Anda di halaman 1dari 30

i

KATA PENGANTAR

Petunjuk praktikum ini disusun untuk membantu siswa dalam melaksanakan

praktikum pada pembelajaran biologi materi tentang mikroba, sehingga dapat menguasai

keterampilan di laboratorium secara maksimal sesuai dengan apa yang didapat selama

mengikuti pembelajaran.

Petunjuk praktikum mikroba ini meliputi, SOP Praktikum, Tata Tertib Praktikum,

Praktikum I, Praktikum II, Praktikum III, Praktikum IV, Evaluasi, Glosarium, dan Riwayat

Hidup Penulis. Penulis menyadari penulisan petunjuk praktikum ini belumlah sempurna dan

masih membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu masukan dan saran dari pembaca sangat

diharapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga petunjuk praktikum ini bermanfaat bagi

kita semua.

Lubuklinggau, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Tata Tertib Praktikum...............................................................................................................iii
Sop Praktikum Laboratorium Pembelajaran Biologi................................................................iv
Praktikum 1 Pengenalan Alat Laboratorium.............................................................................1
Raktikum 2 Sterilisasi Dan Pembuatan Mediuam Agar............................................................5
Praktikum 3 Teknik Isolasi Mikroba Secara Streak Plate.......................................................10
Praktikum 4 Uji Daya Antibakteri Sari Pati.............................................................................13
Prosedur Dalam Melakukan Uji Daya Antibakteri..................................................................19
Daftar Pustaka..........................................................................................................................21
Glosarium.................................................................................................................................22
Riwayat Penyusun....................................................................................................................24

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Setiap praktikan wajib mengikuti praktikum yang di tentukan.

2. Lima belas menit sebelum acara praktikum dimulai praktikan harus berada di ruang
praktikum.

3. Praktikan akan diberi pretest dan posttest, apabila saat pretest score yang diperoleh
≤70 maka tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.

4. Praktikan wajib menjaga ketenangan, kebesihan dan kesopanan di ruang praktikum.

5. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan merokok diruang praktikum.

6. Setiap praktikan wajib mengenakan jas laboratorium.

7. Sebelum praktikum dimulai praktikan harus sudah siap dengan acara praktikum yang
akan dilaksanakan.

8. Tidak diperkenankan membuat laporan praktikum tanpa mengikuti acara praktikum.

9. Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan pada acara praktikum bersangkutan akan
diberi nilai nol.

10. Laporan dikumpulkan pada praktikum/perkuliahan berikutnya.

11. Praktikan yang tidak mengikuti acara praktikum tidak diperbolehkan praktikum
susulan

12. Nilai praktikum diambil dari: a) aktivitas, dan laporan: b) Ujian praktikum.

13. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

iii
SOP PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMBELAJARAN BIOLOGI

A. LARANGAN
1. Dilarang merokok, makan, minum di laboratorium.
2. Dilarang membuang sampah, dan bahan lain didalam wastafel, laci meja, dan lantai.
3. Dilarang menulis dan atau mencoret-coret dinding dan permukaan meja.

B. KEWAJIBAN
Periksa kelengkapan alat dan melaporkan setiap kerusakan alat pada laboran, staf/ kepala
laboratorium
1. Mengisi daftar hadir dan melaporkan kegiatan individual kepada kepala
laboratorium.
2. Memahami dan mengikuti petunjuk penggunaan alat.
3. Membersihkan sisa praktikum penelitian pada setiap meja dan wastafel tempat Anda
bekerja.
4. Kegiatan mahasiswa di laboratorium harus diketahui kepala laboratorium atau
penanggung jawab praktikum, dan menggunakan jas lab.
5. Bila terjadi kerusakan terhadap alat, setiap pemakai wajib mengganti kerusakan
komponen atau alat dengan spesifikasi yang setara.
6. Peralatan yang telah selesai di gunakan dikembalikan kepada laboran dalam keadaan
bersih dan kering.
7. Setelah melakukan kegiatan, ruangan laboratorium harus dalam keadaan bersih.

C. ANJURAN
1. Ambil bahan seperlunya dan gunakan sendok zat yang sesuai dan bersih.
2. Gunakan alas yang tepat (kertas perkamen, botol timbang, kaca arloji, cawan, dsb)
ketika menimbang.
3. Gunakan air secukupnya dan membuka kran tidak berlebihan.
4. Buanglah sampah atau sisa praktikum pada tempat yang telah disediakan.

D. SANKSI
1. Teguran.
2. Dianggap tidak hadir dalam praktikum.
3. Tidak diizinkan masuk dalam kegiatan praktikum / perkuliahan.

iv
E.ATURAN PRAKTIKUM

1. Semua praktikum dilakukan secara offline.


2. Semua praktikum dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok.
3. Petunjuk praktikum ini bukan satu-satunya sumber belajar, kalian dapat mencari
informasi tambahan terkait materi yang ada di dalam petunjuk praktikum ini dari
sumber lain yang terpercaya dan mendukung.
4. Baca dan pahami kompetensi yang akan dipelajari dalam petunjuk praktikum ini,
cermati tujuan dari masing-masing praktikum yang akan dilakukan.
5. Jika menemukan kesulitan dalam petunjuk praktikum ini, maka dapat di diskusikan
bersama.
6. Petunjuk praktikum ini dilengkapi dengan glosarium, untuk menemukan kata-kata
yang belum dimengerti.
7. Di beberapa petunjuk praktikum berisi beberapa evaluasi untuk menguji pemahaman
siswa.
8. Kerjakan evaluasi secara mandiri.
9. Urutan kegiatan harus di ikuti dengan benar.

v
PRAKTIKUM 1
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Siswa mampu menggunakan alat laboratorium yg di gunakan saat praktikum dan


mengetahui fungsinya dengan baik dan benar.

B. Tujuan Praktikum

Siswa dapat mengetahui bentuk, jenis dan fungsi peralatan yang digunakan saat
praktikum.

C. Dasar Teori

Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan, pengukuran.

penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan

ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau

ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian

teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang

menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam

kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai pendekatan

antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga

dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.

D. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan berupa: alat tulis, kamera, peralatan laboratorium.

1
E. Prosedur kerja
Amatilah alat-alat yang ada dilaboratorium, kemudian dokumentasikan serta baca
aturan pakai dan pahami fungsi serta cara kerjanya.

F. Alat dan Fungsinya


Tabel 1. Alat laboratorium yang di gunakan dan fungsinya
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Cawan Petri Digunakan untuk tempat
media agar (Nutrient Agar).
Cawan petri terbuat dari
kaca dan berpasanga dengan
ukuran yang lebih kecil
sebagai wadah dan yang
lebih besarnya sebagai
penutupnya.

2 Erlenmeyer Digunakan untuk


mengukur, mencampur
dan menyimpan larutan.

3 Nampan Digunakan untuk wadah


alat yang sudah
disterilkan.

4 Perforator Digunakan untuk


membentuk kertas
cakram.

5 Jangka sorong Digunakan untuk mengukur


zona bening yang ada di
sekitar kertas cakram.

2
6 Hot plate Digunakan untuk sterilisasi
alat dengan cara perebusan
dan sebagai pemanas NA
yang sudah ditempatkan di
erlenmeyer.

7 Oven Digunakan untuk sterilisasi


alat dengan cara pemanasan
dan menyimpan media steril
yang siap pakai supaya isi
dan mutu media tidak
berubah.

Bunsen Digunakan sebagai pemanas


8 larutan serta membantu
mengkondisikan alat supaya
tetap steril.

9 Pematik api Digunakan untuk membantu


menghasilkan api dalam
proses menyalakan
pembakar.

10 Magnetic stirrer Digunakan untuk


menghomogenkan larutan.

11 Gelas ukur Digunakan untuk mengukur


volume larutan.

12 Mortar Digunakan untuk


menghancurkan dan
menghaluskan suatu bahan.

3
13 Pinset Digunakan untuk menjepit
alat atau benda yang
bertujuan mengurangi
paparan mikroba.

14 Jarum ose Digunakan untuk


memindahkan atau
mengambil koloni bakteri
ke media.

15 Timbangan Digunakan untuk mengukur


elektrik berat bahan yang akan
digunakan.

4
PRAKTIKUM 2
STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIUAM AGAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Siswa mampu mensterilkan alat laboratorium yang akan di gunakan dan mampu
membuat medium agar dengan baik dan benar.

B. Tujuan Praktikum
Siswa dapat mengetahui tahapan sterilisasi dan pembuatan medium agar.

C. Dasar Teori
1. Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi

dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobi ologi dalam usaha

mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas

(kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh

bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma.

Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan

tinggi atau oleh filtrasi.

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua

organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo, 1990). Bahan

atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril.

Steril artinya tidak di dapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik

yang mengganggu atau mertsak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang

sedang di kerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh

semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme di sebut dengan sterilisasi.

Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan

ataupun secara kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfilter. fisis

5
terbagi menjadi 2 penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan

menggunakan bahan kimia (desinfektan).

2. Media agar

Media merupakan pertumbuhan yang mengandung sarana nutrisi yang

mikroorganisme dibutuhkan oleh sebagai makanannya. Mikroorganisme dalam

pertumbuhannya membutuhkan unsur logam seperti natrium, kalium, kalsium,

magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor, cobalt, hidrogen, oksigen dansulfur.

penggunaan media sangat penting, baik untuk isolasi di identifikasi maupun

differensial. Media juga digunakan untuk membawa material dari tempat lain ke

laboratorium, agar mikroba itu tetap hidup sampai di laboraturium. Media yang di

butuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia,

sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa kaidah kimia. Media untuk

bakteri sendiri berasal dari Nutrient Agar.

Media NA (nutrient agar) merupakan media yang berbentuk serbuk berwarna

putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena terdapat

kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media ini

adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai

dengan kebutuhan sebagian besarbakteri.

D. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: kawat ose, cawan petri,

bunsen, kaki tiga, mortal, alu, hot plate, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia,

erlenmeyer, magnetic stirrer, spatula, batang pengaduk, timbangan analitik, botol

6
semprot, ember alumunium, pematik api, oven, jangka sorong, perforator dan

nampan.

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: daun pacar kuku

(Lawsonia inermis), bakteri Helicobacter pylori, klorafenikol, aquadest, alkohol, tisu,

NA (nutrient agar), Alkohol 70%, spritus, alumunium foil, kain kasa, cotton bud,

masker, kertas label dan sarung tangan.

E. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses Sterilisasi

a. Sterilisasi alat dengan metode perebusan

Membersihkan terlebih dahulu alat-alat yang akan disterilkan seperti cawan

petri, gelas ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, dan magnetik stirer dengan air yang

mengalir. Kemudian rebus dengan menggunakan ember alumunium dengan

menggunakan hot plate, rebus dengan suhu 300oC dengan menutup ember

menggunakan alumunium foil.

b. Sterilisasi bahan menggunakan metode panas kering (oven) dan bunsen

Semprot terlebih dahulu bagian dalam oven dengan menggunakan alkohol

70% kemudian panaskan oven dengan suhu awal 80 oC, kemudian masukan alat-

alat yang telah direbus kedalam oven untuk proses pengeringan dengan suhu 80 oC

selama 30 menit dan semprotkan 70% alkohol pada tissue, kemudian oven selama

30 menit dengan suhu 80oC. Ambil bahan yang telah dikeringkan dalam oven

dengan menyemprot alkohol 70%. Bahan seperti Alumunium foil dan cutton bud,

di sterilisasi menggunakan alkohol dan bunsen dengan cara melewatkan alat

7
tersebut di atas api. Selain itu digunakan pengerjaan secara aseptis untuk

menghindari terjadinya kontaminasi.

c. Sterilisasi bahan menggunakan bunsen

Bahan seperti alumunium foil, disterilkan dengan cara disemprot

menggunakan alkohol 70% dan selanjutnya proses pemanasan menggunakan

bunsen dengan cara melewatkan bahan tersebut di atas api. Pengerjaannya

dilakukan secara aseptis supaya terhindar dari kontaminasi.

2. Pembuatan Nutrien Agar (NA)

a. Menyiapkan Na sebanyak 2 gram dengan menggunakan timbangan elektrik yang

beralaskan aluminium foil yang telah disterilkan dengan alkohol 70% dan

pemanaskan dengan melewatkan api bunsen.

b. Memanaskan hot plate dengan menuangkan aquades sebanyak 30 ml pada gelas

ukur yang telah di sterilkan, kemudian menuangkan aquades ke dalam erlemeyer

dengan alumunium foil kemudian mengatur suhu hot plate hingga 100oC tunggu

hingga mendidih.

c. Menurunkan suhu hingga 0oC dan mematikan magnetik stirer. Setelah suhu turun

kemudian masukkan Na kedalam erlemeyer dan hidupkan magnetik stirer dan

naikkan suhu hot plate hingga 120oC tunggu sampai Na tercampur dengan rata dan

terlarut sempurna (tidak terlalu kental).

d. Dinginkan Na selama 15 menit kemudian masukan Na ke dalam oven dengan suhu

50oC selama 7 menit. Mengeluarkan Na dari oven kemudian tunggu Na hingga

tidak terlalu dingin.

e. Menuangkan Na ke dalam cawan petri yang sudah di sterilkan yang berada di

dalam oven dengan ketebalan 1-2 cm. Menutup cawan petri menggunakan tisu

steril hingga rapat.

8
f. Menyemprotkan kembali alkohol 70% ke dalam oven. Tutup kembali dan

panaskan Na dengan suhu 50oC selama 7 menit.

g. Menginkubasi Na selama 1x24 jam di dalam oven (Winato, dkk., 2019:54).

F. Evaluasi

1. Apa itu sterilisasi dan kegunaan sterilisasi untuk apa?


2. Apa itu media agar (Nutrient agar)?
3. Jelaskan tahapan sterilisasi dengan pemanasan?
4. Bagaimana cara pembuatan media agar (Nutrient agar)?
5. Jelaskan mengapa dalam proses sterilisasi harus meggunakan alkohl 70%?

PRAKTIKUM 3
TEKNIK ISOLASI MIKROBA SECARA STREAK PLATE

9
A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Siswa dapat menguasai teknik isolasi mikroba secara streak plate atau penggoresan.

B. Tujuan Praktikum
Siswa dapat membedakan macam-mavam teknik isolasi mikroba secara streak plate
atau goresan.

C. Dasar Teori

Isolasi mikroba ialah memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari

lingkungan alamiahnya dan menumbuhkannya pada media buatan sehingga diperoleh

kultur murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari

pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni sangat berguna di dalam mikrobiologi

yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme dan menumbuhkannya

sebagai biakan murni dalam media buatan. Ada beberapa isolasi mikroba yakni

(Mikdarullah & Nugraha. 2017):

1. Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke

permukaan media agar dengan pola tertentu.

2. Metode tuang atau pour plate yaitu mencampur suspensi bakteri dengan medium

agar pada suhu 50°C dan menuangkannya pada cawan petri.

3. Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menuangkan suspensi bakteri ke

atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata menggunakan trigalski

atau L glass. Pada pemindahan bakteri dari media lama ke media baru diperlukan

ketelitian dan kesterilan pada alat alat yang digunakan supaya dapat dihindari

terjadinya kontaminasi.

D. Alat dan Bahan


1. Media agar
2. Jarum ose

10
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Bunsen
6. Bakteri Helicobacter pylori
7. Alkohol

E. Cara Kerja
1. Pakai masker dan sarung tangan yang steril dan semprotkan alkohol pada tangan
2. Menyiapkan media agar (Nutrien Agar)
3. Panaskan jarum ose dengan cara melewatkan jarum ose diatas api bunsen.
4. Ambil bakteri Helicobacter pylori dengan menggunakan jarum ose.
5. Goreskan bakteri pada permukaan cawan petri dengan metode zig-zag dan hati-hati.
6. Setiap kali penggoresan, jarum ose harus di semprotkan dengan alkohol dan di
lewatkan diatas api bunsen.
7. Tutup cawan petri dengan tissu yang sudah steril dan di semprotkan alkohol.
8. Inkubasi di dalam oven dengan suhu ruang selama 24 jam dan amatilah pertumbuhan
bakterinya

Gambar 1. Streak plate method secara goresan sinambung/zig-zag


(sumber:infolabmed,2021)

11
Gambar 2. Streak plate method secara goresan T sinambung/zig-zag
(sumber:infolabmed,2021)

PRAKTIKUM 4
UJI DAYA ANTIBAKTERI SARI PATI
DAUN PACAR KUKU (LAWSONIA INERMIS) TERHADAP ZONA HAMBAT
BAKTERI HELICOBACTER PYLORI

12
A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Siswa mampu melakukan uji daya antibakteri sari pati daun pacar kuku (Lawsonia

inermis) terhadap zona hambat bakteri Helicobacter pylori dengan menggunakan metode

kertas cakram.

B. Tujuan Praktikum

Setelah melakukan kegiatan praktikum ini, diharapkan siswa dapat mengetahui:

1. Apakah daun pacar kuku memiliki pengaruh daya antibakteri terhadap

bakteri Helicobacter pylori dengan menggunakan metode kertas cakram.

2. Teknik menghitung zona hambat sari pati daun pacar kuku (Lawsonia

inermis)

C. Dasar Teori

Antibakteri adalah senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme dan dalam

konsentrasi kecil yang mampu menghambat dan bahkan membunuh proses kehidupan

mikroorganisme. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang di gunakan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri. Suatu zat aktif dikatakan memiliki aktifitas sebagai

anti bakteri apabila dalam konsentrasi yang rendah mampu memberi daya hambat

terhadap bakteri (Pratiwi, M. N. 2019:107).

Mekanisme senyawa antibakteri secara umum di lakukan dengan cara merusak

dinding sel, mengubah permeabilitas membran, menggangu sintesis protein, dan

menghambat kerja enzim. Senyawa-senyawa yang berperan dalam merusak dinding sel

yaitu fenol, tanin, saponin, flavonoid, serta alkaloid. Senyawa tersebut berpotensi

sebagai antibakteri alami pada bakteri pathogen, misalnya terhadap bakteri Helicobacter

pylori (Septiani,dkk. 2017:1-2).

13
Antibakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteriostatik dan bakterisidal,

bakteriostatik dapat menekan pertumbuhan bakteri sedangkan bakterisidal dapat

membunuh bakteri (Anwar dan Arwie, 2019:54).

D. Alat dan bahan


1. Alat
a. Oven
b. Cawan petri
c. Pematik api
d. Mortar dan alu
e. Jarum ose
f. Jangka sorong
g. Perforator
h. Nampan
2. Bahan
a. Daun pacar kuku
b. Promag
c. Alkohol 70%
d. Alumunium foil
e. Kertas cakram
f. Perforator ukuran 5,5 mm
g. Kain kassa
h. Tisu
i. Masker
j. Sarung tangan

E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Sari Pati Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis)
Pembuatan sari pati daun pacar kuku di lakukan dengan penelitian (Pratiwi,

2014:4) yaitu: menyiapkan daun pacar kuku yang masih segar dan tidak

terkontaminasi oleh hama, daun pacar kuku harus dicuci untuk menghilangkan

kotoran yang menempel pada daun,daun dikeringkan dengan cara di angin-

14
anginkan,setelah kering lumat daun pacar kuku dengan mortal dan halus sampai sari

pati daun pacar kuku keluar, buat sari pati dengan masing-masing konsetrasi 20, 25,

30, 35 gram dan setiap konsentrasi ditambahkan 100 mL aquadest sambil

homogenkan,hasil homogeny disaring dengan penyaring untuk mendapatkan sari pati

daun pacar kuku,untuk control positif menggunakan Promag yang ditambahkan 100

mL aquades dan kontrol negative menggunakan aquadest.

Tabel 1.1
Konsentrasi Daun Pacar kuku

No Konsentrasi Perlakuan
1 K+ Promag + 100 mL aquadest
2 K1 20 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
3 K2 25 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
4 K3 30 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
5 K4 35 gram pacar kuku + 100 mL aquadest
6 K- 100 Aquadest

2. Pengujian Aktivitas Antibakteri

Berikut langkah-langkah pengujian aktivitas antibakteri dalam penelitian ini yang

dimodifikasi dari (Hidayat,dkk. 2013:17). Pengujian dilakukan apabila cawan petri

yang berisi NA tidak tercemar oleh bakteri lain maupun jamur.

1) Membagi cawan menjadi 4 kuadran

2) Memanaskan daerah bibir cawan petri yang berisi NA dengan bunsen selama 1

menit dengan cara memutar cawan petri.

3) Mengambil biakan Helicobacter pylori dengan cotton bud yang sudah di

sterilkan. Selanjutnya goreskan diatas NA secara merata dengan bentuk zig-zag

tanpa terputus.

15
4) Memasukkan kertas cakram yang sudah dibentuk menggunakan perforator

dengan diameter 5,5 mm sebanyak 5 buah untuk masing- masing cawan petri

dengan 4 konsentrasi sari pati daun pacar kuku yang berbeda.

5) Letakkan 1 kertas cakram kontrol positif pada bagian tengah cawan petri yang

sudah melakukan penggoresan.

3. Perhitungan Zona Hambat

Zona hambat merupakan daerah bening yang berada disekitar perlakuan dan

tidak terdapat pertumbuhan koloni dari bakteri apapun. Diameter zona hambat sangat

dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak dalam suatu perlakuan (Mamitoho,dkk.2018:10).

Zona hambat adalah daerah bening yang berada disekitar perlakuan dan tidak terdapat

pertumbuhan koloni dari bakteri apapun. Diameter zona hambat sangat dipengaruhi

oleh konsentrasi ekstrak dalam suatu perlakuan. Pengukuran zona hamabt antibakteri

dapat dilihat dengan terbentuknya zona bening (Indrawati & Riski, 2017:77). Zona

hambat ataupun daerah bening yang ada disekitar perlakuan dapat diukur dengan

berbagai alat seperti jangka sorong.

Natrium Agar

Zona bening

Kertas cakram

Diameter zona hambatan = diameter zona jernih–diameter kertas cakram

Gambar 1 Pengukuran Diameter Zona Hambat


(Sumber: Hidayat, dkk, 2013:17)

16
F. Lembar Pengamatan

Tabel 1.2
Diameter Zona Hambat Bakteri helicobacter pylori
Diameter Zona Hambat (Mm) Respon
Kensentrasi P1 P2 P3 P4 P5 X ± SD zona
hambat
K0 Promag
K1 : 20 gr
K2 : 25 gr
K3 : 30 gr
K4: 35 gr
(Sumber : Modifikasi Natasia, 2020:34)

Setelah data didapatkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis.


Data hasil perhitungan akan disajikan dalam bentuk tabel dan pengambilan
keputusan dengan standar umum daya hambat sebagai berikut:
Tabel 1.3
Kriteria Respon Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri
No Zona Hambat Daya hambat
1 >20 mm Sangat Kuat
2 10-20 mm Kuat
3 5-10 mm Sedang
4 <5 mm Lemah
5 Tidak ada zona hambat
(Sumber: Lauma, dkk., 2015:12)

G. Evalusi
1. Senyawa apa yang terdapat di dalam daun pacar kuku (Lawsonia inermis) yang dapat
menghambat pertumbuhan dari bakteri Helicobacter pylori?
2. Apa saja zat kimia yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri serta teknik apa
yang biasa digunakan dalam menguji daya antibakteri?

17
QR CODE UNTUK CONTOH PRAKTIKUM 1-4

18
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN UJI DAYA ANTIBAKTERI

1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mencuci alat yang akan digunakan

3. Sterilisasi menggunakan oven 4. Sterilisasi menggunakan hot plate

5. Menyiapkan daun pacar kuku 6. Mencuci daun pacar kuku dan keringkan

19
7. Penimbangan daun 8. Pembuatan sari pati

9. Pembuatan Na 10. Penggoresan bakteri

11. Meletakkan kertas cakram yang sudah


direndam pada sari pati daun pacar 12. Pengukuran zona hambat
kuku ke media

20
DAFTAR PUSTAKA

Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th Edition. New York :Worth Publisher Inc.

Devi, S., & Mulyani, T. (2017) Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Pacar Kuku (Lawsonia
inermis Linn) Pada Bakteri pseudomonas Aeruginosa). Jurnal of current
pharmaceutical sciens, 1(1), 32-33.
Fitri, A., Wiranto, A., Karina., Hawaidah, N., Lestari, D.E., Nurhidayati, A., dkk. (2014).
Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba. Jurnal Praktikum
Mikrobiologi Dasar, 1-10.

Hidayat, M. N. Hifiza, A. & Asmar, I. (2013). Uji Daya Hambat Ramuan Herbal (Bawang
putih, Daun sirih, dan Kayu manis) Terhadap Pertumbuhan Basillus subtilis dan
Eschiricia coli. Ilmu Industri Peternakan. 1 (1), 13-23.

Lahsmin, Y. K. (2016). Pengaruh Konsentrasi Pigmen Warna Dari Daun Pacar Kuku
(Lawsonia Inermis L.) Terhadap Efisiensi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Skripsi;
Sains Jurusan Fisika pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin: Makassar Hal 24.

Mastika, N., Adnyana, I.B.P., Setiawan, G.N.A. (2014). Analisis standarisasi laboratorium
biologi dalam proses pembelajaran di SMA negeri kota denpasar. E-journal
program pascasarjana universitas pendidikan ganesha. 4. 1-3.

Mikdarullah & Nugraha, A. (2017). Teknik Isolasi Bakteri Proteolitik Dari Sumber Air
Panas Ciwidey, Bandung. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 15 (1). 11-14.

Natasia, Y. (2021). Uji Daya Antibakteri Sari Pati Daun Sirsak (Annona Muricata) Terhadap
Zona Hambat Escheria Coli Sebagai Pengembangan Petunjuk Praktikum Berbasis
QR Code Bagi Mahasiswa. (Skripsi, STKIP-PGRI Lubuklinggau).

Prayitno. A T (2017) Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Program Studi


Pendidikan Bioogi. Jurnal Biota, 3(1), 31-37.

21
Thohari, N. M., Pestariati, P., & Istanto, W. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Sebagai Media Alternatif NA (Nutrient Agar) Untuk Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli. Analis Kesehatan Sains, 8(2).

Thohari, N.M., Pestariati., istanto, W. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau (Vigna
radiata L.) Sebagai Media Alternatif Na (Nutrient Agar) Untuk Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli. E-jurnal analisis kesehatan sains, 8(2). 725-726.

Vendamawan, R. (2015). Pengelolaan laboratorium kimia. Jurnal Metana, 11(02), 41-46.

GLOSARIUM

A
Anaerob : Tidak membutuhkan oksigen

Antibiotik : Jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi

Antiinflamasi : Jenis obat yang mampu menghilangkan peradangan

Antimikroba : Zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri

B
Bakteri : kelompok mikrooganisme bersel satu yang sangat beragam
dan ada dimana-mana

Bakteriosidal : Bahan yang digunakan untuk membunuh bakteri

D
Denaturasi : Proses perubahan bentuk dan struktur protein

Desinfektan : Bahan kimia yang digunakan untuk menghambat dan


membunuh mikroorganisme

G
Gram negatif : Bakteri gram negatif adalah yang tidak mempertahankam zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan gram

Gram positif : Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alkohol

H
Homogen : Suatu campuran yang mempunyai komposisi seragam serta

22
tidak dapat dibedakan

I
Infeksi : Suatu kondisi adanya mikroorganisme atau benda asing yang
masuk ke tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit

Inkubasi : Proses pemeliharaan kultur bakteri dalam temperatur dan


jangka waktu tertentu

Inokulasi : Pemindahan mikroorganisme dari sumber asalnya ke medium


baru

Isolasi : Pemindahan suatu senyawa dengan bahan terlarut

K
Kontaminasi : Terjadinya pencampuran atau pencemaran terhadap unsur lain

Koloni : Sekumpulan bakteri sehingga terbentuknya suatu kelompok

M
Metabolisme : Proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup

Mikroba : Suatu organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak


bisa dilihat dengan mata secara langsung namun
menggunakan bantuan mikroskop

N
Nutrient agar : Media yang digunakan dalam menumbuhkan serta
membiakkan bakteri

O
Oksidasi : Interaksi antar molekul oksigen dengan zat lain

Organisme : Makhluk hidup

P
Penyakit : Terganggunya fungsi tubuh yang terjadi sebagai respon
terhadap infeksi

Praktikan : Orang yang melakukan praktikum

Patogen : Suatu organisme yang dapat menyebabkan penyakit

S
Steril : Bebas dari kontaminasi

23
Sterilsisasi : Suatu upaya untuk membunuh mikrooganisme

Z
Zona hambat : Suatu petunjuk adanya respon penghambat bakteri oleh suatu
Senyawa

RIWAYAT PENYUSUN

Rida lahir di desa Muara Rengas Kabupaten Musi Rawas, lahir

pada tanggal 15 Agustus 2001. Anak keempat dari 4

bersaudara, dari pasangan bapak Yabani Isro dan ibu Yuhib

Buna, kelurahan Muara Lakitan, Kecamatan Muara Lakitan,

Kabupaten Musi Rawas. Riwayat pendidikan penulis yaitu

penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 3

Muara Lakitan pada tahun 2013, kemudian melanjutkan

Sekolah Menengah Pertama di SMPN Muara Lakitan dan menyelesaikan pada tahun 2016.

Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN Muara Lakitan dan

menyelesaikan pada tahun 2019. Pada tahun 2019 penulis diterima dan terdaftar sebagai

mahasiswa di Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau pada Fakultas Sains dan Teknologi

program studi Pendidikan Biologi. Selama perkulihan penyusun aktif dalam beberapa

kegiatan baik didalam maupun diluar kampus seperti mengikuti Organisasi HIMABIO, HMJ

PMIPA, Paduan Suara serta anggota P2K ORMAWA 2022 (Program Penguatan Kapasitas

Organisasi Mahasiswa). Email: ridapermatasari1507@gmail.com. No. Hp: 082177189270.

24

Anda mungkin juga menyukai