Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL SEMINAR PENJAS

PENGGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PENINGKATAN

KEKUATAN OTOT LENGAN PADA SISWA PUTRA

SMP YPBI 11 LUBUKLINGGAU

Disusun Oleh:

Nama : Nopandi Fairil

Npm : 6020083

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN REKREASI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,

taufik dan hidayah Nyalah penulis masih diberikan kesehatan maupun kesempatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun banyak halangan dan

rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah penulis selalu tegar menghadapinya.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung

pembuatan proposal skripsi ini. Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan

dan kelemahan baik dari segi materi kajian, pendekatan maupun cara penulisannya,

untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca, agar kedepannya

penulis dapat membuat Proposal skripsi sebaik mungkin.Semoga proposal seminar ini

dapat bermanfaat bagi pembaca, teman-teman mahasiswa lainnya dan juga tentunya

bermanfaat bagi penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Lubuklinggau, September 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................9
C. Rumusan Masalah...............................................................................................9
D. Tujuan Penelitian..............................................................................................10
E. Manfaat Penelitian............................................................................................10
BAB II KAJIAN TEORETIK..................................................................................12
A. Kajian Teori......................................................................................................12
1. Hakikat Permainan Tenis Meja.....................................................................12
a. Tenis Meja.................................................................................................12
b. Perlengkapan Olahraga Tenis Meja.........................................................14
c. Macam-Macam Teknik Dasar Tenis Meja................................................18
d. Peraturan Permainan Tenis Meja................................................................27
2. Hakikat Latihan.............................................................................................29
3. Hakikat Push Up...........................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................39
A. Metode Penelitan..............................................................................................39
B. Tempat Dan Waktu Penelitian..........................................................................39
C. Populasi Dan Sampel........................................................................................39
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................40
E. Analisis Data.....................................................................................................43
F. Hipotesis Statistika...........................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................45

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lapangan Tenis Meja.............................................................................15

Gambar 2. 2Net dan Tiang Tenis Meja.......................................................................16

Gambar 2. 3 Bet Tenis Meja........................................................................................17

Gambar 2. 4 Bola Tenis Meja.....................................................................................18

Gambar 2. 5 Pegangan Shakend Grip.........................................................................19

Gambar 2. 6 Pegangan Penholder Grip.....................................................................20

Gambar 2. 7 Pegangan Seemiller Grip.......................................................................21

Gambar 2. 8 Sikap Tubuh............................................................................................22

Gambar 2. 9 Langkah Kaki (Footwork)......................................................................24

Gambar 2. 10 Pukulan Forheand Drive......................................................................26

Gambar 2. 11 Pukulan BackHand Drive.....................................................................27

Gambar 2. 12 Push Up................................................................................................35

Gambar 3. 1 Sistem Matis Kerangka Berfikir Penelitian.......................................................37

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang

berbeda-beda, antara lain: untuk berprestasi, kesegaran jasmani, ataupun

rekreasi. Hakikat olahraga juga merupakan kegiatan fisik yang mengandung

sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang

lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam. Kegiatan olahraga meliputi

gaya pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat

atau jiwa sportif. Pada olahraga kelompok mendorong manusia saling

bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Olahraga memberi

kemungkinan pada tercapainya rasa saling mengerti dan menimbulkan

solidaritas serta tidak mementingkan diri sendiri. Pencapaian prestasi di

bidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang tepat guna. Tercapainya prestasi olahraga merupakan usaha yang dapat

diperhitungkan secara matang melalui pembinaan dini, penguasaan

kemampuan teknik, taktik, dan strategi serta melalui berbagai pendekatan.

6
7

Cabang olahraga tenis meja merupakan olahraga yang begitu dikenal dan

dimengerti masyarakat. Dalam upaya pembinaan prestasi dalam suatu cabang

olahraga tersebut sangat diutamakan. Karena hal ini, dapat berdampak positif

dari setiap aspek olahraga di negara ini. Apabila prestasi itu meningkat, maka

akan mengangkat nama baik daerah dan bangsa. Olahraga tenis meja ini

peminatnya cukup lumayan, dan peluang untuk mendapatkan prestasi

sangatlah besar. Pada cabang olahraga tenis meja Kota Sematang merupakan

salah satu cabang olahraga berpotensi untuk meraih prestasi. Untuk

meningkatkan prestasi pasti ada hal-hal yang mendukung proses peningkatan

prestasi pada setiap cabang olahraga, khususnya cabang olahraga tenis meja.

Untuk dapat bermain bermain tenis meja terlebih dahulu harus bisa

menguasai teknik-teknik dasar bermain tenis meha terlebih lagi jika

mahasiswa ingin mencapai prestasi yang baik. Berlatih menguasai

keterampilan dasar teknik dasar tenis meja memerlukan waktu dan proses

yang cukup panjang dikarenakan pemain dituntut memiliki unsur kekuatan,

kelentukan, kecepatan, dan kelincahan. Menurut Dieter Beutelstahl (2005:9),

teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan

bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan

cara yang paling ekonomis dan berguna. Teknik ini mempunyai bentuk

idealnya sendiri dengan bentuk serta aturan gerakan yang khas. Tetapi bentuk

ideal ini dapat kita modifikasi sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-
8

masing. Achamd damiri dan Nurlan Kusmaedi (1992:30) pada pokoknya

permaian tenis meja dapat dibedakan menjadi : (a) Pegangan (Grip), (b) Sikap

(Stance), (c) Jenis-jenis pukulan (Stroke), (d) Krja Kaki (Footwork).

Keterampilan teknik merupakan hal terpenting dalam tiap cabang

olahraga, dikarenakan dalam tiap pertandingan olahraga keterampilan cara

memegan bet (Grip), teknik siap sedia (Stance), keterampilan teknik pukulan

(Smash), sangat berpengaruh pada permainan. Untuk

itubeberapakomponenseperti teknik, taktik, latihan, serta konsidi fisik yang

prima sangat berperan penting dalam pertandingan terutama di cabang

olahraga permainan Tenis Meja. Menurut Damiri, Dkk. (1992) Pokokpokok

teknik dasar permainan tenis meja dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :1. Grip

(memegang bet).2. Stance (Sikap atau posisi bermain).3. Stroke (pukulan).4.

Footwork (gerakan kaki

Teknik memegang bad merupakan salah satu langkah awal paling penting

dalam belajar olahraga tenis meja. Jika sejak awal memegang bad sudah salah,

kemungkinan seorang pemaian tersebut akan menghadapi kesulitan dalam

latihan teknik bermain selanjutnya. Menurut Achamd Damiri dan Nurlan

Kusmaedi (1992:35), dua pegangan yang sering digunakan dala permainan

tenis meja yaitu 1) Shakend grip 2) Penhold grip.


9

Pukulan atau stroke menurut Sridadi dan kawan-kawan (2004:5) Kontrol

bola forehand dan backhand merupakan salah satu betuk latihan pengenalan

terhadap bola dan bet. Pemaian berusaha dengan peganganya untuk meyentuh

bet ke bola dalan hitungan waktu tertentu memantukan bola dengan bed ini

dapat di pantulkan atau dilambungkan.

Melalui pukulan yang berbeda-beda akan membuat lawan menanti

dengan terus menduga-duga pukulan apa yang akan dilakukan. Bila setiap

pemain melakukan pukulan dalam suatu tim menguasai jenis pukulan yang

berbeda, maka tim tersebut dapat memperoleh keuntungan secara strategis

karena membuat lawan selalu dalam kebingungan. Dalam hal ini peran

seorang pelatih sangat menjadi faktor penting dalam penentukeberhasilan

mahasiswa dalam menguasai teknik-teknik bermain tenis meja, maka dari itu

pelatih harus memilih metode dan program latihan yang tepat dan baik sesuai

dengan karakeristik mahasiswa yang dilatih.

Dalam observasi yang dilakukan di SMP YPBI 11 Lubuklinggau pada

latihan dan wawancara dengan pembina terdapat beberapa permasalah

dilapangan. Permasalahan yang terjadi pada siswa putra tenis meja di SMP

YPBI 11 Lubuklinggau adalah sulitnya mengontrol bola menyebrangi net hal

itu dikarenakan siswa kurang menguasai teknik pegangan bad maupun

pukulan yang baik dan benar. Posisi badan, lengan yang tidak benar saat
10

memukul bola membuat tidak adanya kekuatan pukulan sehingga bola tidak

menyebrangi net. Selain itu bola yang dipukul juga mempunyai arah yang

beragam ada yang melenceng ke samping kiri, samping kanan, dan tidak

menyebrangi net. Penguasan teknik memegang bad dan pukulan yang tidak

baik akan berdampak pada jalannya permainan dan prestasi yang dicapai.

Atas latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti mengangkat

permasalahan “Pengaruh Latihan Push Up Terhadap Peningkatan Teknik

Dasar Tenis Meja Pada Siswa putra SMP YPBI 11 Lubuklinggau”.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat banyak nya permasalahan yang akan di teliti, maka peneliti

membatasi permasalah dalam penelitian ini dengan membatasi hanya

meneliti“Pengaruh Latihan Push Up Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot

Lengan Pada Siswa putra SMP YPBI 11 Lubuklinggau”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah,

maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

“Bagaimana “Pengaruh Latihan Push Up Terhadap Peningkatan Kekuatan

Otot Lengan Pada Siswa putra SMP YPBI 11 Lubuklinggau”?


11

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan

kekuatan otot lengan dengan latihan push up pada Siswa putra SMP YPBI 11

Lubuklinggau.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat membuka dan menambah

wawasan atau ilmu pengetahuan bagi siswa, guru maupun atlit di bidang

olahraga khusunya mengenai adakah pengaruh Pengaruh Latihan Push Up

Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Lengan Pada Siswa putra SMP

YPBI 11 Lubuklinggau.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pelatih

1) Pelatih dapat mengetahui pelatihan push up dapat meningkatkan

kekuatan otot lengan

2) Sebagai bahan pertimbangan pelatih dalan program latihan

3) Mengetahuin latihan yang efektif dan efesien

b. Bagi atlet
12

1) Atlet dapat meningkatkan kemampua kekuatan otot legan dalam

tenis meja

4) Atlet bisa mengeluarkan seluruh potensi yang di miliki


13

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Kajian Teori

1. Hakikat Permainan Tenis Meja

a. Tenis Meja

Permainan tenis meja yang merupakan salah satu kelompok

permainan net. Pengertian tenis meja adalah suatu permainan yang

menggunakan meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net)

yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari celluloid dan

permainannya menggunakan pemukul atau yang disebut bet

(Depdiknas, 2003:3). Menurut Abdoellah (1981:541) permaian tenis

meja adalah suatu jenis permainana yang mengguanakan meja sebagai

empat untuk memantulkan bola yang di pukul seorang pemain dan

bola yang dipukul tersebut harus melewati net atau jarring yang di

pasang di tengah-tengah meja. Bola yang di pukul dan melewati net

ini harus memantul pada meja piha lawan, baru bola tersebut dapa

dikembaliakn oleh pihak lawan ke tempat semula dan juga harus

melewat atas net. Sarjana dan Sunarto (2010:39) juga berpendapat

tenis meja adalah permaian bola tanagkis di atas meja yang dimainkan

oleh dua atau empat orang dengan menggunakan betb(raket kayu

yang di lapis karet) dan bola sebesar jeruk nipis di tengah tenah-meja
14

terbentang tegak lurus net yang memisahkan pemain.Tenis meja

termasuk salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat dunia

umumnya dan masysarakat Indonesia khususnya. Di Indonesia, tenis

meja sudah sangat memasyarakat baik disekolah-sekolah, kampung-

kampung, instansi-instansi, perusahaanperusahaan, dan sebagainya.

Di kampung-kampung, olahraga ini menjadi salah satu cabang

olahraga yang sering dipertandingkan diacara Agustusan. Di tingkat

nasional, olahraga ini juga selalu muncul dalam daftar cabang-cabang

olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON).

Permainan tenis meja adalah salah satu permainan yang memerlukan

bet untuk memukul bola yang dipukul bolak-balik melewati net dan

masuk kelapangan. Tenis meja di mainkan pada arena lapangan

berbentuk empat persegi panjang yang datar dengan lebar 1,525 meter

dan panjang 2,74 meter. Serta net dengan tinggi 76 cm. Dalam

permainan tenis meja dikenal beberapa teknik dasar permainan yang

salah satunya pukulan forehand. Untuk bermain tenis meja maka perlu

menguasai teknik dasar permainan tenis meja yang baik. Sebab bila

tidak menguasai teknik dasar permainan dengan baik tentu akan

merugikan bagi pemain.

Pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan permainan tenis meja

adalah permainan net yang dimainkan oleh dua orang untuk tunggal
15

dan 4 orang untuk ganda yang berlawanan permaian ini

menggunakan raket yang terbuat dari papan kayu yang di lapisi karet

yang bisa di sebut bet, sebuah bola pingpong dan lapangan permainan

yang bernentuk meja.induk olahraga tenis meja di Indonesia adalah

PTMSI.

Tenis meja pertama kali di populerkan oleh bansa inggris pada

pertengahan abad ke-19, pada 15 januairi 19276 atas prakarsa

Dr.George Lehman dari jerman berdiri organisasi tenis meja tingkat

dunia dengan nama ITTF. Kemudian hingga sampai saat ini tenis

meja sudah berkembang di Indonesia melalu PTMSI.

b. Perlengkapan Olahraga Tenis Meja

1. Meja

Meja untuk permainan tenis meja berbentuk persegi

panjangdengan pemukaan meja rata dan dicat gelap pudar. Berikut

ukuran meja tenis:

 Panjang meja 271 cm dan diukur sampai garis tepi

panjangnya 274 cm.

 Lebar meja 152,5 cm.

 Tinggi meja dari lantai 76 cm.

 Tinggi net 15,25 cm.


16

Gambar 2. 1 Lapangan Tenis Meja

2. Jala (net) dan tiang

Permukaan meja akan dibagi menjadi dua oleh net yang

terbentang tegak lurus. Berikut ukuran jala:

 Panjang keseluruhan 183 cm.

 Tinggi dari permukaan meja 15,25 cm.

 Jarak tiang jala dengan meja masing-masing 15,25 cm.


17

Gambar 2. 2Net dan Tiang Tenis Meja

3. Alat pemukul (bet)

Bet dalam olahraga tenis meja adalah alat pemukul/raket

terbuat dari campuran kayu dan serat karbon yang digunakan untuk

memukul bola. Cara memilih bet tenis meja yang sesuai standar

adalah 85% terbuat dari bahan kayu. Lalu, sisanya adalah serat

karbon, serat kaca, dan kertas padat.

Pada bagian sisi raket yang biasa digunakan untuk menerima

bola, dilapisi karet licin dengan ketebalan 2 mm tanpa spons dan 4

mm dengan spons.
18

Gambar 2. 3 Bet Tenis Meja


4. Bola

Bola merupakan salah satu perlengkapan tenis meja paling

dasar selain bet. Sesuai dengan standarnya, bola yang digunakan

dalam permainan tenis meja adalah berbentuk bulat dengan

diameter 40 mm dan berat 2,7 gr.

Bahan dasar yang digunakan adalah plastik atau selulosa yang

tidak mengilap. Sementara itu, warna yang diperbolehkan adalah

putih atau oranye.

 Berat bola tenis meja 2,7 g dan ber diameter 40 mm.

 Warna bola tenis meja oranye atau putih dan terbuat dari bahan

selulosa ringan.
19

 Pantulan bola tenis meja harus mencapai 23-26 cm.

 Kualitas bola tenis meja ditandai dengan simbol bintang.

Gambar 2. 4 Bola Tenis Meja

c. Macam-Macam Teknik Dasar Tenis Meja

Macam-maca teknik dasar pencak silat meliputi sebagai berikut:

1) Teknik Memegang Bat

Terdapat sejumlah teknik memegang bet (grip) dalam tenis

meja, Dan bila pemain sudah terbiasa menggunakan salah satu

Grip tersebut,maka pemainakan terbiasa untuk mengunakan teknik

tersebut pada setiap pukulan (Hodges,2007:17).


20

a) Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)

Teknik ini merupakan teknik yang paling populer di

Amerika dan Eropa. Dengan memakai teknik ini, kamu bisa

menggunakan kedua sisi bet untuk bermain.

Gambar 2. 5 Pegangan Shakend Grip

b) Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)

Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip,

walaupun sebenarnya kebanyakan atlit tenis meja Asia

memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini, sisi yang

bisa digunakan untuk bermain hanya satu saja.


21

Gambar 2. 6 Pegangan Penholder Grip

c) Seemiller Grip

Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip,

karena dasar cara memegangnya masih hampir sama dengan

Shakehand grip. Hanya saja,bedanya adalah kalau Seemiller

grip ini masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-90

derajat ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di

sepanjang sisi bet.


22

Gambar 2. 7 Pegangan Seemiller Grip

2) Teknik Stance (Sikap atau Posisi Tubuh)

Stance disini berarti posisi kaki, badan dan tangan, pada saat

siap menunggu bola atau saat memukul bola, Menurut Damiri,

Ahmad dan Kusmaedi, Nurlan (1992:40-43).

Stance adalah teknik dasar tenis meja meliputi penempatan

posisi badan, kaki, dan tangan saat kondisi bertahan atau

menyerang lawan. Teknik stance terdiri dari dua jenis, yaitu:

a) Square Stance

Square stance bisa disebut dengan teknik positioning,

yaitu posisi tubuh mengarah ke meja. Umumnya, teknik


23

digunakan saat menerima bola servis atau posisi siap kembali

saat mendapatkan serangan dari lawan. Caranya, gerakkan satu

kaki selangkah ke depan, belakang, kanan, kiri, atau diagonal.

b) Side Stance

Teknik ini akan membuat pemain berada di posisi

menyamping baik di sisi kiri atau kanan. Saat melakukan

serangan, pemain harus mendekatkan bahunya ke net.

Tujuannya adalah agar pemain dapat menyerang dengan lebih

mudah.

Gambar 2. 8 Sikap Tubuh


24

3) Teknik Footwork (Gerakan Kaki)

Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah

otomatis digunakan dalam permainan ganda. Arah gerakan

Footwork dapat bisa ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke

samping kanan atau diagonal ke depan dan kebelakang. Pengunaan

kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bola

yang datang dengan posisi pemain saat Itu. Jika jaraknya sangat

dekat mungkin tidak susah diupayakan melangkahkan hanya 1

langkah kaki saja.

Jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain sedikit

jauh diupayakanmelangkah 2x saja sudah cukup. Tetapi jika

jaraknya cukup jauh (kirakira 3 meter) dari meja harus dicapai

dengan 3 langkah atau lebih.

Teknik footwork merupakan teknik gerakan kaki untuk

mendekati arah bola baik ketika menyerang atau bertahan. Berikut

ini adalah cara melakukan footwork:

a. Tekuk sedikit lutut kamu, kemudian berat badan dibagi kepada

dua kaki dan ditumpukan pada ujung kaki.


25

b. Kaki kanan mengikuti kaki kiri. Jika ingin melakukan

forehand, kaki kanan ditarik ke belakang. Sehingga, persis

seperti posisi awal saat melakukan pukulan.

c. Kembalilah ke posisi awal dan perhatikan arah bola setelah

melakukan pukulan.

d. ika ingin mencoba pukulan forehand, tarik kaki kanan ke

belakang. Sehingga, badan tepat pada posisi awal teknik

saat melakukan serangan. Lihat arah bola dahulu, lalu

kembali ke posisi awal. Saat memukul bola, jangan

memberikan gerakan tubuh dan perhatikan posisi lawan.

Gambar 2. 9 Langkah Kaki (Footwork)


26

4) Teknik Pukulan (Stroke)

Dalam permainan tenis meja Keterampilan Teknik sangat

berpengaruh dan penting dalam permainan, kemenangan pemain

dipengaruhi dengan keterampilan teknik apa yang dia pakai dan

penguasaan teknik itu sendiri. Untuk menguasai suatu permainan

pertandingan Tenis meja, diperlukannya penguasaan akan

pengetahuan serta teknik, temasuk juga teknik dalam pukulan

(Stroke). Menurut Damiri, Ahmad dan Kusmaedi, Nurlan

(1992:40-43).

Peraturan dan teknik dasar tenis meja juga terdiri dari dua jenis

pukulan, yaitu forehand dan backhand. Keduanya dapat dilakukan

secara lurus maupun menyilang meja. Berikut ini adalah

teknik dasar tenis meja forehand dan backhand.

a) Forehand Drive

Teknik forehand drive biasanya diterapkan saat bola

berada di kanan tubuh. Berikut adalah langkah-langkahnya:


27

 Rendahkan posisi tubuh, kemudian gerakkan tangan

dengan memegang bet ke arah pinggang. Jika tidak

kidal, gerakan bet ke arah kanan. Jika kidal, pemain

dapat menggerakkannya ke arah kiri.

 Posisikan siku membentuk sudut 90 derajat.

 Jika sudah, gerakkan tangan ke arah depan tanpa

mengubah siku.

Gambar 2. 10 Pukulan Forheand Drive

b) Backhand Drive

Backhand drive umumnya dilakukan jika bola berada di

sebelah kiri badan pemain. Berikut ini adalah langkahnya:

 Rendahkan posisi tubuh, kemudian gerakkan tangan ke

arah pinggang sebelah kiri.

 Posisikan siku membentuk sudut 90 derajat.


28

 Setelah itu, gerakkan tangan dan bet ke arah depan sambil

menjaga siku agar tetap dalam posisi 90 derajat.

Gambar 2. 11 Pukulan BackHand Drive

d. Peraturan Permainan Tenis Meja

Jika bola yang telah dipukul namun meleset, maka lawan akan

mendapatkan poin.

1. Servis dilakukan secara bergantian apabila terjadi poin

seri atau deuce dengan skor atau poin 10-10.

2. Pemain dinyatakan sebagai pemenang apabila telah

mengumpulkan skor 11 poin sebanyak dua set (Jika

memainkan tiga set), memenangkan 11 poin sebanyak

tiga set (Jika memainkan lima set).

3. Poin akan menjadi milik lawan apabila bola memantul

dua kali atau menyentuh garis tepi meja.


29

4. Poin akan didapatkan pemain apabila bola yang setelah

dipukul menyentuh net namun jatuh di area permainan

lawan.

5. Saat pertandingan ganda, setiap pemain diwajibkan

untuk memukul bola secara bergantian.

6. Pemain tenis meja dilarang keras untuk menyentuh

tenis meja.

7. Poin akan dianggap tetap sah apabila bola memantul ke

area samping tenis meja.

8. Pada pertandingan ganda, setiap pemain diharuskan

untuk berpindah tempat usai salah satu pihak

mendapatkan poin.

9. Poin didapatkan apabila salah satu pihak pemain tidak

dapat mengembalikan pukulan yang dilayangkan

kepada dirinya.

10. Rally point dengan skor 11 poin merupakan skor

maksimal yang berlaku dalam dunia tenis meja.

11. Poin akan tetap dianggap sah apabila bola mengenai

area bawah pergelangan tangan hingga jari. Namun

diharapkan bola selalu mengenai bet atau pemukul.


30

c) Pengertian Belajar

Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah di capai oleh

siswa dalam melakukan suatu proses pembelajaran baik itu

formal maupun non formal. Maka dari itu siswa yang ingin

mencapai hasil dari proses pembelajaran itu membutuhkan

perjuangan, hal ini juga di dukung parah ahli yaitu:

Menurut Bruner (Dhar, 1989:103) selama kegiatan belajar

berlangsung hendaknya siswa di biarkan mencari atau

menemukan sendiri makna segala sesuatu yang di pelajari.

Dari uraian di atas menurut pendapat saya kesimpulan

hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri

sesorang demi untuk mencapai suatu keberhasilan.

2. Hakikat Latihan

Latihan merupakan unsur yang sangat penting dalam olahraga, karena

prestasi seorang atlet salah satunya adalah tergantung dari intensitas latihan

atlet itu sendiri, menurut Bompa (2009: 10) “latihan merupakan aktifitas

olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara

progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis dan

fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Selanjutnya

Djoko Pekik (2002: 11) menjelaskan bahwa latihan (traning) adalah proses
31

penyempurnaan dalam berolahraga melalui pendekatan ilmiah khususnya

prinsip-prinsip pendidikan secara teratur dan terencana, sehingga dapat

mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan.

Menurut Sukadiyanto (2010: 7), latihan berasal dari kata bahasa

Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: ” practice,

exercices, dan training” adalah aktifitas untuk meningkatkan keterampilan

(kecakapan) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai

dengan kebutuhan dan tujuan olahraganya.

Pengertian latihan yang berasal dari kata exercise adalah perangkat

utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi

sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam

penyempurnaan geraknya. Sedangkan Pengertian latihan yang berasal dari

kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk

meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan teori dan praktek,

metode dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan

adalah suatu aktifias fisik yang berlangsung seara sistematis dan

berkesinambungan berisikan teori dan praktek yang berdasarkan prinsip-

prinsip guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang diinginkan.


32

a. Ciri-ciri latihan

Menurut Sukadiyanto (2010: 10) proses latihan selalu bercirikan

antara lain:

 Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih

baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu

(pentahapan), serta memerlukan perencanaan yang tepat dan

cermat.

 Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur

maksudnya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan

berkelanjutan (kontinyu). Sedang bersifat progresif maksudnya

materi latihan diberikan dari yang mudah ke yang sukar, dari

yang sederhana ke yang lebih sulit (kompleks), dan dari yang

ringan ke yang lebih berat.

 Pada setiap satu kali tatap muka (satu sesi/satu unit latihan)

harus memiliki tujuan dan sasaran.

 Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar

pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relatif

permanen.

 Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang

direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor

kesulitan, kompleksitas gerak,dan penekanan pada sasaran

latihan.
33

Dalam penelitian ini proses latihan servis atas bolavoli

dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki teknik gerakan memukul

pada servis bolavoli dengan sistematis dan berkelanjutan

menggunakan metode latihan bola yang digantung dengan

memperhitungkan tingkat keberhasilan latihan.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Suharjana (2013: 40) mengatakan “Prinsip–prinsip latihan adalah

sebagi berikut:

 Prinsip adaptasi khusus (Spesific Adaptation Demand).

Dengan latihan secara normal, maka perhitungan jumlah

tenaga yang dipergunakan untuk melawan beban akan

berkurang, hal ini disebabkan oleh adaptasi latihan.

 Prinsip Beban Berlebih (The Overload Principle). Prinsip

beban berlebih dapat dilakukan dengan pembebanan dalam

latihan harus lebih berat dibanding dengan kemampuan yang

bisa diatasi.

 Prinsip Beban Bertambah (The Principle of Progressive

Resistance). Prinsip beban bertambah dapat dilakukan dengan

meningkatkan beban secara bertahap dalam suatu program

latihan. Progressive (kemajuan) adalah kenaikan beban latihan


34

dibandingkan dengan latihan yang dijalankan sebelumnya.

Peningkatan beban dapat dilakukan dengan penambahan set,

repetisi, frekuensi, atau lama latihan.

 Prinsip Spesifikasi atau kekhususan (The Principle of

Specificity). Latihan yang dilakukan harus mengarah pada

perubahan fungsional. Prinsip kekhususan meliputi kekhususan

terhadap kelompok otot atau sistem energi yang akan

dikembangkan. Latihan yang dipilih harus sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai.

c. Tujuan latihan

Menurut Sukadiyanto ( 2010: 11) tujuan latihan secara umum

adalah untuk membantu para pembina, pelatih, dan guru olahraga agar

dapat menerapkan dan memiliki kemampuan secara konseptual serta

keterampilan dalam membantu mengungkapkan potensi olahragawan

mencapai puncak prestasi. Sedangkan sasaran latihan secara umum

adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keseiapan olahragawan

dalam mencapai puncak prestasi. Tujuan dan sasaran latihan dapat

bersifat untuk yang jangka panjang maupun pendek.

Menurut Bompa (2009: 121) faktor dasar latihan meliputi

persiapan fisik, teknik, taktik, strategi, kejiwaan dan kesiapan teori


35

akan selalu ada dalam setiap program latihan olahraga. Jika dilihat dari

pendapat dia atas maka tujuan dari latihan adalah untuk meningkatkan

kemampuan atlet atau olahragawan dalam memaksimalkan potensi

yang dimilikinya sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi

atlet semaksimal mungkin.

3. Hakikat Push Up

Secara umum definisi kekuatan adalah menggunakan atau

mengarahkan daya dalam mengatasi suat tahanan atau hambatan tertentu

(Kemenpora, 2009). Untuk menunjang semua aktifitas agar bisa dilakukan

dengan maksimal maka penggerak tubuh yaitu otot rangka harus dilatih

untuk meningkatkan kualitas kerjanya, salah satunya adalah otot lengan.

Menurut Sajoto (1995), kekuatan otot lengan adalah kemampuan serabut otot

lengan untuk menahan beban tertentu dalam jangka waktu yang tertentu.

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994), ada beberapa variasi dalam

melakukan push up, diantaranya :1.Push uptangan menumpu pada bangku.

2. Push upkaki ditinggikan.Otot-Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Push

UpMenurut Hasmyati (2009), otot yang bekerja saat push up meliputi :

Erector Spinae, Pectoralis Major, Deltoideus, Triceps, Pronator Terres,

Infraspinatus, Rhomboid Major.


36

Berdasarkan pendapat di atas, dapat saya simpulkan bahwa latihan

push up adalah salah satuh latihan untuk meningkatkan kekuatan otot

legan dalam olahraga tenis meja. Push up dalam penelitian ini di lakukan

dengan posisi tengkurap lalu diangkat naik dann turun sedikit cepat 2

repitisi 3 set. Peneliti Push up ini bisa juga menggunakan alat atau tidak

seperti gambar di bawah ini;

Gambar 2. 12 Push Up

A. Penelitian Relevan

Penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang

ditemukan dan menghindari plagiasi, sehingga dapat digunakan sebagai acuan

pada penyusunan kerangka berpikir. Adapun hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini adalah:

1.Dixon E.M. Taek Bete (2020),Pengaruh Latihan Push-UpTerhadap

Peningkatan Kekuatan Otot Lengan pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli di

SMPK Nurobo.penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis


37

metode eksperimen yaitu One Group Pre-Post Test Design. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes perlakuan dan dokumentasi,

Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah t- test Sampel

Sejenis. Hasil analisis data ditemukan bahwa rerata tes awal kekuatan otot

lengan sebesar 11,5, rerata tes akhir sebesar 12,4 dah t-hitung = 8,99. Hasil

perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan df : N-1 (10-1), dalam t tabel

pada taraf signifikan 5% maka didapat t-hitung 8,99 > ttabel 1,833 (5%).

Dengan demikian Hipotesis Alternif (Ha) yang menyatakan “Latihan push-up

terhadap kekuatan otot lengan pada siswa ekstrakurikuler bola voli di

SMPK Nurobo” diterima sedangkan Hipotesis Nihil (Ho) ditolak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data yang

diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Latihan push-up dapat

meningkatkan kekuatan otot lengan pada siswa ekstrakurikuler

Bola Voli di SMPK Nurobo sebesar 29%.


38

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan suatu landasan teori yang sudah di bahas diatas maka

dapat digambarkan skema sistematis latihan berikut;

Tenis Meja

T.dasar Tenis Meja

Latihan Push UP

Kekuatan Otot

Gambar 3. 1 Sistem Matis Kerangka Berfikir Penelitian

Salah satu faktor terpenting di dalam olahraga tenis meja yaitu

diperlukan kekuatan otot lengan yang baik untuk mencipatkan suatu gerakan

pukulan, yang yang keras selain itu seorang olahragawan tenis meja harus

menguasi dasar kekuatan yang baik agar seorang mahasiswa mampu

mengasilkan suatu permainan dan teknik yang bagus. Untuk mencapai

prestasi yang di inginkan mahasiswa harus melakukan latihan yang

rutin. Oleh karena itu pembina maupun pelatih harus mampu membuat dan

memahami suatu program latihan apa saja yang di butuhkan oleh mahasiswa
39

dalam meningkatkan prestasi olahraga.Oleh karena itu peneliti memilih

Pelatihan push up, dengan penelitian ini menduga latihan push updapat

berpengaruh terhadap meningkatkan kekuatan oto lengan Siswa putra SMP

YPBI 11 Lubuklinggau.

C. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006: 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Maka, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan push up

terhadap peningkatan kekuatan otot lengan pada Siswa putra SMP YPBI 11

Lubuklinggau.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan push up terhadap

peningkatan kekuatan otot lengan pada Siswa putra SMP YPBI 11

Lubuklinggau.
40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperimen atau

Eksperimen Semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Push

Up terhadap kekuatan Otot Lengan Siswa Putra tenis meja SMP YPBI 11

Lubuklinggau.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat latihan tenis meja akan dilaksanakan di kampus SMP YPBI 11

Lubuklinggau pada waktu sore hari saat Siswa Putra tenis meja di mulai pada

pukul 15:00 sd selesai, penelitian ini di lakukan selama 6 minggu, dengan 3

kali pertemuan dalam satu minggu.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristikk tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulanya

(Sugiyono,2018:117). Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi


41

penelitian adalah seluruh Mahasiswa Siswa Putra tenis meja SMP YPBI

11 Lubuklinggau berjumlah 10 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak akan mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang di ambil dari

populasi itu. (Sugiyono,2018:118). Maka pada penelitian ini sampel yang

di gunakan adalah sebanyak 5 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan hasil yang

di peroleh dari pengukuran yang di ambil saat pre test dan post test.

1. Definisi Konseptual

Definisi program oprasional dalam penelitian ini di gunakan untuk

menjelaskan konsep atau istilah penting terkait dengan penelitian ini.

Definisi program oprasional dalam penelitian ini di rumuskan yaitu:

a. Pretest adalah memberikan test dan memberikan petunjuk agar tidak

terjadi kekeliruan dalam melaksankan tes, sampel melakukan tes push

up
42

b. Treatment adalah memberikan pelatihan push up selama 6 minggu dan

dilaksanakan 3 kali dalam 1 minggu.

c. Post test adalah melakukan tes akhir setelah menjalankan latihan

selama 6 minggu, sampel melakukan tes kembali yang di pelajari

dalam 6 minggu terakhir.

2. Jenis Instrumen Penelitian

Di dalam suatu penelitian, alat pengambilan suatu data atau instrumen

menentukan kualitas data yang di kumpulkan, dan kualitas data ini

menentukan kualitas penelitian. Instrumen yang di gunakan dalam

penelitian ini sebagai alat pengumpulan data adalah instrumen wawancara,

observasi dan tes.

Data yang akan di dapatkan dari hasil pengukuran latihan push up

terhadap meningkatkan kekuatan otot lengan mahasiswa tersebut, data ini

merupakan jenis data yang dapat di ukur secara langsung atau data

kuantitatif. Agar hasil pengukuran dan tes ini dapat di katakan valid atau

terandal, alat alat yang akan di gunakan di terakan terlebih dahulu.

3. Kisi Kisi Intrumen Penelitian

dikemukakan oleh Nurhasan dalam bukunya yang berjudul Tes Dan

Pengukuran Pendidikan Olahraga (2000:140) bahwa gerakan push-up

dilakukan dalam posisi berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan


43

dilipat disamping badan, kedua tangan menekan lantai dan diluruskan,

sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan

garis lurus, setelah itu diturunkan badan dengan cara membengkokkan

lengan pada siku, sehingga badan menyentuh lantai. Pelatihan push-up

juga akan memberikan peningkatan komponen biomotor kekuatan juga

merupakan salah satu komponen yang dapat dengan cepat ditingkatkan.

a. Push Up

1) Tujuan

Untuk mengukur kekuatan otot lengan mahassiwa dalam

melakukan suatu pukulan keaarah lawan..

2) Alat dan fasilitas

a) Matras

b) Alat tulis

3) Pelaksanaan

a) Testee berada di posisi push up

b) Setelah aba aba mulai, testee melakukan push up 2 repitiss 2

set

b. Kekuatan

1) Tujuan

Untuk dapat memukul dengan keras ke daerah lawan

2) Pelaksanaan
44

a) Pukulan

 Testee berdiri sikap dengan melakukan persiapan

memegang bat

 Kemudian testee memukul pada saat bola di kembalikan

dari daerah lawan.

E. Analisis Data

Teknik analisis data yang di gunakan pada penelitian ini mengunakan

uji “t” merupakan salah satu tes statistik untuk menguji kebenaran atau

kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa di antara dua buah sampel yang

di ambil populasi sama, hipotesis Ha dengan suatu persyaratan bahwa suatu

sampel yang di gunakan terdistribusi normal dan homogen.

Data-data yang terkumpul kemudian akan dianalisa dengan:

(Sudjana, 1989:67)

terangan:

x= rata-rata sampel

ΣXi = jumlah skor dalam sampel

n = banyak skor
45

F. Hipotesis Statistika

Berdasarkan suatu kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka

dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh latihanlatihan push up terhadap peningkatan

kekuatan otot lengan pada UKM tenis meja STKIP-PGRI

Lubuklinggau.

Ho : Tidak ada pengaruh latihan latihan push up terhadap peningkatan

kekuatan otot lengan pada UKM tenis meja STKIP-PGRI

Lubuklinggau
46

DAFTAR PUSTAKA

Pujianto, A. (2015). Profil kondisi fisik dan keterampilan teknik dasar atlet tenis

meja usia dini di kota semarang. Journal of Physical Education Health and

Sport, 2(1), 38-42.

YULIANTO, Fajar RP. Study Analisis Ketermpilan Teknik Bermain Cabang

Olahraga Permainan Tenis Meja. Jurnal Kesehatan Olahraga, 2015, 3.2

Situta Tugas Siswa (2016).Tenis Meja Lengkap Di Unduh Dari

http://situstugassiswa.blogspot.com/2016/07/makalah-tenis-meja-lengkap-

sejarah.html

Bola Dan Sports (2012) Teknik Dasar Tenis Meja Di Unduh Dari

https://kumparan.com/info-sport/teknik-dasar-tenis-meja-ini-penjelasan-

lengkapnya-1wDIQJ0Qiv8/2

Bete, D. T. (2020). Pengaruh Latihan Push-Up Terhadap Peningkatan Kekuatan

Otot Lengan pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli di SMPK Nurobo.

Ciencias: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 3(2), 93-101.

Arikunto (2006 : 71) Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian tindakan kelas. PT.

Bumi Aksara. Jakarta.

Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Sleman: Literasi Media

Publishing.
47

Anda mungkin juga menyukai