Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH VARIASI LATIHAN GIVE AND GO PASSING TERHADAP

PENINGKATAN HASIL PASSING SEPAK BOLA PADA


ATLET SSB TASBI TAHUN 2023

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat–Syarat


Seminar Proposal

JOY BREMA SEMBIRING


6193321041

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi Yang Diajukan Oleh Joy Brema Sembiring, Nim : 6193321031,
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Dengan Judul Pengaruh Variasi Latihan Give And Go Passing Terhadap
Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada Atlet SSB Tasbi Tahun 2023
Telah Diperiksa dan Disetujui dalam
Ujian Seminar Proposal.

Medan, Agustus 2023


Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Ibrahim Wiyaka M.Kes., AIFO


NIP: 19581231 198610 1 001

i
ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9


2.1 Hakikat Sepakbola ...................................................................................... 9
2.2 Teknik Dasar Bermain Sepakbola ............................................................. 11
2.3 Keterampilan Passing ................................................................................ 12
2.4 Hakikat Latihan ......................................................................................... 14
2.5 Give and Go Passing ................................................................................. 21
2.6 Penelitian Relevan ..................................................................................... 25
2.7 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 27
2.8 Hipotesis Penelitian................................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 30


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 30
3.1.1 Tempat Penelitian................................................................................. 30
3.1.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 30
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................. 30
3.2.1 Populasi. ............................................................................................ 30
3.2.2 Sampel ............................................................................................... 31
3.3 Metode Penelitian...................................................................................... 31
3.4 Desain Penelian ......................................................................................... 31
3.5 Instrumen Penelitian.................................................................................. 32
iii

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34


3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36


LAMPIRAN .......................................................................................................... 38
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Lapangan Sepakbola ....................................................................... 11
Gambar 2. 2 Teknik Dasar Sepakbola ................................................................. 12
Gambar 3. 1 One-Group Pretest –Postest Design ............................................... 31
Gambar 3. 2 Tes Mengoper Bola ........................................................................ 33
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari dan

berkembang di dunia. Dari masa ke masa daya tarik masyarakat terhadap olahraga

sepak bola semakin bertambah besar selain itu yang membuat minat masyarakat

bertambah besar terhadap olahraga sepak bola adalah perkembangan sepak bola itu

dari segi bentuk dan pola permainan. Olahraga sepakbola sangat digemari oleh

berbagai lapisan masyrakat. Sepakbola adalah olahraga yang tidak mengenal batas

usia, ras, kaya ataupun miskin. Permainan dalam sepakbola adalah sebuah

permainan yang sederhana namun menyimpan banyak kisah yang mengejutkan dan

juga merupakan permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

Permainan sepak bola merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua

tim yang masing-masing tim beranggotakan 11 pemain yang terdiri dari seorang

kipper ( penjaga gawang ). Adapun tujuan dari permainan sepak bola ini yaitu

dengan memasukkan bola ke gawang lawan (mencetak gol). Dalam permainan

sepakbola, hal yang paling dinanti adalah masuknya bola kedalam gawang (gol),

baik gol yang terwujud secara sederhana maupun gol yang terwujud secara

dramatis. Masuknya bola kedalam gawang dapat membangkitkan semangat

manakala gol itu tercipta, dan gol bisa menurunkan semangat ketika peluang gol itu

tidak bisa dimanfaatkan atau sia–sia.

Pengertian sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau

permainan tim. Maka suatu kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah

kesebelasan yang terdiri atas pemain yang mampu menyelenggarakan permain

1
2

yang kompak, artinya mempunyai kerjasama yang baik. Untuk mencapai kerjasama

tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai bagian macam-

macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga dapat

memainkan bola dalam posisi dan situasi yang tepat dan cepat artinya tidak

membuang-buang energi dan waktu. Dalam permainan ini, setiap bentuk kerja sama

dan kekompakkan sesama anggota tim dalam membangun serangan

maupunbertahan sangat penting untuk dimiliki oleh tim untuk dapat memenangkan

suatu permainan yang sesungguhnya.

Dalam permainan sepak bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan

seluruh anggota badan kesuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang

diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan (Tarju & Wahidi, 2017).

Seorang pemain sepak bola harus menguasai teknik- teknik dasar sepak bola yang

baik untuk dapat menghasilkan permainan sepak bola yang optimal, maka seorang

pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam permainan (Soniawan &

Irawan, 2018). Adapun teknik dasar sepak bola ada 2 yaitu, Teknik tanpa bola yaitu

semua gerakan-gerakan tanpa bola meliputi: lari cepat dengan mengubah arah,

melompat dan meloncat, gerakan tipu dengan badan, serta gerakan khusus penjaga

gawang sedangkan teknik dengan bola meliputi: mengenal bola (ball feeling),

mengoper bola (passing), menerima dan menguasai bola (receiveing and

controlling the ball), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading),

menendang bola (shooting), melempar bola (throwing), merebut bola (sliding

tackle-sliding), dan menjaga gawang (goal keeping) (Pujianto, Sutisyana, Arwin, et

al., 2020).
3

Upaya untuk menciptakan kerjasama tim yang baik agar tercipta permainan

yang kompak dan bisa menjalankan instruksi pelatih untuk meraih hasil maksimal

diperlukan penguasaan teknik-teknik dasar dalam bermain sepakbola. Salah satu

teknik dasar yang harus di kuasai oleh pemain adalah teknik dasar melakukan

passing atau mengoper bola. Penguasaan teknik dasar passing yang baik oleh

pemain, sehingga akan tercipta permainan yang cantik dan seronok untuk ditonton.

Dalam permainan sepakbola diharuskan selalu memberikan umpan yang akurat

atau passing pada teman satu tim dengan tujuan mempermudah teman untuk

mempermudah melakukan serangan maupun pertahanan sehingga dalam

bertanding tidak mengalami kesulitan untuk memenangkan pertandingan, Untuk itu

ketepatan passing sangat besar manfaatnya, diantaranya menjauhkan dari titik aman

yang berada di dekat gawang untuk mencetak gol ataupun umpan lambung jarak

jauh.

Sekolah sepakbola (SSB) TASBIH berdiri pada tahun 1998, didirikan oleh

Sayang Matondang, Asrul Sany Batubara, dan M.Fadhil Nasution, dan dilatih oleh

Bapak Ayang dan Taufik. Sekolah sepakbola ini mempunyai jadwal latihan yang

terprogram dengan latihan yang bervariasi dan latihan dilakukan 4 kali seminggu,

yaitu hari Senin, Rabu, jumat dan minggu pagi. Materi latihan dimulai dengan

pemanasan dan latihan intinya adalah penekanan pada teknik dasar sepakbola

seperti passing, controlling, dribbling, dan heading. program latihan yang diberikan

pelatih untuk pemula berbeda dengan remaja junior. Program latihan untuk pemula

lebih menekankan pada teknik dasar sepakbola seperti menendang dan menggiring
4

bola, sedangkan untuk remaja junior diberikan latihan teknik dasar, latihan fisik

seperti: daya tahan, kecepatan, kelincahan, aksi dan reaksi.

Sekolah sepakbola (SSB) TASBIH Medan merupakan sebuah klub yang

berada dibawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Fasilitas

SSB ini cukup lengkap diantaranya lapangan sepakbola, bola, gawang, cone, dan

jaring gawang. SSB Tasbih Medan mempunyai tujuan jangka panjang untuk

membentuk skill dan mental pemain muda yang bagus. Pemain SSB Tasbih terbagi

pada kelompok umur yaitu kelompok umur 7-8 tahun, umur 10-11 tahun dan umur

12-14 tahun. SSB Tasbih Medan merupakan salah satu klub yang rutin mengikuti

kejuaraan setiap tahun, seperti tahun 2011 berhasil masuk 32 besar dari 280 tim

diajang Pra-Danone, juara 1 piala pengcab PSSI Medan, juara 1 turnamen

sepakbola Mabar Cup pada tahun 2012, dan selalu mengikuti turnamen tahunan

Pra-Danone setiap tahun.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam latihan SSB Tasbih Medan

yang dijadikan objek penelitian. Diantara beberapa teknik dasar pada permainan

sepak bola, kondisi pemain di SSB Tasbih Medan masih banyak melakukan

kesalahan pada teknik passing dan masih sangat perlu ditingkatkan. Hal ini

ditunjukan saat para pemain bermain masih banyak melakukan kesalahan passing

antara lain: passing tidak sampai teman, passing yang terlalu kencang sehingga

teman sulit untuk menguasai bola, passing yang asal-asalan sehingga tidak jelas

kemana bola diberikan, salah memberi umpan sehingga bola pindah penguasaan ke

pemain lawan. Kemudian peneliti menilai bahwa latihan passingyang diberikan


5

pelatih kurang bervariasi sehingga para atlet mengalami jenuh saat latihan dan tidak

mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti menilai perlu diberikan variasi

latihan yang terbaru untuk meningkatkan passing atlet. Latihan passing give and go

merupakan suatu kombinasi passing dengan satu pemain mengoper bola kepemain

yang terdekat kemudian berlari ke depan untuk menerima umpan balik. Latihan give

and go ini bertujuan untuk membuka rapatnya pertahanan lawan dengan melakukan

passing cepat kemudian berlari ke ruang yang kosong untuk menerima umpan

kembali, atau untuk mengecoh pemain bertahan dengan gerakan tanpa bola

sehingga diikuti oleh lawan dan memberikan ruang untuk pemain lain. Latihan give

and go merupakan suatau metode latihan kombinasi passing dengan salah seorang

pemain memberikan umpan kepada pemain terdekat kemudian berlari ke depan

untuk menerima umpan balik, metode latihan ini bertujuan untuk membuka

pertahanan lawan. Karena dalam metode ini membutuhkan kemampuan passing-

passing yang sangat cepat, maka para pemain harus memberikan passing yang tepat

dan mudah dikontrol. Sehingga dengan metode latihan ini juga diharapkan mampu

meningkatkan keterampilan akurasi passing para pemain.

Untuk meningkatkan hasil passing peneliti menawarkan latihan give and go.

Pelaksanaan dalam melatih dan meningkatkan kemampuan passing, menggunakan

metode yang dipakai untuk menyajikan latihan tersebut merupakan unsur yang

penting. Maka untuk meningkatkan efektifitas latihan menjadi masalah yang harus

ditemukan pemecahannya. Dalam rangka mencari jawaban untuk meningkatkan

kemampuan passing penulis mencoba mengadakan suatu penelitian tentang :


6

“Pengaruh Variasi Latihan Give And Go Passing Terhadap Peningkatan Hasil

Passing Sepakbola Pada Atlet Ssb Tasbi Tahun 2023”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka perlu

di identifikasi lebih dalam lagi, dengan tujuan dapat mempermudah peneliti untuk

mendapatkan tujuan penelitian ini. Maka yang menjadi identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi passing dalam sepakbola?

2. Kemampuan passing pemain SSB Tasbih Medan masih perlu

ditingkatkan

3. Variasi latihan dari pelatih guna meningkatkan teknik menggiring bola

masih kurang dan monoton.

4. Apakah latihan give and go berpengaruh terhadap hasil passing?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

ditulis di atas maka penelitian ini perlu kiranya menentukan batasan yang disebut

batasan masalah.Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas lagi maka

penelitian ini difokuskan dan dibatasi pada Pengaruh Variasi Latihan Give And Go

Passing Terhadap Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada Atlet Ssb Tasbi

Tahun 2023
7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembahasan masalah yang telah dituliskan di atas, maka rumusan masalah yang

dapat di ambil adalah :

1. Apakah ada pengaruh Variasi Latihan Give And Go Passing Terhadap

Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada Atlet Ssb Tasbi Tahun 2023

2. Seberapa besar Variasi Latihan Give And Go Passing Terhadap

Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada Atlet Ssb Tasbi Tahun 2023

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah

pembahasan masalah dan rumusan masalah yang telah dituliskan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Variasi Latihan Give And Go

Passing Terhadap Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada Atlet Ssb

Tasbi Tahun 2023

2. Untuk mengetahui seberapa besar Variasi Latihan Give And Go Passing

Terhadap Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada Atlet Ssb Tasbi

Tahun 2023

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ataupun

kegunaan tersebut antara lain:


8

1. Secara Teoritis

Dapat menunjukkan bukti-bukti secara ilmiah mengenai pengaruh variasi

latihan give and go terhadap kemampuan passing sepakbola

2. Praktis

a. Bagi klub yang bersangkutan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan program kegiatan khususnya pada

kegiatan pengukuran. Bagi guru, sebagai data untuk melaksanakan

evaluasi terhadap program yang telah dilakukan, sekaligus untuk

merancang program yang akan diberikan dan agar dalam memberi

pembinaan, pelajaran atau pelatihan lebih banyak memiliki landasan

yang ilmiah.

b. Bagi masyarakat umum sebagai bahan masukan tentang variasi

latihan terhadap teknik dasar sepak bola


9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Hakikat Sepakbola

Sepakbola adalah permainan bola besar yang dimainkan secara beregu, satu

regu berjumlah sebelas orang yang dimainkan di lapangan berumput dengan media

sebuah bola. Secara garis besar posisi pemain dalam permainan sepakbola dibagi

menjadi empat, yaitu penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah, dan

pemain depan (striker). Kedua regu mempunyai dua fungsi utama yaitu menyerang

dan bertahan. Tujuan menyerang adalah berusaha untuk mencetak gol dengan cara

memasukkan bola ke dalam gawang lawan, sedangkan bertahan adalah menjaga

gawang agar tidak kemasukan bola oleh pemain lawan.

Menurut (Agustina, 2020) sepakbola merupakan permainan bola besar yang

dimainkan secara beregu yang masing-masing anggota regunya berjumlah sebelas

orang. Permainan dapat dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali tangan

(lengan). Permainan dilakukan di atas rumput yang rata berbentuk persegi panjang

dengan panjang antara 100 meter sampai 110 meter dan lebarnya antara 64 meter

sampai 75 meter. Pada kedua garis batas lebar di tengahnya masing- masing

didirikan sebuah gawang yang saling berhadapan. Dalam permainannya

menggunakan sebuah bola yang bagian luarnya terbuat dari kulit. Masing-masing

regu menempati separuh lapangan. Permainan dipimpin oleh seorang wasit dan

dibantu asisten wasit sebagai penjaga garis. Pelaksanaan permainan sepakbola

dibagi menjadi dua babak masing-masing babak selama 45 menit.

Menurut (Agustina, 2020), sepakbola merupakan permainan beregu,

masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang.

9
10

Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali

penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan

hukumannya. Dalam perkembanganya permainan ini bisa dimainkan di luar

lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola

merupakan permainan beregu dengan jumlah pemain sebelas orang termasuk

penjaga gawang, permainan dilakukan dilapangan terbuka berumput dengan media

bola dengan waktu permainan selama 90 menit terbagi menjadi dua babak dipimpin

oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua hakim garis. Tujuan dari permainan ini

adalah menyerang untuk mencetak gol sebanyak mungkin ke gawang lawan dan

bertahan menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh pemain lawan.

Permainan ini menggunakan kemahiran seluruh anggota badan khususnya kaki dan

tidak boleh menggunakan tangan terkecuali penjaga gawang.

Lapangan sepakbola harus berbentuk persegi panjang, dengan panjang 100-

110 meter, lebar 64-75 meter, dan waktu pertandingan 2x45 menit dan istirahat

antara babak 15 menit. Permainan sepakbola dipimpin oleh wasit, tugas dari wasit

adalah menegakkan peraturan pemainan, memimpin pertandingan, memberikan

hukuman terhadap pelanggaran dari yang ringan hingga yang berat. Pada 26

Oktober 1863 didirikan suatu badan yang disebut English Football

Assosiation.Kemudian pada 8 Desmber 1863 lahirlah peraturan sepakbola modern,

atas inisiatif Guerin ( Prancis ) pada 21Mei 1904 berdirilah federasi sepakbola

internasional dengan nama Federation International Football Assosiation ( FIFA ).


11

Gambar 2. 1 Lapangan Sepakbola


(Sumber: Buku Peraturan Permainan Sepakbola, 2010:6)

2.2 Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Menurut Naldi dan Irawan (dalam Muhammad Irfan, 2020), teknik dasar

menjadi hal terpenting dalam sepakbola, perlu diketahui untuk bermain sepakbola

perlu mempunyai keterampilan dasar dalam bermain sepakbola. Pemain yang

memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung pemain dapat bermain

sepak bola dengan baik pula. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain

sepak bola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring

(dribbling), meyundul (heading), merampas (tackling), lemparan kedalam (trow-

in), dan menjaga gawang (goal keeping), serta mengoper (passing).


12

Gambar 2. 2 Teknik Dasar Sepakbola

(Sumber: Grace Eirin Teknik Dasar Sepakbola 09:2021)

Untuk memperoleh teknik bermain sepakbola yang baik dan benar,

sebaiknya para pemain berlatih secara rutin dan kontinyu dengan penuh

kedisiplinan.Pembinaan pemain sepakbola perlu mendapatkan perhatian dan

penanganan yang lebih serius untuk pencapaian prestasi yang tertinggi dalam

permainan sepakbola, baik dari segi teknik, taktik, maupun fisik. Manfaat dan

tujuan dari olahraga sepakbola adalah sebagai sarana hiburan,pendidikan,kerjasama

dan prestasi(Wardana et al., 2018).

2.3 Keterampilan Passing

Hidayat (2017 : 34), Passing merupakan komponen penting dalam

permainan sepak bola guna melakukan control bola secara baik. Mengingat passing

begitu sering dilakukan dalam sebuah pertandingan, pelatih yang baik akan

memulai tugasnya dengan memperbaiki kemampuan passing para pemainya.

Menurut Mielke, Danny (dalam David Havera Ariffudin, 2016) sepakbola

sejatinya adalah permainan tim. Walaupun permainan memiliki ketrampilan tinggi

bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepakbola harus saling

tergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan
13

membuat keputusan yang tepat. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan

dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan

menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Hal ini berarti regu

atau tim yang lebih banyak membuat gol dinyatakan sebagai pemenang dalam

pertandingan. Dengan demikian yang dimaksud dengan sepakbola dalam penelitian

ini adalah permainan yang dimainkan sebelas orang dan setiap tim berusaha

mencetak gol sebanyak banyaknya dan akan menjadi pemenang dalam

pertandingan.

Teknik dasar mengoper di bagi menjadi tiga yaitu :

a. Passing Menggunakan Kaki Bagian Dalam


Fungsi passing dalam sepak bola ini dilakukan untuk memberikan

umpanjarak pendek. Passing ini memiliki langkah-langkah yang sederhana:

1) Posisi tubuh menghadap ke arah bola, kemudian posisi bahu

lurus kedepan ketika mendekati bola.

2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan tubuh di samping bola.

3) Putarkan kaki secara menyamping yang akan digunakan untuk

menendangbola.

4) Ayunkan kaki untuk siap menendang bola.

5) Kemudian, tendang bola bagian tengah menggunakan kaki bagian

dalam.

b. Passing Menggunakan Kaki Bagian Luar

Teknik ini memiliki cara yang sama dengan passing menggunakan

kaki bagian dalam. Namun, passing ini jarang digunakan oleh para pemain.
14

Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Posisi tubuh menghadap ke arah bola yang akan ditendang.

2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan tubuh disamping bola.

3) Kaki yang akan menendang bola dalam posisi menyamping.

4) Arahkan kaki menjauh dari posisi garis lurus badan.

5) Lalu, tendang bola bagian tengah dengan menggunakan kaki bagian

luar.

c. Passing Menggunakan Punggung Kaki.


Teknik ini ditujukan untuk mengumpan jarak jauh atau long

pass. Passing ini membutuhkan akurasi yang tinggi untuk mengumpan

bola, berikut adalah passing jarak jauh dalam sepak bola:

1) Posisi tubuh bergaris lurus ketika mendekati bola.

2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan tubuh di samping bola.

3) Letakkan kaki yang menendang bola pada posisi mengarah ke

depan.

4) Selanjutnya, ayunkan kaki untuk menendang bola.

5) Tendang bola pada bagian tengah dengan menggunakan punggung

kaki.

2.4 Hakikat Latihan

Karena Untuk meraih prestasi yang maksimal membutuhkan usaha dan

kerja keras, berupa latihan yang terencana, terstruktur, dan berkesinambungan.

Latihan yang dilakukan haruslah sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang

dibutuhkan, agar fisik atlet dalam keadaan baik sehingga akan semakin cepat
15

menguasai tehnik-tehnik gerakan yang ditampilkan pada saat pertandingan(Wiyaka

Drs., M.Kes, AIFO et al., 2021).

Latihan adalah proses melakukan aktivitas olahraga yang tersruktur dan

disusun secara sistematika dalam waktu yang relatif lama untuk meningkatkan

kemampuan gerak baik dari segi fisik, taktik, tehnik, dan mental untuk menunjang

keberhasilan atlet dalam kegiatan olahraga(Sinta et al., 2022).

Dalam melakukan kegiatan pembinaan olahraga dijelaskan tentang faktor-

faktor pembinaan, yang meliputi a) fisik, yang meliputi beberapa unsur penting

dalam perkembangan kondisi fisik, b) teknik, yang meliputi beberapa aspek teknis

pembinaan, c) taktik, yang meliputi strategi dan taktik dalam permainan olahraga,

dan d) mental, yang meliputi beberapa aspek psikologis dalam pembinaan serta

berbagai bentuk latihan fisiologis (Langga & Supriyadi: 2016). Menurut soegiyanto

KS (2004), menyatakan bahwa dalam mencetak atlet yang berprestasi tidak bisa

secara instan, tetapi memerlukan waktu yang cukup panjang disertai dengan latihan

yang berkesinambungan dan terpadu(Hardiyono & Nurkadri, 2018).

Menurut harsono latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau

bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menambah beban dalam

setiap harinya atau setiap latihan, yang dimaksud dengan sistematis adalah

terenecana menurut jadwal dan menurut pola dan sistem(Hasibuan, 2010).

Latihan untuk menguasai suatu keterampilan suatu proglam latihan dengan

waktu yang lama serta terencana, kegiatan latihan mempunyai prinsip belajar yaitu

belajar untuk mengetahui suatu pengetahuan atau keterampilan dilakukan melalui

berbagai tahapan, yaitu dari tahapan yang mudah ke tahapan yang lebih sulit dan
16

dari tahapan sederhana ke tahapan yang lebih kompleks dan dilakukan secara

berkesinambungan(Faridah, 2018).

Konsep-konsep latihan berdasarkan prinsip-prinsip berikut (Hasyim &

Saharulllah: 2019) harus diikuti agar latihan dapat terorganisir dengan baik, terarah

secara tepat, dan dilaksanakan secara bermakna.

a) Prinsip Aktif dan Latihan Serius

Pelatih yang kompeten harus membantu pemain dalam menemukan dan

meningkatkan potensi mereka, baik secara individu maupun kelompok. Pelatih juga

harus mampu dan berkomitmen untuk menjalankan program pelatihan yang ada,

karena rencana tidak selalu membuahkan hasil. Kesungguhan dan keaktifan atlet

dalam mengikuti latihan yang diberikan merupakan komponen yang paling

signifikan dalam mencapai keberhasilan atlet.

b) Prinsip Pembangunan Utuh

Seorang atlet pada akhirnya akan memilih dan mengembangkan

keterampilan spesialisasinya sendiri, tetapi lebih baik untuk memasukkan berbagai

bagian kegiatan sejak awal pembelajaran sehingga atlet mengembangkan fondasi

yang kokoh dan penuh yang akan membantunya mencapai tujuannya di masa

depan. Sejak awal pembinaan, pelatih harus mampu menahan perkembangan pesat,

terutama kecenderungan pembinaan berkembang menjadi spesialisasi terbatas.

Pembentukan program pembinaan yang komprehensif tidak berarti bahwa atlet

akan selalu mengikuti acara tersebut, karena dengan semakin matangnya atlet dan

cukup matang untuk memasuki tahap berikutnya, pembinaan menjadi lebih

terspesialisasi.
17

c) Prinsip Spesialisasi Pembinaan

Prinsip pengembangan peminatan ini harus disesuaikan dengan usia atlet

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pada kasus pelari maraton

putri yang berisiko mengalami pengeroposan tulang akibat beban yang sangat berat

dari spesialisasi pembinaan yang diterapkan. pembinaan yang sangat berat/muda.

d) Prinsip Individualisasi

Setiap orang memiliki perbedaan yang harus diperhatikan oleh pelatih,

terutama dalam hal menyampaikan suatu acara latihan, meskipun terlihat memiliki

kemampuan yang sama untuk dicapai. Akibatnya, seorang pelatih harus mampu

mengkaji dan menilai kondisi atletnya dari berbagai sudut agar suatu peristiwa tidak

digeneralisasikan dari segi bentuk, volume, atau intensitasnya. Banyak faktor yang

harus dipertimbangkan saat mengevaluasi status atlet binaan, termasuk latar

belakang sosial budaya, sifat pribadi, kesehatan, dan lingkungan.

e) Prinsip Variasi

Atlet mungkin cepat bosan ketika berpartisipasi dalam kegiatan olahraga

yang kurang bervariasi. Kebosanan dalam pembinaan akan menghalangi

kemampuannya untuk mencapai tujuannya. Seorang pelatih harus inovatif dalam

menyajikan program pembinaannya, serta menemukan dan menerapkan variasi

dalam pembinaan, seperti menggunakan alat lain dari biasanya, menggunakan

bidang baru, dan sebagainya.

f) Prinsip Model Dalam Latihan


18

Secara umum, imitasi adalah replika realitas yang terdiri dari unsur-unsur

tertentu yang diambil dari berbagai peristiwa yang dapat diamati dan diteliti. Ini

juga merupakan bayangan atau ilusi visual yang dibuat secara abstrak, terutama

proses mental membuat generalisasi dan contoh kehidupan nyata (mirip dengan

menggambarkan suasana pertandingan).

g) Prinsip Efisiensi

Meskipun sumber daya melimpah, namun konsep efisiensi harus tetap

dijalankan dengan mempertimbangkan efektivitas. Menerapkan prinsip- prinsip

efisiensi operasional, seperti: a. Prioritaskan kebutuhan Anda dan potong biaya. b.

Menentukan skala prioritas pelaksanaan kegiatan. c. Soroti jumlah atlet terlatih

dengan kemampuan untuk mencapai tujuan (misalnya, di SEA GAMES), sambil

juga mempertimbangkan kelayakan teknis. d. Jaga alat dan perlengkapan Anda.

h) Prinsip Keberlanjutan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diskontinuitas dalam pembinaan,

antara lain:

1. Atlet tidak fit dan sering jatuh sakit

2. Atlet istirahat lama karena cedera.

3. Rendahnya motivasi atlet untuk berlatih.

4. Sibuk dengan pekerjaan dan sekolah.

5. Kondisi organisasi yang dimiliki sehingga olahraga kurang

mendukung

6. Minimnya dukungan infrastruktur dan pendanaan.


19

7. Pelaksanaan operasional prinsip keberlanjutan, yaitu:

- Kembangkan rencana acara yang memastikan latihan rutin.

- Meningkatkan dan memantau keadaan kesehatan dan

kebugaran atlet.

- Mencegah bahaya dari cedera.

- Ciptakan suasana yang dapat mendukung semangat untuk

berlatih.

8. Menyediakan infrastruktur olahraga yang memadai untuk pelatihan

a) Prinsip Overload

Pelatihan adalah proses terkondisi di mana beban kerja disediakan dan

waktu istirahat dised akan untuk pemulihan yang terkontrol. Memberi beban kerja

menyebabkan kelelahan, yang mengarah pada proses pemulihan. Kompensasi

kemampuan biologis yang berlebihan hanya dapat dicapai melalui proses overload

atau pembebanan yang terus menerus meningkat, dan keadaan ini merupakan

keniscayaan untuk peningkatan prestasi.

b) Prinsip Kesiapan

Nilai pembinaan ditentukan oleh kesiapan fisiologis individu atlet, yang

datang dengan kedewasaan. Seorang atlet biasanya tidak dilengkapi secara biologis

untuk mengikuti pelatihan komprehensif sebelum pubertas. Latihan aerobik

dianggap lebih bermanfaat pada atlet praremaja daripada pada remaja atau orang

dewasa. Peningkatan penampilan menjadi faktor penuntun untuk pengembangan

keterampilan yang efektif. Latihan anaerobik dan kedewasaan atlet saling terkait.

Latihan kekuatan, di sisi lain, dianggap lebih efektif untuk atlet prapubertas
20

daripada yang lain karena sedikit mengubah ukuran otot. Atlet yang belum dewasa

umumnya berada pada posisi yang kurang menguntungkan ketika bersaing dengan

atlet dewasa muda dalam olahraga yang menuntut kontak tubuh karena variasi

kematangan, yang dapat menyebabkan perbedaan pada beberapa otot dan kekuatan.

a) Prinsip Pelatihan Keseluruhan

Hanya jika pembinaan dapat diterapkan dan difokuskan pada semua bagian

pelatihan, meliputi: a. Kepribadian seorang atlet, akan diperoleh hasil yang terbaik.

b. Kondisi fisik Anda. c. Kemampuan teknis d. Kemampuan taktis f. Bakat mental.

Kelima elemen tersebut bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan yang utuh.

Jika salah satu diabaikan, itu menunjukkan bahwa instruksi tidak lengkap.

Keunggulan di satu bidang akan mengimbangi kekurangan di bidang lain, dan

setiap bidang akan dikembangkan melalui metode pelatihan khusus.

b) Prinsip Periodisasi

Pelatihan yang diselenggarakan harus diselenggarakan dengan

memperhatikan siklus tahapan pembinaan yang disebut periodisasi dalam pelatihan

yang mengandung proses loading, adapting, dan compensating yang dapat

menghasilkan prestasi. Periodisasi didefinisikan sebagai pembagian waktu ke

dalam periode atau tahapan latihan yang disesuaikan dengan waktu yang tersedia

sehingga dapat ditentukan siklusnya:

• Kejadian isiklus makro setengah tahun atau satu tahun

• Meso-siklus dalam interval tiga hingga enam minggu.

• Sesi pelatihan imikro, mulai dari harian hingga bulanan


21

2.5 Give and Go Passing

Menurut Joseph Luxbacher (2012: X) give and go merupakan suatu

kombinasi passing dengan satu pemain mengoper bola kepemain yang terdekat

kemudian berlari kedepan untuk menerima umpan balik. Menurut Dany mielke

(2007: 24) metode latihan ini merupakan peluang bagi pemain untuk melakukan

passing kepada teman satu tim dan selanjutnya berlari ke depan. Pemain yang

menerima passing dengan cepat mengembalikan bola ke pemain pertama ketika

mereka bersama-sama maju ke daerah lain di lapangan. Give and go mirip

memantulkan bola pada tembok dengan sudut tertentu. Jika kamu melakukan

passing ke tembok 45 derajat maka bola tersebut akan kembali dengan sudut yang

sama. Demikian pula halnya dengan give and go, latihan ini mengharuskan pemain

yang mengoperkan bola kepada teman dan kemudian berlari cepat ke depan.

Penerima bola kemudian segera mengembalikan passing tersebut tanpa

menghentikan bola dengan menggunakan satu sentuhan untuk mengarahkan bola

kepada pemain pertama yang telah bergerak kedepan. Karena passing ini

membutuhkan passing- passing yang cepat, pemain yang melakukan dan menerima

passing harus memberikan passing yang tepat dan mudah dikontrol atau jika tidak

mereka akan kehilangan manfaat gerakan ini. Tujuan utama dari give and go adalah

menghindari lawan dan bergerak di lapangan dengan cepat. Menurut Hyballa dan

Te Poel (2015: 191) the give and go pass and bounching dalam kompetisi yang

kompetitif seorang pemain akan sering menerima umpan balik dari kawan dimana

hal itu dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu bidang baru melalui umpan

balik, untuk mendapatkan waktu, untuk meningkatkan kemampuan tim kita yang
22

berlawan dengan tim lawan, seperti kita lawan menyerang kita harus bertahan atau

sebaliknya, dan untuk melakukan umpan kepada teman saat tim kita berada pada

tekanan sehingga akan dapat membuka ruang dari tim lawan. Berdasarkan sudut

pandang the give and go pass permainan umpan segitiga paling sering digunakan,

pada permainan segitiga ini dilakukan dengan satu kali sentuhan dan dengan tingkat

kesulitan passing yang tinggi kemudian bola dipantulkan kebelakang dan

permainan ini digunakan ketika pemain berada di bawah tekanan sehingga

memungkinkan seorang pemain untuk memberikan umpan kepada teman dan

segera berlari mencari tempat yang tebuka untuk menerima umpan balik.

Berdasarkan beberapa pengertian give and go diatas maka ada beberapa

metode latihan yang dapat mendukung metode latihan give and go antara lain: wall

pass, push and run, dan back pass. Menurut Jhosep Luxbacher (2012: XII) wall

pass merupakan suatu kombinasi operan dengan seorang pemain yang bertindak

sebagai dinding untuk mengarahkan jalur gerakan bola. Pemain melakukan operan

dan segera berlari kedepan ruang terbuka untuk menerima umpan balik. Menurut

Syahrul Fazal (2015) metode latihan wall pass adalah mrengembalikan bola pada

kawan dengan satu sentuhan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam metode latihan

ini adalah penempatan posisi. Wall pass merupakan metode latihan yang sangat

sederhana.

Teknik ini biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih pemain sepakbola

dengan saling oper bertujuan untuk menembus pertahanan lawan yang sangat rapat.

Menurut Hyballa dan Te Poel (2015: 204) metode wall pass terjadi ketika pemain

yang menguasai bola memberikan operan kepada pemain yang bertindak sebagai
23

pemain dinding, kemudian pemain dinding memberikan ke ruang kosong yang

memungkinkan dijangkau teman atau memerikan bola kembali ke pemain yang

memberikan operan. Metode wall pass ini sebaiknya dilakukan dengan cepat

sehingga diharapkan dengan satu sentuhan sehingga dengan wall pass ini dapat

menjembatani untuk membuka ruang atau bola lebih cepat kembali kepada pemain

yang mengoper. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

metode latihan wall pass merupakan suatu metode latihan sepakbola yang

dilakukan dua atau lebih pemain dengan cara pemain memberikan bola kepada

pemain yang berposisi sebagai pemain dinding, kemudian pemain pertama berlari

ke depan atau ketempat kosong dan pemain dinding memberikan bola ke daerah

kosong atau memerikan umpan balik kepada pemain pertama. Agar metode latihan

wall pass dapat berjalan dengan efektif maka sebaiknya latihan ini dilakukan

dengan satu sentuhan kepada pemain sebelumnya atau ke daerah kosong sehingga

akan mempercepat permainan. Metode latihan wall pass ini bertujuan untuk

membuka pertahanan lawan yang sangat rapat atau sebagai jembatan untuk

membuka ruang sehingga memungkinkan pemain melakukan

serangan atau menyelesaikan serangan. Menurut Kadir (1981: 187) push

and run merupakan suatu metode latihan sepakbola yang mengharuskan pemain

setelah melakukan passing harus dilanjutkan dengan bergerak atau berlari atau tidak

diam. Latihan yang dinamakan push and run dapat dikembangkan menjadi

beraneka ragam bentuk. Tetapi tujuannya sama, untuk membiasakan setiap pemain

berlari atau tidak tinggal diam setelah melakukan passing.


24

Latihan ini juga dapat meningkatkan kemampuan pemain bergerak

eksplosif dan ketrampilan akurasi passing. Bentuk latihan ini yaitu empat pemain

berposisi sedemikian rupa membentuk segi empat dengan jarak sisi 10 m,

dibelakang ada pemain darimana bola akan dimulai, biasanya dimulai dari pemain

A, dinamakan pemain A1. Pemain A melakukan passing ke pemain B, kemdudian

A berlari ketempat pemain B dan B memberikan passing ke pemain C dan berlari

ke tempat C, begitu seterusnya. Hal tersebut diharapkan berdampak kepada pemain

akan terbiasa setelah melakukan passing terus bergerak ke arah kosong atau ke

depan sehingga memungkingkan diberi umpan kembali oleh teman.

Latihan push and run merupakan latihan yang penting karena dalam

permainan sepakbola pergerakan tanpa bola setelah melakukan passing sangat

berperan penting untuk menciptakan peluang karena pemain yang melakukan

pergerakan tanpa bola bisa mendapat perhatian dari pemain belakang dan dapat

mengecoh pemain bertahan sehingga akan memberikan ruang lebih kepada teman

lain untuk melakukan kemampuan individu atau menyesuaikan serangan, kemudian

jika pemain yang melakukan pergerakan tanpa bola tersebut gagal diikuti oleh

lawan atau kurang mendapat perhatian dari lawan maka pemain yang menerima

umpan akan memberikan umpan sehingga akan membuka pertahanan lawan dan

memungkinkan terciptanya peluang. Menurut Jhosep Luxbacher (2012: XIX) back

pass adalah pemain mengirim umpan kebelakang, ke arah gawangnya sendiri

kepada rekan seregu yang memeberikan dukungan (umpan kebelakang). Jadi ketika

seorang pemain ingin melancarkan serangan untuk dapat mengecoh lawan atau

depan pertahanan lawan penuh sehingga kita kesulitan untuk melakukan serangan
25

kedepan sehingga hal paling tepat adalah memberikan umpan kebelakang

pertahanan sehingga akan mendelay permainan dan memancing pemain lawan

untuk keluar dari pertahanan sehingga tercipta ruang kosong di depan pertahanan

dan team kita tidak kehilangan penguasaan bola.

2.6 Penelitian Relevan

1. Pengaruh Latihan Passing Give and Go Terhadap Akurasi Passing

Pemain SSB Putera Bumi Serambi KU-15 kota Padang Panjang.

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Latihan Passing Give and Go Terhadap

Akurasi Passing Pemain SSB Putera Bumi Serambi KU-15 kota Padang

Panjang“ penelitian ini dilakukan oleh Purnama, Hengki (2018). Masalah

dalam penelitian ini adalah diduga rendahnya akurasi passing pemain SSB

Putera Bumi Serambi kota Padang Panjang yang berpengaruh pada

penampilan dan prestasi pemain. Penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan pengaruh latihan Passing Give And Go terhadap Akurasi

Passing pemain SSB Putera Bumi Serambi kota Padang Panjang. Jenis

penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pemain SSB Putera Bumi Serambi kota Padang Panjang yang

terdaftar pada KU-15 berjumlah 18 orang. Sampel diambil dengan teknik

Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang. Data dianalisis

dengan menggunakan statistik uji t atau uji beda mean.

2. Pengaruh Pelatihan Passing Give And Go Dan Passing Drop Pass

Terhadap Keterampilan Passing Pada Sekolah Sepakbola (SSB)

Tabanan United.
26

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Passing Give And Go Dan

Passing Drop Pass Terhadap Keterampilan Passing Pada Sekolah Sepakbola

(SSB) Tabanan United“ oleh Gung Mas Galih Angkasa, Suratmin, S.Pd.

M.Or., Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or. (2016) Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pelatihan passing give and go

terhadap keterampilan passing sepakbola, (2) pengaruh pelatihan passing

give and go terhadap keterampilan passing sepakbola, dan (3) perbedaan

pengaruh antara pelatihan passing give and go dengan passing drop pass

terhadap keterampilan passing sepakbola. Sekolah Sepakbola (SSB) Tabanan

United tahun 2016 yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen semu dengan rancangan the modified pre-test post-

test group design. Analisis data menggunakan penghitungan statistik uji-t

pada taraf signifikansi (α) 0,05.

3. Pengaruh Metode Latihan Passing Give And Go Terhadap Hasil

Akurasi Passing Kaki Bagian Dalam Pada Olahraga Sepak Bola Siswa

SMPN 11 Tapung

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya akurasi passing siswa kelas

VIII SMPN 11 Tapung Kabupaten Kampar, Riau. Passing adalah salah teknik

dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh latihan menggunakan metode

give and go terhadap hasil akurasi passing pada olahraga sepak bola. Sampel

yang digunakan yaitu siswa kelas VIII SMPN 11 Tapung dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria


27

inklusi. Hasil penelitian menunjukkan nilai hitung yaitu sebesar 0.000 yang

berarti lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditetapkan sebelumnya sebesar

0.05, Dapat disimpulkan bahwasanya 0.000 < 0.05, dengan artian bahwa ada

pengaruh antara metode latihan passing give and go terhadap hasil akurasi

passing siswa kelas VIII SMPN 11 Tapung.

2.7 Kerangka Berpikir

Dalam pencapaian prestasi puncak harus melalui proses yang teratur,

terprogram, keseimbangan progresif. Olahraga prestasi adalah olahraga yang

membina dan mengembangkan olahragawan secara khusus dengan cara,

terprogram, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi yang dilakukan

selanjutnya para olahragawan yang memiliki potensi untuk dapat ditingkatakan

prestasinya akan dimasukan kedalam asrama maupun tempat pelatihan khusus agar

dapat dibina lebih lanjut guna mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dan dengan

didukung bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang lebih

modern. Menurut Giriwijoyo (2005: 30) mengatakan bahwa olahraga adalah

serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan

sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya.

Passing merupakan proses untuk memindahkan bola dari satu tempat

ketempat yang lain, dan untuk menciptakan peluang dalam membuat gol. Passing

yang baik yang dimulai ketika tim yang sedang menguasi menciptakan ruang

diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain.

Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang dan


28

sistematis sehingga pada saat melakukan passing hasil yang diperoleh akan menjadi

lebih baik. Akurasi passing merupakan suatu komponen yang paling penting dalam

sepakbola dimana akurasi passing ini merupakan suatu teknik dasar yang sangat

berperan penting dalam team untuk membangun kerja sama team. Akurasi passing

ini merupakan suatu ketepatan mengoper bola kepada teman, jika passing kita baik

dengan arti tidak terlalu kencang dan juga tidak terlalu pelan dan juga tidak terlalu

jauh dengan teman maka teman kita akan lebih mudah untuk menerima bola.

Kemudian ketepatan passing juga dapat memudahkan atau melancarkan team

menyusun taktik menyerang. Jika akurasi passing pemain jelek maka akan secara

otomatis koordinasi team untuk melakukan penyerangan aakan terganggu atau tidak

berjalan. Pemain diharapkan pada tingkat kematangan dalam melakukan passing

dan ketepatan passing yang memadai, Latihan give and go ini merupakan latihan

yang cocok dan efektif dalam meningkatkan ketepatan passing, sebab latihan give

and go menggunakan sentuhan passing cepat dan dilakukan secara berulang-ulang.

Setelah melakukan passing pemain diharapkan mencari ruang dan mendapat

passing dari temannya kembali, karena kerjasama tim terbentuk dari passing yang

benar dan tepat. Permainan akan lebih menarik apabila kerjasama tim terbangun

dengan baik. Latihan ini membentuk segi empat kemudian dalam melakukan

passing dengan berputar searah jarum jam atau lawan arah jarum jam. Keuntungan

Latihan ini selain dapat meningkatkan kemampuan dalam ketepatan passing, juga

dapat melatih ball feeling dan daya tahan pemain. Kendalanya, model latihan ini

sulit untuk diterapkan karena pemain selalu dituntut untuk mengarahkan pada

sasaran yang berubah-ubah, tetapi model latihan ini akan semakin membuat pemain
29

selalu termotivasi dalam melakukannya sehingga hasil yang didapat akan semakin

maksimal.

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang emperik dengan data.

Menurut Hadi (2000 : 257) hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah

kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan

permasalahan yang ada dan berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan

permasalahan dan didukung dengan kerangka hasil penelitian yang terkait,

makadapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah terdapat Pengaruh Variasi

Latihan Give And Go Passing Terhadap Peningkatan Hasil Passing Sepakbola Pada

Atlet Ssb Tasbi Tahun 2023.


BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian


Sesuai dengan waktu penelitian yang ditentukan oleh peneliti maka tempat

penelitian ini akan dilaksanakan di SSB Tasbih Medan yang berlokasi di Komplek

Tasbi, Jl. Taman Setia Budi Indah No.64, Tj. Rejo, Kec. Medan Sunggal, Kota

Medan, Sumatera Utara 20122

3.1.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus dan September

tahun 2022. Penelitian dilakukan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam

1 minggu yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Minggu.Latihan dengan frekuensi 3

kali seminggu akan terjadi peningkatan kualitas latihan, karena dengan latihan 3

kali seminggu akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi

terhadap beban pelatihan yang diterima.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi.

Menurut Sugiyono ( 2016 : 117 ) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet SSB Tasbih

Medan sejumlah 80 atlet.

30
31

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016 : 118 ) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sehingga sampel yang di

gunakan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang ditentukan dengan teknik

purposiv random sampling, yaitu dari sejumlah populasi yang ada, untuk menjadi

sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam mencapai tujuan penelitian.

Ketentuan-ketentuan tersebut adalah (a) jenis kelamin laki-laki, (b) berminat untuk

mengikuti latihan, (c) sehat jasmani dan rohani, (d) bersedia menjadi sampel

penelitian, (e) memiliki gerak dasar yang baik, berdasarkan pada hasil observasi

dan informasi dari pembina dan pelatih maka sampel pada penelitian ini berjumlah

16 atlet.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen (perlakuan) dengan teknik pengambilan data yang melibatkan variabel

bebas yaitu latihan give and go, dan variabel terikat yaitu kemampuan Passing.

3.4 Desain Penelian

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah one-group

O1 X O2
Gambar 3. 1 One-Group Pretest –Postest Design

Sumber (Sugiyono, 2016:74)


.
32

O1 = Nilai pre-test( TesPassing) X = Perlakuan ( Latihan Passing Give and Go

O2 = Nilai post-test ( TesPassing )

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pre Test Treatment Post Test

Keterangan :

Pre test : Pengambilan data awal

Treatment : Perlakuan ( Memberikan variasi latihan give and go)

Post test : Pengambilan data akhir

Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest

(sebelum) dan postest (sesudah) treatment. Perbedaan antara pretest dan posttest

ini diasumsikan merupakan efek dari treatment. Sehingga hasil dari treatment

diharapkan dapat diketahui lebih akurat, karena terdapatperbandingan antara

keadaan sebelum dan sesudah diberi treatment. Treatment yang diberikan dalam

penelitian ini adalah dengan bentuk metode latihan give and go untuk

meningkatkan passing.

3.5 Instrumen Penelitian

Suharsini Arikunto (2006: 126) instrument penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan lebih baik. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes

pengukuran yang digunakan untuk pengukuran awal (pre test) dan pengukuran

akhir (post test) setelah tester mendapatkan treatment. Instrument yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu tes keterampilan bermain sepakbola yang
33

disusun oleh Subagyo Iriyanto dalam Agung Setyadi (2016: 49) pada bagian

“melakukan passing rendah menuju sasaran”, yaitu gawang kecil yang berbentuk

bidang yang menjadi sasaran dengan ukuran lebar 1,5 m dan tinggi pancang 0,5 m

dengan jarak penendang dari gawang 9 m dan garis belakang gawang juga 9 m dan

garis batas yang sah 1,5 m. Passing dikatakan tepat apabila masuk pada sasaran

yang telah ditentukan dan melewati garis sah yang telah ditentukan.

Tes ini dimaksud untuk mengukur keterampilan passing bawah

menggunakan kaki bagian dalam. Pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan tes dan pengkuran. Alat yang digunakan adalah gawang kecil dengan

ukuran lebar 1,5 m dan tinggi 0,5 m dengan jarak penendang dari gawang 9 m, garis

dibelakang gawang 9 m, dan garis sah panjangnya 1,5 m. Tendangan sah dan

dianggap masuk apabila masuk pada bidang sasaran, mengenai batas atas dan atau

mengenai pancang, dan kerasnya tendangan harus sampai pada batas garis gawang

(jarak 9 m). Penilaiannya adalah jumlah tendangan yang masuk sah dari sepuluh

kali tendangan.

Gambar 3. 2 Tes Mengoper Bola


(Sumber Agung Setyadi, 2016:49)
34

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Mengambil sampel sebanyak 16 atlet dengan teknik purposive sampling


dari populasi yang berjumlah 80 atlet.
2. Sampel diberi perlakuan latihan dengan langkah-langkah : pemanasan,
perlakuan, kemudian pendinginan. Latihan ini dilakukan selama 6 minggu
dalam 18 kali pertemuan dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu.
3. Pada minggu ke enam dilakukan post-test untuk mengukur hasil
kemampuan passing setelah menjalani latihan
4. Data post-test selanjutya dilakukan perhitungan statistik menggunakan
SPSS untuk membuktikan hipotesis yang dikemukakan di terima atau
ditolak.
3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil individu tes passing selanjutnya data diolah

menggunakan prosedur statistik untuk membuktikan apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini dapat di terima atau di tolak.

Data yang terkumpul dari hasil pre tes dan post tes dianalisis dengan

menggunakan perhitungan mengggunakan bantuan program statistic SPSS Ver.23.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu

normalitas dan uji homogenitas data. Sebelum melangkah ke uji-t, ada persyaratan

yang harus dipenuhi oleh peneliti bahwa data yang dianalisis harus berdistribusi

normal, untuk itu perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas (Arikunto

dalam Kusumajati 2019 : 46).

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap

normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan tergantung
35

variabel yang akan diolah. Pengujian normalitas sebaran data menggunakan

Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 23.

b. Uji Homogenitas

Di samping pengujian terhadap penyebaran nilai yang akan dianalisis, perlu

uji homogenitas agar yakin bahwa kelompokkelompok yang membentuk sampel

berasal dari populasi yang homogen. Homogenitas dicari dengan uji F dari data pre

test dan post test dengan menggunakan bantuan program SPSS 23.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 23

yaitu dengan membandingkan mean pre test dan post test. Apabila nilai t hitung

lebih kecil dari t tabel, maka Ha ditolak, jika t hitung lebih besar dibanding t tabel

maka Ha diterima.

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 23

yaitu dengan membandingkan mean pre test dan post test. Apabila nilai t hitung

lebih kecil dari t tabel, maka Ha ditolak, jika t hitung lebih besar dibanding t tabel

maka Ha diterima.
36

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. S. (2020). Buku Jago Sepak Bola (I. N & Santi (Eds.)). Cemerlang
Ariffudin, David Havera, dan Sasminta Christina Yuli Hartati.(2016).
PenerapanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournament) Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Passing Dalam


Permainan Sepakbola (Studi Pada Siswa Kelas X SMK Negeri
Mojoagung Jombang). Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Volume
4

Faizal, Syahrul. (2015). Perbedaan latihan passing wall pass dan passing
berpasangan terhadap kelincahan pass and turn dalam permainan sepakbola.
Surabaya: FIK UNNESA

Hardiyono, B. and Nurkadri, N. (2018) ‘Efektifitas Model Latihan Keseimbangan


Badgan Dan Model Latihan Keseimbangan Konvensional Terhadap Hasil
Pemanjatan Pada Olahraga Panjat Dinding Untuk Pemanjat Pemula’, Jurnal
Prestasi, 2(3), pp. 34–38. doi: 10.24114/jp.v2i3.10131.

Hasyim Saharullah. (2019). Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. Makassar: Badan


Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Hidayat, Witono. (2017). Buku Pintar Sepakbola.Anugrah, Jakarta Timur. Hyballa,
Peter dan Hans Dieter Te Poel. 2015. German Soccer Passing Drills.
Hägendorf : Meyer & Meyer Sport

Irfan, M., Yenes, R., Irawan, R., & Oktavianus, I. (2020). KEMAMPUAN
TEKNIK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal Patriot, 2(3),
720-731.
https://doi.org/10.24036/patriot.v2i3.664

Luxbacher, Joe.(2012). Sepak Bola Taktik dan Teknik Bermain, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Pujianto, D., Sutisyana, A., Arwin, A., & Nopiyanto, Y. E. (2020). Pengembangan
Model Latihan Passing Sepakbola Berbasis Sasaran Teman. Journal
Coaching Education Sports, 1(1).

Soniawan, V., & Irawan, R. (2018). Metode Bermain Berpengaruh Terhadap


Kemampuan Long Passing Sepakbola. Jurnal Performa Olahraga, 3(01), 42.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.
37

Tarju, T., & Wahidi, R. (2017). Pengaruh Metode Latihan Terhadap Peningkatan
Passing Dalam Permainan Sepak Bola. JUARA: Jurnal Olahraga, 2(2), 66–
72.

Wardana, C. R., Setiabudi, M. A., & Candra, A. T. (2018). Pengaruh Latihan Small-
Sided Games Terhadap Keterampilan Passing, Controlling Dan Shooting
Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola SMK Negeri 1 Tegalsari Kabupaten
Banyuwangi. Jurnal Kejaora (Kesehatan Jasmani Dan Olahraga), 3(2), 194–
201. Https://Doi.Org/10.36526/Kejaora.V3i2.212
38

LAMPIRAN
Data Awal Passing Atlet Sekolah Sepak Bola Tasbi
No Nama Passing Total Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Faja √ × √ × √ × √ × √ √ 6 S
2. Steven × √ √ √ × × × × × × 3 R
3. Alik √ × × × × × × × √ × 2 SR
4. Reli × × × × × √ √ √ × √ 4 R
5. Erlangga × × √ × × × × × × √ 2 SR
6. Habib × × × × × × √ × √ √ 3 R
7. Naufal √ × × × √ √ × × × × 3 R
8. Alsaf √ × × × × × × × × × 1 SR
9. Arkan × × √ √ √ √ × × × × 4 R
10. Ihsan √ √ × × × × √ × √ × 4 R
11. Atara × √ × × × × × × × √ 2 SR
12. Gamal × √ × × × × × × × √ 2 SR
13. Rafes × × × × √ × √ × √ √ 4 R
14. Riza √ × √ √ √ × × √ √ × 6 S
15. Habibi × × √ × √ √ × × √ √ 5 S
16. Fadil √ √ √ √ × √ √ √ × √ 8 B

Norma Tes
Kelas Interval Kategori
0–2 Sangat Rendah
3–4 Rendah
5-6 Sedang
7-8 Baik
9 - 10 Sangat Baik
(Sumber Agung Setyadi, 2016:49)
Program Latihan
Menurut bompa (2000), mengatakan bahwa keberhasilan dalam sebuah

pertandingan atau kejuaraan merupakan hasil dari perencanaan, kerja keras,

komitmen, dan latihan dari atlet. Keberhasilan seorang pelatih dalam

memaksimalkan potensi atletnya tidak hanya melakukan pelatihan saja tetapi yang

lebih penting dari seorang pelatih adalah mampu membuat perencanaan latihan

sesuai dengan keadaan dan kondisi atletnya(Nurkadri, 2017).


39

Jenis Latihan : Variasi latihan Give and Go Passing

Tempat Latihan : Lapangan sepak bola SSB Tasbih Medan

Tujuan Latihan : Meningkatkan hasil passing sepakbola

Frekuensi Latihan : 3 (tiga) kali seminggu

Lama Latihan : 18 kali pertemuan

Hari Latihan : Senin,Rabu, Jumat

Waktu Latihan : jam 16.00 – 18.00

Waktu Pemanasan : 15 menit

Waktu Latihan Inti : 60 menit

Waktu Pendinginan : 15 menit


40

Variasi Latihan Pertama Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah
Dibariskan, berdoa, penjelasan materi dipahami.
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : 7m x 7m

1. Pemain A memberikan passing ke


B, kemudian B melakukan
backpass ke A.
2. B berlari kea rah D, dan menerima
passing dari C dan melakukan
backpass ke C.
3. Ditambah stretching.

Tujuan Latihan : meningkatkan suhu


tubuh
Sesi Inti Regulasi

Grid : 7m x 7m
Permainan give and go zero.

1. Pemain A passing ke B.
2. Kemudian A berlari kearea kosong (
3 ).
3. Pemain B passing ke C,
kemudian ke area kosong ( 1
).
4. Pemain C passing ke pemain A,
kemudian lari ke area kosong ( 2
).
5. Lakukan secara berulang dan
usahakan satu sentuhan untuk
menjaga intensitas latihan.
6. Ditambah stretching.
Tujuan : kecepatan, berpindah
tempat, Akurasi passing dan daya
tahan
Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi
41

Variasi Latihan Kedua Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah
Dibariskan, berdoa, penjelasan materi dipahami.
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Main part 1 Grid : 10m
Main part 1
1. Bagi menjadi beberapa
regu, setiap regu 3 orang.
2. permainan dimulai dari
Main part 2 pemain yang berjumlah lebih
banyak, kemdian melakukan
passing- backpass-passing dan
berlari mengganti posisi yang
ditinggalkan oleh pemain lain.
3. Ditambah stretching. Main part
1.Pemain melakukan
coordinasi kemudian
menerima passing dan
melakukan back pass.
Tujuan : meningkatkan suhu
tubuh dan akurasi passing.
Sesi Inti Regulasi

Grid : 10m x 10m


Permainan give and go
1. Pemain A melakukan
passing ke B, kemdian B
melakukan Backpass dan A
melakukan diagonal pass ke
area D. kemudian A berlari
kearea yg ditinggalkan pemain.
2. Pemain B berlari mengejar
bola dan melukan sama
seperti pemain A kepada
pemain C.
3. Ditambah stretching.
Tujuan : kecepatan
berpindah tempat, Akurasi
passing dan daya tahan.
42

Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi

Variasi Latihan Ketiga Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah
Dibariskan, berdoa, penjelasan materi dipahami.
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : 7m x 7m, 2 bola 6 orang

1. Pemain D dan B memberikan


passing kepada pemain kedua
pemain N.
2. Kemudian pemain N memindahkan
bola dengan melakukan passing
bergeser ke pemain A dan C, pemain
yang diluar usahakan satu sentuhan
dan pemain N maksimal dua
sentuhan.
3.Ditambah stretching.
Tujuan : meningkatkan suhu
tubuh, control pertama
diarahkan.
Sesi Inti Regulasi

Grid : A-BD 10m B-D 5m


Permainan give and go trangel.

1. Pemain A dan B melakukan


passing-Backpass, kemudian A
passing Ke C dan mengembalikan ke
pemain A2. Dan lakukan bergantian
ke D.
2. Pergeseran pemain
A-D-B-C-A
3.Ditambah
stretching.
Tujuan : kecepatan berpindah
tempat, Akurasi passing dan daya
tahan.
Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi
43

Variasi Latihan Keempat Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah
Dibariskan, berdoa, penjelasan materi dipahami.
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : 10m x 10m
Permainan backpass wallpass

1. Pemain A melakukan passing


ke B kemudian Backpass ke A.
dan A lari ke area kosong.
2. Pemain A melakukan passing ke
C, wallpass ke B dan begitu
seterusnya.
3. Ditambah stretching.
Tujuan : meningkatkan suhu
tubuh, kerjasama.
Sesi Inti Regulasi

Grid : 10m x 10m


Permainan give and go diagonal.

1. Pemain A passing ke pemain B


kemudian sprint ke arah B (lewat
samping marker).
2. Pemain B diagonal Passing C dan
sprint ke arah A dan lakukan sama
seperti pemain A.
3. Ditambah stretching.

Tujuan : Akurasi passing dan daya


tahan, kerjasama dan kekompakan.
Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi
44

Variasi Latihan Kelima Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah dipahami.
Dibariskan, berdoa, penjelasan
materi
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : A-B 10m A-C 5m

1. Pemain A melakukan passing ke


pemain B, kemudian B
mendribbling bola ke area C.
2. Pemain melakukan umpan segitiga dan
bertukar area.
3. Ditambah stretching.

Tujuan : meningkatkan suhu tubuh,


perbanyak sentuhan bola saat
dribbling.

Sesi Inti Regulasi


Grid : 15m x 15m

1. Pemain A melakukan passing ke


salah satu pemain N kemudian N
one two dengan N.
2. Pemain N memberikan kembali
umpan ke pemain A dan melakukan
passing ke pemain B, dan bergerak
kearah pemain B.
3. Ditambah stretching.
Tujuan : kecepatan, Akurasi passing,
daya tahan dan kerjasama.

Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi


45

Variasi Latihan Keenam Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah
Dibariskan, berdoa, penjelasan materi dipahami.
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : 7m x 7m

1. Salah satu pemain


melakukan passing
berhadapan.
2. kemudian mengontrol bola kearah
samping dan melakukan passing
kembali ketengah.
3. lakukan secara bergantian kiri dan
kanan, control kaki dalam dan luar.
4. Ditambah stretching.

Tujuan : meningkatkan suhu tubuh


Sesi Inti Regulasi

Grid : 15m x 15m

1. Pemain A melakukan passing


diagonal ke pemain D, pemain
wallpass ke pemain C, pemain C
passing diagonal ke pemain F.
2. Pemain AB lari menggangti
pemain DC untk melakukan hal
yang sama seperti tadi. Dan
bergantian EF yang ditengah.
3. Batasi sentuhan dengan satu kali
sentuh.

Tujuan : akurasi passing dan


membuka ruang.
Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi
46

Variasi Latihan Ketujuh Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah
Dibariskan, berdoa, penjelasan materi dipahami.
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : 7m x 7m

1. Pemain A melakukan passing


kepada pemain B, kemudian berlari
menuju ke area B.
2. pemain B melakukan passing
ke C dan begitu seterusnya.
3. variasikan dengan batasi
sentuhan dan putar arah.
4. Ditambah stretching.

Tujuan : meningkatkan
suhu tubuh,ballfeliing.
Sesi Inti Regulasi

Grid : 10m x 10m

1. Pemain A melakukan passing


kepada pemain N bersamaan
dengan pemain C melakukan
passing ke pemain D.
2. Pemain N melakukan one two
kearea B dan bersiap putar badan
untuk one two dengan pemain
D. bersamaan dengan pemain di
area B passing kepada pemain C

Tujuan : mencari ruang, Akurasi


passing dan daya tahan.
Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi
47

Variasi Latihan Kedelapan Tujuan Program


Atlet SSB Tasbih Medan Meningkatkan akurasi passing
Tempat : SSB Tasbih Medan Membiasakan passing gerak
Materi Latihan Regulasi
Pengantar: (5 Menit) Singkat,jelas,dan mudah dipahami.
Dibariskan, berdoa, penjelasan
materi
latihan
Sesi Pemanasan Regulasi
Grid : 7m x 7m

1. Setiap cone terdiri dari 3 orang.


2. Pemain A dan C melakkan passing
kearah B dan D secara bersamaan.
Kemudian A lari ke C dan sebaliknya.
3. ketika berpindah dengan samba.

Tujuan : meningkatkan suhu tubuh dan


mempersiapkan otot, kekompakan.

Sesi Inti Regulasi

Grid : Box 5mX5m Box-N 10m

1. Pemain N passing diantara box,


kemudian Hitam bergerak ketengah dan
wallpass kepada merah.
2. merah memberikan backpass
diantara cone samping, kemudian
Hitam berlari untuk melakukan
passing ke pemain N.
3. Posisi hitam dan Merah bergantian.

Tujuan : kecepatan berpindah tempat,


Akurasi passing dan ballfelling..

Pendinginan : mengumpulkan alat, menurunkan suhu tubuh, evaluasi

Anda mungkin juga menyukai