KATA PENGANTAR
praktikum pada pembelajaran biologi materi tentang mikroba, sehingga dapat menguasai
keterampilan di laboratorium secara maksimal sesuai dengan apa yang didapat selama
mengikuti pembelajaran.
Petunjuk praktikum mikroba ini meliputi, SOP Praktikum, Tata Tertib Praktikum,
Praktikum I, Praktikum II, Praktikum III, Praktikum IV, Evaluasi, Glosarium, dan Riwayat
Hidup Penulis. Penulis menyadari penulisan petunjuk praktikum ini belumlah sempurna dan
masih membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu masukan dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga petunjuk praktikum ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Tata Tertib Praktikum...............................................................................................................iii
Sop Praktikum Laboratorium Pembelajaran Biologi................................................................iv
Praktikum 1 Pengenalan Alat Laboratorium.............................................................................1
Raktikum 2 Sterilisasi Dan Pembuatan Mediuam Agar............................................................5
Praktikum 3 Teknik Isolasi Mikroba Secara Streak Plate.......................................................10
Praktikum 4 Uji Daya Antibakteri Sari Pati.............................................................................13
Prosedur Dalam Melakukan Uji Daya Antibakteri..................................................................19
Daftar Pustaka..........................................................................................................................21
Glosarium.................................................................................................................................22
Riwayat Penyusun....................................................................................................................24
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
2. Lima belas menit sebelum acara praktikum dimulai praktikan harus berada di ruang
praktikum.
3. Praktikan akan diberi pretest dan posttest, apabila saat pretest score yang diperoleh
≤70 maka tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
7. Sebelum praktikum dimulai praktikan harus sudah siap dengan acara praktikum yang
akan dilaksanakan.
9. Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan pada acara praktikum bersangkutan akan
diberi nilai nol.
11. Praktikan yang tidak mengikuti acara praktikum tidak diperbolehkan praktikum
susulan
12. Nilai praktikum diambil dari: a) aktivitas, dan laporan: b) Ujian praktikum.
13. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.
iii
SOP PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMBELAJARAN BIOLOGI
A. LARANGAN
1. Dilarang merokok, makan, minum di laboratorium.
2. Dilarang membuang sampah, dan bahan lain didalam wastafel, laci meja, dan lantai.
3. Dilarang menulis dan atau mencoret-coret dinding dan permukaan meja.
B. KEWAJIBAN
Periksa kelengkapan alat dan melaporkan setiap kerusakan alat pada laboran, staf/ kepala
laboratorium
1. Mengisi daftar hadir dan melaporkan kegiatan individual kepada kepala
laboratorium.
2. Memahami dan mengikuti petunjuk penggunaan alat.
3. Membersihkan sisa praktikum penelitian pada setiap meja dan wastafel tempat Anda
bekerja.
4. Kegiatan mahasiswa di laboratorium harus diketahui kepala laboratorium atau
penanggung jawab praktikum, dan menggunakan jas lab.
5. Bila terjadi kerusakan terhadap alat, setiap pemakai wajib mengganti kerusakan
komponen atau alat dengan spesifikasi yang setara.
6. Peralatan yang telah selesai di gunakan dikembalikan kepada laboran dalam keadaan
bersih dan kering.
7. Setelah melakukan kegiatan, ruangan laboratorium harus dalam keadaan bersih.
C. ANJURAN
1. Ambil bahan seperlunya dan gunakan sendok zat yang sesuai dan bersih.
2. Gunakan alas yang tepat (kertas perkamen, botol timbang, kaca arloji, cawan, dsb)
ketika menimbang.
3. Gunakan air secukupnya dan membuka kran tidak berlebihan.
4. Buanglah sampah atau sisa praktikum pada tempat yang telah disediakan.
D. SANKSI
1. Teguran.
2. Dianggap tidak hadir dalam praktikum.
3. Tidak diizinkan masuk dalam kegiatan praktikum / perkuliahan.
iv
E.ATURAN PRAKTIKUM
v
PRAKTIKUM 1
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
B. Tujuan Praktikum
Siswa dapat mengetahui bentuk, jenis dan fungsi peralatan yang digunakan saat
praktikum.
C. Dasar Teori
penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan
ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau
teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang
menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai pendekatan
antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga
dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
1
E. Prosedur kerja
Amatilah alat-alat yang ada dilaboratorium, kemudian dokumentasikan serta baca
aturan pakai dan pahami fungsi serta cara kerjanya.
2
6 Hot plate Digunakan untuk sterilisasi
alat dengan cara perebusan
dan sebagai pemanas NA
yang sudah ditempatkan di
erlenmeyer.
3
13 Pinset Digunakan untuk menjepit
alat atau benda yang
bertujuan mengurangi
paparan mikroba.
4
PRAKTIKUM 2
STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIUAM AGAR
B. Tujuan Praktikum
Siswa dapat mengetahui tahapan sterilisasi dan pembuatan medium agar.
C. Dasar Teori
1. Sterilisasi
dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobi ologi dalam usaha
bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma.
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo, 1990). Bahan
atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril.
Steril artinya tidak di dapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik
yang mengganggu atau mertsak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang
sedang di kerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan
5
terbagi menjadi 2 penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan
2. Media agar
magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor, cobalt, hidrogen, oksigen dansulfur.
differensial. Media juga digunakan untuk membawa material dari tempat lain ke
laboratorium, agar mikroba itu tetap hidup sampai di laboraturium. Media yang di
butuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia,
sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaidah kimia. Media untuk
putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena terdapat
kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media ini
adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai
bunsen, kaki tiga, mortal, alu, hot plate, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia,
6
semprot, ember alumunium, pematik api, oven, jangka sorong, perforator dan
nampan.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: daun pacar kuku
NA (nutrient agar), Alkohol 70%, spritus, alumunium foil, kain kasa, cotton bud,
E. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses Sterilisasi
petri, gelas ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, dan magnetik stirer dengan air yang
menggunakan hot plate, rebus dengan suhu 300oC dengan menutup ember
70% kemudian panaskan oven dengan suhu awal 80 oC, kemudian masukan alat-
alat yang telah direbus kedalam oven untuk proses pengeringan dengan suhu 80 oC
selama 30 menit dan semprotkan 70% alkohol pada tissue, kemudian oven selama
30 menit dengan suhu 80oC. Ambil bahan yang telah dikeringkan dalam oven
dengan menyemprot alkohol 70%. Bahan seperti Alumunium foil dan cutton bud,
7
tersebut di atas api. Selain itu digunakan pengerjaan secara aseptis untuk
beralaskan aluminium foil yang telah disterilkan dengan alkohol 70% dan
dengan alumunium foil kemudian mengatur suhu hot plate hingga 100oC tunggu
hingga mendidih.
c. Menurunkan suhu hingga 0oC dan mematikan magnetik stirer. Setelah suhu turun
naikkan suhu hot plate hingga 120oC tunggu sampai Na tercampur dengan rata dan
dalam oven dengan ketebalan 1-2 cm. Menutup cawan petri menggunakan tisu
8
f. Menyemprotkan kembali alkohol 70% ke dalam oven. Tutup kembali dan
F. Evaluasi
PRAKTIKUM 3
TEKNIK ISOLASI MIKROBA SECARA STREAK PLATE
9
A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Siswa dapat menguasai teknik isolasi mikroba secara streak plate atau penggoresan.
B. Tujuan Praktikum
Siswa dapat membedakan macam-mavam teknik isolasi mikroba secara streak plate
atau goresan.
C. Dasar Teori
kultur murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni sangat berguna di dalam mikrobiologi
sebagai biakan murni dalam media buatan. Ada beberapa isolasi mikroba yakni
1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke
2. Metode tuang atau pour plate yaitu mencampur suspensi bakteri dengan medium
3. Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menuangkan suspensi bakteri ke
atau L glass. Pada pemindahan bakteri dari media lama ke media baru diperlukan
ketelitian dan kesterilan pada alat alat yang digunakan supaya dapat dihindari
terjadinya kontaminasi.
10
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Bunsen
6. Bakteri Helicobacter pylori
7. Alkohol
E. Cara Kerja
1. Pakai masker dan sarung tangan yang steril dan semprotkan alkohol pada tangan
2. Menyiapkan media agar (Nutrien Agar)
3. Panaskan jarum ose dengan cara melewatkan jarum ose diatas api bunsen.
4. Ambil bakteri Helicobacter pylori dengan menggunakan jarum ose.
5. Goreskan bakteri pada permukaan cawan petri dengan metode zig-zag dan hati-hati.
6. Setiap kali penggoresan, jarum ose harus di semprotkan dengan alkohol dan di
lewatkan diatas api bunsen.
7. Tutup cawan petri dengan tissu yang sudah steril dan di semprotkan alkohol.
8. Inkubasi di dalam oven dengan suhu ruang selama 24 jam dan amatilah pertumbuhan
bakterinya
11
Gambar 2. Streak plate method secara goresan T sinambung/zig-zag
(sumber:infolabmed,2021)
PRAKTIKUM 4
UJI DAYA ANTIBAKTERI SARI PATI
DAUN PACAR KUKU (LAWSONIA INERMIS) TERHADAP ZONA HAMBAT
BAKTERI HELICOBACTER PYLORI
12
A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Siswa mampu melakukan uji daya antibakteri sari pati daun pacar kuku (Lawsonia
inermis) terhadap zona hambat bakteri Helicobacter pylori dengan menggunakan metode
kertas cakram.
B. Tujuan Praktikum
2. Teknik menghitung zona hambat sari pati daun pacar kuku (Lawsonia
inermis)
C. Dasar Teori
konsentrasi kecil yang mampu menghambat dan bahkan membunuh proses kehidupan
menghambat pertumbuhan bakteri. Suatu zat aktif dikatakan memiliki aktifitas sebagai
anti bakteri apabila dalam konsentrasi yang rendah mampu memberi daya hambat
menghambat kerja enzim. Senyawa-senyawa yang berperan dalam merusak dinding sel
yaitu fenol, tanin, saponin, flavonoid, serta alkaloid. Senyawa tersebut berpotensi
sebagai antibakteri alami pada bakteri pathogen, misalnya terhadap bakteri Helicobacter
13
Antibakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteriostatik dan bakterisidal,
E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Sari Pati Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis)
Pembuatan sari pati daun pacar kuku di lakukan dengan penelitian (Pratiwi,
2014:4) yaitu: menyiapkan daun pacar kuku yang masih segar dan tidak
terkontaminasi oleh hama, daun pacar kuku harus dicuci untuk menghilangkan
14
anginkan,setelah kering lumat daun pacar kuku dengan mortal dan halus sampai sari
pati daun pacar kuku keluar, buat sari pati dengan masing-masing konsetrasi 20, 25,
daun pacar kuku,untuk control positif menggunakan Promag yang ditambahkan 100
Tabel 1.1
Konsentrasi Daun Pacar kuku
No Konsentrasi Perlakuan
1 K+ Promag + 100 mL aquadest
2 K1 20 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
3 K2 25 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
4 K3 30 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
5 K4 35 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
6 K- 100 Aquadest
2) Memanaskan daerah bibir cawan petri yang berisi NA dengan bunsen selama 1
tanpa terputus.
15
4) Memasukkan kertas cakram yang sudah dibentuk menggunakan perforator
dengan diameter 5,5 mm sebanyak 5 buah untuk masing- masing cawan petri
5) Letakkan 1 kertas cakram kontrol positif pada bagian tengah cawan petri yang
Zona hambat merupakan daerah bening yang berada disekitar perlakuan dan
tidak terdapat pertumbuhan koloni dari bakteri apapun. Diameter zona hambat sangat
Zona hambat adalah daerah bening yang berada disekitar perlakuan dan tidak terdapat
pertumbuhan koloni dari bakteri apapun. Diameter zona hambat sangat dipengaruhi
oleh konsentrasi ekstrak dalam suatu perlakuan. Pengukuran zona hamabt antibakteri
dapat dilihat dengan terbentuknya zona bening (Indrawati & Riski, 2017:77). Zona
hambat ataupun daerah bening yang ada disekitar perlakuan dapat diukur dengan
Natrium Agar
Zona bening
Kertas cakram
16
F. Lembar Pengamatan
Tabel 1.2
Diameter Zona Hambat Bakteri helicobacter pylori
Diameter Zona Hambat (Mm) Respon
Kensentrasi P1 P2 P3 P4 P5 X ± SD zona
hambat
K0 Promag
K1 : 20 gr
K2 : 25 gr
K3 : 30 gr
K4: 35 gr
(Sumber : Modifikasi Natasia, 2020:34)
G. Evalusi
1. Senyawa apa yang terdapat di dalam daun pacar kuku (Lawsonia inermis) yang dapat
menghambat pertumbuhan dari bakteri Helicobacter pylori?
2. Apa saja zat kimia yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri serta teknik apa
yang biasa digunakan dalam menguji daya antibakteri?
17
QR CODE UNTUK CONTOH PRAKTIKUM 1-4
18
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN UJI DAYA ANTIBAKTERI
5. Menyiapkan daun pacar kuku 6. Mencuci daun pacar kuku dan keringkan
19
7. Penimbangan daun 8. Pembuatan sari pati
20
DAFTAR PUSTAKA
Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th Edition. New York :Worth Publisher Inc.
Devi, S., & Mulyani, T. (2017) Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Pacar Kuku (Lawsonia
inermis Linn) Pada Bakteri pseudomonas Aeruginosa). Jurnal of current
pharmaceutical sciens, 1(1), 32-33.
Fitri, A., Wiranto, A., Karina., Hawaidah, N., Lestari, D.E., Nurhidayati, A., dkk. (2014).
Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba. Jurnal Praktikum
Mikrobiologi Dasar, 1-10.
Hidayat, M. N. Hifiza, A. & Asmar, I. (2013). Uji Daya Hambat Ramuan Herbal (Bawang
putih, Daun sirih, dan Kayu manis) Terhadap Pertumbuhan Basillus subtilis dan
Eschiricia coli. Ilmu Industri Peternakan. 1 (1), 13-23.
Lahsmin, Y. K. (2016). Pengaruh Konsentrasi Pigmen Warna Dari Daun Pacar Kuku
(Lawsonia Inermis L.) Terhadap Efisiensi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Skripsi;
Sains Jurusan Fisika pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin: Makassar Hal 24.
Mastika, N., Adnyana, I.B.P., Setiawan, G.N.A. (2014). Analisis standarisasi laboratorium
biologi dalam proses pembelajaran di SMA negeri kota denpasar. E-journal
program pascasarjana universitas pendidikan ganesha. 4. 1-3.
Mikdarullah & Nugraha, A. (2017). Teknik Isolasi Bakteri Proteolitik Dari Sumber Air
Panas Ciwidey, Bandung. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 15 (1). 11-14.
Natasia, Y. (2021). Uji Daya Antibakteri Sari Pati Daun Sirsak (Annona Muricata) Terhadap
Zona Hambat Escheria Coli Sebagai Pengembangan Petunjuk Praktikum Berbasis
QR Code Bagi Mahasiswa. (Skripsi, STKIP-PGRI Lubuklinggau).
21
Thohari, N. M., Pestariati, P., & Istanto, W. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Sebagai Media Alternatif NA (Nutrient Agar) Untuk Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli. Analis Kesehatan Sains, 8(2).
Thohari, N.M., Pestariati., istanto, W. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau (Vigna
radiata L.) Sebagai Media Alternatif Na (Nutrient Agar) Untuk Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli. E-jurnal analisis kesehatan sains, 8(2). 725-726.
GLOSARIUM
A
Anaerob : Tidak membutuhkan oksigen
B
Bakteri : kelompok mikrooganisme bersel satu yang sangat beragam
dan ada dimana-mana
D
Denaturasi : Proses perubahan bentuk dan struktur protein
G
Gram negatif : Bakteri gram negatif adalah yang tidak mempertahankam zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan gram
Gram positif : Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alkohol
H
Homogen : Suatu campuran yang mempunyai komposisi seragam serta
22
tidak dapat dibedakan
I
Infeksi : Suatu kondisi adanya mikroorganisme atau benda asing yang
masuk ke tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit
K
Kontaminasi : Terjadinya pencampuran atau pencemaran terhadap unsur lain
M
Metabolisme : Proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup
N
Nutrient agar : Media yang digunakan dalam menumbuhkan serta
membiakkan bakteri
O
Oksidasi : Interaksi antar molekul oksigen dengan zat lain
P
Penyakit : Terganggunya fungsi tubuh yang terjadi sebagai respon
terhadap infeksi
S
Steril : Bebas dari kontaminasi
23
Sterilsisasi : Suatu upaya untuk membunuh mikrooganisme
Z
Zona hambat : Suatu petunjuk adanya respon penghambat bakteri oleh suatu
Senyawa
RIWAYAT PENYUSUN
Sekolah Menengah Pertama di SMPN Muara Lakitan dan menyelesaikan pada tahun 2016.
Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN Muara Lakitan dan
menyelesaikan pada tahun 2019. Pada tahun 2019 penulis diterima dan terdaftar sebagai
mahasiswa di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau pada Fakultas Sains dan Teknologi
program studi Pendidikan Biologi. Selama perkulihan penyusun aktif dalam beberapa
kegiatan baik didalam maupun diluar kampus seperti mengikuti Organisasi HIMABIO, HMJ
PMIPA, Paduan Suara serta anggota P2K ORMAWA 2022 (Program Penguatan Kapasitas
24