik gerakan tanpa bola yang meliputi:

a) Melompat dan meloncat


24

b) Bertumpu tanpa bola / gerakan tipu

c) Lari dan mengubah arah

2. Teknik gerakan dengan bola yang meliputi:

a) Menendang bola

b) Menerima / mengontrol bola

c) Menyundul bola

d) Gerak tipu dengan bola

e) Merebut bola

f) f. Menggiring bola

g) g. Merampas dan merebut bola

Dalam pelaksanaan, kedua teknik dasar tersebut selalu terjadi

dan dilakukan dalam permainan. Teknik dasar tanpa bola dan teknik

dasar dengan bola harus mampu dikombinasikan didalam situasi

permainan menurut kebutuhan.

1) Teknik Gerakan Tanpa Bola

a) Lari

Teknik lari seorang pemain ditandai dengan lari dalam

memperoleh posisi serangan dan lari dalam bertahan.Dalam

melakukan lari untuk memenuhi kebutuhan tadi, pemain harus

dapat lari cepat berbelok atau merubah arah, berhenti lari mundur

dan mendadak start lagi. Untuk memperoleh kelincahan perlu


25

diperhatikan oleh pemain. Menurut Sardjono (1982: 17) "Lari

dalam sepak bola tidak sama dengan lari dalam atletik". Dalam

atletik, lari tidak mendapat gangguan sedikit pun, tetapi dalam

sepak bola selalu tidak bebas dimana seorang pemain kadang-

kadang terpaksa mengubah arah berlari, berhenti, lari mundur, lari

sambil melompat/meloncat dan beradu badan dengan lawan.

b) Melompat/Meloncat

Lompatan dapat dilakukan dengan atau tanpa awalan, tolakan

satu kaki akan lebih menguntungkan karena memungkinkan

pemain melompat lebih tinggi, walaupun demikian didalam situasi

yang sesungguhnya tolakan dengan menggunakan dua kaki juga

digunakan. Biasanya lompatan dikombinasikan dengan gerakan

menyundul bola, oleh karena itu gerakan melecutkan badan bagian

atas sambil melompat perlu dilatih berulang-ulang agar

mendapatkan lompatan yang tinggi.

2) Teknik Gerakan Dengan Menyundul Bola

Menurut Sukatamsi (2001:336), “menyundul bola adalah

meneruskan bola dengan mempergunakan dahi yaitu daerah

kepala di atas kening di bawah rambut”. Ini sesuai dengan yang

dikatakan oleh Sucipto, dkk. (2000:32), “bahwa menyundul

adalah memainkan bola dengan kepala”.


26

Prinsip-prinsip teknik menyundul bola (Sukatamsi, 2001: 31):

a) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju

kearah bola,

b) Otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik

merapat pada leher,

c) Untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di

atas kedua kening dibawah rambut kepala,

d) badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang,

kemudian dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot

perut, kekuatan dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki

bengkok diluruskan, badan diayunkan dan dihentakkan ke

depan sehingga dahi dapat mengenai bola,

e) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh

dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan

mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti

dengan gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi.

3) Macam Macam Menyundul Bola

a) Menyundul bola sambil berdiri

Pada umumnya dilakukan saat datangnya bola maksimal

setinggi kepala. Analisis menyundul bola sambil berdiri adalah

sebagai berikut (Sucipto, dkk. 2000: 32):


27

(1)Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau

salah satu kaki maju ke depan dan menghadap sasaran. Kedua

lutut sedikit ditekuk. (2) Lentingkan badan ke belakang,

pandangan diarahkan ke datangnya bola,dan dagu merapat

dengan leher. (3) Dengan gerakan bersamaan otot-otot perut,

dorongan panggul. (4) Dan kedua lutut diluruskan, badan

dilecutkan kedepan sehingga dahi mengenai bola. (5) Seluruh

berat badan diikutsertakan ke depan, sehingga berat badan beradu

di depan dan menghadap ke sasaran. (6) Salah satu kaki maju ke

depan sebagai gerak lanjutan.

b) Menyundul bola sambil meloncat

Pada umumnya dilakukan ketika datangnya bola di luar

jangkauan, baik secara vertikal maupun horizontal. Analisis

menyundul bola sambil meloncat adalah sebagai berikut

(Sucipto, dkk. 2000: 33):

(1) Meloncat sesuai dengan datangnya bola. (2) Pada saat

mencapai titik tertinggi, badan dilentingkan, otot-otot leher

dikontraksikan, pandangan ke sasaran dan dagu merapat dengan

leher. (3) Dengan gerak bersamaan otot- otot perut, dorongan

panggul dan dorongan badan ke depan sehingga dahi mengenai

bola. (4) Badan dicondongkan ke depan dan mendarat dengan


28

kedua kaki secara eksplosif.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterampilan Dasar

Gerakan Menyundul Bola

Seorang pemain sepakbola untuk dapat bermain sepakbola dengan

baik dan benar, harus bisa menguasai teknik-teknik dasar sepak bola.

Beberapa teknik dasar dengan bola dalam bermain sepakbola yang

perlu dimiliki atau dikuasai oleh seorang pemain sepak bola adalah

menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola,

gerak tipu, merebut bola, lemparan ke dalam, dan teknik penjaga

gawang. Seorang pemain yang memiliki teknik dasar yang baik

cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula dan akan

tersusun rapi dalam kerjasama tim.

Untuk dapat meningkatkan keterampilan sepakbola banyak faktor

yang mempengaruhi tingkat keterampilan dasar gerak sepakbola

menurut Muhajir (2007: 22), seperti: latihan, kondisi fisik, alat dan

fasilitas, pelatih yang berkualitas, pemain berbakat dan kompetisi

yang teratur serta harus didukung oleh ilmu dan teknologi yang

memadai, gizi, motivasi orang tua atau dorongan keluarga, bakat dan

minat.
29

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada deskripsi pada latar belakang di atas timbul suatu

permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian atau kerangka

berpikir dalam penelitian ini. Kurang diperhatikannya tingkat kondisi fisik

dan keterampilan pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga pada saat

menyundul bola merupakan masalah dalam penelitian ini

Tuntutan kondisi fisik dan


Karakteristik
keterampilan diperlukan
pemain Sepak bola

1. Kelentukan togok ke
belakang
Prestasi sepak
bola menjadi baik 2. Kekuatan otot perut
3. Kemampuan
menyundul bola

Deskripsi skema bagan di atas timbul suatu pemikiran bahwa tingkat

kondisi fisik dan keterampilan merupakan faktor penting disamping faktor

kelentukan togok ke belakang, kekuatan perut dan kemampuan menyundul

bola pemain dalam bermain sepak bola. Oleh karena itu, selama proses

latihan berlangsung setiap pemain harus memperhatikan faktor tersebut

maka latihan keterampilan menyundul bola harus dilakukan.


30

Dengan tingkat kondisi fisik dan keterampilan yang baik dapat

memudahkan setiap pemain untuk mengembangkan kemampuan bermain

sepak bola. Tujun penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi

fisik terhadap keterampilan menyundul bola pemain sekolah sepak bola

(SSB) Pallangga di Kabupaten Gowa. Harapan penelitian ini setiap pemain

dapat mengetahui,mengembangkan dan meningkatkan kondisi fisik dan

keterampilan pada saat menyundul bola.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas, maka

hipotesis penelitian yang digunakan adalah hipotesis deskriptif yang

merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang

berkenan dengan variabel. Maka Peneliti dapat menguraikan hipotesis

penelitian yaitu dengan kondisi fisik dan keterampilan yang baik akan

berpengaruh terhadap permainan yang bagus dan baik bagi pemain sekolah

sepak bola (SSB) Pallangga.

Sesuai kerangka berpikir, disusun hipotesis dalam penelitian sebagai

jawaban sementara sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara kelentukan togok ke belakang dengan kemampuan

heading bola pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga pada

permaian sepakbola .

2. Ada hubungan antara kekuatan otot perut dengan kemampuan heading


31

bola pada permainan sepakbola pemain sekolah sepak bola (SSB)

Pallangga

3. Ada hubungan antara kelentukan togok ke belakang, dan kekuatan otot

perut sercara bersama-sama dengan kemampuan heading bola pada

permainan sepakbola pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga

Kabupaten Gowa.
32

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan ilmu tentang metode atau cara

yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode ini diartikan sebagai studi

mengenai asas-asas dasar, arti penyelidikan yang sering kali melihatkan masalah-

masalah tentang logika penggolongan atau asumsi dasar. Arah dan tujuan

mengungkapkan fakta dan kebenaran disesuaikan dengan yang ditemukan dalam

penelitian untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mengungkapkan fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia

secara “apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih

memungkinkan dalam ingatan responden (Andi Prastowo, 2010:203). Peneliti

dalam hal ini berusaha untuk memaparkan atau memberikan gambaran suatu

keadaan kondisi fisik terhadap keterampilan menyundul bola yang dimiliki oleh

pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga.

32
33

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1) Tempat penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan

sepak bola Daeng Pallangga di Dusun Pallangga,Kecamatan

Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

2) Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

Februari 2023 sampai dengan penyusunan tugas akhir selesai.

C. Definisi Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek yang akan diteliti, sebagaimana yang

telah dijelaskan oleh Suharsini Arikunto (2006: 118) variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua

variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel

terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Variabel bebas yakni:

- Kelentukan (X1)

- Kekuatan otot perut (X2)

b. Variabel terikat yakni:

- Kemampuan menyundul bola (Y)


34

1) Kelentukan

Kelentukan atau bisa disebut flexibilitas adalah kemampuan

pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga dalam melakukan

aktivitas menyundul bola dengan baik kelentukan bisa

mengacu pada ruang gerak sendi serta elastisitasnya otot.

Kelentukan yang dimaksud adalah kelentukan togok ke

belakang, yaitu kemampuan otot togok dalam melakukan

gerak ke belakang secara luas dengan memanfaatkan ruang

gerak secara maksimal. Untuk mengetahui kelentukan tubuh

ke belakang seseorang dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan tes lentuk togok ke belakang.

2) Kekuatan otot Perut

Kekuatan otot perut yang dimaksud adalah kemampuan otot

seseorang pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga dalam

mengatasi tahanan atau beban yang diterimanya dalam keadaan

bergerak atau berkontraksi. Dalam penelitian ini, tes yang

digunakan untuk mengetahui kekuatan otot perut seseorang adalah

tes sit-up selama 30 detik.


35

3) Kemampuan menyundul bola

Dengan menggunakan kepala, untuk mengetahui kemampuan

heading atau menyundul bola pemain sekolah sepak bola (SSB)

Pallangga, seseorang diukur dengan menggunakan tes kemampuan

heading bola sejauh mungkin

D. Desain Penelitian

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan suatu

acuan dalam melakukan suatu penelitian. Desain penelitian atau rancangan

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi. Secara sederhana

rancanganpenelitian digambarkan sebagai berikut:

X1

R Y

X2
Gambar 1.1

Desain Penelitian Sumber : Sugiyono (2000:10)

Keterangan :

X1 : Kelentukan togok ke belakang R : Hubungan secara bersama-

sama

X2 : Kekuatan otot Perut Y : Kemampuan menyundul

bola
36

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang dapat

diamati oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi orang lain yang

memiliki perhatian dengannya. Populasi menurut Sugiyono (2000:57)

mengemukakan bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan kuantitas serta

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah seluruh pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga di

kabupaten gowa yang berjumlah 20 orang pemain.

2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasinya. Dimana ada penelitian

ini sampelnya sebanyak 20 orang pemain, yang akan diambil sebagai

sampel adalah sebanyak 100% dari jumlah populasi. Jadi penelitian ini

disebut sebagai penelitian populasi dengan teknik total sampling. Hal ini

dengan alasan sebagaiberikut:

1) Agar hasil penelitian dapat menggambarkan keadaan yang

sebenarnya di lapangan.

2) Jumlah populasinya tergolong kecil yang memungkinkan setiap

anggota populasi menjadi sampel.


37

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah di olah

(Suharsimi Arikunto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Melalui tes dan

pengukuran peneliti akan memperoleh data yang objektif. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan untuk pengambilan data terdiri dari 4 (empat) item tes,

yaitu :

1) Kelentukan otot togok ke belakang

Instrumen yang digunakan untuk meneliti tes kelentukan togok ke

belakang, tujuan peneliti untuk mengukur togok ke belakang.

2) Kekuatan otot perut

Intrumen yang digunakan untuk meneliti kekuatan otot perut, peneliti

menggunakan tes sit up selama 30 detik untuk mengukur komponen

kekuatan otot perut.

3) Kemampuan menyundul bola

Intrumen yang digunakan untuk meneliti tes kemampuan menyundul

bola, pemain melakukan heading bola dengan menggunakan kepala

bagian depan dimulai dengan satu gerakan persiapan menarik badan

ke belakang seoptimal mungkin, lalu mengayunkankepala kembali ke


38

depan dan heading bola sejauh mungkin. Tes yang digunakan yaitu

kemampuan heading atau menyundul bola.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini sesuai dengan variabel

yang terlibat, yakni data kelentukan togok ke belakang, kekuatan otot perut, dan

data kemampuan heading atau menyundul bola pemain sekolah sepak bola (SSB)

Pallangga

1. Tes Kelentukan togok ke belakang

 Tujuan : Untuk mengukur kelentukan togok ke

belakang

 Alat : Alat pengukur kelentukan atau mistar, matras

atau tikar,blanko atau kertas dan pensil atau pulpen.

 Pelaksanaan : Peserta tes telengkup, kedua lengan di belakang

pinggul, dagu rapat dilantai, sedangkan perut lurus dan tetap

kontak pada lantai. Peserta tes mengangkat badannya dan

kepalanya ke atas setinggi mungkin. Untuk menjaga kestabilan

badan, diperlukan seseorang memegang atau duduk pada perut

peserta tes. Kesempatan diberikan dua kali berturut-turut. Yang

diukur adalah jarak (tinggi) dari lantai ke dagu.


39

 Penilaian : Skor terbaik dari dua kali kesempatan dicatat

sebagai hasil akhir peserta tes. Pelaksanaan tes kelenukan togok

ke belakang dapat dilihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Kelentukan Togok ke belakang


2. Tes daya ledak otot tungkai diukur dengan tes Vertical Jump

• Tujuan : Untuk mengukur/mengetahui kekuatan otot

perut Pemain sekolah sepak bola (SSB) Pallangga

• Peralatan Tes : Stopwatch, lantai yang rata, formulir tes dan alat

tulis.

• Pelaksanaan Tes :

 Pemain dengan posisi berbaring, jari-jari kedua tangan

bersilang selip di belakang kepala. Kedua lengan merapat di

lantai kedua kaki terbuka lebih kurang 30 cm dan kedua lutut

ditekuk dengan sudut ± 90º.

 Salah Seorang teman membantu menekan menjaga kedua


40

kaki pemain agar kedua tumit berhubungan dengan lantai

 Pada aba-aba ”Ya” pemain berusaha duduk sambil

menyentuhkan kedua lutut dengan kedua sikunya. Selanjutnya

pemain kembali sikap semula.Gerakan ini dilakukan berulang

kali sebanyak mungkin selama 30 detik.

 Bersamaan dengan aba- aba ”Ya”, stopwatch dijalankan dan

tepatpada detik ke 30 stopwatch dihentikanbersamaan dengan

pemain berhenti melakukan tes.

 Pemain diberikan kesempatan melakukan tes sebanyak 3

(tiga) kali.

• Penilaian : Hasil yang dicatat adalahberapa kali testeemampu melakukan

baring duduk selama 30 detik dan yang diambil adalah yang terbaik dari

tiga kali melakukan tes. Pelaksanaan tes kekuatan otot perut dapat dilihat

pada gambar 1.3 berikut:

Gambar 1.3 Pelaksanaan tes kekeuatan oto


Sumber, Asep sentra keolahragaan (2014:21)
41

3. Tes kemampuan heading bola pada permainan sepak bola

• Tujuan : Untuk mengukur jauhnya menyundul bola.

• Alat : Bola, meteran, patok atau tiang, kapur, formulir tes

dan alat tulis.

• Pelaksanaan :

 Pemain berdiri dibelakang garis batas yang telah ditentukan

dan satu orang sebagai pelambung bola. Pada aba-aba siap

salah seorang melambungkanbola secara parabola.

 Sambil melakukan lompatan testee berusaha melakukan

sundulan bola ke arah depan sejauh mungkin dengan

ketentuan harusmelewati bentangan taliyang telah ditentukan

 Menyundul bola yang tidak melewati diatas tali dianggap

tidak sah.

 Setiap pemain mendapat kesempatan 3 kali menyundul bola.

• Penilaian : - Hasil dari heading adalah jarak bola yang jatuh

kemudian diukur sampai pada batas garis

awalan.

- Jarak yang terjauh dari tiga kali pelaksanaan

merupakan nilai jauhnya menyundul bola pada

permainan sepak bola.

-
42

Gambar 1.4 Kemampuan heading bola


Sumber : pengembangan kualitas jasmani (2009:14)

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif

maupun inferensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian. Adapun

gambaran yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran umum tentang data yang meliputi rata-rata, standar

deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

b. Analisis secara inferensial digunakan untuk menguji hipotesis-

hipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi dan

regresi.

Jadi keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada umumnya

menggunakan analisis statistik dengan bantuan komputer pada program SPSS

versi 15.00 dengan taraf signifikan 95% atau α = 0,05.

Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudian diolah, karena jenis

penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif maka teknik analisis yang dapat
43

digunakan adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi (statistic

deskriptif). Metode pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif.

Data diolah dengan menggunakan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 16

(Imam Ghozali, 2006).


44

Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian

No. Uraian kegiatan 1 2 3 4 5 6 ket

1. Perencanaan Proposal

2. Pendaftaran Seminar

3. Pelaksanaan Penelitian

4. Analisis Data
45

Lampiran Rencana Biaya Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan

1. Honorarium Rp500.000

2. Pembelian bahan habis dipakai Rp650.000

3. Uang bensin Rp200.000

4. Konsumsi Rp350.000

5. Perjalanan Rp150.000

Jumlah ; Rp1.850.000
46

DAFTAR PUSTAKA

Brittenham. Greg. 1996. Sepak Bola. Latihan khusus peantapan. Jakarta : PT Raja
garfindoPersada.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta :
Depdikbud Dirjen Dikti.
Haddade Ilyas dan Tola Ismail. 1991. Penuntun Mengajar dan Melatih Sepakbola.
Ujung Pandang;FPOK IKIP.
Herre. D. 1982. Principle of Sport Traning Inducation to Theory and Methode of
Joseph A. Luxbacher. 1997. sepakbola;langkah-langkah menuju sukses. Jakarta:
PT. rajaGrafindo Persada.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2009 Tes kemampuan heading bola pada
permainan sepak bola. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991. Penuntun Mengajar dan Melatih Sepak
Bola. Ujung Pandang: FPOK IKIP.

Irawadi, Hendri. (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: FIK

Diky Alfindana. (2019). Hubungan Kelentukan dan Kekuatan Terhadap


Kemampuan Menyundul Bola Pada Atlet Pra Porprov Kabupaten
Pacitan 2019. Jurnal Pendidikan Jasmani, Volume 02, Nomer 1,
Hal: 179-186.

Dini Agustin. (2017). Analisis Kondisi Fisik Atlet Putri Floorball Universitas
Negeri Surabaya. Jurnal Kesehatan Olahraga. Vol 05. No. 02, Hal
29-36.

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi fisik dalam olahraga. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga pendidikan
Tenaga Kepandidikan

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syahara, Sayuti. (2009). Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik & Motorik.


Padang: FIK UNP.

46
47

Heru Setiawan. ( 2014). Kondisi Fisik dan Kemampuan Teknik Dasar


Pemain Sepak Bola Tim Porpov Kota Semarang Tahun 2013.
Journal df Sport Sciences and Fitnes 3, Hal: 4

Ismayanti, S. M. (2018). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta:


Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

M. Yahya, Amirzan. (2019). Tanggapan Siswa Terhadap Manfaat Kegiatan


Ekstrakurikuler Olahraga Dalam Pengembangan Prestasi dan
Potensi Diri. Jurnal Sosial Humaniora, Volume 2, Nomer 1. P-ISSN
2615- 3688.

Mashud, Abd. Hamid, Said Abdilah. (2019). Pengaruh Komponen Kondisi


Fisik Dominan Olahraga Sepak bola Terhadap Teknik Dasar
Permainan Sepak bola. Jurnal Ilmu Keolahragaan 10. Vol 1, Hal:
28-38.
Moch. Sauqi Lufisanto. (2015). Analisis Kondisi Fisik Yang Memberi
Kontribusi Terhadap menyundul bola Pada Pemain Sepakbola.
Jurnal Kesehatan Olahraga. Vol. 03 Nomor 01, Hal: 53.

Yusuf Bahtiar. (2019). Analisis Kondisi Fisik Pemain sepak bola Putra
Kabupaten Blitar Pada Pra Porprov Jawa Timur 2019. Surabaya:
FIK Universitas NegeriSurabaya.

Anda mungkin juga menyukai